Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 1
BLOK 14

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


TUTOR : drg. ENI RAHMI, Sp.Pros

AGUNG PUTRA SAKTI

(1411412011)

HANA PUTRI FADHILAH

(1411412006)

LALA VIODITA

(1411411023)

NABILAH AULIA FITRI

(1411411019)

PRIMA ULVA

(1411411011)

REZI DIANASARI

(1411412026)

SARATHUL FITRIANI

(1411412019)

TRISNA DEWI AVRIANY

(1411412024)

UMMUL AULIA

(1411411016)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial modul 1 di
Blok 14 ini dengan baik.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok 14 yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas Padang.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan ini, dan kepada pembimbing
kami, drg. Eni Rahmi, Sp.Pros

yang telah membimbing kami dalam proses

tutorial, dan kepada teman-teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya
untuk menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran
selanjutnya dan bagi yang membutuhkan.

Padang,

Oktober 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................1
Daftar isi...................................................................................................................2
Skenario 1 blok 14...................................................................................................3
Terminologi .............................................................................................................3
Identifikasi masalah.................................................................................................3
Analisis masalah.......................................................................................................4
Skema.......................................................................................................................6
Learning objectives..................................................................................................7
Daftar pustaka........................................................................................................10

SKENARIO 1 BLOK 14
Beautiful Smile...

Chantal (23 tahun) artis pendatang baru dating ke klinik gigi Beautiful
Smile karena merasa tidak nyaman dengan penampilannya sekarang. Rahang atas
Chantal terlihat lebih maju dari rahang bawahnya, dengan susunan gigi yang
berjejal. Selain itu, Chantal sebenarnya sudah menggunakan gigi tiruan cekat,
tetapi gigi tiruan itu terlihat lebih pendek dari gigi aslinya.
drg. Chello menganjurkan kepada Chantal untuk melakukan perawatan
gigi menyeluruh. Dia menjelaskan banyak sekali aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam perawatan untuk mendapatkan hasil yang estetik. drg. Chello
juga menggambarkan desain yang akan dirancang untuk memperbaiki kondisi
mulut Chantal. Untuk itu perlu dilakukan analisis yang komprehensif agar semua
aspek yang menjadi parameter estetik dapat terpenuhi secara ideal.

TERMINOLOGI
1. Parameter estetik
Parameter : Suatu acuan
Estetik
: apresiasi keindahan dan fungsi
Parameter estetik adalah suatu acuan yang digunakan untuk mencapai estetik

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan analisis komprehensif?
2. Apakah tujuan dari perawatan gigi yang menyeluruh?

3.
4.
5.
6.

Apa indikasi dilakukannya perawatan gigi yang menyeluruh?


Apa saja jenis dari perawatan gigi menyeluruh?
Apa saja parameter estetik dalam bidang kedokteran gigi?
Apa saja aspek yang harus diperhatikan agar dapat memperoleh hasil yang

estetik?
7. Apa saja yang harus diperhatikan dalam desain untuk memperbaiki kondisi
mulut pasien?
8. Mengapa gigi tiruan cekat Chantal lebih pendek dari gigi aslinya?

ANALISIS MASALAH
1. Langkah-langkah dalam melakukan analisis komprehensif adalah:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Objektif (intra oral dan ekstra oral)
c. Pemeriksaan penunjang (analisis foto rontgen dan study cast)
2. Tujuan dari perawaatan gigi menyeluruh antara lain:
a. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
b. Mempertahankan oklusi normal
c. Menjaga kesehatan jaringan periodontal
d. Bebas dari gangguan sistem mastikasi
e. Kondisi gigi geligi yang sehat
f. Menjaga oklusi yang stabil
g. TMJ yang stabil
h. Fungsi yang nyaman
i. Estetika yang optimal
3. Indikasi dilakukannya perawatan gigi menyeluruh antara lain:
a. Pasien yang memiliki tingkat OH yang buruk
b. Pasien yang membutuhkan perawatan untuk memperbaiki bentuk dan
fungsi gigi
c. Perawatan gigi rutin setiap enam bulan juga termasuk kedalam perawatan
gigi yang menyeluruh
4. Jenis-jenis perawatan gigi menyeluruh antara lain:
a. Memperbaiki gigi geligi yang rusak (restorasi)
b. Pembuatan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang
c. Pembersihan gigi
d. Kunjungan rutin ke dokter gigi
5. Parameter estetik di dalam kedokteran gigi antara lain:
a. Warna gigi
b. Ukuran gigi
c. Keseimbangan bentuk wajah
d. Sudut inklinasi gigi
e. Korelasi antara garis median gigi dan garis median wajah
f. Overjet dan overbite
g. Penampakan papilla interdental
h. Keseimbangan bentuk gingiva
i. Ketegasan marginal gingiva

j. Hubungan antara lengkung dua insisivus sentral maxillar dengan bibir


bawah
k. Visibilitas gigi saat tersenyum dan tertawa
l. Visibilitas gingiva saat tersenyum dan tertawa
m. Jarak antara gigi anterior maxillar dengan bibir bawah dalam posisi
rahang relaksasi
6. Aspek yang harus diperhatikan agar memperoleh hasil yang estetik antara
lain:
a. Fungsi mastikasi
b. Kondisi TMJ
c. Kondisi jaringan periodontal
7. Hal yang harus diperhatikan dalam desain untuk memperbaiki kondisi mulut
pasien
a. Analisis wajah
b. Analisis dari dento-fasial
c. Analisis dari dento-labial
d. Analisis dari dento-gingiva
e. Analisis gigi-geligi
8. Gigi tiruan Chantal terlihat lebih pendek dari gigi aslinya dapat disebabkan
karena
a. Gigi tiruan yang sudah aus
b. Pembuatan gigi tiruan yang tidak harmonis dengan gigi disebelahnya
c. Gigi chantal yang berjejal menyebabkan gigi tiruan terlihat lebih pendek,
karena ketidakseimbangan dari tinggi gigi geligi

SKEMA

Chantal (23
th)
Datang ke Klinik Gigi Beautiful
Merasa tidak nyaman dengan
Smile
penampilannya
-

GTC terlihat lebih


pendek daripada gigi asli

RA lebih maju
daripada RB
Susunan gigi berjejal
Dasar-dasar
Estetik

Aspek yang
harus
diperhatikan
untuk
mendapatkan

Analisis
komprehens

Parameter
estetik

if
Perawatan
gigi
menyeluruh

Pertimbang
an desain

LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang aspek yang
harus diperhatikan untuk mencapai hasil yang estetik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang estetik
diantaranya yaitu; fungsi mastikasi, kondisi sendi rahang, dan kesehatan dari
jaringan periodontal.
a. Fungsi mastikasi
Fungsi mastikasi atau fungsi pengunyahan, merupakan hubungan antara
fungsi gigi-geligi, otot-otot yang berperan, dan pergerakan sendi rahang.
Apabila terdapat hubungan yang tidak sesuai, maka hasil perawatan yang
estetik akan sulit untuk dicapai
b. Kondisi sendi rahang
Keadaan sendi rahang memiliki peran penting dalam memperoleh hasil
perawatan yang estetik. Hal ini berhubungan dengan proporsi atau
keseimbangan wajah yang nantinya akan memiliki pengaruh terhadap
penampilan
c. Kesehatan jaringan periodontal
Kondisi dari jaringan periodontal harus mendukung untuk dilakukannya
suatu perawatan. Apabila kondisi jaringan pendukung tidak sehat, maka
suatu tindakan perawatan estetik tidak dapat dilaksanakan begitu saja.
Sebelum melaksanakan suatu tindakan dental estetik, jaringan keras
maupun jaringan lunak rongga mulut harus berada dalam kondisi yang
sehat. Apabila tindakan tetap dilaksanakan, resiko kondisi menjadi lebih
buruk dapat terjadi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang analisis
komprehensif estetik
Analisis wajah dan gigi yang komprehensif dan sistematis harus
dilakukan terlebih dahulu sebelum memulai perawatan estetika. Tujuan dari kajian
ini adalah untuk menentukan rencana perawatan yang sesuai dan terstruktur, serta
dapat mempersiapkan peralatan klinis yang digunakan untuk mencapai dan
melaksanakan penilaian yang komprehensif. Analisis komprehensif dapat

membantu dokter gigi dalam mengidentifikasi dan merekam fitur senyum untuk
penentuan diagnosis serta rencana pengobatan. Langkah-langkah dalam
melakukan analisis komprehensif diantaranya adalah proses anamnesa atau
pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan klinis/objektif.
a. Anamnesa/Pemeriksaan Subjektif
Anamnesa adalah informasi yang didapatkan oleh seorang klinisi dengan
cara mengajukan pertanyaan yang spesifik, baik kepada pasien ataupun kepada
orang lain yang tahu mengenai kondisi pasien dan dapat memberikan informasi
yang akurat. Informasi yang perlu ditanyakan kepada pasien diantaranya:
1. Identitas pasien, mencakup pertanyaan mengenai nama pasien, umur,
jenis kelamin, pekerjaan, dan tempat tinggal
2. Chief Complain/Keluhan utama pasien, merupakan pertanyaan
mengenai alasan utama pasien untuk datang ke dokter gigi
3. Present Illness/Penyakit yang diderita akhir-akhir ini, bertujuan untuk
mengetahui apakah pasien sedang menderita suatu penyakit atau
sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu
4. Medical History/Riwayat penyakit yang pernah diderita, mencakup
pertanyaan mengenai penyakit yang dahulu pernah diderita pasien,
baik penyakit sistemik maupun non-sistemik
5. Family History/Riwayat Keluarga, bertujuan untuk mengetahui
penyakit yang sedang diderita ataupun pernah diderita oleh anggota
keluarga pasien dan kemungkinannya untuk terjadi terhadap pasien
6. Social History/Riwayat Sosial, bertujuan untuk mengetahui
kehidupan sosial pasien, yang dapat berhubungan dengan lingkungan
tempat tinggal maupun tempat kerja pasien
7. Bad Habit/Kebiasaan buruk, untuk mengetahui apakah pasien
memiliki kebiasaan yang buruk bagi kesehatan pasien
b. Pemeriksaan Klinis/Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan objektif berhubungan dengan pengamatan terhadap pasien
yang mencakup pemeriksaan secara umum dan pemeriksaan secara khusus.
Pemeriksaan secara umum adalah pengamatan oleh klinisi terhadap kondisi umum
pasien, dapat dilihat dari awal kedatangan pasien. Pemeriksaan secara khusus
mencakup pemeriksaan ekstra oral dan intra oral.
1. Ekstra Oral
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan palpasi dari
bibir, kelenjar submandibular, dan pemeriksaan sendi rahang. Selain

itu,

juga

diperlukan

pemeriksaan

inspeksi

atau

pengamatan.

Pemeriksaan inspeksi dapat memperoleh informasi mengenai:


- Profil wajah, terdapat tiga bentuk profil wajah yaitu cembung
-

(convex), cekung (concaf), dan lurus (straight)


Tipe wajah, menurut Martin (Graber 1972), terdapat tiga bentuk

tipe wajah, yaitu:


Persegi (brahisepali)
Lonjong (mesosepali)
Panjang (oligisepali)
2. Intra Oral
Pemeriksaan intra oral bertujuan untuk:
- Melihat keadaan gigi-geligi
- Melihat adanya kelainan dari posisi gigi
- Melihat kondisi gusi dan jaringan lunak di dalam rongga mulut
- Mendapatkan jarak gigit vertikal dan horizontal
- Melihat adanya celah antar gigi-geligi
- Melihat adanya kelainan dari mukosa rongga mulut
- Melihat oral hygiene pasien
c. Pemeriksaan Foto Rontgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari profil wajah
2. Menganalisis fungsi dari sendi rahang
3. Melihat ada tidaknya kelainan kraniofasial
d. Analisis Model Cetakan Gigi
Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting
dalam perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan
susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin. Dari cetakan ini dapat
dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi, simetris/asimetris lengkung,
posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan kedalaman langit-langit, bentuk dan
ukuran gigi. Dalam keadaan oklusi, dapat menentukan klasifikasi maloklusi,
hubungan garis median rahang atas rahang bawah. Beberapa informasi yang
paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam menentukan rencana perawatan
ortodonti adalah :
1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght
Discrepancy)
2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis
Bolton)
3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis
Howes)
4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)

5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)


3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang parameter
estetik
Parameter estetik merupakan acuan atau standar yang digunakan dalam
kedokteran gigi untuk memperoleh hasil yang estetik. Hal yang menjadi acuan
untuk mendapatkan perawatan yang estetik diantaranya:
a. Warna Gigi
Warna gigi adalah salah satu faktor yang paling signifikan mempengaruhi
estetika (Sharma et al, 2010). Warna gigi dipengaruhi oleh kombinasi warna
intrinsik dan adanya noda ekstrinsik yang mungkin terbentuk pada permukaan
gigi (Joiner, 2006).

Sering terjadi kesalahpahaman umum dalam masyarakat

bahwa gigi putih terang lebih menarik daripada gigi kuning. Tapi kita sebagai
dokter gigi menyadari fakta bahwa warna gigi bervariasi dengan warna kulit, usia
dan jenis kelamin.
Secara umum, warna gigi yang bervariasi diakibatkan oleh perubahan usia
fisiologis seseorang, umumnya menjadi lebih gelap atau lebih kuning seiring
bertambahnya usia (Sharma et al, 2010). Warna pada gigi seseorang yang berada
di berbagai negara dan daerah bervariasi karena perbedaan ras dan faktor
lingkungan. Selain itu, selera individu, latar belakang budaya, dan strata sosial
dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna giginya. Kelompok usia
dan jenis kelamin adalah faktor yang paling berpengaruh terkait dengan warna
gigi, kepuasan terhadap warna gigi menurun seiring dengan meningkatnya
keparahan perubahan warna pada gigi seseorang (Xiao et al 2007).
Perubahan warna gigi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik
dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berkaitan dengan trauma yang terjadi selama
pertumbuhan gigi, perubahan pada pulpa, nekrosis pulpa dan penyebab lain pada
gigi nonvital, misalnya trauma selama ekstirpasi pulpa, material restorasi gigi, dan
material perawatan saluran akar. Kedua adalah faktor ekstrinsik, yaitu umumnya
terjadi karena penggunaan bahan-bahan yang biasa kita konsumsi sehari-hari,
misalnya akibat dari penggunaan rokok atau tembakau, minuman dan makanan
yang berwarna seperti kopi, teh, dan minuman berkarbonasi (Joiner, 2006). Dalam
hal kesehatan gigi dan mulut, orang tua lebih mungkin untuk kehilangan sebagian

atau seluruh gigi asli mereka, warna gigi mereka mungkin gelap, gingiva mereka
mungkin surut dan mereka menjadi lebih rentan terhadap penyakit periodontal dan
karies akar. Selanjutnya, warna gigi menyumbang setengah dari alasan
ketidakpuasan terhadap penampilan estetika gigi seseorang (Alkhatib et al, 2005).
b. Bentuk Gigi
Rasio panjang dan lebar 4:3 dianggap ideal meski dimensi rata-rata gigi
seri tengah maksilar rasionya 10:9. Meski demikian, juga dipertimbangkan bahwa
gigi memiliki rasio panjang dan lebar 5:4. Jika mempertimbangkan lebar sebuah
gigi dan gigi disebelahnya pada segmen anterior, rasio 1,618:1 ( atau 89:55)
dinilai sebagai yang paling memuaskan secara estetik (Golden Proportion). Dalam
rasio ini lebar gigi seri tengah adalah ideal terhadap gigi seri lateral, sementara
gigi seri lateral berhubungan dengan gigi taring.
Beberapa aspek bentuk gigi lainnya mungkin relevan. Berkurangnya
panjang gigi bisa merugukan penampilan gigi, sementara pergeseran incisal titik
kontak gigi anterior akibat dari toot wear mungkin juga menimbulkan hilangnya
kohesi estetik.
c. Ukuran Gigi
Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga dengan
estetik fasial. Gigi harus proporsional satu sama lain dan juga harus proporsional
dengan wajah, karena variasi kasar ukuran gigi terhadap ukuran wajah berdampak
buruk bagi estetika optimal.
-

panjang gigi

posisi istirahat : tepi insisal gigi depan atas kelihatan 2-3 mm,
(tergantung dari umur dan panjang bibir atas.)

pada saat tertawa, panjang gigi akan terlihat sampai 2/3.

lebar gigi:

lee, boucher menganjurkan untuk menggunakan indeks nasal sebagai


pedoman yaitu : lebar dasar hidung sama dengan jarak antara puncak
kaninus rahang atas yang diukur secara garis lurus.

d. Keseimbangan bentuk wajah, yaitu keseimbangan antara tinggi dan lebar


wajah, dan perbandingan antara wajah bagian kanan dan kiri

e. Sudut inklinasi gigi, yaitu arah pertumbuhan gigi, dapat memiliki arah
yang labio versi, palato versi, maupun labio-palato versi
f. Korelasi antara garis median gigi dan garis median wajah
g. Overjet dan overbite, yaitu jarak gigit vertikal dan horizontal dari gigi
anterior
h. Penampakan papilla interdental, ada tidaknya segitiga hitam, yaitu
hilangnya papilla interdental yang menyebabkan terbentuknya daerah
gelap antar gigi-geligi
i. Keseimbangan bentuk gingiva, yaitu keseimbangan antara dua bagian
gingiva dari garis median
j. Ketegasan marginal gingiva
k. Hubungan antara lengkung dua insisivus sentral maxillar dengan bibir
bawah
l. Visibilitas gigi dan gusi saat tersenyum dan tertawa, yaitu gigi yang
terlihat saat tersenyum dan tertawa
Terlihatnya gigi, ketika bibir dan rahang beristirahat, dianggap sebagai hal
penting dalam estetika dental. Faktor-faktor yang berhubungan antara lain otot
dan riasan skeletal seperti juga panjang, bentuk dan posisi gigi. Terlihatnya gigi
tampak lebih signifikan bagi wanita daripada pria, karena rata-rata terlihatnya gigi
seri tengah maksilar terhitung 1,91mm untuk pria dan 3,40mm untuk wanita.
Panjang gigi seri tengah maksilar yang rata-rata berkurang seiring usia,
sebagaimana gigi seri mandibular meningkat. Garis bibir dan garis senyum juga
relevan, dan karena batas-batas restorasi bisa jelas, ada sebuah argumen untuk
penempatan pada subgigivalnya. Garis senyum dan garis bibir harus diuji sebelum
permulaan preparasi gigi dan keuntungan-keuntungan estetik dan kerugiankerugian periodontal pada level penempatan margin harus dibicarakan dengan
pasien.
m. Jarak antara gigi anterior maxillar dengan bibir bawah dalam posisi rahang
relaksasi
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pertimbangan
dalam desain estetik
Sebuah desain estetik harus melibatkan suatu evaluasi dari unsur-unsur
yang telah ditentukan dengan urutan:
a. Analisis wajah (keseimbangan wajah secara umum)

b. Analisis dari dento-fasial (hubungan maxillo-mandibula terhadap wajah, dan


hubungan garis median gigi terhadap wajah
c. Analisis dari dento-labial (hubungan susunan gigi-geligi terhadap bibir)
d. Analisis dari dento-gingiva (hubungan gigi-geligi terhadap gingiva)
e. Analisis gigi-geligi (hubungan antar gigi-geligi, dapat ditentukan dari bentuk
dan posisi bersamaan dengan warna gigi)
Fasial dan smile design
Prinsip standar untuk estetik sangat berkaitan dengan aligment yang baik,
simetris, dan proporsi wajah. Didalam praktek, ada 2 bagianwajah yang menjadi
titik acuan dalam penilaian smile design:
1

Garis interpupillary

Bibir

Estetik garis senyum

Hal ini mengacu pada pemeriksaan dari penampilan keseluruhan dari gigi
dan gusi jika pasien tersenyum. Klasifikasi dasar dari garis senyum dapat dibagi
menjadi empat tipe, yaitu:
a. Garis senyum rendah: kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas,
dan tidak ada margin gingiva yang terlihat pada senyuman natural. pada tipe
garis senyum ini, simetri lebar adalah penting.
b. Garis senyum medium: diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari gigi
anterior atas, dan papila terlihat pada senyuman natural. Marginal gingiva,
namun tidak tampak,lagi-lagi simetri lebar adalah penting, walaupun tinggi
juga relevan jika terdapat kehilangan papila.
c. Garis senyum tinggi: seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan
marginal gingiva terlihat pada senyum natural. Baik lebar dan tinggi adalah
penting dan posisi jaringan lunak dan simetri harus selalu dipertimbangkan.
d. Senyum gusi (gummy smile): seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan
sejumlah besar dari jaringan lunak terlihat.

Gummy smile

Estetik gingival
Mengacu pada estetik gingiva, beberapa gambaran ini secara umum
dianggap memuaskan:
a. Simetri gingiva: sisi kiri dan kanan harus dekat dengan gambaran pada kaca
dari masing-masing.
b. Harmoni diantara gigi dan gusi: baik adanya senyuman toothy smile atau
hummy smile; harmoni ideal mengacu pada penampilan gull wing
c. Pontik yang tampak tumbuh dari jaringan
d. Tidak ada segitiga hitam
Penampilan gull wing
Penampilan gull wing terdiri dari:
a. Simetri bilateral
b. Margin gingiva rahang pada bagian atas yang turun dari insisivus sentral ke
lateral kemunia naik dari insisivus latreal ke kaninus yang menyebabkan
terlihatnya gingiva dari:

0.5 sampai 1 mm diatas insisivus sentral


1.5 sampai 2 mm diatas insisivus lateral
0 sampai 0.5 mm diatas kaninus
Naik turunnya gingia harus harmoni dengan garis bibir atas, dimana tepi

insisal dari keenam gigi anterior harus memiliki naik turunnya gull wing yang
serupa, dan memiliki harmonisasi dengan bibir bawah.

Segitiga gelap
Hilangnya papila interdental, menyebabkan munculnya segitiga gelap,
yang dapat menyebabkan masalah estetik pada pasien dengan garis senyum tinggi
atau bahkan medium. Masalah ini paling besar pada insisivus sentral atas namun
dapat mempengaruhi seluruh papila anterior. Karena pembangunan kembali
dengan pembedahan pada papilla interdental tidak dapat diprediksi, semua usaha
harus dilakukan untuk menjaga papila. Jika terjadi defek, terkadang dapat
dikurangi dengan kombinasi dari prosedur periodontal, restoratif dan bahkan
orthodontik.
Meskipun terdapat urutan-urutan tertentu yang dianjurkan, seorang dokter
gigi harus tetap memahami bahwa unsur-unsur tersebut saling terkait satu sama
lain. Apabila dilakukan perubahan pada salah satu unsur, maka akan berdampak
terhadap unsur yang lainnya.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perawatan gigi
menyeluruh
Perawatan gigi menyeluruh atau Dental complete dentistry adalah suatu
usaha perawatan dan pemeliharaan rongga mulut yang memperhatikan semua

aspek, seperti: keadaan gigi, kesehatan periodontal, TMJ, fungsi fonetik dan
mastikasi, asimetri senyum, dan juga hubungannya dengan fasial sehingga tercipta
harmonisasi.
Perbedaan antara estetik dan kosmetik dentistry terletak pada pandangan
dan tujuan. Kosmetik dentistry hanya memperhatikan segi penampilan yang lebih
baik, seperti warna dan bentuk. Sedangkan estetik memperhatikan integritas dari
beberapa fungsi sehingga menghasilkan gigi geligi yang ideal untuk mencapai
kesehatan yang optimal.
Tujuan dari Complete Dentistry :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien


Mempertahankan oklusi normal
Menjaga kesehatan jaringan periodontium
Bebas dari gangguan sistem mastikasi
Gigi geligi yang sehat
Oklusi yang stabil

Anda mungkin juga menyukai