Anda di halaman 1dari 34

Catatan Kuliah

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA


Statistika Mengalahkan Matematika

disusun oleh

Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA


Institut Teknologi Bandung
2011

Daftar Isi
1 Peubah Acak dan Distribusi Kontinu
1.1 Fungsi distribusi . . . . . . . . . . .
1.2 Unsur Peluang . . . . . . . . . . . .
1.3 Ekspektasi . . . . . . . . . . . . . . .
1.4 Distribusi Bivariat . . . . . . . . . .
1.5 Distribusi Bersyarat . . . . . . . . .
1.6 Fungsi Pembangkit Momen . . . . .

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

2 Distribusi Sampel, Likelihood dan Penaksir


2.1 Sampel Acak . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Likelihood . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Statistic Cukup . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4 Distribusi Sampel . . . . . . . . . . . . . . .
2.5 Statistik Terurut . . . . . . . . . . . . . . .
2.6 Momen dari Mean dan Proporsi Sampel . .
2.7 Teorema Limit Pusat . . . . . . . . . . . . .
3 Penaksiran dan Selang Kepercayaan
3.1 Sifat-sifat (Kesalahan) penaksiran .
3.2 Konsistensi . . . . . . . . . . . . . .
3.3 Selang Kepercayaan . . . . . . . . . .
3.4 Efisiensi . . . . . . . . . . . . . . . .
4 Uji
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

.
.
.
.

.
.
.
.

Hipotesis
Hipotesis, Statistik Uji dan P-value . . .
Daerah Penolakan, Kesalahan dan Fungsi
Uji Paling Kuasa . . . . . . . . . . . . .
Uji Paling Kuasa Seragam . . . . . . . .
Uji Rasio Likelihood . . . . . . . . . . .

.
.
.
.

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

. . . .
Kuasa
. . . .
. . . .
. . . .

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

1
1
4
7
9
11
13

.
.
.
.
.
.
.

1
1
1
5
6
6
7
7

.
.
.
.

1
1
2
3
4

.
.
.
.
.

1
1
2
3
4
4

BAB 1
Peubah Acak dan Distribusi
Kontinu
1.1

Fungsi distribusi

Definisi:
Misalkan X peubah acak. Fungsi distribusi (kumulatif) dari X adalah
FX (x) = P (X x)
Contoh:
1. Misalkan X Bin(3, 0.5), maka fungsi distribusi F (x) adalah fungsi
tangga berikut

0,

1/8,
F (x) = 1/2,

7/8,

1,

x (, 0);
x [0, 1);
x [1, 2);
x [2, 3);
x [3, ).

2. Misalkan X peubah acak dengan support S = [a, b], b > 0. Misalkan


peluang X akan berada di selang S proporsional terhadap panjang selang. Dengan kata lain,
P (x1 X x2 ) = (x2 x1 ),

untuk a x1 x2 b. Untuk menentukan , misalkan x1 = a dan


x2 = b. Maka,
P (a X b) = 1 = (b a) = 1/(b a)
Fungsi distribusinya:

0,
F (x) = P (X x) = P (a X x) =

xa
,
ba

1,

x < a;
x [a, b];
x > b.

Peubah acak X dikatakan berdistribusi Uniform, X U (a, b).


Sifat-sifat fungsi distribusi:
F () = 0 dan F () = 1
F merupakan fungsi tidak turun; F (a) F (b) untuk a b
F adalah fungsi kontinu kanan; lim0+ F (x + ) = F (x)
Misalkan X peubah acak dengan fungsi distribusi F (x).
Jika b a, maka P (a < X b) = F (b) F (a)
Untuk setiap x, P (X = x) = lim0+ P (x < X ) = F (x) F (x)
(Perhatikan notasi F (x) dan kasus apabila fungsi distribusi kontinu
kiri)
Definisi:
Distribusi dari peubah acak X dikatakan KONTINU jika fungsi distribusi disetiap x kontinu dan fungsi distribusi tersebut dapat diturunkan.
Misalkan X peubah acak kontinu dengan fungsi distribusi FX (x).
Misalkan g(X) fungsi naik satu-satu kontinu. Untuk y yang berada di
daerah hasil dari g, fungsi invers x = g 1 (y) ada. Misalkan Y = g(X).
Fungsi distribusi dari Y adalah
P (Y y) = P (g(X) y) = P (X g 1 (y)) = FX (g 1 (y))
Misalkan g(X) fungsi turun satu-satu kontinu. Untuk y yang berada di
daerah hasil dari g, fungsi invers x = g 1 (y) ada. Misalkan Y = g(X).
Fungsi distribusi dari Y adalah
P (Y y) = P (g(X) y) = P (X > g 1 (y)) = 1 FX (g 1 (y))
MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Misalkan X U (0, 1) dan Y = g(X) = hX + k, h < 0. Maka


X = g 1 (Y ) =
FX (x) =
FY (y) =
Y
Latihan:
1. Misalkan X peubah acak kontinu yang memiliki fungsi distribusi FX (x)
yang naik murni. Misalkan Y = FX (X). Tentukan distribusi dari Y
2. Misalkan U peubah acak berdistribusi U (0, 1). Misalkan FX (x) fungsi
distribusi yang naik murni dari X. Tentukan fungsi distribusi dari peubah
acak FX1 (U )
3. Misalkan U1 , U2 , . . . , Un sampel acak dari U (0, 1). Bangkitkan sampel
acak dari FX (x) (ambil contoh misalnya untuk FX (x) = 1 e x , x > 0)
Misalkan X peubah acak kontinu dengan fungsi distribusi FX (x). Misalkan
Y = g(X) fungsi kontinu tidak monoton. Kita ketahui bahwa pada fungsi
yang monoton,
FY (y) = P (Y y) = P (g(X) y)
dimana dalam hal ini setiap solusi inverse x = g 1 (y) digunakan untuk menentukan FY (y) dengan menggunakan FX (g 1 (y)). Untuk X U (1, 2) dan
g(X) = Y = X 2 , kita dapatkan fungsi distribusi dari Y :
FY (y) =

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

1.2

Unsur Peluang

Misalkan X peubah acak kontinu, 4x bilangan positif kecil. Definisikan


h(a, b) =def P (a X a + b) = FX (a + b) FX (a)
Untuk h(x, 4x) = P (x X x + 4x), maka deret Taylor-nya disekitar
4x = 0 adalah
h(x, 4x) = F (x + 4x) F (x)

d
= h(x, 0) +
h(x, 4x) 4x=0 4x + o(4x)
d4x
=
=
dimana
lim

4x0

o(4x)
=0
4x

Fungsi

d
dF (x) =
F (x) 4x
dx
disebut DIFERENSIAL. Dalam statistika, diferensial dari fungsi distribusi
adalah UNSUR PELUANG (yang merupakan pendekatan terhadap h(x, 4x)).
d
Unsur peluang adalah fungsi linier dari dx
F (x).
Contoh:
Misalkan F (x) = 1 e3x untuk x 0. Apakah F (x) suatu fungsi distribusi?
Hitung unsur peluang di x = 2. Cari pendekatan untuk P (2 X 2.01).
Densitas rata-rata pada selang (x, x + 4x) didefinisikan:
Density rata-rata =def

P (x X x + 4x)
4x

Sedangkan fungsi densitas peluang atau fungsi peluang (f.p) di x adalah limit

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

densitas rata-rata saat 4x 0:


f.p = f (x) =def lim

4x0

P (x X x + 4x)
4x

=
=
=

d
F (x)
dx

Catatan: Unsur peluang dituliskan sebagai dF (x) = f (x)4x.


Sifat-sifat fungsi peluang:
f (x) 0 untuk semua x
R
f (x) = 1
Hubungan antara fungsi peluang dan fungsi distribusi:
d
F (x)
dx
Z x
F (x) =
f (u)du
f (x) =

P (a < X < b) = ... = ... = ... = F (b) F (a) =

f (x)dx
a

Latihan:
1. Misalkan bilangan riil positif. Jika F (x) = 1 ex , maka f (x) =
2. Jika X U (a, b) maka F (x) = dan f (x) =
3. *Misalkan f (x) = c/(1 + x2R) untuk < x < dan c konstanta.

Fungsi f (x) tak negatif dan (1 + x2 )1 dx = . Berapa nilai c agar


f (x) menjadi fungsi peluag? Tentukan fungsi distribusinya.
4. *Pandang distribusi waktu tunggu. Misalkan T adalah waktu kedatangan kejadian ke-r dalam Proses Poisson dengan laju . Tentukan fungsi
peluang dari T

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Misalkan X peubah acak kontinu dengan fungsi peluang f (x) dan Y = g(X)
fungsi yang terdiferensial bernilai tunggal. Maka fungsi peluang dari Y :

d 1
1
fY (y) = fX (g (y)) g (y)
dy
untuk support Y = g(X). Komponen
J(y) =

d 1
g (y)
dy

adalah transformasi Jacobian.


BUKTI:
Misalkan g(x) memiliki lebih dari satu fungsi invers maka unsur peluang yang
terpisah harus dihitung untuk setiap fungsi invers. Contoh, misalkan X
U (1, 2) dan Y = g(X) = X 2 . Maka untuk y [0, 1], terdapat 2 fungsi invers
yaitu ?, dan satu fungsi invers untuk y (1, 4] yaitu ?. Fungsi peluang dari Y
adalah:
f (y) =

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

1.3

Ekspektasi

Misalkan X peubah acak dengan fungsi peluang f (x). Nilai harapan dari X,
jika ada, adalah
Z
E(X) = X =
f (x)dx

Catatan: nilai ekspektasi dikatakan ada jika nilai integral adalah hingga.
Misalkan X rv dengan pdf f (x). Maka nilai harapan dari g(X), jika ada,
adalah
Z
E[g(X)] =
g(x)f (x)dx

.
Operator integral bersifat linier. Jika g1 (X) dan g2 (X) fungsi-fungsi yang
memiliki ekspektasi dan a, b, c konstanta, maka
E[ag1 (X) + bg2 (X) + c] = aE[g1 (X)] + bE[g2 (X)] + c
Contoh/Latihan:
1. Jika distribusi X simetrik di sekitar c dan nilai harapanny ada maka
E(X) = c.
Bukti:
Z

E(X c) =

(x c)f (x) dx
Z
c

(x c)f (x)dx +

(x c)f (x)dx
c

uf (c u)du +
uf (c + u)du
=
0
0
Z
=
u(f (c + u) f (c u)) du = 0
0

2. Misalkan X U (a, b). Tunjukkan bahwa distribusi tersebut simetrik


disekitar (a + b)/2.

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Bukti:

a+b
a+b
1
f
=f
+ =
2
2
ba

untuk ba
, ba
2
2
3. Misalkan X berdistribusi Cauchy dengan fungsi peluang
f (x) =

1
h
i,
2
1 + (x)
2

dengan , konstanta yang memenuhi || < dan (0, ). Tunjukkan bahwa fungsi peluang simetrik di sekitar namun ekspektasinya
bukanlah .
4. Misalkan X Exp(). Nilai harapan dari X adalah...

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

1.4

Distribusi Bivariat

Suatu fungsi fX,Y (x, y) dikatakan fungsi peluang bivariat jika


fX,Y (x, y) 0, untuk semua x, y
R R
fX,Y (x, y) dxdy = 1
Jika fX,Y (x, y) fungsi peluang bivariat maka
Z x Z
FX,Y (x, y) = P (X x, Y y) =

fX,Y (u, v) dvdu

Sifat-sifat fungsi distribusi bivariat:


1. FX,Y (x, ) = FX (x)
2. FX,Y (, y) = FY (y)
3. FX,Y (, ) = 1
4. FX,Y (, y) = FX,Y (x, ) = FX,Y (, ) = 0
5. fX,Y (x, y) =

2
xy

FX,Y (x, y)

fX,Y (x, y)4x4y adalah unsur peluang bersama,


P (x X x + 4x, y Y y + 4y) = fX,Y (x, y)4x4y + o(4x4y)
Contoh/Latihan:
1. Jika (X, Y ) U (a, b, c, d) maka fX,Y (x, y) =
2. Untuk soal no 1 di atas, misalkan a = c = 0, b = 4, d = 6 maka
P (2.5 X 3.5, 1 Y 4) =
P (X 2 + Y 2 > 16) =
3. Jika fX,Y (x, y) = 6/5(x + y 2 ) untuk x (0, 1) dan y (0, 1). Tentukan
P (X + Y < 1).

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Untuk menentukan fungsi peluang marginal, integralkan peubah yang tidak


diinginkan:
Z
fX (x) =
fX,Y (x, y) dy

fY (y) =

fX,Y (x, y) dx

fX,Y (x, y) =

fW,X,Y,Z (w, x, y, z) dwdz

Pada fungsi peluang fX,Y (x, y) = 6/5(x + y 2 ) diperoleh


fX (x) =
fY (y) =
dan nilai harapan
Z

g(x, y) fX,Y (x, y) dxdy =

E(g(X, Y )) = E(X) =

MA3081 Stat.Mat.

10

K. Syuhada, PhD.

1.5

Distribusi Bersyarat

Misalkan fX,Y (x, y) adalah fungsi peluang bersama, maka fungsi peluang Y ,
diberikan X = x, adalah
fY |X (y|x) =def

fX,Y (x, y)
,
fX (x)

asalkan fX (x) > 0.


Contoh: Misalkan X dan Y memiliki distribusi bersama
fX,Y (x, y) = 8xy, 0 < x < y < 1,
maka
fX (x) =
E(X r ) =
fY (y) =
E(Y r ) =
fX|Y (x|y) =
fY |X (y|x) =
E(X r |Y = y) =
E(Y r |X = x) =
Misalkan (X, Y ) adalah peubah acak berpasangan dengan fungsi peluang bersama
fX,Y (x, y). Pandang persoalan memprediksi Y setelah X = x terobservasi.
Prediktor dinotasikan sebagai y(x). Prediktor terbaik didefinisikan sebagai
fungsi Y (X) yang meminimumkan
h
i2 Z Z

E Y Y (X) =
(y y(x))2 fX,Y (x, y) dydx

Prediktor terbaik adalah y(x) = E(Y |X = x).


BUKTI:
Contoh/Latihan:
1. Misalkan X dan Y memiliki distribusi bersama
fX,Y (x, y) = 8xy, 0 < x < y < 1,
MA3081 Stat.Mat.

11

K. Syuhada, PhD.

maka
fY |X (y|x) =
y(x) =
2. Misalkan (Y, X) berdistribusi normal bivariat dengan E(Y ) = Y , E(X) =
2
X , V ar(Y ) = Y2 , V ar(X) = X
, Cov(X, Y ) = X,Y X Y . Distribusi
bersyarat Y , diberikan X, adalah
(Y |X = x)
3. Tunjukkan bahwa
h
i
EX fY |X (y|X) = fY (y)
4. Buktikan
n h
io
h
i
EX E h(Y )|X = E h(Y )
5. Buktikan
h
V ar(Y ) = EX

i
h
i
V ar(Y |X) + V ar E(Y |X)

6. Misalkan X dan Y memiliki distribusi bersama


fX,Y (x, y) =

3y 2
, 0<y<x<1
x3

Maka
fY (y) =
E(Y r ) = , E(Y ) = , V ar(Y ) =
fX (x) =
fY |X (y|x) =
E(Y r |X = x) = , E(Y |X = x) = , V ar(Y |X = x) =
V ar(E(Y |X)) =
E(V ar(Y |X)) =

MA3081 Stat.Mat.

12

K. Syuhada, PhD.

1.6

Fungsi Pembangkit Momen

Misalkan X peubah acak kontinu, fungsi pembangkit momen dari X adalah


Z
tX
MX (t) = E(e ) =
etx f (x)dx,

asalkan ekspektasi ada untuk t disekitar 0. Jika semua momen dari X tidak
ada, maka fungsi pembangkit momen juga tidak ada. Fungsi pembangkit
momen berkaitan dengan fungsi pembangkit peluang
MX (t) = GX (et )
asalkan GX (t) ada untuk t disekitar 1. Jika MX (t) adalah fungsi pembangkit
peluang maka MX (0) = 1.
Contoh/Latihan:
1. Jika fX (x) = ex I0, (x), maka
MX (t) =
2. Jika MX (t) ada maka
Ma+bX (t) =
3. Jika
P Xi , i = 1, . . . , n saling bebas, MXi (t) ada untuk setiap i, dan S =
Xi , maka
MS (t) =
4. Fungsi pembangkit momen bersifat unik. Setiap distribusi memiliki
fungsi pembangkit momen yang unik, dan setiap fungsi pembangkit
momen berkorespondensi dengan tepat satu distribusi. Akibatnya, jika
fungsi pembangkit momen ada maka fungsi pembangkit momen tersebut
secara unik menentukan distribusinya. Beri contoh.
5. Pandang turunan dari MX (t) yang kemudian dievaluasi di t = 0. Apa
yang dapat anda katakan? Dapatkah kita mendapatkan momen orde
tinggi?
6. Dapatkah hasil diatas digunakan untuk distribusi diskrit? Ambil contoh
distribusi Geometrik dengan parameter p.

MA3081 Stat.Mat.

13

K. Syuhada, PhD.

7. Misalkan Y U (a, b). Gunakan fungsi pembangkit momen untuk mendapatkan momen pusat

r
a+b
2
E((Y Y ) ) = E
Y
2

MA3081 Stat.Mat.

14

K. Syuhada, PhD.

BAB 2
Distribusi Sampel, Likelihood
dan Penaksir
2.1

Sampel Acak

Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak berukuran n (random sample of size n).


Fungsi peluang n-variat nya adalah
fX1 ,X2 , ,Xn (x1 , x2 , . . . , xn ) =

n
Y

fXi (xi )

i=1

Contoh/Latihan:
1. Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari distribusi Eksponensial dengan parameter . Fungsi peluang n-variatnya adalah...
2. Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari distribusi Uniform pada selang
(a, b). Fungsi peluang n-variatnya adalah...

2.2

Likelihood

Misalkan fungsi peluang n-variat bergantung pada parameter yang tidak diketahui . Fungsi peluang tersebut ditulis sebagai
fX1 ,X2 ,...,Xn (x1 , . . . , xn |1 , . . . , k )
atau
fX (x|)
1

Contoh/Latihan:
1. Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari distribusi N (, 2 ). Fungsi
peluang n-variat yang bergantung pada parameternya ditulis sebagai...
Definisi
Fungsi likelihood adalah ukuran yang menyatakan sebarapa sering nilai ,
diberikan bahwa x telah terobservasi. Fungsi likelihood BUKAN suatu peluang. Fungsi likelihood diperoleh dengan (i) menukar peran dan x dalam
fungsi peluang n-variat, dan (ii) membuang suku yang tidak bergantung pada
. Notasi:
L() = L(|x) fX (x|)
Contoh/Latihan:
1. Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari distribusi Eksponensial dengan parameter . Fungsi likelihoodnya adalah...
function likefunction;
% this function calculates the likelihood function of distribution
%
% created by K Syuhada, 14/3/2011
clear
clc
n = input(n = ); % size of random sample
% data
x = exprnd(0.5,n,1);
sumx = sum(x);
% parameter of exponential distribution
lambda = 0.5:0.05:5;
for i = 1:length(lambda)
L(i) = (lambda(i)^n)*exp(-lambda(i)*sumx);
end
plot(lambda,L)
MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

2. Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari distribusi Uniform pada selang


(, b). Fungsi likelihoodnya adalah...
Prinsip Likelihood
Jika dua percobaan, yang melibatkan model dengan parameter , memberikan
likelihood yang sama, maka inferensi terhadap haruslah sama.
Ilustrasi
Pandang percobaan 1 dimana sebuah koin dilantunkan sebanyak n kali secara
bebas. Misalkan p adalah peluang muncul MUKA dan X peubah acak yang
menyatakan banyaknya MUKA yang muncul. Fungsi peluang dari X dan
fungsi likelihoodnya adalah...
Pandang percobaan 2 dimana sebuah koin dilantunkan hingga diperoleh MUKA
sebanyak 6 kali secara bebas. Misalkan Y peubah acak yang menyatakan
banyaknya lantunan yang dibutuhkan agar diperoleh enam MUKA. Fungsi
peluang dari X dan fungsi likelihoodnya adalah...
Dari 2 percobaan diatas, misalkan kita ingin melakukan uji hipotesis:
H0 : p = 0.5 versus H0 : p < 0.5
Nilai signfikansinya atau p-value adalah...
Penaksir Likelihood Maksimum
Misalkan L() adalah fungsi likelihood (fungsi dari parameter ). Kita dapat menentukan nilai yang memaksimumkan L(). Penaksir untuk , yaitu
disebut Penaksir Likelihood Maksimum (maximum likelihood estimator,
MLE). Penaksir suatu parameter adalah fungsi dari peubah acak.
Contoh/Latihan:
1. Diketahui sampel acak berukuran n dari distribusi Bernoulli (p). Fungsi
likelihoodnya:
L() =

xi

(1 )n

xi

, 0 < < 1.

Untuk menentukan nilai yang memaksimumkan L(), transformasikan


L() menjadi log L():
X
X
`() = log L() =
xi log() + (n
xi ) log(1 ),
kemudian hitung turunan pertama `() terhadap :
P
P
xi
d`()
xi n
=

.
d

1
MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Normalisasi dari turunan pertama tersebut memberikan nilai


P
xi
=
,
n
yang mana sebagai penaksir ditulis sebagai berikut:
P
Xi

=
= X.
n
(Pr: Tunjukkan bahwa ini memaksimumkan L() dengan menghitung
turunan kedua).
2. Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak berdistribusi U (0, ). Tentukan yang
memaksimumkan L(0, ). Dengan kata lain, tentukan penaksir untuk
.

Sifat Penaksir
kita dapat menentukan sifat baik peSetelah kita mendapatkan penaksir ,
naksir. Salah satunya adalah sifat TAK BIAS. Penaksir dikatakan tak bias
apabila
= .
E()
Untuk contoh sampel acak Bernoulli,

X1 + + Xn

E() = E
n
1
= E(X1 + + Xn )
n

1
=
E(X1 ) + + E(Xn )
n
1
= ( + + )
n
=
adalah penaksir tak bias untuk .
Jadi, penaksir = X
Catatan: Jika suatu penaksir bersifat bias maka selisih nilai ekspektasi dan
nilai tidak nol, atau
E( ) 6= 0.

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

2.3

Statistic Cukup

Definisi -1
Suatu statistik T = t(X) adalah CUKUP atau sufficient untuk suatu keluarga
distribusi fX (x|) JIKA dan HANYA JIKA fungsi likelihoodnya bergantung
terhadap X hanya melalui T:
L() = h(t(X), )
Definisi -2
Suatu statistik T = t(X) adalah CUKUP untuk suatu keluarga distribusi
fX (x|) JIKA dan HANYA JIKA distribusi bersyarat dari X TIDAK BERGANTUNG pada :
fX|T (x|t, ) = h(x)
Definisi -3
Suatu statistik T = t(X) adalah CUKUP untuk suatu keluarga distribusi
fX (x|) JIKA dan HANYA JIKA fungsi peluangnya dapat difaktorkan sebagai:
fX (x|) = g(t(x)|) h(x)
Contoh/Latihan:
1. Misalkan Xi untuk i = 1, . . . , n saling
P bebas dan berdistribusi identik
Bernoulli(p). Tunjukkan bahwa Y = ni=1 Xi adalah statistik cukup.
2. Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak
Pn berdistribusi Poisson dengan parameter . Tunjukkan bahwa T = i=1 Xi adalah statistik cukup.
3. Misalkan Xi untuk i = 1, . . . , n saling bebas dan berdistribusi identik
adalah statistik cukup.
N(, 1). Tunjukkan bahwa Y = X
4. Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak berdistribusi
Gamma dengan paramPn
eter (, ). Tunjukkan bahwa T = i=1 ln(Xi ) adalah statistik cukup.
5. Pandang sampel acak berukuran n dari U (a, b), dengan a diketahui. Tunjukkan bahwa T = X(n) adalah statistik cukup.
6. Pandang sampel acak berukuran n dari N (, 2 ), dengan , 2 tidak
diketahui. Tunjukkan bahwa statistik T berikut adalah cukup:
2
SX
T =

X
MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

2.4

Distribusi Sampel

Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak berukuran n dari distribusi Poisson dengan parameter . Peubah acak Xi , i = 1, . . . , n saling bebas dan berdistribusi
identik dengan fungsi peluang n-variat:
P (X = x) =

n
Y
en y
e xi
= Qn
,
x
!
x
!
i
i
i=1
i=1

P
P
dengan y =
xi . Dapat ditunjukkan juga Y =
Xi cukup. Distribusi
sampel dari Y adalah
fY (y|) =

en (n)y
.
y!

Misalkan Xi U (0, ). Peubah acak-peubah acak Xi tersebut saling bebas


dan berdistribusi identik, dengan fungsi peluang:
fX (x|) =
Statistik T = X(n) cukup dan memiliki fungsi distribusi:
P (X(n) x) =
dan fungsi peluang:
f(x) =

2.5

Statistik Terurut

Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak berukuran n dari suatu populasi yang berdistribusi tertentu, dengan fungsi peluang fX dan fungsi distribusi FX . Pandang
X(k) , statistik terurut ke-k. Untuk menentukan fX(k) (x), pertama partisikan
I1 = (, x]; I2 = (x, x + dx]; I3 = (x + dx, ).
Fungsi peluang fX(k) (x) adalah peluang mengamati sejumlah k 1 dari X di
I1 , tepat sebuah X di I2 , dan sejumlah n k dari X di I3 :

k1
1
nk
n
FX (x)
fX (x)dx 1 FX (x)
fX(k) (x)
k 1, 1, n k

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

yang dengan metode diferensial maka kita peroleh

k1
nk
n
fX(k) (x) =
FX (x)
1 FX (x)
fX (x)
k 1, 1, n k
Contoh/Latihan:
1. Fungsi peluang dari statistik terurut terkecil/terbesar adalah...
2. Statistik terurut ke-k pada distribusi U (0, 1) memiliki fungsi peluang...

2.6

Momen dari Mean dan Proporsi Sampel

2.7

Teorema Limit Pusat

Teorema
Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak berukuran n dari populasi dengan mean X
2
dan variansi X
. Distribusi dari
Zn =

X
X

X / n

konvergen ke N (0, 1) untuk n .


Catatan:
Hal penting dari Teorema Limit Pusat (Central Limit Theorem) adalah
bahwa kekonvergenan dari Zn ke distribusi normal akan terjadi apapun
bentuk distribusi dari X.
Kita dapat memanipulasi sedemikian hingga
N (X , 2 /n),
X
X
asalkan n besar.
Ekspresi lain dari TLP adalah


n (X X )
c = (c)
lim P
n
X

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Pandang: X1 + + Xn ,
n
!
X
E
Xi = n X ,
i=1

V ar

n
X

!
2
= n X
,

Xi

i=1

Pn

lim P

Xi n X

c
n X

i=1

= (c)

berdistribusi normal? n = 1?
Seberapa besar n harus kita pilih agar X
Bergantung pada distribusi dari data (parent distribution)!
Misalkan X Exp(). Distribusi ini memiliki kemencengan (skewness)
dan kelancipan (kurtosis):
E(X X )3
p
= 2,
3 =
3
X
dan
4 =

E(X X )4
3 = 6,
4
X

2
berdistribusi Ga(n, n).
dengan X = 1/ dan X
= 1/2 . Mean sampel X
adalah
Kemencengan (skewness) dan kelancipan (kurtosis) dari X

X )3
2
E(X
p
= ,
3 =
3
n
X
dan
4 =

X )4
E(X
3 = 6/n,
4
X

Perhatikan plot berikut:

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Misalkan X B(n, p) (ingat bahwa distribusi X tersebut sama dengan distribudi dari sejumlah n peubah acak Bernoulli(p)). Untuk n besar,

p(1 p)
p N p,
n

!
n(c p)
P (
p c) p
p(1 p)
X N (np, np(1 p))

1
1
P (X = x) = P x X x +
, x = 0, 1, . . . , n
2
2

!
x + 0.5 np
x 0.5 np
p
p
,
np(1 p)
np(1 p)
dimana menambah dan mengurangi dengan 0.5 disebut continuity correction.
Koreksi kekontinuan untuk pendekatan normal terhadap fungsi distribusi dari
X dan p adalah

1
P (X c) = P X x +
, x = 0, 1, . . . , n
2
!

x + 0.5 np
p
np(1 p)
dan

1
P (
p c) = P p c +
, c = 0/n, 1/n, . . . , n/n
2n
!

n(c + 0.5/n p)
p

p(1 p)

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

BAB 3
Penaksiran dan Selang
Kepercayaan
3.1

Sifat-sifat (Kesalahan) penaksiran

Pada penaksiran parameter , misalnya, penaksir adalah fungsi peubah acak.


Nilai taksirannya TIDAK akan pernah sama dengan nilai parameternya.
Misalkan T = T (X) adalah penaksir untuk . Didefinisikan:
bT = E(T ) = E(T ) ,
dan
V ar(T ) = T2 = E(T T )2 = E(T ) ; T = E(T ),
adalah bias dan variansi dari penaksir T . Selain itu, didefinisikan pula, MSE
atau Mean Square Error,
MSET () = E(T )2 = V ar(T ) + b2T ,
Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak dari N (, 2 ). Penaksir untuk 2 adalah
S2 =

n
1 X
2,
(Xi X)
n 1 i=1

dan/atau
n
1 X
2,
(Xi X)
V =
n i=1

Bias and MSE dari kedua penaksir adalah


bS 2 = bV =
dan
MSES 2 = MSEV =
Catatan: Penaksir dari deviasi standar dari suatu penaksir disebut standard
error atau SE. Apakah SE dari jenis pengambilan sampel (sampling):
Apapun asalkan tanpa pengembalian?
Bernoulli tanpa pengembalian?

3.2

Konsistensi

Salah satu sifat dari penaksir yang baik adalah sifat tak bias. Kita akan
mempelajari sifat baik yang lain yaitu konsisten. Namun sebelumnya, perhatikan Ketaksamaan Chebyshev. Misalkan X peubah acak dengan fungsi
peluang fX (x). Misalkan h(X) fungsi non-negatif dari X dan ekpektasinya
ada serta k adalah konstanta positif. Maka
P (h(X) k)

E(h(X))
.
k

Bukti:
Aplikasi 1 Ketaksamaan Chebyshev. Misalkan E(X) = X dan V ar(X) =
2
X
< . Maka

|X X |2
1
2
k 2.
P
2
X
k
Bukti:
Aplikasi 2 Ketaksamaan Chebyshev. Misalkan T peubah acak (penaksir dari
parameter ) dengan E(T ) = T dan V ar(T ) = T2 < . Maka
P [|X | < ] 1

MSEX ()
.
2

Bukti:

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Konsistensi
Definisi: Barisan dari penaksir-penaksir, {Tn }, disebut KONSISTEN untuk
jika
lim P (|Tn | < ) = 1,

untuk setiap > 0.


Konvergen dalam Peluang
Definisi: Barisan dari penaksir-penaksir, {Tn }, KONVERGEN dalam PELUANG untuk jika barisan tersebut konsisten untuk . Notasi:
Tn prob .
Contoh/Latihan:
adalah mean sampel dari suatu s.a
1. (Hukum Bilangan Besar) Jika X
berukuran n dengan mean X , maka
prob X .
X
Bukti:
2. Sebuah penaksir untuk dikatakan Mean Square Consistent jika
lim MSETn () = 0.

Buktikan bahwa jika sebuah penaksir memiliki sifat MSC maka penaksir
tersebut konsiten.

3.3

Selang Kepercayaan

Misalkan Tn adalah penaksir untuk dan

Tn
c = (c).
lim P
n
Tn
Dengan kata lain,
Tn N (, T2n ),

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

asalkan ukuran sampel cukup besar. Misalkan T2n = 2 /n dan Wn2 adalah
penaksir yang konsisten untuk 2 . Maka

Tn
lim P
c = (c).
n
STn
Dengan menggunakan distribusi (sampel besar) dari Tn , didapat

Tn
P z/2
z/2 1 ,
STn
yang dapat dimanipulasi shg

P Tn z/2 STn Tn + z/2 STn 1 .


Selang acak diatas disebut selang kepercayaan 100(1)% sampel besar untuk
. Selang disebut acak karena Tn dan STn adalah peubah acak.
Contoh/Latihan:
2
1. Misalkan X1 , . . . , Xn s.a dari populasi dengan mean X dan variansi X
.
Jika sampel cukup besar, maka

X
2
SX
=
2
V ar(SX
)=

Selang kepercayaan untuk X adalah


X
2. Tentukan selang kepercayaan untuk proporso populasi, p, untuk s.a dari
Bern(p).

3.4

Efisiensi

Ketaksamaan Cramer-Rao
Misalkan peluang bersama X1 , . . . , Xn adalah fX (x|), dimana bersifat skalar
dan support dari X tidak bergantung pada . Misalkan statistik T (X) adalah
penaksir tak bias untuk fungsi (yang terdiferensial) dari ; E(T ) = g(). Maka,
dibawah kondisi regularitas sedang,
V ar(T )

(g()/)2
,
I

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

dengan

I = E

ln fX (X|)

2
.

Kuantitas I disebut informasi Fisher dan merupakan indeks yang menyatakan banyaknya informasi yang dimiliki oleh X tentang .
Suku
(g()/)2
I
disebut Batas Bawah Cramer-Rao atau Cramer-Rao Lower Bound.
Contoh/Latihan:
1. Misalkan sampel acak berukuran n dari P oi(). Apakah penaksir MLE
untuk memuat/memenuhi/mencapai CRLB?
2. Pandang s.a dari eksponensial dengan mean 1/. Apakah penaksirnya
mencapai CRLB?
Efisiensi
Efisiensi dari penaksir tak bias dari g() adalah rasio dari CRLB terhadap
variansi dari penaksir. Misalkan T penaksir tak bias untuk g(), maka efisiensi
dari T adalah
Efisiensi =

CRLB
,
V ar(T )

Jika rasio sama dengan satu, maka penaksir dikatakan efisien.


Contoh/Latihan:
1. Misalkan sampel acak berukuran n dari Geo(p). Tentukan efisiensi dari
penaksir untuk p.
2. Dapatkah kita mencari efisiensi dari penaksir parameter untuk sampel
acak yang BUKAN keluarga eksponensial?

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

BAB 4
Uji Hipotesis
4.1

Hipotesis, Statistik Uji dan P-value

Beberapa definisi:
1. Hipotesis, H0 dan H1 , adalah pernyataan tentang model peluang. Dapat
juga dikatakan sebagai karakteristik populasi. H0 umumnya menyatakan
tidak ada efek, tidak ada perbedaan dsb. H1 adalah lawan dari H0 .
2. Statistik uji adalah fungsi dari data 0 . Statistik uji dipilih untuk membedakan H0 dengan H1 . Umumnya, statistik uji memuat penaksir dari
. Statistik uji yang dikenal antara lain Z, t, 2 .
3. Salah satu cara untuk mendapatkan statistik uji untuk menguji
H0 : = 0
versus H1 1-sisi atau 2-sisi adalah dengan menguji rasio likelihood
LR =

L(0 |X)
max L(|X)

dimana memaksimumkan penyebut atas semua yang memenuhi H1 . LR


adalah rasio dari peluang dari data dibawah H0 terhadap peluang terbesar yang mungkin dari data dibawah H1 . Nilai LR berada diantara nol
dan satu. Nilai yang kecil diinterpretasikan sebagai bukti yang melawan
H0 .
4. P-value adalah ukuran kekonsistenan antara data dan H0 . Didefinisikan:
p value = P (T > tobs |H0 )
dimana T adalah statistik uji dan tobs adalah realisasinya. Menghitung
p-value untuk T > tobs dengan mengikuti arah H1 .
1

5. Kesalahan tentang p-value:


1. P-value yang besar adalah bukti untuk H0
2. P-value yang sangat kecil menunjukkan adanya efekyang besar/penting

4.2

Daerah Penolakan, Kesalahan dan Fungsi


Kuasa

Beberapa definisi:
1. Misalkan data X1 , . . . , Xn . Daerah penolakan adalah himpunan nilainilai dari statistik uji yang menolak H0 . Daerah penerimaan adalah
komplemen dari daerah penolakan.
2. Kesalahan:
Tipe I: kesalahan menolak H0 yang benar
Tipe II: kesalahan menerima H0 yang salah
3. Ukuran uji (test size):
= P (menolak H0 |H0 benar)
4. Kesalahan tipe II dan kuasa adalah, berturut turut,
= P (menerima H0 |H0 salah)
dan
1 = P (menolak H0 |H0 salah)
Contoh/Latihan:
1. Pandang uji
H0 : p = 0.4 versus H1 : p 6= 0.4
berdasarkan sampel acak berukuran 10 dari Bernoulli(p). Misalkan Y =
P
Xi . Jika daerah kritisnya adalah menolak H0 jika Y 0 atau Y 8,
maka ukuran uji-nya adalah
= 1 P (1 Y 7|p = 0.4) =
Sedangkan kesalahan tipe II dan kuasanya adalah
=
MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

kuasa =
Plot sbb:
2. Pandang Uji Z. Lakukan seperti hal diatas.
Fungsi Kuasa
Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak dari fX (x|). Misalkan ruang parameter
adalah . Misalkan 0 dan 1 adalah subruang dari yang saling asing.
Pandang uji
H0 : 0 versus H1 : 1 .
Fungsi kuasa adalah fungsi dari , didefinisikan sbg
() = P (menolak H0 |),
untuk semua (meskipun biasanya digunakan saat 1 ).
Contoh/Latihan:
1. Pandang uji
H0 : = 0 versus H1 : > 0
berdasarkan sampel acak berukuran n dari N (, 2 ), dengan 2 diketahui. Uji satu sampel
Z=

0
X

/ n

akan menolak H0 jika Z > z1 . Fungsi kuasanya adalah


(0 ) =
(ilustrasikan untuk 0 = 100, = 10, n = 25, = 0.05.
2. Pandang uji proporsi dan lakukan seperti hal diatas.

4.3

Uji Paling Kuasa

Definisi:
Hipotesis sederhana adalah hipotesis yang secara lengkap memberikan spesifikasi distribusi bersama dari data. Tidak ada parameter yang tidak diketahui

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

dalam hipotesis sederhana. Contoh:


H0 : Y B(25, 1/3).
Definisi:
Uji Paling Kuasa (Most Powerful Test) adalah suatu uji untuk H0 sederhana
versus H1 sederhana dengan ukuran yang mana tidak ada lagi uji lain dengan
ukuran kurang dari sama dengan yang memiliki kuasa lebih besar.
Lema (Neyman-Pearson):
Pandang uji
H0 : X f0 (x), versus H1 : X f1 (x),
dengan f0 dan f1 adalah fungsi peluang bersama dibawah H0 dan H1 . Uji
paling kuasa adalah menolak H0 jika
(x) =

f0 (x)
<K
f1 (x)

adalah rasio likelihood. Ukuran uji-nya adalah


Z
=
f0 (x) dx,
R

dengan R = {x : (x) < K}.


Contoh/Latihan:
1. Misalkan s.a X1 , . . . , Xn dari distribusi N B(k, ), dengan k diketahui.
Cari uji paling kuasa dari tes
H0 : = 0 versus H1 : = 1 ,
dengan 1 > 0 .
2. Carilah uji paling kuasa untuk s.a dari distribusi eksponensial dengan
mean 1/.

4.4

Uji Paling Kuasa Seragam

4.5

Uji Rasio Likelihood

MA3081 Stat.Mat.

K. Syuhada, PhD.

Anda mungkin juga menyukai