1
Tentang MA4183 Model Risiko
Buku teks:
• Yiu-Kuen Tse, 2009, Nonlife Actuarial Models: Theory, Methods and Evaluation
• Stuart Klugman, Harry Panjer, Gordon Willmot, 2004, Loss Models
Jadwal Perkuliahan:
2
Pengantar: Risiko dan Statistika
Salah satu kegiatan penting dalam (men)transfer risiko adalah berasuransi; pemegang polis
(insured) “menitipkan” atau “memindahkan” risiko kepada pihak lain yaitu perusahaan asur-
ansi (insurer) dan sebaliknya. Kedua subyek memiliki risiko, pemegang polis membayar premi
sedangkan perusahaan asuransi membayar klaim.
Untuk memahami risiko diperlukan kemampuan ilmu statistika yang baik, khususnya teori
peluang dan proses stokastik. Ilmu-ilmu tersebut mengajar logika ketidakpastian yang menjadi
“roh” risiko.
3
Bab 1 - Distribusi Frekuensi Klaim
Silabus: Distribusi binomial, geometrik dan Poisson; kelas distribusi (a, b, 0); zero-modified and
zero-truncated distributions; compound distribution
Asuransi berkaitan erat dengan risiko karena dengan produk asuransi-lah terjadi perpindahan
(tranfer) risiko dari pemegang polis kepada pihak asuransi. Pada pemodelan kerugian klaim
(claim losses) terdapat dua ukuran penting yang harus diperhatikan yaitu frekuensi klaim
(claim frequency) dan besar atau severitas klaim (claim severity).
Distribusi yang tepat untuk memodelkan frekuensi klaim adalah distribusi diskrit, antara lain
binomial, geometrik, negatif binomial dan Poisson. Misalkan peubah acak X menyatakan
banyak klaim yang diproses dari semua klaim yang masuk. Misalkan X ∼ B(n, θ),
maka fungsi peluangnya
P (X = k) = Ckn θk (1 − θ)n−k , k = 0, 1, 2, . . . , n
Sifat momen, atau momen ke-m, dapat ditentukan dengan memanfaatkan fungsi peluang (fp),
yaitu
∑
n
m
E(X ) = xm P (X = k).
k=0
Untuk m = 1, misalnya, didapat E(X) = · · · , dst. Momen ke-m dapat pula ditentukan dengan
menggunakan fungsi pembangkit momen (fpm):
MX (t) = · · ·
Catatan: Fpm suatu peubah acak berkorespondensi satu-satu dengan distribusi peubah acak
tersebut.
Bagaimana dengan fungsi pembangkit peluang (fpp), manfaat apa yang dapat diperoleh dengan
fpp? Bagaimana menentukan peluang secara rekursif? Dapatkah ditentukan hubungan antara
fpm dan fpp?
4
Misalkan X1 , X2 , . . . , Xn sampel acak dari X yang berdistribusi binomial dengan parameter
(n, θ). Parameter θ dapat ditaksir dengan menggunakan metode likelihood maksimum sbb:
b ...
• Penaksir θ:
Tugas:
Pandang data berdistribusi binomial dengan berbagai nilai parameter. Lakukan analisis statis-
tika deskriptif dan inferensial terhadap data tersebut.
Distribusi lain yang dapat digunakan untuk memodelkan frekuensi klaim adalah distribusi
geometrik. Pertanyaannya, definisi peubah acak apakah yang tepat untuk menggambarkan
distribusi ini?
p(x) = (1 − α)x−1 α, x = 1, 2, . . .
1 1
E(X) = , V ar(X) = 2 ,
α α
dan juga fpm dan fpp. Selain itu, misalkan X ∼ Geo(α), kita dapat pula menentukan sifat
distribusi dari X + 1.
Namun yang menarik untuk dikaji adalah apakah sifat khusus yang hanya dimiliki distribusi
geometrik? Jelaskan!
5
1.3 Distribusi Poisson
Misalkan X peubah acak yang menyatakan banyaknya/frekuensi klaim pada suatu periode
waktu. Distribusi untuk X adalah Poisson dengan parameter λ. Ciri khas distribusi ini adalah
nilai mean dan variansi yang sama yaitu λ,
E(X) = V ar(X) = λ.
Dalam praktiknya, mungkinkah kita memperoleh data dengan nilai mean sama dengan variansi?
(selanjutnya nanti akan dipelajari konsep overdispersion dan underdispersion)
Bagaimana kaitan antara distribusi Poisson dan Binomial? adakah manfaat yang dapat kita
ambil?
Teorema
Jika X1 , . . . , Xn peubah acak-peubah acak yang saling bebas dengan Xi ∼ P OI(λi ) maka
X = X1 + · · · + Xn ∼ P OI(λ1 + . . . + λn ).
Misalkan X dan Y peubah acak Poisson dengan parameter, berturut-turut, λ1 dan λ2 . Kita
dapat menentukan distribusi X|X + Y = n sebagai berikut
P (X = k|X + Y = n)
P (X = k, X + Y = n)
=
P (X + Y = n)
P (X = k, Y = n − k)
=
P (X + Y = n)
P (X = k) P (Y = n − k)
=
P (X + Y = n)
exp(−λ1 ) λk1 (k!)−1 exp(−λ2 ) λn−k
2 ((n − k)!)−1
=
exp(−(λ1 + λ2 )) (λ1 + λ2 )n (n!)−1
( )k ( )n−k
n! λ1 λ2
= .
k!(n − k)! λ1 + λ2 λ1 + λ2
6
1.4 Kelas Distribusi (a, b, 0)
e−λ λx
f (x) = , x = 0, 1, 2, . . .
x!
e−λ λx−1
f (x − 1) = .
(x − 1)!
Diperoleh
atau
( )
λ
f (x) = f (x − 1), x = 1, 2, . . .
x
Misalkan X ∼ B(3, 0.4). Kita dapat menentukan distribusi peluang sebagai berikut:
Dalam aplikasi teori peluang, seringkali kita dihadapkan pada fenomena dimana peluang ter-
jadinya “0” telah ditentukan, misalnya P (X = 0) = 0.3, atau bahkan mungkin tidak ada,
P (X = 0) = 0. Untuk itu, perlu adanya modifikasi fungsi peluang diatas. Distribusi yang
dihasilkan dikatakan sebagai zero-modified and zero-truncated distributions.
7
X P (X = k)
0 0.216
1 0.432
2 0.288
3 0.064
Misalkan peubah acak X dari suatu distribusi (a, b, 0) memiliki fungsi peluang f (x). Misalkan
f M (x) fungsi peluang yang merupakan modifikasi dari f (x); f M (x) adalah fungsi peluang dari
distribusi (a, b, 1). Untuk f M (0) yang ditentukan, hubungan antara f M (x) dan f (x) adalah
f M (x) = c f (x), x = 1, 2, . . .
dengan c konstanta.
Catatan: Fungsi peluang f M (x) haruslah terdefinisi dengan baik; akibatnya, c dapat diperoleh,
1 − f M (0)
c= .
1 − f (0)
Untuk distribusi Binomial dengan parameter (3, 0.4) diatas, kita dapat menghitung f M (k), k =
1, 2, 3 sebagai berikut:
1 − f M (0)
f M (1) = f (1)
1 − f (0)
1 − 0.3
= 0.432
1 − 0.216
= 0.386.
Dengan cara sama, kita peroleh f M (2) = 0.258 dan f M (3) = 0.056.
X P (X = k) Zero-Modified Zero-Truncated
0 0.216 0.3 0
1 0.432 0.386
2 0.288 0.258
3 0.064 0.056
8
Latihan:
1. Tentukan zero-modified distribution untuk X yang berdistribusi Poisson dengan parameter
2.5
2. Misalkan X ∗ adalah zero-truncated distribution dari X. Diketahui, fungsi peluang dan
fungsi pembangkit peluang X, berturut-turut, adalah fX (x) dan PX (t). Tentukan fungsi pem-
bangkit peluang untuk X ∗ .
Misalkan X1 , . . . , Xn sampel acak dari X dengan fungsi distribusi FX . Apakah yang dapat kita
katakan tentang distribusi
S = X1 + · · · + Xn , ?
Bagaimana dengan
S = X1 + · · · + XN , ?
Jika N peubah acak bernilai integer yang saling bebas dengan X1 , . . . , XN , maka peubah acak
S = X1 + · · · + XN
9
Untuk menentukan distribusi S, perhatikan ilustrasi berikut. Misalkan Xi ∼ B(1, θ) dan kita
tahu Xi = 0, 1. Sehingga nilai yang mungkin untuk S adalah {0, 1, 2}.
P (S = 0) = P (X1 = 0, X2 = 0)
= f (0)f (0)
P (S = 1) = P (X1 = 0, X2 = 1) + P (X1 = 1, X2 = 0)
P (S = 2) = P (X1 = 1, X2 = 1)
= f (1)f (1)
∑
P (S = s) = P (X1 = x, X2 = s − x).
x
Dalam menentukan distribusi S dengan N peubah acak alias compound distribution, distribusi
N harus ditentukan lebih dahulu. Dengan demikian, kita peroleh
∑
P (S = s) = P (S|N = n)fN (n),
n
E(S) = E(E(S|N )) = · · ·
Latihan:
1. Misalkan S1 memiliki compound distribution dengan distribusi pertama Poisson dengan
parameter 1 dan kedua Geometrik dengan parameter p1 . Misalkan S2 memiliki compound dis-
tribution dengan distribusi pertama Poisson dengan parameter 2 dan kedua Geometrik dengan
parameter p2 . Diketahui S1 dan S2 saling bebas. Misalkan S = S1 + S2 .
Hitung P (S = s), s = 0, 1, 2.
2. Tentukan fpm dan fpp dari dari geometric-binomial compound distribution.
10
Bab 2 - Distribusi Severitas Klaim
Silabus: Fungsi kesintasan, distribusi exponensial, Weibull dan Pareto; mixed and mixture
distributions; tail weight and CTE; Aplikasi: deductible, policy limit dan coinsurance
Severitas klaim atau claim severity menyatakan besar kerugian suatu klaim asuransi. Umum-
nya, severitas klaim dimodelkan dengan distribusi kontinu nonnegatif. Secara khusus, akan
dibahas distribusi eksponensial dan Pareto serta sifat-sifat yang menyertainya seperti sifat ekor
dan kuantil.
Salah satu motivasi yang dapat digunakan dalam mempelajari sifat-sifat khusus peubah acak
seperti sifat ekor, kuantil dll adalah manfaat atau aplikasi dalam bidang profesional seperti asur-
ansi. Dalam hal ini, kajian aplikasi akan ditekankan pada pembayaran klaim oleh perusahaan
asuransi (insurer), khususnya pada kasus adanya modifikasi cakupan polis (policy coverage).
Pandang situasi seseorang mengasuransikan kendaraan yang dimilikinya. Tidak jarang pengen-
dara bersikap ceroboh terhadap kendaraannya karena keyakinan akan dijamin oleh asuransi.
Untuk mengurangi risiko dan mengendalikan masalah-masalah perilaku pemegang polis (moral
hazard), perusahaan asuransi melakukan modifikasi cakupan polis seperti deductible, policy lim-
its dan coinsurance.
Misalkan X menyatakan besar uang yang dibayar (amount paid) dalam suatu kejadian keru-
gian (loss event) dimana tidak ada modifikasi cakupan atau disebut ground-up loss. Misalkan
XL menyatakan besar uang yang dibayar dimana ada modifikasi cakupan atau cost per loss;
XP menyatakan besar uang yang dibayar dalam suatu kejadian pembayaran (payment event)
dimana ada modifikasi cakupan. Catatan: loss event terjadi jika terdapat kerugian, payment
event terjadi hanya jika pihak asuransi membayar kerugian.
Deductible
Suatu polis asuransi dengan per-loss deductible d tidak akan menbayar pada pemegang polis
(the insured) jika kerugian X kurang dari atau sama dengan d; akan membayar pemegang polis
sebesar X −d jika kerugian X lebih dari d. Jadi, besar uang yang dibayar dalam suatu kejadian
11
kerugian, XL , adalah
XL = X − d, untuk X > d,
Peubah acak XP (excess-loss variable) didefinisikan jika terjadi pembayaran, yaitu saat X > d,
XP = X − d|X > d.
Catatan:
XL memiliki censored distribution, XP memiliki truncated distribution.
Latihan.
Misalkan X dan Y , dengan deductible d = 0.25. Hitung E(XL ), E(XP ), E(YL ), E(YP ), jika X
berdistribusi eksponensial dan Y berdistribusi lognormal.
Policy limit
Modifikasi lain dari cakupan polis adalah menentukan suatu nilai u yang ditentukan dari awal
dengan aturan
XU = u, untuk X ≥ u,
Coinsurance
Dapatkah anda menjelaskan tentang Coinsurance?
Fungsi kesintasan (survival function) merupakan komplemen dari fungsi distribusi. Dapat pula
dikatakan bahwa fungsi kesintasan S(x) adalah nilai kumulatif peluang yang lebih besar dari
x atau
12
dengan sifat-sifat sbb:...
Fungsi hazard berkaitan dengan peluang mendapatkan kegagalan pada suatu waktu,
f (x)
h(x) =
S(x)
= P (x < X < x + dx|X > x)
Misalkan X peubah acak eksponensial. Fungsi distribusi dan fungsi hazardnya dapat diten-
tukan sbb. Distribusi eksponensial sering digunakan untuk menentukan distribusi waktu antar-
kedatangan.
Peubah acak X berdistribusi Pareto dengan parameter α > 0 dan γ > 0 jika fungsi dis-
tribusinya F (x). Distribusi ini cocok untuk memodelkan pendapatan. Karakteristik menarik
dari distribusi Pareto adalah tidak dimilikinya fpm dan dapat diturunkannya distribusi ini dari
distribusi eksponensial.
fX (x|λ) = λ e−λ x , x ≥ 0,
dan
( β1 )α
λα−1 e− β λ , λ ≥ 0.
1
fΛ (λ|α, β) =
Γ(α)
13
Jadi,
∫ ∞
fX (x|λ) fΛ (λ|α, β)
0
= ···
[ ]α+1
α β
= α
β βx + 1
atau
∫ ∞
αγ α
fX (x|λ) fΛ (λ|α, β) = ,
0 (x + γ)α+1
dengan γ = 1/β, yang merupakan fungsi peluang dari distribusi Pareto(α, γ). Dengan kata
lain, gamma-exponensial mixture berdistribusi Pareto.
Beberapa cara dapat digunakan untuk memanipulasi suatu peubah acak menjadi peubah acak
baru. Peubah acak baru ini diperoleh dengan membentuk fungsi peubah acak. Sebagai contoh,
diketahui peubah acak X dengan fungsi distribusi tertentu. Kita dapat membentuk fungsi
peubah acak
X 1
Y = ;Y = Xα,
λ
dsb. Contoh lain, misalkan X1 , . . . , Xn peubah acak dengan fungsi peluang fX1 , . . . , fXn .
Peubah acak baru X dapat dibentuk dengan fungsi peluang
∑n
dengan pi ≥ 0, i=1 pi = 1.
Severitas klaim dapat bernilai sangat besar walau dengan frekuensi yang kecil. Kerugian dengan
nilai ekstrim, yang terjadi pada ekor kanan (upper tail) distribusi, perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi kebijakan polis berikutnya. Distribusi dengan ekor tebal (fat/heavy/thick
14
tail) dapat diidentifikasi melalui eksistensi momen. Sebagai contoh, distribusi Pareto memiliki
hingga order α. Jadi, jika α < 2 maka distribusi Pareto tidak memiliki variansi. Artinya,
terdapat indikasi adanya distribusi ekor tebal.
Untuk membandingkan perilaku ekor distribusi, kita dapat menghitung limit rasio kedua fungsi
kesintasan. Semakin cepat suatu fungsi kesintasan menuju nol, maka semakin tipis ekor dis-
tribusi tersebut. Cara lain untuk menentukan ketebalan ekor adalah dengan menentukan (i)
fungsi hazard dan (ii) fungsi kuantil.
Misalkan X suatu kerugian acak atau random loss dengan fungsi distribusi FX . Kita dapat
menentukan suatu nilai dα sedemikian hingga
P (X ≤ dα ) = F (dα ) = α.
dα = FX−1 (α),
atau dα adalah α-kuantil dari distribusi X. Keakuratan dα dapat dihitung dengan peluang
cakupan atau coverage probability. Catatan: dα sering dikatakan VaRα (X) yang menyatakan
kerugian maksimum yang dapat ditolerir padan tingkat α.
Ukuran lain yang dapat dihitung dengan memanfaatkan dα adalah CTE atau Conditioan Tail
Expectation,
( )
E X|X > dα ,
yang, apabila kita menggunakan VaRα (X), ukuran tersebut disebut Expected Shortfall (ES).
Perhatikan kasus distribusi eksponensial dengan parameter λ. Kita peroleh
( ) 1
E X − VaRα (X)|X > VaRα (X) = = E(X).
λ
Latihan:
MG, Soal 3.18, 4.20, 4.22, 4.52, 13.24,
15
Bab 3 - Model Kerugian Agregat
Informasi yang telah diperoleh tentang distribusi frekuensi dan severitas klaim bermanfaat
dalam membangun model risiko individu dan kolektif.
Pada model risiko individu (individual risk model), misalkan nilai/besar kerugian (loss) un-
tuk setiap polis, Xi untuk i = 1, . . . , n, terjadi pada suatu blok (yang berisi sejumlah polis).
Asumsikan kerugian-kerugian tersebut saling bebas dan berdistribusi identik. Secara teori,
X1 , . . . , Xn dapat merupakan sampel acak dari X. Kerugian atau risiko agregatnya adalah
S = X1 + · · · + Xn .
Dalam praktiknya, seringkali kerugian suatu polis bernilai nol. Dengan demikian, perlu diper-
hatikan bahwa X memiliki mixed distribution.
Pada model risiko kolektif, kerugian agregat diasumsikan mengikuti suatu distribusi majemuk
atau compound distribution,
S = X1 + · · · + XN ,
dengan N peubah acak yang menyatakan frekuensi klaim dan X1 , . . . , XN peubah acak-peubah
acak, yang bersifat saling bebas dan berdistribusi identik (iid), menyatakan severitas klaim.
16
• Kedua peubah acak X1 dan X2 kontinu,
• Kedua peubah acak X1 dan X2 diskrit dan kontinu atau mixed distribution, atau
Misalkan diketahui peluang adanya suatu klaim adalah 0.2. Hal ini dapat dinyatakan dalam
peubah acak Bernoulli I dengan parameter p = 0.2 atau P (I = 1) = 0.2. Jika suatu klaim
terjadi, besar kerugiannya merupakan peubah acak eksponensial dengan parameter λ = 1/2.
Kita ingin menentukan mean dan variansi kerugian agregat Sn untuk sejumlah n polis.
17
Untuk Y berdistribusi eksponensial dengan parameter λ = 1/2, mean kerugian dalam suatu
loss event (kejadian kerugian) adalah
1 1
E(Y ) = µY = = = 2.
λ 0.5
Sementara itu, apabila diketahui adalah n = 500 polis yang saling bebas, mean kerugian
agregatnya adalah
Latihan:
Suatu portofolio memiliki 100 polis asuransi yang saling bebas. Setiap polis memiliki peluang
0.2 untuk mengajukan klaim. Ketika suatu klaim diajukan, kerugian sebesar 10, 50, dan 80
memiliki peluang berturut-turut 0.4, 0.4, dan 0.2. Tentukan mean klaim agregate dari portofolio
tersebut.
Solusi:
Peubah acak yang menyatakan kerugian memiliki distribusi peluang:
Y =y 10 50 80
P (Y = y) 0.4 0.4 0.2
dengan mean E(Y ) = 10(0.4) + 50(0.4) + 80(0.2) = 40. Untuk suatu polis acak,
E(X) = (0.2)(40) = 8.
Jadi, suatu portofolio dengan 100 polis yang saling bebas memiliki mean agregat
18
3.2 Model Risiko Kolektif
Pandang kerugian agregat SN yang memiliki distribusi majemuk atau compound distribution
dengan distribusi pertama untuk N dan distribusi kedua untuk X. Asumsikan bahwa X dan
N saling bebas. Kita dapat menentukan beberapa sifat untuk S antara lain fungsi pembangkit
momen,
[{ }N ]
= E elog MX (t)
[ ]
= E elog MX (t)N
= MN (log MX (t))
Latihan:
1. Misalkan kerugian agregat S pada model risiko kolektif memiliki distribusi primer Pois-
son dengan parameter 100 dan distribusi sekunder eksponensial dengan parameter 0.5.
Tentukan peluang kerugian agregat kurang dari 180.
2. Misalkan kerugian agregat S pada model risiko kolektif memiliki distribusi primer Poisson
dengan parameter λ dan distribusi sekunder Pareto dengan parameter (α, γ). Tentukan
mean dan variansi kerugian agregat jika polis memiliki deductible d.
19