PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan
kelainan yang benigna atau maligna. (Brooker C. , 2001). Tumor dapat terjadi di semua
sistem dalam tubuh, misalnya sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem perkemihan,
sistem pengindraan dan berbagai sistem lainnya.
Sitstem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan
eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme dalam tubuh. Tumor merupakan salah satu masalah
kesehatan yang dapat terjadi pada organ sistem perkemihan.
Tumor ginjal ada dua yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas. Tumor ginjal
padat ialah adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma, dan hamartoma.
Sedangkan tumor ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium,
yaitu karsinoma sel transional atau yang berasal dari sel epitel ginjal (Sjamsuhidajat, 2004).
Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari semua
kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa membawa kerusakan
yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala. Carcinoma sel-sel ginjal jarang timbul sebelum
orang berusia 40 tahun, lebih sering berjangkit pada usia 50 tahun samapi 70 tahun, terjadi
lebih banyak pada pria daripada wanita (Admin, 2011)
Selain tumor ginjal yang berbahaya pada sistem perkemihan, tumor vessika urinaria juga
merupakan tumor yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan. Kanker kandung
kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan dengan pada wanita, dan tumortumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% pasien mempunyai lebih dari satu lesi pada
satu kali dibuat diagnosa. (Admin, 2011).
Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 %
sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker
kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi
schistosomahaematobium dan merokok. Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma
benigna sampai ke carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis selsel transisi, karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti
papiloma, karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan
diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih
buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma. (Admin, 2011).
1
Maka dari itu perlunya kita untuk menjaga kesehatan dalam organ perkemihan kita agar
terhindar dari penyakit atau gangguan pada sistem perkemihan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi tumor ginjal?
2. Apa saja etiologi tumor ginjal?
3. Bagaimana patofisiologi tumor ginjal?
4. Apa saja manisfestasi klinis tumor ginjal?
5. Apa saja klasifikasi tumor ginjal?
6. Bagaimana penatalaksanaan tumor ginjal?
7. Bagaimana pencegahan tumor ginjal?
8. Apa definisi tumor buli-buli?
9. Apa saja etiologi tumor buli-buli?
10. Bagaimana patofisiologi tumor buli-buli?
11. Apa saja manisfestasi klinis tumor buli-buli?
12. Apa saja komplikasi pada tumor buli-buli?
13. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor buli-buli?
14. Bagaimana penatalaksanaan tumor buli-buli?
15. Bagaimana asuhan keperawatan dari tumor ginjal ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tumor ginjal
2. Untuk mengetahui etiologitumor ginjal
3. Untuk mengetahui patofisiologitumor ginjal
4. Untuk mengetahui manisfestasi klinistumor ginjal
5. Untuk mengetahui klasifikasitumor ginjal
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan tumor ginjal
7. Untuk mengetahui pencegahantumor ginjal
8. Untuk mengetahui definisi tumor buli-buli
9. Untuk mengetahui etiologi tumor buli-buli
10. Untuk mengetahui patofisiologi tumor buli-buli
11. Untuk mengetahui manisfestasi klinis tumor buli-buli
12. Untuk mengetahui komplikasi tumor buli-buli
13. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor buli-buli
14. Untuk mengetahui penatalaksanaan tumor buli-buli
15. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari tumor ginjal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tumor Ginjal
A. Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini
membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin,
yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua
ginjal. Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya,
sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, selsel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat
tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat mengganggu fungsi organ, sehingga
mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
B. Etiologi
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus
system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
1. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
2. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
3. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluhpembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
mengeluarkan rennin
4. Anemia
5. Penurunan berat badan
6. Infeksi saluran kencing
7. Demam
8. Malaise
9. Anoreksia
10. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing.
E. Klasifikasi
1. Tumor Jinak
a. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri
atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan
merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma.
Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya
simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena
pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville
yaitu suatu kelainan bawaan (Basuki, 2003).
b. Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis
atau tumor sel interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan
massa yang kenyal keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak
dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan
kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
c. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna
kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak
dalam korteks ginjal.
d. Onkositoma
Onkositoma
merupakan
subtipe
dari
adenoma
yang
sitoplasma
yang
berasal
dari
urotelium
pelvis
renalis,
karena
pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000)
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena
renalis (Underwood, 2000)
F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut
sebelum terjadi metastasis.Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika tumornya
dapat diangkat. Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta tumornya , kelenjar
adrenal, lemak perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan nodus limfatikus. Terapi
radiasi, hormonal ataupun kemoterapi dapat dilakukan bersama-sama pembedahan.
Imunoterapi dapat pula membantu.
Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang sudah
bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran darah
kedalam tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel tumor. Terapi embolisasi
juga menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker sel renal akan
7
melepaskan antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian meningkatkan respons
pasien terhadap lesi metastatic.prosedur ini dapat pula mengurangi jumlah sel-sel tumor
yang masuk kedalam sirkulasi vena ketika dilakukan tindakan manipulasi selama
pembedahan.
Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor, kompleks
gejala yang khas serta diberi nama sindrom pascainfark akan terjadi selama 2 hingga 3
hari. Pasien akan merasa nyeri yang terlokalisisr didaerah pinggang serta abdomen,
mengalami kenaikan suhu tubuh dan mengemukakan keluhan gastrointestinal. Rasa
nyeri diatasi dengan preparat analgetik parenteral sementara aspirin diberikan untuk
mengendalikan panas. Antiemetic, pembatasan maskan oral dan terapi rumatan dengan
cairan infus dilakukan untuk mengatasi keluhan gastrointestinal.
Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara
memodifikasi respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan
interleukin-2 (IL-2), yaitu suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel. Cara ini
dapat dilakukan secara tunggal atau dalam bentuk kombinasi bersama dengan sel-sel
pembunuh yang diaktifkan oleh limfokin (LAK ; lymphokines-activated killer cells )
LAK merupakan sel darah putih yang sudah distimulasi oleh IL2 untuk meningkatkan
kemampuannya dalam membunuh sel-sel kanker. Interferon, yaitu pengubah respins
biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai sesuatu bentuk terapi untuk menangani
kanker ginjal yang sudah lanjut.
G. Pencegahaan
Pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya
hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko
terjadinya penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang
dapat mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
2.2 Kanker Ureter
A. Definisi
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Kanker dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter.
8
Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki
1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung
kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
2.3 Tumor Kandung Kemih
A. Definisi
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung
kemih).Karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial.Tumor ini lama kelamaan
dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak perivesika yang
kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar (Basuki B. Purnomo, 2000).
Carsinoma sel skuamosa gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah secara terus menerus (ilmu keperawatan, 2007).
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli atau kandung
kemih (ilmu bedah, 2008).
Tumor bulu-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk papiler, tumor non invasif
(insitur), noduler (infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
Dapat disimpulkan bahwa tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan pada
buli-buli atau kandung kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu
keluar air kencing warna merah terus.
B. Etiologi
1. Pekerjaan : pekerja dipabrik kimia, laboratorium (senyawa amin aromatik)
2. Perokok : rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.
3. Infeksi saluran kemih : Escherichia Coli dan proteus yang menghasilkan
karsinogen.
4. Kopi : pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat
meningkatkan resiko karsinoma buli-buli.
C. Patofisiologi
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia
dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya.
Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada
kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.
Stadium
(staging)
tumor
kandung
kemih
penting
Tis
: karsinoma in situ
T1
untuk
menentukan
T2
dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi atau reaksi tumor
yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor tumor superfisial.
G. Penatalaksanaan/Pengobatan
1. Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada derajat tumornya(didasarkan
pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local
sertaada tidaknya metastase) dan multi sentrisitas tumor (apaka tumor tersebut
memiliki banyak pusat).
2. Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam
menentu bentuk terapinya.
a. Reseksi transuretra atau fulgurasi(kauterisasi) dapat dilakukan pada papiloma
yang tunggal (tumor epitel benigna). Melenyapkan tumor lewat insisi bedah
dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui uretra.
b. Kemoterapi topical Pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi
(thiotepa, doxorubisin, mitomisin, ethouglusid dan Bacillus Calmette Guerin
(BCG) untuk meningkatkan penghancuran jaringan tumor.
c. Radiasi Dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroektensi
Neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor
d. Sistektomi dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasive atau
multifocal.
1. Sistektomi pada laki-laki : pengangkatan kandung kemih, prostat serta
vesikulus serminalis dan jaringan vesikel disekitarnya.
2. Sistektomi pada wanita :pengangkatan kandumg kemih,ureter bagin
bawa,uterus,tuba fallopi,ovarium,vagina anterior dan uretra.
Pada Tindakan Sistektomi dilakukan Diversi Urine:
Untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ketempat keluarnya
yang baru,biasanya air kemih dialirkan kesuatu lubang didinding perut
(stoma).Selanjutnya air kemih ikumpulkan dalam suatu kantong.
Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung
kemihnya telah diangkat, digolongkan kedalam 2 kategori:
1. Orthotopic Neobladder
Penampung ini dihubungkan dengan uretra.Penderita diajarkan untuk
mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar
panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih
mengalir melalui uretra.
2. Continent Cutaneous Diversion.
12
13
penderita mengalami kesulitan dalam berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan
sedikit.
D. Pengobatan
Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:
1. Pembedahan
2. Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi
lainnya untuk membunuh sel-sel kanker
3. Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:
1. Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan
daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
2. Terapi laser.
3. Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra).
Pada pria, sebagian penis yang mengandung kanker uretra bisa diangkat melalui
pembedahan yang disebut penektomi parsial. Kadang dilakukan pengangkatan seluruh
penis (penektomi). Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah
plastik untuk membuat penis yang baru. Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk
mengangkat uretra, kandung kemih dan vagina. Untuk membuat vagian baru, dilakukan
bedah plastik.
Kanker uretra anterior
a. Untuk wanita:
Elektrofulgurasi
Terapi laser
Terapi penyinaran eksternal atau internal
Terapi penyinaran diikuti oleh pembedahan atau terapi pembedahan saja
untuk mengangkat uretra dan organ di panggul bawah (eksanterasi anterior)
atau untuk mengangkat tumornya saja (jika kecil). Dibuat saluran baru
untuk membuang air kemih (diversi uriner).
14
b. Untuk pria:
Elektrofulgurasi
Terapi laser
Penektomi parsial
Terapi penyinaran.
Kanker uretra posterior
Untuk wanita, dilakukan terapi penyinaran yang diikuti oleh pembedahan atau
pembedahan saja untuk mengangkat uretra, organ panggul bawah (eksenterasi anterior)
atau tumornya saja (jika kecil). Kelenjar getah bening di dalam panggul biasanya
diangkat (diseksi kelenjar getah bening) dan kelenjar getah bening di paha bagian atas
bisa diangkat atau bisa juga dibiarkan. Dibuat saluran baru untuk membuang air kemih.
Untuk pria, pengobatan terdiri dari terapi penyinaran yang diikuti dengan pembedahan
atau pembedahan saja untuk mengangkat kandung kemih dan prostat (sistoprostatektomi)
serta penis dan uretra (penektomi). Kelenjar getah bening di dalam pelvis diangkat,
kelenjar getah bening di paha bagian atas bisa diangkat bisa tidak. Dibuat saluran baru
untuk membuang air kemih.
Kanker uretra yang berhubungan dengan kanker kandung kemih
Dilakukan pengangkatan kandung kemih dan uretra (sistouretrektomi).
Kanker uretra kambuhan
Pengobatan tergantung kepada teknik pengobatan yang pernah dijalani penderita
sebelumnya. Jika sebelumnya telah dilakukan pembedahan, maka pengobatannya berupa
terapi penyinaran dan pembedahan untuk mengangkat kanker. Jika sebelumnya telah
dilakukan terapi penyinaran, maka pengobatannya berupa pembedahan.
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan
seluruh tubuh.Tidak nafsu makan, mual , muntahdan diare. Badan panas hanya sutu
hari pertama sakit.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala
tumor wilms.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.
3. Pengkajian fisik
Pengkajian Perpola
1]. Pola nutrisidan metabolik:
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban
sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh
tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya
mual , muntah dananoreksiamenyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB
meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2]. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri: gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresidan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguriasampai anuria,proteinuri, hematuria.
16
Hipertensi
yangmenetap
dapatmenyebabkan
gagal
jantung.Hipertensi
5.
17
Pre operasi
1)
2)
3)
4)
Nyeri Akut
DIAGNOSA 1
DOMAIN 12
KELAS 1
: Nyeri Akut
: Kenyamanan
: Kenyamanan Fisik
NS.
DIAGN
OSIS :
Nyeri Akut
(NAND
A-I)
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
DEFINI
TION:
tiba-tiba atau lambat intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau dapat diprediksi dan berlangsung < 6 bulan
DEFINI
NG
CHARA
CTERIS
TICS
RELAT
lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat diamati
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri secara verbal
Agens cedera (mis, biologis, zat kimia, fisik, psikologi)
ED
FACTO
RS:
b.
Pasca operasi
1)
2)
: Resiko Infeksi
:
:
19
NS.
DIAGNOSI
Resiko Infeksi
S:
(NANDA-I)
DEFINITI
ON:
Penyakit kronis
Penekanan system imun
Ketidakadekuatan imunitas dapatan
Pertahanan primer tidak adekuat ( mis : kulit luka, trauma
jaringan, penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh,
pathogen.
Prosedur invasive
Malnutrisi
Agens farmasi ( mis : obat imunosupresan )
Pecah ketuban
Kerusakan jaringan
Trauma.
RISK
FACTORS:
C. Intervensi
1. Nyeri Akut
Inisial Pasien
:
Nama Mhs
:
Tanggal
:
Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri Akut
Definisi
: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa (international asosiation for the study of pain). Awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dan
20
NIC
INTERVENSI
Manajemen
Nyeri
NOC
AKTIVITAS
1. Lakukan
OUTCOME
INDICATOR
Level Nyeri
1. Nyeri
pengkajian
nyeri
berkurang atau
secara
komprehensif
hilang : 4
2. Pasien
dapat
Def :
identifikasi
termasuk
Def :
lokasi,
Kekuatan dari
Mengurangi
karakteristik,
nyeri
yang
Nyeri
durasi,
diamati
atau
menurunkan
frekuensi,
dilaporkan.
nyeri ke level
kualitas,
kenyamanan
kekuatan nyeri
yang diterima
dan
atau
oleh pasien
faktor
presipitasi.
2. Observasi
aktivitas
meningkatkan
dan
menurunkan
nyeri :3
3. Menggambarka
an rasa nyaman
dari orang lain
selama
reaksi
non
verbal
dari
ketidaknyama
nan, terutama
dalam
ketidakmampu
an komunikasi
secara efektif.
3. Gunakan
teknik
21
yang
mengalami
nyeri : 3
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
pasien
dan
menyampaika
n penerimaan
dari
respon
pasien
terhadap
nyeri.
4. Kaji
kultur
yang
mempengaruh
i respon nyeri.
5. Evaluasi
pengalaman
nyeri
masa
lampau meliputi
individu
atau
riwayat keluarga
mengenai
kronis
nyeri
atau
menghasilkan
ketidaknyamanan
,
seperti
kesesuaian.
6. Evaluasi bersama
pasien dan tim
22
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol
nyeri
masa lampau.
7. Bantu pasien
dan
keluarga
untuk mencari
dan
menemukan
dukungan.
8. Kontrol
lingkungan
yang
dapat
mempengaruh
i Nyeri seperti
(
suhu
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan).
9. Kurangi faktor
presipitasi
atau
peningkatan
pengalaman
nyeri
(
seperti
ketakutan,
kelelahan,
sifat
membosankan
23
dan
ketiadaan
pengetahuan ).
10. Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal)
untuk
memudahkan
menghilangka
n nyeri seperti
kesesuaian.
11. Kaji tipe dan
sumber
nyeri
untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
teknik
non
farmakologi
13. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan
24
kontrol nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
2. Resiko Infeksi
Inisial Pasien
:
Nama Mhs
:
Tanggal
:
Diagnosa Keperawatan 1 : Resiko Infeksi
Definisi
: Beresiko terhadap invasi organisme pathogen.
NIC
INTERVENSI
NOC
AKTIVITAS
OUTCOME
lingkungan
Def :
Meminimalkan
agents
infeksius
yang
tepat
setelah
di
cara-cara
penyebaaran : 3
2. Pasien
dpat
oleh
menjelaskan
pasien
2. Ganti peralatan
perawatan pasien
setiap
dapat
menerangkan
secara
gunakan
transmisi
INDICATOR
:3
3. Pasien
selesai
dapat
menjelaskan
tindakan
3. Batasi
jumlah
aktivitas
pengunjung
4. Ajarkan tekhnik
dapat
25
yang
mencuci
tangan
meningkatkan
resistensi
menjaga
terhadap infeksi
kesehatan
:4
individu
5. Gunakan
sabun
antimikrobakteri
untuk
mencuci
tangan
6. Anjurkan
pengunjung
untuk cuci tangan
sebelum
dan
sesudah
meninggalkan
ruangan pasien
7. Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
kontak
dengan pasien
8. Lakukan
universal
precautions
9. Gunakan sarung
tangan steril
10. Lakukan teknik
perawatan aseptic
pada semua jalur
IV
11. Lakukan
perawatan
teknik
yang
tepat
12. Tingkatkan
26
asupan nutrisi
13. Anjurkan asupan
cairan
14. Anjurkan
istirahat
15. Kolaborasi
dengan tim medis
lain
untuk
pemberian terapi
antibiotic
16. Ajarkan pasien
dan
keluarga
keluarga
bagaimana
mencegah infeksi
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan kelainan yang
benigna atau maligna. Tumor saluran kemih merupakan tumor yang ada pada organ sistem
perkemihan.
Tumor pada saluran kemih ada beberapa, diantaranya
1. Tumor ginjal
2. Tumor kandung kemih
Pada tumor Ginjal, dibagi lagi menjadi 2 yaitu :
1. Tumor ganas
2. Tumor jinak
Penatalaksanaan tumor saluran kemih Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada
derajat tumornya(didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat
invasi local sertaada tidaknya metastase) dan multi sentrisitas tumor (apaka tumor tersebut
memiliki banyak pusat) dan Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus
dipertimbangkan dalam menentu bentuk terapinya.
4.2 Saran
Dengan mengetahui materi tentang Tumor saluran kemih ini diharapkan pembaca dapat
memahami sehingga dapat mencegah agar tidak mengalami tumor saluran kemih.
DAFTAR PUSTAKA
28
29