Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Kurikulum, Fungsi,

Tujuan dan
Komponennya| Banyak para ahli
yang mendefinisikan pengertian
kurikulum. Ada juga fungsi dan
komponennya yang mungkin
teman-teman belum
mengetahuinya.
Dalam pengertian
kurikulum. Secara umum,
Pengertian kurikulumadalah
seperangkat atau sistem rencana
dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran yang
dipedomani dalam aktivitas belajar
mengajar. Secara etimologis,
kurikulum berasal dari
istilah curriculumdimana dalam
bahasa inggris, kurikulum adalah
rencana
pelajaran.Curriculum berasal dari
bahasa latin
yaitu currere, kata currerememiliki
banyak arti yaitu berlari cepat,
maju dengan cepat, menjalani dan
berusaha untuk.
Fungsi
Kurikulum - Kurikulum
sebagai alat dalam pendidikan
memiliki berbagai macam fungsi
dalam pendidikan yang sangat
berperan
dalam
kegunannya. Fungsi
Kurikulum adalah
sebagai
berikut...

Fungsi Penyesuaian (the


adjustive
or
adaptive
function)
: Kurikulum
berfungsi
sebagai
penyesuain
adalah
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri dengan
perubahan
yang
terjadi
dilingkungannya
karna
lingkungan bersifat dinamis
artinya dapat berubah-ubah.
Fungsi
Integrasi
(the
integrating
function)
: Kurikulum
berfungsi
sebagai
penyesuain
mengandung
makna
bahwa
kurikulum
merupakan alat pendidikan
yang mampu menghasilkan
pribadi-pribadi
yang
utut

yang dapat dibutuhkan dan


berintegrasi di masyarakat.

Fungsi Diferensiasi (the


diferentiating
function)
: Kurikulum
berfungsi
sebagai
diferensiansi adalah sebagai
alat
yang
memberikan
pelayanan
dari
berbagai
perbedaan disetiap siswa
yang harus dihargai dan
dilayani.

Fungsi
Persiapan
(the
propaeduetic
function)
: Kurikulum
berfungsi sebagai persiapan
yang mengandung makna
bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan
mampu
mempersiapkan
siswa
kejenjang selanjutnya dan
juga dapat mempersiapkan
diri
dapat
hidup
dalam
masyarakat,
jika
tidak
melanjukan pendidikan.

Fungsi
Pemilihan
(the
selective
function)
: Kurikulum
berfungsi sebagai pemilihan
adalah
memberikan
kesempatan bagi siswa untuk
menentukan pilihan program
belajar yang sesuai dengan
minat dan bakatnya.

Fungsi Diagnostik (the


diagnostic
function)
: Kurikulum
sebagai
diagnostik mengandung
makna
bahwa
kurikulum
adalah alat pendidikan yang
mampu mengarahkan dan
memahami potensi siswa
serta
kelemahan
dalam
dirinya. Jika telah memahami
potensi
dan
mengetahui
kelemahannya,
maka
diharapkan
siswa
dapat
mengembangkan potensi dan
memperbaiki kelemahannya.

Komponen
Kurikulum - Kurikulum
mempunyai 4 unsur komponen
yang
membentuk/penyusun
kurikulum. 4 Unsur komponen
kurikulum adalah sebagai berikut...
a. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu sistem
pembelajaran
yang
digunakan
untuk mencapai tujuan karna
berhasil atau tidaknya sistem
pembelajaran
diukur
dari
banyaknya
tujuan-tujuan
yang
tercapai.
Tujuan
pendidikan
menurut permendiknas No. 22
Tahun 2007 pada tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah
adalah sebagai berikut..

Tujuan
pendidikan
dasar
adalah meletakkan dasar
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia,
dan
keterampilan
hidup
mandiri
serta
mengikuti
pendidikan selanjutnya.

Tujuan pendidikan menengah


adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia
dan keterampilan
hidup
mandiri
serta
mengikuti
pendidikan selanjutnya

Tujuan pendidikan menengah


kejurusan
adalah meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian,
akhlak
mulia dan keterampilan hidup
mandiri
serta
mengikuti pendidikan
selanjutnya sesuai kejurusan

Tujuan
pendidikan
institusional adalah tujuan
pendidikan
yang
dikembangkan di kurikuler
dalam setiap mata pelajaran
disekolah.

b.
Komponen
Isi
(Bahan
pengajaran)
Kurikulum dalam komponen isi
adalah
suatu
yang
diberikan

kepada anak didik untuk bahan


belajar mengajar guna mencapai
tujuan. Kurikulum memiliki kriteria
yang membantu perencanaan pada
kurikulum.
Kriteria
kurikulum
adalah sebagai berikut..

Sesuai, tepat dan bermakna


bagi perkembangan siswa

Mencerminkan
sosial

Mengandung
pengetahuan
ilmiah yang tahan uji

Menunjang
tercapainya
tujuan pendidikan

kenyataan

c.
Komponen
Strategi
Kurikulum
sebagai
komponen
strategi
yang
merujuk
pada
pendekatan dan metode serta
peralatan dalam proses belajar
mengajar.
Strategi
dalam
pembelajaran tergambar dari cara
yang
ditempuh
dalam
pembelajaran,
mengadakan
penilaian, pelaksanaan bimbingan
dan mengatur kegiatan baik umum
maupun yang sifatnya khusus.
Strategi
Pelaksanaan
adalah
pengajaran, penilaian, bimbingan,
dan penyeluhan kegiatan sekolah.
Tercapainya tujuan, ini diperlukan
pelaksanaan yang baik dalam
menghantarkan peserta didik ke
tujuan tersebut yang merupakan
tolak
ukur
dari
program
pembelajaran (kurikulum).
d.
Komponen
Evaluasi
Komponen
evaluasi
dalam
kurikulum
adalah
memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan suatu
kurikulum dalam proses dan hasil
belajar peserta didik yang memiliki
peranan
penting
dalam
memberikan keputusan dari hasil
evaluasi
guna
dalam
pengembangan model kurikulum
sehingga
mampu
mengetahui
tingkat keberhasilan suatu siswa
dalam mencapai tujuannya.
SILABUS
1.Pengertian Silabus

Silabus
adalah
rencana
pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi ,
kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi
waktu,
dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar
ke
dalam
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
dan
indikator
pencapaian
kompetensi
untuk
penilaian.
Silabus
merupakan
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
tentang
kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas,
dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok
yang dapat menjawab pertanyaan
berikut.:
1.
Kompetensi
yang
akan
ditanamkan kepada peserta didik
melalui
suatu
kegiatan
pembelajaran
2.
kegiatan yang harus dilakukan
untuk menanamkan / membentuk
kompetensi tersebut
3.
upaya yang harus dilakukan
untuk
mengetahui
bahwa
kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik
Silabus
bermanfaat
sebagai
pedoman sumber pokok dalam
pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, mulai dari pembuatan
rencana
pembelajaran,
pengelolaan
kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan
sistem penilaian.
2.
Prinsip
Pengembangan
Silabus
v Ilmiah . Keseluruhan materi dan
kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan
dapat
dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
v Relevan. Cakupan,
kedalaman,
tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.

v Sistematis. Komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara
fungsional
dalam
mencapai
kompetensi.
v Konsisten. Adanya hubungan yang
konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi
pokok,
pengalaman
belajar,
sumber
belajar,
dan
sistem
penilaian.
v Memadai. Cakupan
indikator,
materi pokok, pengalaman belajar,
sumber
belajar,
dan
sistem
penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
v Aktual
dan
Kontekstual. Cakupan indikator,
materi pokok, pengalaman belajar,
sumber
belajar,
dan
sistem
penilaian
memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
v Fleksibel. Keseluruhan komponen
silabus
dapat
mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
v Menyeluruh. Komponen
silabus
mencakup
keseluruhan
ranah
kompetensi
(kognitif,
afektif,
psikomotor).
3. Unit Waktu Silabus
1.
Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan
untuk
mata
pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan
d tingkat
satuan
pendidikan.
2.
Penyusunan
silabus
memperhatikan alokasi waktu yang
disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata
pelajaran lain yang sekelompok.
3.
Implementasi pembelajaran per
semester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata
pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum. Khusus untuk
SMK/MAK menggunakan penggalan
silabus
berdasarkan
satuan
kompetensi.
4. Pengembang Silabus
Pengembangan
silabus
dapat dilakukan oleh para guru

1.

2.

3.

4.

5.

1.

secara mandiri atau berkelompok


dalam
sebuah
sekolah
atau
beberapa
sekolah,
kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan
Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Disusun secara mandiri oleh
guru
apabila
guru
yang
bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah
dan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran
karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan
pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah
dapat
mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru
mata
pelajaran
untuk
mengembangkan
silabus
yang
akan digunakan oleh sekolah
tersebut.
Di SD/MI semua guru kelas, dari
kelas I sampai dengan kelas VI,
menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran
IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
Sekolah yang belum mampu
mengembangkan silabus secara
mandiri,
sebaiknya
bergabung
dengan
sekolah-sekolah
lain
melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama
mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh
sekolah-sekolah
dalam
lingkup
MGMP/PKG setempat.
Dinas
Pendidikan
setempat
dapat memfasilitasi penyusunan
silabus dengan membentuk sebuah
tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman
di
bidangnya
masing-masing.
5.
Komponen-Komponen
Silabus
Silabus
dalam
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan terdiri
dari beberapa komponen, sebagai
berikut.
Standar Kompetensi Mata
Pelajaran
Standar kompetensi mata
pelajaran adalah batas dan arah
kemampuan yang harus dimiliki
dan dapat dilakukan oleh peserta
didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran
tertentu, kemampuan yang dapat
dilakukan atau ditampilkan siswa

2.

3.

4.

5.

untuk
suatu
mat
pelajaran,
kompetensi dalam mata pelajaran
tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki
oleh lulusan dalam dalam suatu
mata pelajaran tertentu. Standar
Kompetensi
terdapat
dalam
Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah
kemampuan minimal pada tiap
mata pelajaran yang harus dicapai
siswa. Kompetensi dasar dalam
silabus
berfungsi
untuk
mengarahkan
guru
mengenai
target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.Misalnya,
mampu
menyelesaikan
diri
dengan
lingkungan
dan
sebagainya.Kompetensi
Dasar
terdapat dalam Permen Diknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi.
Hasil Belajar
Hasil
belajar
adalah
kemampuan
siswa
dalam
memenuhi
suatu
tahapan
pencapaian pengalaman belajar
dalam
suatu
kompetensi
dasar.Hasil belajar dalam silabus
berfungsi sebagai petunjuk tentang
perubahan perilaku yang akan
dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang
dilakukan,
sesuai
dengan
kompetensi dasar dan materi
standar yang dikaji.Hasil belajar
bisa
berbentuk
pengetahuan,
keterampilan,maupun sikap.
Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah
ciri
penanda
ketercapain
kompetensi dasar.Indikator dalam
silabus berfungsi sebagai tandatanda
yang
menunjukkan
terjadinya perubahan perilaku pda
diri siswa.Tanda-tanda ini lebih
spesifik dan lebih dapat diamati
dalam diri siswa, target kompetensi
dasar tersebut sudah terpenuhi
atau tercapai.
Materi Pokok
Materi pokok adalah pokokpokok materi yang harus dipelajari
siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan yang akan
dinilai
dengan
menggunakan

6.

7.

8.

9.

instrumen penilaian yang disusun


berdasarkan indikator pencapaian
belajar.Secara
umum materi
pokok dapat
diklasifikasikan
menjadi
empat
jenis,yaitu
fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
adalah bentuk atau pola umum
kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Strategi
pembelajaran meliputi kegiatan
tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).
Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu
yang diperlukan untuk menguasai
masing-masing kompetensi dasar.
Adanya Penilaian
Penilaian
adalah
jenis,
bentuk,
dan
instrumen
yang
digunakan untuk mengetahui atau
mengukur
keberhasilan belajar
siswa.
Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar
adalah sarana dan sumber belajar
yang digunakan dalam proses
belajar mengajar.
6.
Langkah-langkah
Pengembangan Silabus
Sebagaimana
telah
dikemukakan
dalam
uraian
sebelumnya
Silabus
adalah
rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau
kelompok
mata
pelajaran/tema
tertentu
yang
mencakup standar kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar
ke
dalam
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
dan
indikator
pencapaian
kompetensi
untuk
penilaian. Mengembangkan silabus
dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
Mengkaji
Standar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
Mengkaji standar kompetensi
dan
kompetensi
dasar
mata
pelajaran sebagaimana tercantum

a)
b)
c)

d)
e)
f)
g)

h)

a.

pada
Standar
Isi,
dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki
konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan
materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan
yang ada di Standar Isi;
b. keterkaitan antara standar
kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar
kompetensi dan kompetensi dasar
antar mata pelajaran.
Mengidentifikasi
Materi
Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi
materi
pokok/pembelajaran
yang
menunjang pencapaian kompetensi
dasar dengan mempertimbangkan:
potensi peserta didik;
relevansi dengan karakteristik
daerah,
tingkat
perkembangan
fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik;
kebermanfaatan bagi peserta
didik;
struktur keilmuan;
aktualitas,
kedalaman,
dan
keluasan materi pembelajaran;
relevansi dengan kebutuhan
peserta
didik
dan
tuntutan
lingkungan; dan
alokasi waktu.
Mengembangkan Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
dirancang
untuk
memberikan
pengalaman
belajar
yang
melibatkan proses mental dan fisik
melalui
interaksi
antarpeserta
didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar.
Pengalaman
belajar yang dimaksud dapat
terwujud
melalui
penggunaan
pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
adalah
sebagai
berikut.
Kegiatan pembelajaran disusun
untuk memberikan bantuan kepada

para pendidik, khususnya guru,


agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
b.
Kegiatan pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan
untuk
mencapai
kompetensi dasar.
c.
Penentuan
urutan
kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki
konsep
materi
pembelajaran.
d.
Rumusan
pernyataan
dalam
kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Merumuskan
Indikator
Pencapaian Kompetensi
Indikator
merupakan
penanda pencapaian kompetensi
dasar
yang
ditandai
oleh
perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator
dikembangkan
sesuai
dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian
pencapaian
kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian
dilakukan
dengan
menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun
lisan,
pengamatan
kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil
karya
berupa
tugas,
proyek
dan/atau
produk,
penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian
merupakan
serangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan,
sehingga
menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penilaian.

a.

Penilaian
diarahkan
untuk
mengukur pencapaian kompetensi.
b.
Penilaian menggunakan acuan
kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan peserta didik
setelah
mengikuti
proses
pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan
posisi
seseorang
terhadap kelompoknya.
c.
Sistem
yang
direncanakan
adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti
semua
indikator
ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan
kompetensi
dasar
yang telah dimiliki dan yang belum,
serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d.
Hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang
pencapaian
kompetensinya
di
bawah kriteria ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
e.
Sistem
penilaian
harus
disesuaikan dengan pengalaman
belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
tugas
observasi
lapangan maka evaluasi harus
diberikan
baik
pada
proses
(keterampilan proses) misalnya
teknik
wawancara,
maupun
produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi
yang dibutuhkan.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan
alokasi
waktu
pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan
jumlah
kompetensi
dasar,
keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi
dasar.
Alokasi
waktu
yang
dicantumkan
dalam
silabus
merupakan perkiraan waktu rerata
untuk menguasai kompetensi dasar
yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam.

Menentukan Sumber Belajar


Sumber
belajar
adalah
rujukan, objek dan/atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media
cetak dan elektronik, narasumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial,
dan budaya.
Penentuan
sumber
belajar
didasarkan
pada
standar
kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
dan
indikator pencapaian kompetensi.
7. Format dan Model Silabus
Pada dasarnya tidak ada format
dan model silabus yan baku.Hal ini
disebabkan banyaknya variable
yang mempengaruhi
pengembangan model silabus,
yang mengkibatkan silabus bersifat
dinamis, dalam artian suatu model
dapat dilaksanakan dengan baik
untuk kondisi tertentu,belum tentu
cocok untuk kondisi yang lain,atau
suatu model berhasil diterapkan
dengan baik oleh guru
tertentu,belum tentu
berhasildengan baik jika diterapkan
oleh guru yang lain.Oleh karena itu,
setiap guru diharapkan dapat
mengembangkan silabus-silabus
yang sesuai dengan karakteristik
pribadi guru dan kondisi lingkungan
dimana guru bertugas.
Pengertian RPP
Rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur
dan
pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan
dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran
paling
luas
mencakup satu kompetensi dasar
yang terdiri atas satu indicator atau
beberapa indicator untuk satu kali
pertemuan atau lebih.
RPP merupakan persiapan
yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan disini dapat
diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan
mental,
situasi
emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif,
termasuk meyakinkan pembelajar

untuk mau terlibat secara penuh.


Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
silabus
mempunyai perbedaan, meskipun
dalam hal tertentu mempunyai
persamaan. Silabus memuat halhal yang perlu dilakukan siswa
untuk
menuntaskan
suatu
kompetensi secara utuh, artinya di
dalam suatu silabus adakalanya
beberapa kompetensi yang sejalan
akan disatukan sehingga perkiraan
waktunya belum tahu pasti berapa
pertemuan yang akan dilakukan.
Sementara
itu,
rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah
penggalan-penggalan
kegiatan
yang perlu dilakukan oleh guru
untuk
setiap
pertemuan.
Didalamnya harus terlihat tindakan
apa yang perlu dilakukan oleh guru
untuk
mencapai
ketuntasan
kompetensi
serta
tindakan
selanjutnya
setelah
pertemuan
selesai.
2.
Tujuan dan Fungsi RPP
Tujuan rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah untuk : (1)
mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil proses belajar
mengajar; (2) dengan menyusun
rencana
pembelajaran
secara
profesional, sistematis dan berdaya
guna, maka guru akan mampu
melihat, mengamati, menganalisis,
dan
memprediksi
program
pembelajaran sebagai kerangka
kerja yang logis dan terencana.
Sementara itu, fungsi rencana
pembelajaran
adalah
sebagai
acuan
bagi
guru
untuk
melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar
(
kegiatan
pembelajaran ) agar lebih terarah
dan berjalan secara efektif dan
efisien. Dengan kata lain rencana
pelaksanaan
pembelajaran
berperan sebagai scenario proses
pembelajaran. Oleh karena itu,
rencana pelaksanaan pembelajaran
hendaknya
bersifat
luwes
(
fleksibel
)
dan
member
kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan
dengan
respon
siswa dalam proses pembelajaran
yang sesungguhnya.

3.
Unsur-unsur
yang
Perlu
Diperhatikan
dalam
Penyusunan RPP
Unsur-unsur
yang
perlu
diperhatikan dalam penyususnan
rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah :

Mengacu
pada
kompetensi dan kemampuan dasar
yang harus dikuasai siswa, serta
materi
dan
submateri
pembelajaran, pengalaman belajar
yang telah dikembangkan didalam
silabus;

Menggunakan
berbagai pendekatan yang sesuai
dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup ( life skill ) sesuai
dengan
permasalahan
dan
lingkungan sehari-hari;

Menggunakan
metode dan media yang sesuai,
yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;

Penilaian
dengan
system pengujian menyeluruh dan
berkelanjutan
didasarkan
pada
system
pengujian
yang
dikembangkan
selaras
dengan
pengembangan silabus.
4.
Komponenkomponen RPP
Komponen-komponen
rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
menurut
permendiknas
Nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses terdiri dari :

Identitas
mata
pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi :
satuan
pendidikan,
kelas,
semester,
program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema
pelajaran, jumlah pertemuan.

Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan
kualifikasi kemampuan minimal
peserta
didik
yang
menggambarkan
penguasaan
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan
yang
diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/ atau
semester
pada
suatu
mata
pelajaran.

Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah


kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu
sebagai
rujukan
penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.

Indikator pencapaian
kompetensi
Indikator
kompetensi
adalah
perilaku yang dapat diukur dan/
atau diobservasi untuk menunjukan
ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian
kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat
diamati
dan
diukur,
yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.

Tujuan pembelajaran
Tujuan
pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.

Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indicator
pencapaian kompetensi.

Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai
dengan
keperluan
untuk
pencapaian KD dan beban belajar.

Metode pembelajaran

Metode pembelajaran
digunakan
oleh
guru
untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses
pembelajaran
agar
pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indicator yang telah
ditetapkan.
Pemilihan
metode
pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik,
serta karakteristik dari setiap
indicator dan kompetensi yang
hendak
dicapai
pada
setiap
indicator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran.
Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan
untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD/MI.

Kegiatan
pembelajaran

a.

Pendahuluan
Pendahuluan
merupakan
kegiatan
awal
dalam
suatu
pertemuan
pembelajaran
yang
ditujukan untuk membangkitkan
motivasi
dan
memfokuskan
perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
Dalam
kegiatan
pendahuluan,
guru
:
(1)
menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses
pembelajaran;
(2)
mengajukan
pertanyaanpertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3)
menjelaskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan (4) menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
b.
Inti
Kegiatan
inti
merupakan
proses
pembelajaran
untuk
mencapai
KD.
Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi
aktif,
serta
memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
c.
Penutup
Penutup
merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
rangkuman
atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
v Penilaian hasil belajar
Prosedur
dan
instrument
penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan
dengan
indicator
pencapaian
kompetensi
dan
mengacu kepada standar penilaian.
v Sumber belajar
Penentuan sumber belajar
didasarkan
pada
standar
kompetensi dan kompetensi dasar,

serta
materi
ajar,
pembelajaran,
dan
pencapaian kompetensi.

kegiatan
indikator

5.
Prinsip-prinsip
Penyusunan RPP
Prinsip-prinsip
rencana
pembelajaran
menurut
Permendinas no 41 tahun 2007
tentang standar proses terdiri dari :
a.
Memperhatikan
perbedaan individu peserta didi.
RPP disusun dengan memerhatikan
perbedaan
jenis
kelamin,
kemampuan
awal,
tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat,
potensi,
kemampuan
sosial,emosi,
gaya
belajar,
kebutuhan
khusus,
kecepatan
belajar, latar belakang budaya,
norma,
nilai,
dan
lingkungan
peserta didik.
b.
Mendorong Partisipasi
aktif peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang
dengan berpusat pada peserta
didik untuk mendorong motivasi,
minat, kreatifitas, inisiatif inspirasi,
kemandirian,
dan
semangat
belajar.
c.
Mengembangkan
Budaya Membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang
untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam
bentuk tulisan.
d.
Memberikan
Umpan
Balik dan Tindak Lanjut.
RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, remedi.
e.
Keterkaitan
dan
Keterpaduan.
RPP disusun dengan memerhatikan
keterkaitan
dan
keterpaduan
antara SK,KD, Materi Pembelajaran,
Kegiatn Pembelajaran, Indikator
Pencapaian Kompetensi Penilaian,
dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun
dengan
mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.

f.
Menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
RPP
disusun
dengan
mempertimbangkan
peneraan
teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
6.
Langkah-langkah
Penyusunan RPP
Langkah-langkah menyusun
suatu
rencana
pelaksanaan
pembelajaran meliputi beberapa
hal berikut.
a.
Identitas
mata
pelajaran
Tuliskan nama mata pelajaran,
kelas, semester, dan alokasi waktu
( jam pertemuan ).
b.
Standar
Kompetensi
dan Kompetensi Dasar
Tuliskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sesuai dengan
Standar Isi.
c.
Indikator
Pengembangan indikator dilakukan
dengan beberapa pertimbangan
berikut.
Setiap KD dikembangkan menjadi
beberapa indicator (lebih dari dua).
Indicator menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur dan
diobservasi.
Tingkat kata kerja dalam indikator
lebih rendah atau setara dengan
kata kerja KD atau SK.
Prinsip pengembangan indicator
adalah
urgensi,
Kontinuitas,
Relevansi dan Kontekstual.
Keseluruhan indicator dalam satu
KD
merupakan
tanda-tanda,
perilaku,
dan
lain-lain
untuk
pencapaian
kompetensi
yang
merupakan kemampuan bersikap,
berfikir dan bertindak secara
konsisten.
d.
Materi pembelajaran
Cantumkan
materi
pembelajaran dan lengkapi dengan
uraiannya
yang
telah
dikembangkan dalam silabus.
Dalam
menetapkan
dan
mengembangkan
materi
perlu
diperhatikan
hasil
dari
pengembangan
silabus,
pengalaman
belajar
yang
bagaimana yang ingin diciptakan
dalam proses pembelajaran yang

didukung oleh uraian materi materi


untuk
mencapai
kompetensi
tersebut.
Hal
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
penyusunan
materi
adalah
kemanfaatan,
alokasi
waktu,
kesesuaian, ketetapan, situasi dan
kondisi lingkungan masyarakat,
kemampuan
guru,
tingkat
perkembangan peserta didik, dan
fasilitas.
Agar
penjabaran
dan
penyesuaian kemampuan dasar
tidak meluas dan melebar, maka
perlu diperhatikan criteria untuk
menyeleksi materi yang perlu
diajarkan sebagai berikut.
Sahih ( valid ), artimya materi yang
akan
dituangkan
dalam
pembelajaran benar-benar telah
teruji kebenaran dan kesahihannya.
Relevensi, artinya relevan atau
sinkron
antara
materi
pembelajaran dengan kemampuan
dasar yang ingin dicapai.
Konsistensi, artinya ada keajegan
antara
materi
pembelajaran
dengan kemampuan dasar dan
standar kompetensi.
Adequasi ( kecukupan ), artinya
cakupan materi pembelajaran yang
diberikan cukup lengkap untuk
tercapainya
kemampuan
yang
telah ditentukan.
Tingkat kepentingan, artinya dalam
memilih
materi
perlu
dipertimbangkan pertanyan berikut
: sejauh mana materi tersebut
penting dipelajari? Penting untuk
siapa? Di mana dan mengapa
penting ? dengan demikian, materi
yang
dipilih
untuk
diajarkan
tentunya memang yang benarbenar diperlukan oleh siswa.
Kebermanfaatan, artinya materi
yang
diajarkan
benar-benar
bermanfaat, baik secara akademis,
maupun nonakademis.
Layak dipelajari, artinya materi
tersebut
memungkinkan
untuk
dipelajari, baik dari aspek tingkat
kesulitannya ( tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sulit ) maupun
aspek
kelayakannya
terhadap
pemanfaatna bahan ajar dan
kondisi setempat.
Menarik minat, artinya materi yang
dipilih hendaknya menarik minat

dan dapat memotivasi siswa untuk


mempelajarinya lebih lanjut.
e.
Tujuan pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran
dijelaskan
apa
tujuan
dari
pembelajaran
tersebut.
Tujuan
pembelajaran
diambil
dari
indicator.
f.
Strategi atau Skenario
Pembelajaran
Strategi
atau
scenario
pembelajaran adalah strategi atau
scenario apa dan bagaimana dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran kepada siswa secara
terarah, aktif, efektif, bermakna
dan menyenangkan. Strategi atau
scenario pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan
oleh
guru
secara
beruntun untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Penentuan urutan
langkah
pembelajaran
sangat
penting artinya bagi materi-materi
yang
memerlukan
prasyarat
tertentu.

Desain Pembelajaran merupakan


proses sistematis pengembangan
paket pembelajaran menggunakan
teori belajar dan teori
pembelajaran untuk menjamin
terwujudnya pembelajaran yang
berkualitas. Proses dimaksud
meliputi analisis kebutuhan dan
tujuan belajar siswa,
pengembangan sistem
penyampaian untuk mencapai
tujuan tersebut. termasuk di
dalamnya pengembangan materi/
paket dan kegiatan pembelajaran,
mengujicobakan dan mengevaluasi
semua kegiatan pembelajaran dan
aktifitas siwa.
Desain pembelajaran menurut
istilah dapat didefinisikan:
1.

Proses untuk menentukan


metode pembelajaran apa yang
paling baik dilaksanakan agar
timbul perubahan pengetahuan
dan keterampilan pada diri
pembelajar ke arah yang
dikehendaki (Reigeluth).

2.

Rencana tindakan yang


terintegrasi meliputi komponen
tujuan, metode dan penilaian untuk
memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan (Briggs).
3.
Proses untuk merinci kondisi
untuk belajar, dengan tujuan makro
untuk menciptakan strategi dan
produk, dan tujuan mikro untuk
menghasilkan program pelajaran
atau modul atau suatu prosedur
yang terdiri dari langkah-langkah,
dimana langkah-langkah tersebut
di dalamnya terdiri dari analisis,
merancang, mengembangkan,
menerapkan dan menilai hasil
belajar (Seels & Richey AECT
1994).
4.
Suatu proses desain dan
sistematis untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien, serta membuat
kegiatan pembelajaran lebih
mudah, yang didasarkan pada apa
yang kita ketahui mengenai teoriteori pembelajaran, teknologi
informasi, sistematika analisis,
penelitian dalam bidang
pendidikan, dan metode-metode
manajemen (Morisson, Ross &
Kemp 2007).
Istilah pengembangan sistem
instruksional (instructional system
development) dan desain
instruksional (instructional design)
sering dianggap sama, atau
setidak-tidaknya tidak dibedakan
secara tegas dalam
penggunaannya, meskipun
menurut arti katanya ada
perbedaan antara desain dan
pengembangan. Kata desain
berarti membuat sketsa atau pola
atau outline atau rencana
pendahuluan. Sedang
Pengembangan berarti membuat
tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar,
lebih baik, lebih efektif dan
sebagainya.
Desain pembelajaran lebih
memerhatikan pada pemahaman,
pengubahan, dan penerapan
metode-metode pembelajaran. Hal
ini mengarahkan untuk memilih

dan menentukan metode apa yang


dapat digunakan untuk
mempermudah penyampaian
bahan ajar agar dapat diterima
dengan mudah oleh siswa.
2. Pentingnya Desain Pembelajaran
Tujuan Desain Pembelajaran
Tujuan desain pembelajaran adalah
mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi.
Menurut Morisson, Ross & Kemp
(2007) terdapat empat komponen
dasar dalam perencanaan desain
pembelajaran, yaitu :
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Untuk siapa program ini


dibuat dan dikembangkan?
(karakteristik siswa atau peserta
ajar)
Anda ingin siswa atau
peserta ajar mempelajari apa?
(tujuan)
Isi pembelajaran seperti apa
yang paling baik dipelajari?
(strategi pembelajaran)
Bagaiamanakan cara anda
mengukur hasil pembelajaran yang
telah dicapai? (prosedur evaluasi)
Peran Desain Pembelajaran
Agar belajar dapat bermakna
dan efektif.
Agar tersedia atau
termanfaatkan sumber belajar
Agar dapat dikembangkan
kesempatan atau pola belajar
Agar belajar dapat dilakukan
siapa saja secara berkelanjutan
Fungsi Desain Pembelajaran

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Meningkatkan kemampuan
pembelajaran (instruktur, guru,
widyaiswara, dosen, dll)
Menghasilkan sumber belajar.
Mengembangkan sistem
belajar mengajar.
Mengembangkan organisasi
menjadi organisasi belajar.
Sebagai petunjuk arah
kegiatan dalam mencapai tujuan.
Sebagai pola dasar dalam
mengatur tugas dan wewenang
bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan
Sebagai pedoman kerja bagi
setiap unsur, baik unsur guru
maupun murid.

8.

Sebagai alat ukur efektif


tidaknya suatu pekerjaan, sehingga
setiap saat diketahui ketetapan dan
kelambatan kerja.
9.
Untuk bahan penyusunan
data agar terjadi keseimbangan
kerja.
10.
Menghemat waktu, tenaga,
alat dan biaya.
Desain pembelajaran memegang
peranan penting dalam
peningkatan kualitas pembelajaran,
hal ini dimungkinkan karena
dengan merancang desain
pembelajaran, seorang desainer
(dalam hal ini guru) memiliki peran
vital dalam merumuskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan memiliki kesadaran akan
pentingnya tujuan pembelajaran,
maka guru akan berupaya untuk
melakukan berbagai aktifitas dalam
rangka mewujudkan tujuan
pembelajaran, seperti merumuskan
bahan instruksional, memilih
strategi instruksional, memilih
media dan alat pembelajaran,
merancang alat evaluasi, dan lain
sebagainya.
Dengan kesadaran dan keinginan
dari guru untuk merancang desain
pembelajaran yang berkualitas,
diharapkan proses pembelajaran
akan berlangsung secara
menyenangkan, menarik, dan tentu
saja berorientasi pada tujuan
umum yang ingin dicapai.
Dampaknya, secara langsung
maupun tidak langsung akan
meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.

Pengertian Media
Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses belajar mengajar.
Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-

alat tersebut sesuai dengan


perkembangan dan tuntutan
zaman. Guru sekurang-kurangnya
dapat menggunakan alat yang
murah dan bersahaja tetapi
merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajaran
yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat
mengembangkan alat-alat yang
tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan
keterampilan membuat media
pengajaran yang akan
digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang
media pengajaran, yang meliputi
(Hamalik, 1994 : 6)
Media sebagai alat komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar;
Fungsi media dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan;
Seluk-beluk proses belajar;
Hubungan antara metode
mengajar dan media pendidikan;
Nilai atau manfaat media
pendidikan dalam pengajaran;
Pemilihan dan penggunaan
media pendidikan
Berbagai jenis alat dan teknik
media pendidikan;
Media pendidikan dalam setiap
mata pelajaran;
Usaha inovasi dalam media
pendidikan.[1]
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa media adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
Kata media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.[2]

Apabila media itu membawa


pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut
Media Pembelajaran.[3]
B. Manfaat Media Dalam
Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar
mengajar, dua unsur yang sangat
penting adalah metode mengajar
dan media pengajaran. Kedua
aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon
yang diharapkan siswa kuasai
setelah pengajaran berlangsung,
dan konteks pembelajaran
termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru.
enis-Jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali
jenis dan macamnya. Mulai yang
paling kecil sederhana dan murah
hingga media yang canggih dan
mahal harganya. Ada media yang
dapat dibuat oleh guru sendiri, ada
media yang diproduksi pabrik. Ada
media yang sudah tersedia di
lingkungan yang langsung dapat
kita manfaatkan, ada pula media
yang secara khusus sengaja
dirancang untuk keperluan
pembelajaran
Meskipun media banyak ragamnya,
namun kenyataannya tidak banyak
jenis media yang biasa digunakan
oleh guru di sekolah. Beberapa
media yang paling akrab dan
hampir semua sekolah
memanfaatkan adalah media cetak
(buku). selain itu banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan
jenis media lain gambar, model,
dan Overhead Projector (OHP) dan
obyek-obyek nyata. Sedangkan
media lain seperti kaset audio,

video, VCD, slide (film bingkai),


program pembelajaran komputer
masih jarang digunakan meskipun
sebenarnya sudah tidak asing lagi
bagi sebagian besar guru.
Sedangkan
evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan
dan
menyeluruh
dalam
rangka
pengendalian,
penjaminandan penetapan kualitas
(nilai atau arti) berbagai komponen
pembelajaran
berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
TUJUAN
DAN
MANFAAT
EVALUASI PEMBELAJARAN
Dari berbagai penjelasan secara
bahasa dan istilah di atas bahwa
Evaluasi memiliki tujuan sebagai
berikut :
a.
Untuk
mengetahui
kadar
pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran
b.
Untuk melatih keberanian dan
mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali materi yang
disajikan
c.
Untuk
mengetahui
tingkat
perubahan prilakunya
d.
Untuk mengetahui siapa di
antara peserta didik yang cerdas
dan yang lemah, sehingga yang
lemah diberi perhatian khusus agar
ia dalam mengejar kekurangannya.
Oleh karena itu, sasaran dari
evaluasi bukan saja peserta didik
tetapi
mencakupi
pengajarnya( guru)
Sedangkan
manfaat
dilaksanakan
evaluasi
pembelajaran
ada
beberapa hal :
a.
Memperoleh
pemahaman
pelaksanaan
dan
hasil
pembelajaran
yang
telah
berlangsung/ dilaksanakan oleh
guru.
b.
Membuat keputusan berkenaa
n dengan pelaksanaan dan hasil
pembelajaran.
c.
Meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran dalam
rangka
upaya
meningkatkan
kualitas keluaran.

3.

a.

2.

b.

c.

d.

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
DALAM PEMBELAJARAN
Dalam mendesain dan melakukan
proses atau kegiatan evaluasi
seorang
guru
hendaknya
mempertimbangkan prinsip-prinsip
berikut:[5]
Prinsip
berkesinambungan
(continuity)
Maksud Prinsip ini adalah kegiatan
evaluasi dilaksanakan secara terusmenerus.
Evaluasi
tidak hanya dilakukan sekali seta
hun atau persemester,
tetapi
dilakukan
secara
berkelanjutan
mulai dari proses pembelajaran
dengan memperhatikan peserta
didik hingga ia tamat dari institusi
tersebut.
prinsip
menyeluruh
(comprehensive)
Prinsip ini maksudnya adalah
dalam melakukan evaluasi haruslah
melihat
keseluruhan dari aspek berfikir
(domain kognitif),aspek nilai atau
sikap
(domain
afektif),
maupun aspek keterampilan
( domain psikomotor) yang ada
pada masing-masing peserta didik.
Prinsip objektivitas (objektivity)
Maksud dari prinsip ini adalah
bahwa
Objektivitas
artinya
mengevaluasi
berdasarkan keadaan yang sesun
gguhnya, tidak dipengaruhi oleh
hal-hal lain yang bersifat emosional
dan irasional.
Prinsip valididitas (validity)
Validitas artinya keshahihan yaitu
bahwa evaluasi yang digunakan
benar-benar
mampu mengukur apa yang hen
dak diukur atau yang diinginkan.
Validitas juga selalu disamakan
dengan ketepatan, misalnya untuk
mengukur partisipasi peserta didik
dalam proses pembelajaran bukan
dievaluasi dengan melihat nilai
ketika ulangan tetapi dilihat juga
mulai dari kehadiran, keaktifan dan
sebagainya.
Sedangkan
evaluasi
pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
dalam rangka pengendalian, penjaminandan
penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai

komponen
pembelajaran
berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
a.
2.

TUJUAN DAN MANFAAT EVALUASI


PEMBELAJARAN
Dari berbagai penjelasan secara bahasa
dan istilah di atas bahwa Evaluasi memiliki
tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kadar pemahaman
peserta didik terhadap materi pelajaran
b. Untuk melatih keberanian dan mengajak
peserta didik untuk mengingat kembali
materi yang disajikan
c. Untuk mengetahui tingkat perubahan
prilakunya
d. Untuk mengetahui siapa di antara peserta
didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga
yang lemah diberi perhatian khusus agar ia
dalam mengejar kekurangannya. Oleh
karena itu, sasaran dari evaluasi bukan saja
peserta
didik
tetapi
mencakupi
pengajarnya( guru)
Sedangkan manfaat dilaksanakan evaluasi
pembelajaran ada beberapa hal :
a. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan
hasil pembelajaran yang telah berlangsung/
dilaksanakan oleh guru.
b. Membuat keputusan berkenaan
dengan pelaksanaan
dan hasil
pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran
dalam
rangka
upaya
meningkatkan kualitas keluaran.
3.

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI DALAM


PEMBELAJARAN

b.

c.

d.

Dalam mendesain dan melakukan proses


atau kegiatan evaluasi seorang guru
hendaknya mempertimbangkan prinsipprinsip berikut:[5]
Prinsip berkesinambungan (continuity)
Maksud Prinsip ini adalah kegiatan evaluasi
dilaksanakan secara terus-menerus. Evaluasi
tidak hanya dilakukan sekali setahun atau
persemester, tetapi dilakukan secara
berkelanjutan
mulai
dari
proses
pembelajaran
dengan
memperhatikan
peserta didik hingga ia tamat dari institusi
tersebut.
prinsip menyeluruh (comprehensive)
Prinsip ini maksudnya adalah dalam
melakukan evaluasi haruslah melihat
keseluruhan dari aspek berfikir
(domain
kognitif),aspek nilai atau sikap (domain
afektif),
maupun aspek keterampilan
( domain psikomotor) yang ada pada
masing-masing peserta didik.
Prinsip objektivitas (objektivity)
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa
Objektivitas
artinya
mengevaluasi
berdasarkan keadaan yang sesungguhnya,
tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang
bersifat emosional dan irasional.
Prinsip valididitas (validity)
Validitas artinya keshahihan yaitu bahwa
evaluasi yang digunakan benar-benar
mampu mengukur apa yang hendak
diukur atau yang diinginkan. Validitas juga
selalu disamakan
dengan ketepatan,
misalnya untuk mengukur partisipasi peserta
didik dalam proses pembelajaran bukan
dievaluasi dengan melihat nilai ketika
ulangan tetapi dilihat juga mulai dari
kehadiran, keaktifan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai