Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario 2 di Blok 6 ini dengan
baik.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok 6 yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Andalas Padang.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan ini, dan kepada pembimbing kami, drg. Gunawan
yang telah membimbing kami dalam proses tutorial, dan kepada teman-teman yang telah
menyediakan waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan
bagi yang membutuhkan.

Padang,

Mei 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................................................2
Skenario 2 blok 6........................................................................................................................3
Terminlogi .................................................................................................................................3
Identifikasi masalah....................................................................................................................4
Analisis masalah.........................................................................................................................4
Skema.......................................................................................................................................8
1

Learning objectives..................................................................................................................9
Daftar pustaka..........................................................................................................................17

SKENARIO
Farhan 25 tahun, memenuhi janjinya dengan drg. Rahadian untuk dilakukan
perawatan saluran akar pada gigi 21. Setelah dilakukan pemeriksaan, drg. Rahardian meminta
farhan untuk melakukan foto periapikal gigi 21 di Lab. Radiologi. Dalam ruangan radiologi,
Farhan diinstruksikan untuk duduk di kursi dan memegang film rontgen foto yang
dimasukkan ke dalam mulut.
Setelah selesai, Farhan menerima hasil foto dan keterangan mengenai gambaran
radiografis giginya. Farhan berpikir, kenapa film foto periapikal yang digunakan tidak besar
seperti foto panoramik yang pernah dilakukan adiknya. Farhan memberikan hasilnya kepada
2

drg. Rahardian, setelah mengamati hasil foto, beliau kecewa karena gambaran radiolusent dan
radiopak tidak begitu jelas sehingga harus dilakukan foto ulang.

TERMINOLOGI
1. Foto periapikal

: suatu teknik foto intraoral yang berguna untuk menunjukkan

anatomi gigi dan jaringan pendukung di sekitarnya


2. Radiografis
: suatu metode pembuatan catatan fotografi berbagai bagian
tubuh dengan menggunakan sinar x
3. Foto panoramik
: jenis film radiografi ekstraoral yang sumber sinar x nya
ditempatkan di luar rongga mulut agar diperoleh gambaran lengkap lengkung gigi
maksila, mandibula, serta struktur fasial
4. Radiolucent
: lolosnya sebagian sinar x yang menyebabkan daerah gelap
pada radiograf
5. Radio-opaque

: sinar x tidak dapat lewat, sehingga terdapat warna yang putih

terang pada radiograf


IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa saja kegunaan foto rontgen intraoral dan ekstraoral?


Apa saja jenis-jenis rontgen dalam kedokteran gigi?
Apa saja alat-alat yang digunakan dalam kedokteran gigi?
Apa yang menyebabkan foto rontgen tidak jelas?
Bagaimanakah standar mutu hasil radiografi?
Bagaimanakah tahapan dari perawatan saluran akar?
Bagaimakah interpretasi hasil foto rontgen?
Apa saja penerapan dasar-dasar radiologi dalam bidang kedokteran gigi?
Bagaimanakah teknik pengambilan foto rontgen?

ANALISIS MASALAH
1. Kegunaan foto rontgen dalam bidang kedokteran gigi antara lain:
a. Mendeteksi ada atau tidaknya anomali pada gigi
b. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi
c. Mengetahui letak karies yang tersembunyi
d. Melihat jika adanya fraktur
e. Pada bidang forensik, digunakan untuk mengidentifikasi korban
3

f. Pada bidang prostodonti, digunakan untuk melihat kepadatan tulang


g. Melihat keadaan TMJ, gigi impaksi, dan melihat bagian tengkorak lainnya
2. Jenis-jenis rontgen dalam kedokteran gigi antara lain:
a. Foto intraoral
- Foto rontgen oklusal
- Foto rontgen periapikal
- Foto rontgen bite wing
b. Foto ekstraoral
- Foto rontgen lateral
- Foto rontgen panoramic
- Foto rontgen chepalometri
- Foto rontgen antero-posterior
- Foto rontgen postero-anterior
- Proyeksi waters
- Proyeksi reverse towne
- Proyeksi submentovertex
3. Alat-alat yang digunakan dalam rontgen gigi antara lain:
a. Sinar x unit
b. Cassete
c. Film
d. Screen
e. Grid
f. Tabung sinar x
g. Apron
h. Control panel
4. Faktor yang menyebabkan foto rontgen tidak jelas adalah:
a. Karena film tergores kuku atau benda lain yang menyebabkan radiograf terdapat
goresan radiolucent
b. Memengang film dengan jari yang basah atau berkeringat menyebabkan terdapat
cap jari pada radiograf
c. Emulsi yang tergores, sehingga terdapat noda putih pada radiograf
d. Penempelan film kurang tepat yang menyebabkan radiograf tidak lengkap
5. Standar mutu hasil radiografi antara lain:
a. Kontras warna
b. Densiti
c. Kejernihan gambar
6. Tahapan perawatan saluran akar
Tahapan PSA adalah sebagai berikut:
a. Tahap

Mahkota gigi di-bur untuk mendapatkan jalan masuk ke kamar pulpa. Semua
tambalan dan jaringan rusak pada gigi (karies) dibuang.

b. Tahap

II

Pulpa dikeluarkan dari kamar pulpa dan saluran akar. Suatu instrumen kecil yang
disebut file digunakan untuk membersihkan saluran akar. Gigi ditutup dengan
tambalan sementara untuk melindungi kamar pulpa dan saluran akar agar tetap
c.

bersih. Tambalan sementara akan dibongkar pada kunjungan selanjutnya.


Tahap
III
Saluran akar diisi dan dibuat kedap dengan suatu bahan yang mencegah bakteri
masuk. Kamar pulpa sampai dengan permukaan mahkota gigi ditutup dengan

tambalan sementara.
d. Tahap
IV
Tambalan sementara dibongkar dan diganti dengan tambalan tetap atau dibuatkan
crown (sarung gigi).
e. Tahap
V
Saluran akar, tambalan tetap, atau crown dievaluasi untuk melihat ada / tidaknya
masalah. Setelah PSA selesai, gigi akan disuplai nutrisinya oleh tulang dan gusi di
sekitarnya.
7. Interpretasi hasil foto rontgen:
a. Email
: terlihat radio-opaque karena mengandung 90% mineral
b. Dentin
: terlihat radio-intermediet, agak kabur, namun tidak radiolucent
c. Pulpa
: terlihat radiolucent
d. Milohyoid ridge : terlihat tumpul dari segi bawah gigi
8. Teknik pengambilan foto rontgen
a. Persiapan pasien : jelaskan prosedur pelaksanaan kepada pasien, lepaskan segala
perhiasan dari kepala dan leher, kemudian pasang apron pada pasien
b. Persiapan operator : operator juga menggunakan apron. Pada saat rontgen dimulai,
operator diharapkan berada sejauh mungkin dari tabung sinar x
c. Posisi pasien harus sesuai dengan prosen rontgen yang dilaksanakan

SKEMA

Radiologi kedokteran
gigi

Terapan dasar
radiologi KG dan
alat yang digunakan

Interpretasi
hasil foto
Teknik

pengambilan
foto rontgen

Jenis : intraoral

Mutu hasil foto


rontgen
Standar

rontgen

Faktor
pengganggu

dan ekstraoral
Teknik

LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan terapan dasar radiologi KG dan alatalat yang digunakan
a. Terapan secara umum
- Radiodiagnosa
-

: mengetahui kelainan pada gigi seperti kelainan pada

apikal
Mengetahui adanya karies yang tersembunyi, dan kedalaman karies
Pada bidang forensik digunakan untuk mengidentifikasi korban kecelakaan
Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi
Melihat adanya penyakit dan kelainan periodontal, serta jika adanya trauma
Untuk melihat keberhasilan perawatan yang telah dilakukan dan melihat

keadaan gigi sebelum dilakukan perawatan


b. Alat-alat yang digunakan
- Pesawat sinar x.
Pesawat sinar x terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
1) Kepala tabung (tube head), terdiri dari:
a) Tabung hampa udara, berisi filamen, copper block, dan target
b) Aluminium filtration, berguna untuk mengghilangkan bahaya
penggunaan sinar x
c) Surrounding lead shield (pelindung lead), berguna untuk
meminimalisir kebocoran
d) Collimator, menentukan banyak sedikitnya sinar x yang keluar
e) Cone, berguna untuk menentukan arah sinar x dan mencegah
radiasi hambur
f) Step-up transformer, untuk menaikkan tegangan utama
g) Step-up down transformer, untuk menurunkan tegangan utama
h) Minyak, berguna untuk mengurangi panas yang timbul
2) Kontrol panel, terdiri dari:
a) Tombol on/off
b) Timer
c) Warning light, yang menyala saat sinar x keluar
d) Exposure time selector, terdiri dari
Numerical, berguna untuk menentukan waktu
Anatomical, berguna untuk menentukan area mulut yang
akan disinari oleh sinar x
3) Lengan pesawat sinar x
7

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis rontgen dalam kedokteran


gigi
a. Teknik Rontgen Intra oral/Proyeksi Intra Oral
Pemeriksaan intra oral adalah salah satu aplikasi radiologi klinik yang pertama
kali digunakan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Secara umum dapat
dikatakan bahwa radiografi intraoral dapat memberikan informasi diagnostik
yang tidak diperoleh dari pemeriksaan sebelumnya. Sampai saat ini radiografi
merupakan metode diagnostik non invasive utama untuk eveluasi perubahan
internal jaringan yang termineralisasi di daerah orofasial. Pemeriksaan ini terdiri
dari 3 macam proyeksi yaitu : periapical, bitewing dan occlusal.
Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara
radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan
gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14
sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu: pemeriksaan
periapikal, interproksimal, dan oklusal.
1)

Teknik Rontgen Periapikal

Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan
tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh
foto periapikal yaitu teknik parallel dan bisektris, yang sering digunakan di RSGM
adalah teknik bisektris.
2)

Teknik Bite Wing

Teknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah
daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukan gigi

yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat
menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut.
3)

Teknik Rontgen Oklusal

Teknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun
rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal. Teknik
pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit
bagian dari film tersebut.
b. Teknik Rontgen Ekstra Oral/Proyeksi Ekstra Oral
Radiografi yang termasuk proyeksi ekstra oral adalah semua proyeksi radiografik
daerah maksilofasial, dengan film diletakan di luar mulut pasien. proyeksi
ekstraoral di bidang kedokteran gigi meliputi proyeksi-proyeksi standar maupun
proyeksi khusus untuk pemeriksaan daerah kepala, sendi temporomandibula,
sinus, tulang nasal, zigomatik dan sebagainya.
Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan
tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral
yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto Rontgen panoramik,
sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto antero
posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksi-Waters, proyeksi reverseTowne, proyeksi Submentovertex
1)

Teknik Rontgen Panoramik

Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan


gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila
beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk

mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.
2)

Teknik Lateral

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,
diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.
3)

Teknik Postero Anterior

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau
kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat
memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,
fossanasalis, dan orbita.

4) Teknik Antero Posterior


Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila
dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung.
5)

Teknik Cephalometri

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma
penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan
untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras.
6)

Proyeksi Waters

10

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis,
sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal.
7)

Proyeksi Reverse-Towne

Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami


perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral
pada maksila.
8)

Proyeksi Submentovertex

Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus
sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus
zigomatikus.
c. Radiografi Konvensional Dan Modern Radiographic Imaging
Radiografi digital merupakan panduan radiografi diagnostik konvensional,
dengan kemajuan teknologi komputer. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
gambaran yang memberikan informasi diagnostik maksimum, dengan radiasi
minimum.
d. Computed Tomographic-Scan (CT-Scan)
Computed Tomographic-scan (CT-scan) adalah sarana pencitraan radiografik
modern dengan paparan radiasi yang jauh lebih besar, dan sistem lebih kompleks.
Sistem ini menghasilkan gambaran radiografik potongan obyek dalam lapisan-lapisan,
tanpa terjadi tumpang tindih satu sama lain.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pengambilan foto rontgen
a. Mengandung sistem koloid
b. Bersifat semi-permeabel (dapat ditembus zat tertentu).
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan standar dan mutu foto rontgen
a. Simetris. Gimana cara a foto ini sudah simetris atau belum. Ya dengan
membandingkan kanan kiri serta mengukur jantung dengan Cardiothoraxic indeks.
11

Selain itu juga denga melihat Patoka dari midsternal ke kanan dan kiri dari klavikula.
Diukur sama panjang atau tidak dengan toleransi 1 mm.
b.

Identitas. Ya tentulah identitas. Tak kenal maka tak saying jar urang tuha tuh. Ha.kalo tidak
punya identitas ya dokternya akan bingung nih foro punya siapa dan ditujukan untuk siapa.
Pasiennya pun akan bingung mencari hasil foto nya. Komponen identitas paling penting
adalah nama, tanggal, kanan kiri, no foto.

c.

Insipirasi maksimal. Mengapa harus inspirasi maksimal. Kenapa ngga disuruh nafas seperti
biasa. Disuruh inspirasi maksimal supayaudara bias masuk maksimal sampai alveoli sehingga
paru dapat berkembang sempurna. Akibatnya corakan paru dan vaskuler tidak saling tumpang
tindih dan terlihat dengan jelas, diafragma terlihat dengan sinusnya dan jantung bias dinilai
dengan benar.

d.

Gambarnya tidak berbayang atau giyang. Kalo foto yang tercetak kabur, maka akan bias
menimbulkan gambaran seperti infiltrate sehingga tentunya akan merugikan pasien yang
seharusnya normal malahan dianggap sakit.

e.

Tidak ada artefak. Berupa kalung, rambut, anting, kancing, uang dan sebagainya karena bias
menutupi lapangan pandang foto. Contoh rambut itu mengandung epitel-epitel sehingga bias
menimbulkan salah persepsi sebab terlihat seperti infiltrate.

f.

Mencakup seluruh lapangan paru dari apeks paru hingga sinus dari diafragma.

g.

Kualitas foto harus pas yang terlihat dari tolak ukur kV sebagai tolak ukur kekuatan paparan
dan mAs sebagai tolak ukur lamanya paparan yang diberikan.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor pengganggu foto rontgen
a. Dari segi pasien
Faktor yang menyebabkan kegagalan yang dilakukan oleh pasien antara lain:
12

1) Pasien yang bergerak pada saat pengambilan foto. Pergerakan pada pasien
dapat menyebabkan foto terlihat berbayang
2) Bentuk anatomis rongga mulut pasien.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan interpretasi foto rontgen
a. Secara umum
1) Email terlihat radio-opaque karena email terdiri dari 90% mineral
2) Dentin terlihat redio-intermediet karena mengandung 75% mineral, agak
3)
4)
5)
6)

kabur, namun tidak sampai radiolucent


Milohyoid ridge terlihat tumpul dari segi bawah gigi
Kamar pulpa tampak radiolucent dan kerucut ke arah akar
Sementum kepadatannya dan warna sama dengan dentin
Lamina dura tampak radio-opaque dan terletak di antara membran

periodontal dan tulang alveolar


7) Puncak tulang alveolar tampak radio-opaque dan bentuknya runcing
8) Fossa nasalis tampak radiolucent, berbentuk seperti huruf w
9) Foramen incisivum tampak radiolucent, telihat bulat, dan dibatasi dengan
radio-opaque
b. Gambaran masing-masing gigi
1) Incisivus, tampak kambur pada lekuk mesial dan distal
2) Molar, bervariasi, mahkota gigi terlihat sempit pada bagian distal
3) Premolar dan caninus, gambarannya jelas seperti anatomi aslinya

13

DAFTAR PUSTAKA

http://www.potooloodental.blog.com/?p=558
https://ml.scribd.com/doc/176841391/radiologi-kedokteran-gigi

14

15

Anda mungkin juga menyukai