Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBUATAN PETA TUTUPAN LAHAN SKALA 5.000


KECAMATAN KATINGAN HILIR (IBUKOTA KABUPATEN KOTA KASONGAN)
KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

I. LATAR BELAKANG
Kondisi geografis maupun kekayaan alam yang ada di Kecamatan Katingan Hilir
menjadikan wilayah ini mempunyai banyak potensi ekonomi dan potensi sumber daya
alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sejalan dengan program otonomi
daerah, maka pemerintah daerah memilikii kekuasaan yang lebih besar terhadap
pengelolaan daerahnya. Hak tersebut diikutii pula oleh kewajiban untuk mengelola
daerah dengan lebih baik dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat.
Untuk itu pengelolaan beberapa jenis sumberdaya alam menjadi hak dan kewajiban dari
pemerintahan daerah untuk sebesar-besar digunakan bagi kemakmuran rakyat di
daerah tersebut.
Keterbatasan informasi mengenai sumberdaya alam adalah salah satu masalah yang
dihadapi pemerintah daerah saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh sistem pengelolaan
terpusat yang sebelumnya berlaku dan juga karena keterbatasan sumberdaya manusia
yang dapat melakukan pengelolaan informasi tersebut dengan lebih baik.
Data mengenai keberadaan dan kondisi sumberdaya alam tersebut adalah vital dan
untuk itu diperlukan data yang terbaru. Data tersebut dapat diambill menggunakan
teknologi yang efisien, efektif dan ekonomis.
Pertumbuhan ilmu dan teknologi saat ini telah sampai pada suatu keadaan dimana citra
satelit telah dapat mencapai tingkat resolusi yang tinggi. Pemetaan dengan metode
penginderaan jauh (remote sensing) saat ini menjadi pilihan utama karena citra satelit
mudah untuk diperoleh, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh seperti cara
observasinya yang bersifat repetitive dengan periode waktu tertentu, maka sangat
dimungkinkan untuk mendapatkan data terbaru dan data secara multitemporal, mampu
mengamati daerah-daerah yang sulit bahkan tidak mungkin dilakukan dengan
pengamatan secara langsung, datanya bersifat multispektral dan relatif murah. Hal ini
sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang kondisi/potensi sumber daya

alam dan lingkungan terkini serta monitoring perubahannya dibandingkan dengan


selang waktu sebelumnya. Teknologi penginderaan jauh adalah satu perolehan
informasi tentang obyek atau kejadian dengan dasar pengukuran dilakukan pada jarak
tertentu dari obyek atau kejadian tersebut (Butler et al, 1988). Menurut Lillesand dan
Kiefer (1990) Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
(acquision) tentang obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan alat tanpa adanya kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang
dikaji.
Dengan informasi itu, kemudian dapat dilakukan perhitungan kekayaan alam yang
dimiliki oleh suatu daerah yang pada gilirannya akan dapat digunakan dalam
perencanaan pembangunan secara lebih baik dan tepat. Inventarisasi sumberdaya alam
tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara
lebih arief, bijaksana dan berkelanjutan.
Dengan informasi dan data yang tepat dan up to date, maka kemudian dapat diatur
perencanaan pemanfaatan sumberdaya alam tersebut secara bijaksana dan tidak
tumpang tindih.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah menyediakan informasi spasial berkaitan dengan
berbagai tema atau masalah dengan mengolah data atau parameter masukan yang
tersedia atau diperoleh dengan memasukkannya ke dalam model tertentu sehingga
dapat diperoleh informasi spasial yang berguna atau relevan dengan informasi tematik
yang diperlukan.
Tujuan yang dari pengadaan peta dijital ini adalah peta sebagai bahan dasar (raw
materials) yang bersifat kewilayahan, akan dibuat dalam bentuk peta dijital
bergeorefensi

yang

akan

digunakan

untuk

perencanaan

wilayah

dan

kota,

mengidentifikasi kondisi geografis sekaligus membangun basis data toponimi daerah.


Untuk keperluan teknis dan non teknis, peta dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dari berbagai tujuan perencanaan
kewilayahan dan kota, sehingga dapat dibuat sesuai dengan keperluan berdasarkan
kebutuhan instansi pengguna peta (user)

Halaman -

III. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai secara garis besar adalah :
1.

Tersedianya peta dasar dengan skala yang lebih besar/detail baik dalam format
dijital maupun analog.

2.

Terbangunnya sistem perencanaan kewilayahan baik sektoral maupun regional


secara terpadu.

3.

Perencanaan penataan ruang kearah yang lebih baik.

IV. LINGKUP PEKERJAAN


Posisi geografis Kecamatan Katingan Hilir, dalam kegiatan ini
Secara garis besar pekerjaan dan yang akan dilakukan dibagi dalam beberapa bagian,
yaitu :
Persiapan

2.

3.

a)

Pengadaan citra satelit

b)

Pengadaan peta dasar/peta topografi

Pelaksanaan
a)

Proses pengolahan citra satelit

b)

Ortorektifikasi citra satelit

c)

Klasifikasi tutupan lahan

Pekerjaan lapangan
a)

Identifikasi titik kontrol

b)

Pengukuran titik kontrol (ground control point) menggunakan GPS tipe


geodetik

4.

c)

Identifikasi lapangan (ground check)

d)

Pembuatan Model Permukaan Dijital (Digital Elevation Model/DEM)

e)

Editing dan kartografi

Reproduksi

Halaman -

5.

Pelaporan

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Peralatan yang digunakan haruslah memenuhi standar dalam mendukung pekerjaan
yang akan dilaksanakan baik dari segi waktu maupun kemampuan pengolahan. Secara
garis besar spesifikasi peralatan adalah sebagai berikut :
1.

Komputer Pentium Core 2 Duo 2.4 Ghz 4 unit

2.

Plotter ukuran A0 dengan Resolusi 600 1000 dpi

1 Unit

3.

GPS Tipe Geodetik

2 Unit

4.

Software

: PCI Geomatic 9.1

5.

Software Lain

: AutoCAD 2002 atau AutoCAD Map 2004, ARC/Info 3.5.2,


ArcGIS, ARCView, ER-Mapper 7.0

Halaman -

VI. METODOLOGI
Metodologi dimaksud merupakan penjabaran dari lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan berisi spesifikasi teknis tentang pengadaan data, pengolahan citra satelit,
pekerjaan lapangan, pembuatan DEM, dijitasi on screen, serta proses editing dan
kartografi, adalah sebagai berikut:
1.

Identifikasi Pekerjaan

Dalam rangka memperlancar pekerjaan diharuskan konsultan untuk mempelajari


kerangka acuan kerja dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta melakukan kegiatan
diskusi/pertemuan/asistensi kepada pemimpin kegiatan beserta tim teknis. Apabila
terdapat kendala yang sifatnya krusial atau mendesak harus segera melaporkan kepada
pemimpin kegiatan untuk dicari pemecahannya dan secara insidentil dapat dilakukan
rapat/diskusi.

2.

Pengadaan Data Dasar dan Citra Satelit


a)

Pengadaan Data Dasar


Penjelasan data dasar berupa peta merupakan Peta Topografi atau Peta
Rupabumi Indonesia diharuskan mengacu pada Peta Dasar Nasional dengan
norma sebagai berikut:

Datum Horisontal

: Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95)

Datum Vertikal

: MSL setempat

Sistem Proyeksi

: Transverse Mercator

Sistem Koordinat

: Geografis dan UTM (WGS 84)

Isi (unsur tampilan)

: Relief, perairan, jaringan transportasi, gedung


dan

bangunan,

tumbuh-tumbuhan,

batas

administrasi, dan nama geografis.

Model Data

: Text untuk gasetir, ASCII untuk DTM, Vektor


untuk CAD file atau ArcInfo, GIS file dan
Kartografik file.

Halaman -

Apabila tidak tersedia peta dasar sebagaimana pasal 7 pp10/2000, maka peta
lain

dapat

digunakan

sebagai

peta

dasar,

setelah

peta

lain

itu

ditransformasikan ke sistem referensi dan sistem proyeksi yang ditentukan


berdasarkan pp10/2000 atau ketentuan norma di atas.
b)

Pengadaan Citra Satelit


Spesifikasi citra satelit yang digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan peta dijital skala 1 : 5.000.

Umum
-

Resolusi maksimum untuk mendapatkan peta skala 1 : 5.000 adalah


0.6 meter.

Citra satelit yang diadakan tidak ditentukan, yang penting memenuhi


seluruh koordinat yang tercantum diatas.

Format GeoTiff 16 bit dan belum terkoreksi.

Keaslian Data
-

Data citra satelit asli dari pihak Vendor Data dengan disertai lisensi
untuk Client.

Header File harus tersedia sesuai dengan citra yang dipesan.

Data dalam bentuk CD-Room asli dari Vendor.

Kualitas Data
-

Dengan liputan awan kurang dari 20% diluar critical area.

Data citra terlihat tajam dengan tidak ada Hase serta unsur-unsur di
permukaan bumi yang berdiameter 2 kali resolusi terlihat jelas.

Sudut Off-Nadir kurang dari 200.

Informasi Orbit
-

Informasi orbit harus dapat dibaca oleh software yang akan digunakan
untuk proses orthorektifikasi.

File informasi orbit ini terdapat dalam metafile/header file dan harus
sesuai dengan file citranya.

Halaman -

Cakupan Wilayah
-

Data citra satelit minimal harus mencakup seluruh liputan wilayah


yang telah ditentukan

3.

Pengolahan Citra Satelit


a)

Pembacaan Data Citra Satelit dan Orbit


Data mentah (Raw Data) dari citra satelit harus mampu dibaca oleh perangkat
lunak (Software) yang digunakan untuk melakukan orthorektifikasi.

b)

Identifikasi Titik Ikat Tanah (GCP) pada Citra Satelit


Titik Kontrol harus dapat teridentifikasi dengan jelas dan benar. Kesalahan
yang masih diperbolehkan adalah maksimum 2 pixel. Sebagian dari GCP
digunakan sebagai ICP (Independent Check Points) dengan kesalahan
maksimum 2 pixel.
Pengadaan titik GCP dapat dilakukan dengan cara :

4.

Image to Ground

Image to Vektor

Image to Image

c)

Block Bundle Adjustment

d)

Orthorektifikasi

e)

Image Enhancement

Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan ini disebut juga dengan Pre-Processing, tahapannya adalah sebagai
berikut:

5.

a)

Rejoining

b)

Identifikasi dan Pengukuran Titik Kontrol Tanah (Ground Control Point)

c)

Identifikasi/Komplesi Data Lapangan

Pembuatan Model Permukaan Dijital

Halaman -

a)

Resampling

b)

Sistem Proyeksi

6.

Dijitasi On Screen

7.

Editing dan Kartografi


a)

Text Entry
Data-data hasil dari komplesi lapangan disatukan ke dalam peta 1 : 10.000
dengan aturan sesuai dengan standar peta 1 : 5.000.

b)

Edge Matching

V. REPRODUKSI (PENCETAKAN PETA)


1.

Bahan dan Peralatan


a) Pengeplotan Peta menggunakan Plotter HP Design JET A0 presisi dengan
resolusi tinggi.
b) Bahan yang digunakan adalah bahan yang stabil jenis medium glosy
paper/HVS dan digunakan sebelum tanggal kadaluarsa yang ditentukan oleh
pabrik.
c) Bahan yang digunakan harus bebas dari noda-noda, perubahan warna dan
kerapuhan yang dapat menyebabkan menuanya (ageing).
d) Tinta yang digunakan untuk pengeplotan memberikan warna yang tajam dan
tidak berubah warna karena perubahan kelembaban/air.

2.

Kualitas Hasil Pengeplotan


a) Cetakan harus sedemikian rupa sehingga setakan keringnya tetap rata dalam
berbagai keadaan kelembaban.
b) Densitas dan tone harus seragam.

VI. PELAPORAN
Laporan yang harus diserahkan oleh konsultan adalah:

Halaman -

1.

Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Berisi laporan pendahulu pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan rincian dari
spesifikasi teknis pekerjaan beserta peralatan yang akan digunakan beserta hasil
akhir pembuatan peta dasar dijital. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak
lima set.

2.

Laporan Sementara (Interim Report)


Berisi laporan kemajuan (progress report) pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk
kurva S. Kemudian dalam tahap ini juga konsultan harus menunjukkan pencapaian
hasil pekerjaan dalam bentuk dijital maupun foto-foto. Laporan kemajuan
berdasarkan tingkat pencapaian pekerjaan ini akan digunakan konsultan dalam
pengambilan termijn keuangan. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak lima
set.

3.

Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report)


Berisi penyempurnaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan dan kemajuan pekerjaan sudah mencapai 80%. Pada tahap ini
konsultan harus mempresentasikan pekerjaan kepada dinas/instansi terkait.
Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak sepuluh set.

4.

Laporan Akhir (Final Report)


Produk akhir yang harus diserahkan berupa :
a)

Dokumen laporan akhir diserahkan sebanyak sepuluh eksemplar.

b)

Data citra satelit dalam bentuk CD-Room asli yang dipesan dari vendor
disertai lisensi untuk Client.

c)

Album peta dasar skala 1 : 5.000 sebanyak 2 eksemplar,

d)

Album foto citra satelit yang telah dilakukan pengolahan citra sebanyak dua
eksemplar

e)

Data file peta dasar yang telah didijitasi dalam bentuk dijital yang disimpan
dalam CD-Room sebanyak lima belas buah

f)

Data file citra satelit yang telah dilakukan pengolahan citra yang disimpan
dalam CD-Room sebanyak lima belas buah

Halaman -

Setiap penyerahan laporan diikuti diskusi antar Team Leader dan para Tenaga Ahli yang
ditunjuk dengan Pemberi Tugas untuk mendapatkan rekomendasi/tanggapan dari
laporan yang diserahkan.

5.

Presentasi

Merupakan kegiatan pemaparan terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan dengan
melibatkan berbagai stakeholder terkait. Team leader dan tenaga ahli yang ditunjuk
harus hadir untuk memberikan keterangan dan jawaban atas hasil-hasil yang telah
didapat.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pembuatan peta dijital ini paling lambat 6 bulan
kalender, kecuali ada ketentuan lain dalam surat perjanjian kontrak. Konsultan harus
menyajikan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci.
Berikut jadwal pelaksanaan pekerjaan;

Deskripsi Pekerjaan

BULAN
3
4

o
1
2.
3
4
5
6
7

VIII.

Identifikasi Pekerjaan
Pengadaan Data Dasar dan Citra Satelit
Pembuatan model permukaan digital (DEM)
Pengolahan citra satelit
Pekerjaan Lapangan
Digitasi On Screen
Editing & Kartografi

KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugasnya konsultan harus menyediakan tenaga ahli maupun


tenaga pendukung yang memenuhi kebutuhan pekerjaan, baik ditinjau dari lingkup
kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Kualifikasi minimal dari personil inti
yang disyaratkan untuk masing-masing jenis pekerjaan adalah :

Halaman - 10

1.

Tenaga Ahli
a) Project Manager
Satu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang
Remote Sensing dan Mapping. Minimal berpendidikan S-2 dengan
pengalaman selama 8 tahun atau S-3 dengan pengalaman minimal 5 tahun,
tiga tahun diantaranya berpengalaman sebagai project manager. Project
manager dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung.
b) Ahli Penginderaan Jauh
Satu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang
Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Minimal berpendidikan S-1 dengan
pengalaman selama 5 tahun dibidangnya dan dapat bekerja penuh selama
kegiatan berlangsung tergantung man-month
c) Ahli Geodesi
Satu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang
Pemetaan dan Pengolahan Data GPS. Minimal berpendidikan S-1 dengan
pengalaman selama 5 tahun dibidangnya dan dapat bekerja penuh selama
kegiatan berlangsung tergantung man-month

2.

Tenaga Pendukung
a) Satu orang Koordinator Ortho dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi
dengan pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya.
b) Satu orang Koordinator Editing dan Kartografi yang mempunyai kualifikasi
sarjana teknik geodesi atau teknik geografi dan pengalaman di bidang digital
mapping dan penggambaran peta minimal 3 tahun.
c) Dua orang Operator Editing dan Kartografi dengan kualifikasi pendidikan
sarjana teknik geodesi atau teknik geografi serta pengalaman pada
pekerjaan editing dan kartografi digital mapping minimal 3 tahun
d) Dua orang Operator Digitasi yang merupakan tenaga operator dengan
kualifikasi pendidikan diploma komputer atau SMA dan berpengalaman di
bidang pendigitasian peta minimal 2 tahun.
e) Empat orang surveyor lapangan, untuk identifikasi titik kontrol dan detail
lapangan yang berpengalaman dibidang pemetaan menggunakan GPS tpe
geodetic minimal 3 tahun.

Halaman - 11

Juga dapat dilengkapi dengan assisten engineer/chief surveyor, surveyor dan tenaga
pendukung lainnya, seperti drafter dan operator komputer, kebutuhan man-month
tenaga ahli diusulkan oleh Konsultan.

IX. BAGAN ORGANISASI


Konsultan menyajikan bagan organisasi yang melibatkan tenaga-tenaga ahli beserta
deskripsi fungsinya.

X.

JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Kebutuhan jadual penugasan personil beserta man-monthnya diusulkan oleh Konsultan.

XI.

SUMBER DANA

Pembiayaan untuk kegiatan ini diperoleh dari APBD Kabupaten

Halaman - 12

Anda mungkin juga menyukai