Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN RESMI

MATERI

: PERPINDAHAN PANAS

KELOMPOK : 1/RABU
ANGGOTA

: 1. Bilal Teguh P.

(21030113130158)

2. Firman Agum G. (21030113140152)


3. Irma Sari

(21030113130199)

4. Katerina Nila O.

(21030113120055)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

PERPINDAHAN PANAS

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Materi

: Perpindahan Panas

Kelompok

: 1/Rabu

Anggota

: 1. Bilal Teguh P

21030113130158

2. Firman Agum G. 21030113140152


3. Irma Sari

21030113130199

4. Katerina Nila O. 21030113120055

Semarang, 23 Mei 2016


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dr. Hadiyanto, S.T. M.Sc.


NIP. 197510281999031004

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

ii

PERPINDAHAN PANAS

INTISARI
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan panas antara
sumber panas dan penerima panas. Tujuan dari percobaan ini adalah mampu merangkai aliran
searah maupun lawan arah, mengukur dan mengkalibrasi alat, menghitung harga Ui, Uo, Uc,
Ud dan Rd dari alat serta memberikan rekomendasi terhadap Heat exchanger berdasarkan
nilai Rd yang di dapat. Prinsip percobaan ini adalah mencari overall heat transfer coefficient
(U) pada alat HE dengan variabel skala flowrate. Besarnya panas yang ditransfer dapat
dihitung dengan mengetahui suhu fluida masuk yang dirancang secara single pass dan
dioperasikan secara co-current dan counter current.
Perpindahan panas adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kecepatan perpindahan
panas diantara sumber panas (hot body) dan penerima panas (cold body). Besarnya panas
yang ditransfer dapat dihitung dengan mengetahui perubahan suhu dari fluida masuk dan
keluar pada kecepatan tertentu. Sedangkan pada suhu rata-rata logaritma dapat dihitung dari
perubahan suhu masuk dan keluar, baik dari fluida panas maupun dingin. Menurut cara
penghantar dayanya, perpindahan panas dibedakan menjadi konveksi, konduksi dan radiasi.
Jenis aliran perpindahan panas contohnya aliran co-current dan counter current.
Percobaan dimulai dengan merangkai alat dengan aliran co-current dan counter
current. Heater dinyalakan lalu dioperasikan kemudian mengatur skala pada rotameter hot
fluid. Setiap skala rotameter dicatat flowrate, pengamatan tiap variabel skala rotameter
dilakukan dalam selang waktu 1 menit selama 10 menit dimulai dari menit ke-0. Data-data
yang diperlukan antara lain Thi, Tho, Tci, Tco dan flowrate hot fluid. Jika ingin mengubah
arah aliran fluida, pompa dan heater dimatikan terlebih dahulu. Setelah operasi selesai, pompa
dimatikan dan rangkaian dikembalikan seperti semula.
Berdasarkan hasil percobaan, untuk aliran co-current dengan flowrate 1,5.10-4 m3/s;
2,167.10-4 m3/s; 2,83.10-4 m3/s, nilai TLMTD semakin menurun, Nilai Ui, Ud, Uo, dan Uc
cenderung bertambah. Nilai Rd dari flowrate terkecil ke terbesar semakin menurun. Untuk
aliran counter current dengan flowrate yang sama didapatkan, nilai TLMTD semakin
menurun, Nilai Ui, Ud, Uo, dan Uc cenderung bertambah. Nilai Rd dari flowrate terkecil ke
terbesar juga semakin menurun seiring kenaikan flowrate. Pada flowrate yang sama, nilai Ui
akan selalu lebih besar dari Ud karena adanya perbedaan luas perpindahan panas. Semakin
besar laju alir maka nilai Uc dan Ud juga makin besar dikarenakan nilai U yang berbanding
lurus dengan nilai laju alir. Pada percobaan diperoleh data = 1,03, p = 0,36, dan q = 0,34.
Nilai Rd yang didapat dari percobaan sudah melebihi nilai Rd toleransi yang berarti bahwa
sudah waktunya untuk membersihkan alat.
Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya pemasangan selang harus
benarbenar rapat dan kuat agar tidak terjadi kebocoran, pembacaan suhu harus cermat dan
teliti, pembacaan skala flowrate harus cermat dan teliti, usahakan alat dalam keadaan kering
agar tidak terjadi kontak dengan arus listrik.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

iii

PERPINDAHAN PANAS

SUMMARY
Heat transfer is the study of heat transfer between source of heat and heat recipient. The
experiments are capable of stringing unidirectional flow and opponent directions, measure and
calibrate tools, calculate Ui , Uo , Uc , Ud and Rd of tools and provide recommendations based
on the value of the Heat exchanger Rd. The principle of this experiments are to find the overall
heat transfer coefficient (U) on the tool HE with variable flowrate scale. The amount of heat
transferred can be calculated by knowing the temperature of the fluid entrance single pass and
operated in co-current and counter-current.
Heat transfer is a study of the rate of heat transfer between the heat source ( hot body) and
receiver hot (cold body). The amount of heat transferred can be calculated by knowing the
change in temperature of the fluid in and out at certain speeds. While the average temperature
of the logarithm can be calculated from temperature changes in and out , both hot and cold
fluids. By way of its conductor , heat transfer can be divided into convection, conduction and
radiation. Type heat transfer flow such as co current flow amd counter-current.
The experiments are starts with assembling tools with co-current flow and countercurrent. Heater turned on and operated and then set the scale of the rotameter hot fluid. Each
scale rotameter flowrates noted, observations of each variable scale rotameter done within an
interval of 1 minute for 10 minutes started at minute 0 . The data required included Thi Tho ,
Tci , Tco and hot fluid flowrate . If you want to changed the direction of fluid flow, pump and
heater turned off. After the operation is completed, the pump was turned off and the circuit is
restored.
Based on the experimental results , for the co-current flow with flowrate 1,5.10-4 m3/s;
2,167.10-4 m3/s; 2,83.10-4 m3/s, TLMTD value decrease, value Ui , Ud , Uo , and Uc tend to
increase. Value Rd from the largest to the smallest flowrate decreases. For counter-current
flow with the same flowrate obtained, TLMTD value decrease, value Ui , Ud , Uo , and Uc
tend to increase. Rd value of the smallest to the largest flowrate is also declined with the
increase flowrate. At the same flowrate , the value Ui will always be greater than Ud because
of the wide variation in heat transfer . The greater the flow rate, the Uc and Ud value will be
higher due to the value of U is directly proportional to the flow rate value. In the experimental
data obtained = 1.03 , p = 0.36 and q=0.34. Values Rd obtained from experiments already
exceeds the value Rd tolerance which means that it is time to clean the appliance.
Advice given to the next lab hose fitting must be truly dense and strong to prevent leakage,
temperature readings should be carefully and thoroughly, flowrate scale reading should be
carefully and thoroughly , try the tool in a dry state to avoid contact with electric current .

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

iv

PERPINDAHAN PANAS

PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia yang
berjudul Perpindahan Panas dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka
laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Hadiyanto, S.T. M.Sc.selaku dosen pembimbing materi Perpindahan
Panas
2. Mahadhika W. Thorifa selaku asisten pengampu materi Perpindahan Panas
3. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun spiritual.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi segenap
pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menuju kesempurnaan
laporan ini.

Semarang, 29 Maret 2016


Penulis

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
INTISARI ............................................................................................................. iii
SUMMARY........................................................................................................... iv
PRAKATA ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 1
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perpindahan panas .............................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis perpindahan panas ...................................................................... 4
2.3 Asaz Black .................................................................................................... 5
2.4 Overall coeficient heat exchanger ................................................................ 6
2.5 Pengertian Uo,Ui, Ud, Uc ........................................................................... 6
2.6 Pemilihan fluida shell and tube .................................................................... 8
2.7 Penjabaran rumus TLMTD ........................................................................ 8
2.8 Kelebihan dan kekurangan aliran co-current dan counter-current ............... 11
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum................................................................................... 10
3.2 Bahan dan alat yang digunakan .................................................................... 11
3.3 Gambar rangakaian alat ................................................................................ 11
3.4 Prosedur praktikum ...................................................................................... 11
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Flowrate terhadap Uo dan Ui ...................................................... 15
4.2 Hubungan Flowarate terhadap Uc dan Ud ................................................... 16
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

vi

PERPINDAHAN PANAS

4.3 Hubungan Flowrate terhadap faktor pengotor.............................................. 17


4.4 Koefisien , p dan q pada peristiwa perpindahan panas .............................. 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 21
5.2 Saran ............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

vii

PERPINDAHAN PANAS

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram alir rancangan praktikum perpindahan panas ................... 11
Gambar 3.2 Rangkaian alat utama praktikum ..................................................... 12
Gambar 4.1 Hubungan flowrate terhadap Uo, Ui ............................................... 14
Gambar 4.2 Hubungan flowrate terhadap Uc dan Ud ......................................... 15
Gambar 4.3 Hubungan flowrate terhadap faktor pengotor ................................. 17

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

viii

PERPINDAHAN PANAS

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai Ui, Uo, Ud pada Aliran Counter Current dan Co-Current ......... 14
Tabel 4.2 Nilai Uc, Ud pada Aliran Counter Current dan Co-Current .............. 15
Tabel 4.3 Nilai Rd pada Aliran Counter Current dan Co-Current....................... 16
Tabel 4.4 Nilai % error antara Nu percobaan dengan Nu model ......................... 20

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

ix

PERPINDAHAN PANAS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Heat Transfer adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan perpindahan
panas dari sumber panas (heat body) ke penerima panas (cold body). Manfaat ilmu
ini adalah untuk membantu merancang alat yang berhubungan dengan panas atau
preheater, misalnya cooler, condenser, reboiler, dan evaporator.
Pada industri setelah alat preheater dirancang kemudian dibutuhkan
parameter-parameter seperti faktor kekotoran yang mengindikasikan layak atau
tidak suatu alat penukar panas ( Heat exchanger) digunakan dan kapan alat tersebut
perlu dibersihkan (cleaning).
Dengan diketahuinya masih layak atau tidak suatu alat perpindahan panas
yang dapat diketahui dari perhitungan suhu fluida panas masuk (Thi), suhu fluida
panas keluar (Tho), suhu fluida dingin masuk (thi), dan suhu fluida dingin keluar
(tho) berdasarkan pengamatan maka dengan perhitungan neraca panas dapat
mendesain alat penukar panas (Heat exchanger).

1.2 Rumusan Masalah


Pada praktikum ini akan dipelajari pengaruh jenis aliran yang berbeda,
kenaikan skala flowrate pada aliran hot fluid dan perbedaan suhu awal hot fluid
terhadap parameter yang mempengaruhi proses perpindahan panas. Jenis aliran
yang kami gunakan yaitu aliran co-current dan counter-current, serta skala flowrate
yang kami gunakan yaitu 1,5.10-4; 2,167.10-4; 2,83.10-4 m3/s. Parameter proses
perpindahan panas yang akan kami hitung berdasarkan data perubahan suhu saat
praktikum berlangsung yaitu Ui,Uo,Uc,Ud, dan Rd.
1.3 Tujuan Percobaan
1. Mampu merangkai dengan benar hubungan rangkaian searah maupun lawan
arah.
2. Dapat menghitung luas perpindahan panas (Ao & Ai) berdasarkan data ukuran
pipa.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

3. Mampu menghitung nilai Uo dan Ui berdasarkan neraca panas.


4. Mampu menghitung Uc dan Ud.
5. Mampu menggambar grafik hubungan (flowrate/jenis aliran) vs U (Uc, Ud, Uo,
Ui).
6. Mampu mencari koefisien , p, q, dan hubungan persamaan perpindahan panas
yang digunakan dengan bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl berdasarkan
rumus:

hD
k

= [

Dv

Cp
]
k

][

7. Mampu menggambar grafik hubungan (flowrate/jenis aliran) vs Rd.


8. Mampu memberikan rekomendasi terhadap heat exchanger yang digunakan
berdasarkan nilai Rd yang didapat.

1.4

Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan ini adalah untuk membantu

memahami dasar

perancangan alat-alat yang berhubungan dengan panas, misalnya cooler,


condenser, reboiler, dan evaporator.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kecepatan
perpindahan panas diantara sumber panas (hot body) dan penerima panas (cold
body). Salah satu hubungan ini adalah untuk membantu kita dalam perancangan alat
yang berhubungan dengan panas, misalnya cooler, heater, condenser, reboiler, dan
evaporator. Percobaan yang dilaksanakan dengan alat Heat Transfer Bench T.D. 36
yang merupakan alat penukar panas Shell and Tubes dimana alat tersebut terdiri
dari 1 shell dan 5 tubes yang dirancang dengan sistem single pass dapat
dioperasikan secara searah maupun lawan arah baik fluida panas dan fluida dingin
dilewatkan shell maupun tube. Sebagai fluida panas, sebelumnya dioperasikan
maka dibuat dahulu melalui hot tank dengan pemanas listrik. Sebagai fluida dingin
sebelum dioperasikan dibuat dahulu melalui tangki yang merupakan refrigerator.
Prinsip percobaan tersebut adalah akan mencari besarnya overall heat
transfer coefficient (U) pada alat tersebut dengan berbagai variasi kecepatan fluida
panas maupun fluida dingin yang dialirkan pada heat exchanger tersebut. Besarnya
panas yang ditransfer dapat dihitung dengan mengetahui perubaahan suhu dari
fluida masuk dan keluar pada kecepatan tertentu. Sedangkan pada suhu rata-rata
logaritma dapat dihitung dari perubahan suhu masuk dan keluar, baik dari fluida
panas maupun dingin. Dengan persamaan: q=U.A.TLMTD dapat dihitung harga
U dimana besarnya A dihitung dari ukuran alat penukar panas tersebut. Dari
berbagai variasi perubahan kecepatan aliran dapatlah dibuat/dibaca adanya
perubahan harga U terhadap perubahan kecepatan aliran. Untuk mengetahui jumlah
panas yang dipindahkan dipakai heat exchanger (HE).
Ada beberapa jenis heat exchanger, yaitu :
1. Shell and tube heat exchanger
2. Double pipe heat exchanger
3. Extended surface heat exchanger
4. Air cool heat exchanger.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

Yang umum dipakai adalah shell and tube heat exchanger karena :
1. Memiliki luas permukaan perpindahan panas per satuan volume yang besar
2. Ukuran relatif kecil terhadap hot dry yang besar
3. Untuk area yang kecil cukup dengan double pipe
4. Aliran fluida dapat diatur dengan co-current maupun counter current
5. Terjadi perpindahan panas secara konveksi (antara shell dan fluida) dan
konduksi (antara dinding-dinding shell).
Perpindahan panas yang terjadi di heat exchanger akan didahului dengan
panas yang terjadi di masing-masing pipa dan tergantung pada sifat bahan dan
diameter pipa. Makin besar diameter pipa makin besar perpindahan panasnya.
Biasanya panas yang melewati dinding secara keseluruhan ditentukan oleh
koefisien luas maupun dalam. Untuk konduksi ditentukan oleh tebal pipa dan bahan
pipa. Hantaran panas heat exchanger ditentukan oleh koefisien perpindahan panas
secara menyeluruh (U).

2.2 Jenis-jenis Perpindahan Panas


Menurut cara penghantar dayanya, perpindahan panas dibedakan menjadi :
1. Konduksi merupakan perpindahan panas yang terjadi karena molekul-molekul
dalam zat bersinggungan, dimana besarnya kecepatan perpindahan panas :
T

= .. x

Dengan Q = kecepatan perpindahan panas secara konduksi (BTU/jam)


A = luas perpindahan panas (ft2)
K = konduktivitas (Btu/ft.hr.oF)
T = beda suhu antara permukaan panas dan dingin (oF)
x = tebal bahan yang dilalui panas (ft)
Berdasarkan hukum Fourier, besarnya Q tergantung pada :

Besar kecilnya konduktivitas (k)

Berbanding lurus dengan beda suhu (T)

2. Konveksi Merupakan perpindahan panas disebabkan adanya gerakan


atom/molekul suatu gas/cairan yang bersinggungan dengan permukaan.
Persamaannya: Qc = h.A.(Ts-Tv)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

Dengan Qc = laju perpindahan panas konveksi (BTU/hr)


h = koefisien perpindahan panas konveksi (BTU/ft.hr.oF)
A = luas perpindahan panas (ft2)
Ts = suhu permukaan batang (oF)
Tv = suhu solubility (oF)
3. Radiasi
Merupakan gelombang perpindahan panas karena adanya perbedaan suhu dan
berlangsung secara gelombang elektromagnetik tanpa perantara.
T1

T2

Persamaannya : Qr = C.F.A(T14- T24) = 0,171 [(100)4- [(100)4]


Dengan Qr = energi perpindahan panas reaksi (Btu/hr)
c = konstanta Stefan Boltzman
F = faktor panas (emisifitas bahan)
A = luas bidang (ft2)
T1= suhu mutlak
T2= suhu mutlak

2.3 Azas Black


Azas Black adalah suatu prinsip dalam thermodinamika yang dikemukakan
oleh Joseph Black. Azas ini menjabarkan :

Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang
panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama

Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas

Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan Bunyi Azas Black adalah sebagai berikut : Pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih
rendah. Dirumuskan : Qh = Wh.Cph.(Th1-Th2)
Qc = Wc.Cpc.(Tc1-Tc2)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

2.4 Overall Coefficient Heat Transfer (U)


Hal yang sangat penting untuk menganalisa alat penukar panas adalah
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U). Koefisien ini merupakan ukuran dari
alat penukar panas dalam hal memindahkan panas. Untuk harga U yang besar maka
kecepatan perpindahan panas akan besar, namun sebaliknya jika U kecil maka
kecepatan perpindahan panas harganya kecil. Bila dalam alat penukar panas kedua
fluida dalam alat alat penukar panas dipisahkan dalam bidang datar maka U dapat
dinyatakan dalam bentuk :
U=

1
1

1
( )( )
1

h1 = perpindahan panas konveksi pada sisi dalam pipa


ho = koefisien perpindahan panas konveksi pada sisi luar pipa
x = tebal dinding
k = konduktivitas panas bahan dinding
Harga U tergantung pada :
1. Tebal dinding, semakin tebal dinding harga U semakin kecil dan panas yang
ditransfer juga semakin kecil
2. Daya hantar panas
3. Beda suhu, semakin besar beda suhu maka U semakin besar
4. Luas bidang permukaan panas.

2.5 Pengertian Ui, Uo, Ud, Uc


Bila kedua fluida dibatasi oleh dinding pipa yang jari-jari di dalamnya ri dan
jari-jari luarnya ro maka U dapat dituliskan dalam bentuk :
Uo=
Ui=

1
(

1
)+( )( )+( )( )
0

1
1

( )+( )( )+( )( )

Uo dan Ui masing-masing adalah koefisien perpindahan panas menyeluruh


berdasarkan luas permukaan pipa bagian luar dan bagian dalam. Rumus Uo dan Ui
di atas hanya berlaku hanya untuk pipa atau permukaan yang bersih (clean surface).

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

Resistance of Dirt (Rd)


Resistance of Dirt merupakan suatu keadaan dimana shell maupun tube pada

suatu alat Heat exchanger terdapat zat pengotor yang dapat mengganggu kinerja
heat exchanger. Zat pengotor ini dapat mempengaruhi jumlah panas yang ditransfer
pada alat heat exchanger, sehingga perlu dilakukan pembersihan secara berkala.
Jenis Resistance of Dirt yang paling sering terjadi adalah Fouling.
Fouling

adalah

peristiwa

terakumulasinya

padatan

yang

tidak

dikehendakidipermukaan heat exchanger yang berkontak dengan fluida kerja,


termasuk permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan,
pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses biologi. Faktor pengotoran ini sangat
mempengaruhi perpindahan panas pada heat exchanger. Pengotoran ini dapat
terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada
komponen dari heatexchangerakibat pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya.
Selama heat exchanger inidioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur
fluida mengalir juga dapat menurunkan atau mempengaruhi koefisien perpindahan
panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Penyebab terjadinya fouling :

Adanya pengotor berat yaitu kerak yang berasal dari hasil korosi atau coke.

Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi
kerak keras.
Akibat fouling :

Mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan


biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
Ukuran heat exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.
Faktor pengotoran (fouling factor) dapat dicari persamaan :
UcUd

Rd = Uc.Ud
hio.ho

Dengan Uc= hio+ho dan

Ud= A.T

Dimana UC = koefisien perpindahan panas menyeluruh bersih


UD = koefisien perpindahan panas menyeluruh (design)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

hio = koefisien perpindahan panas pada permukaan luar tube


ho = koefisien perpindahan panas fluida diluar tube

2.6 Pemilihan Fluida pada Shell dan Tube

Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube standar cukup
kuat menahan tekanan yang tinggi.

Fluida berpotensi fouling dialirkan di dalam tube agar pembersihan lebih


mudah dilakukan.

Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di dalam shell


membutuhkan bahan konstruksi yang mahal yang lebih banyak.

Fluida bertemperatur tinggi dan diinginkan untuk memanfaatkan panasnya


dialirkan di dalam tube karena dengan ini kehilangan panas dapat
dihindarkan.

Fluida dengan viskositas yang lebih rendah dialirkan di dalam tube karena
pengaliran fluida dengan viskositas tinggi di dalam penampang alir yang
kecil membutuhkan energi yang lebih besar.

Fluida dengan viskositas tinggi ditempatkan di shell karena dapat digunakan


baffle untuk menambah laju perpindahan.

Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube. Diameter tube yang
kecil menyebabkan kecepatan linier fluida (velocity) masih cukup tinggi,
sehingga menghambat fouling dan mempercepat perpindahan panas.

Fluida yang mempunyai volume besar dilewatkan melalui tube, karena


adanya cukup ruangan.

2.7 Penjabaran Rumus TLMTD


Untuk mendesain alat penukar panas dan memperkirakan kemampuan alat
penukar panas maka harus ditampilkan hubungan antara total panas yang
dipindahkan dengan besaran yang lain misalnya suhu masuk dan suhu keluar dari
kedua fluida, harga koefisien perpindahan panas menyeluruh U dan luas
perpindahan panas dari alat penukar panas tersebut.
Panas yang dilepas oleh fluida panas dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan:

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

Q = mh.Cph.(Thi-Tho)
Panas tersebut secara keseluruhan diterima oleh fluida dingin yang dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan :
Q = mc.Cpc.(Tco-Tci)
Panas yang dilepas oleh fluida panas dan diterima oleh fluida dingin dapat
terjadi karena adanya beda suhu T = Th - Tc yang disebut beda suhu lokal antara
fluida panas dan fluida dingin pada suatu titik atau lokal tertentu, dimana dari ujung
pemasukan sampai ujung pengeluaran harga T selalu berubah. Dengan
menggunakan neraca energi, dapat dirumuskan sebagai berikut.
dq = -mh.Cph.Th = -Ch. Th dimana mh.Cph = Ch
dq = mc.Cpc.Tc = Cc. Tc

dimana mc.Cpc = Cc

Perpindahan panas melalui luasan dA dapat dinyatakan sebagai :


dq = U.T.dA
dimana T= Th Tc
d(T) = dTh dTc
dq

dq = -Ch.dTh

dTh =

dq = -Cc.dTc

dTc =

Ch
dq
Cc

Maka d(T) = dTh dTc = -dq (Ch + Cc)


1

d(T) = -dq (Ch + Cc)


Substitusi dq = U.T.dA, maka akan diperoleh :
d(T) = - U. T.dA (
d(T)
T

Ch

Cc

= (Ch + Cc)

Diintegralkan sepanjang alat penukar panas didapatkan :


2

d(T) = U (
1
(T2)

ln

T1

1
1
+ ) + dA
Ch
Cc
1

= (Ch + Cc)

Substitusi Ch = ThiTho dan Cc =TciTco


ln

(T2)
T1

= (

ThiTho
q

TcoTci
q

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

PERPINDAHAN PANAS

(c)

ln T1 =

UA
q

[ ( ) ( ) ]

dimana T1 = Thi-Tci dan T2 = Tho-Tco


maka didapat
sehingga

q = UA

T2T1
T2
)
T1

ln (

Tm = TLMTD =

T2T1
T2
)
T1

ln (

T1T2
T1
)
T2

ln (

Perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin tergantung pada beda
suhu rata-rata logaritma (LMTD), luas permukaan perpindahan panas (A), dan
overall heat transfer coefficient (U).
Persamaan ini hanya berlaku untuk keadaan :
1. Cairan dalam keadaan steady state dan kecepatan aliran konstan
2. U dan A konstan
3. Cp konstan walau suhu berubah
4. Panas yang hilang di sekeliling di abaikan
5. Berlaku untuk co-current dan counter current
6. Tidak berlaku untuk aliran silang
7. Dalam sistem tidak ada perbedaan fase

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Aliran Co-Current dan Counter-Current


1. Co-Current
Kelebihan

biasa dipakai dalam 1 fasa di multifase heat exchanger

dapat membatasi suhu maksimal fluida dingin

dapat mengubah salah satu fluida dengan cepat

Kekurangan

panas yang dihasilkan lebih kecil dibanding counter current

jarang dipakai dalam single pass heat exchanger

tidak mungkin didapat salah satu fluida yang keluar mendekati suhu masuk
fluida lain

2. Counter-Current
Kelebihan
panas yang dihasilkan cukup besar dibandingkan co-current

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

10

PERPINDAHAN PANAS

suhu keluar dari salah satu fluida dapat mendekati suhu masuk fluida lain
bahan konstruksi lebih awet karena thermal stress-nya kecil
Kekurangan
Tidak dapat dipakai untuk mengubah suhu fluida dengan cepat
Kurang efisien jika dipakai untuk menaikkan suhu fluida dingin untuk batas
tertentu.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

11

PERPINDAHAN PANAS

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum
3.1.1 Rancangan Praktikum
Dalam kegiatan praktikum perpindahan panas ini, akan mendapatkan data
suhu dari 0 sampai 10 menit tiap 1 menit. Dari data ini kemudian dibuat tabel dan
digunakan untuk mengitung Ui,Uo,Uc,Ud,Rd selanjutnya dibuat grafik hubungan
variabel vs Uc,Ud,Ui,Uo,Rd. Setelah itu, mencari nilai ,p, q dan memberikan
rekomendasi pada heat exchanger. Variabel berubah yaitu flowrate hot fluid, jenis
aliran.
Persiapan alat

Proses pemanasan dan pendinginan fluida

Suhu hot fluid : (47 oC dan 50oC)

Pemasangan thermometer dan socket


YES
Cek kebocoran
NO
Proses perpindahan panas

Variabel tetap : Flowrate cold


fluid (m3/s) : 4,2.10-4, m3/s
Variable berubah Flowrate

Proses perpindahan panas

hot fluid : 1,5.10-4; 2,167.104

; 2,83.10-4 m3/s. Dan suhu

47oC dan 55oC. Jenis Aliran : co-

Catat respon suhu

current, counter current

Gambar 3.1. Diagram alir Rancangan Praktikum Perpindahan Panas

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

12

PERPINDAHAN PANAS

3.1.2 Penetapan Variabel


A. Variabel tetap
1. Flowrate cold fluid (m3/s) 4,2.10-4
B. Variabel berubah
1. Suhu awal hot fluid : 470C dan 550C
2. Flowrate hot fluid : 1,5.10-4; 2,167.10-4; 2,83.10-4 m3/s
3. Jenis Aliran : co-current, counter current
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
A. Alat yang Digunakan
1. Shell and tube heat exchanger
2. Thermometer
3. Thermostat
4. Selang
B. Bahan yang Digunakan
1. Air
3.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.2 Gambar Rangkaian Alat Utama Praktikum Perpindahan Panas

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

13

PERPINDAHAN PANAS

3.4 Prosedur Praktikum


1. Nyalakan heater dan unit refrigerasi pada hot dan cold tank. Atur knop thermostat
sesuai suhu yang ingin dicapai pada hot tank.
2. Pasang thermometer pada aliran masuk dan keluar HE untuk cold fluid dan hot
fluid.
3. Pompa dalam keadaan mati, hubungkan keempat flexible hose dengan socket
yang ada di atas bench. Periksa sekali lagi apakah aliran hot/cold fluid sudah
sesuai variabel percobaan. Jaga jangan sampai aliran hot fluid dihubungkan
silang dengan cold fluid karena akan merusak alat.
4. Setelah semua terpasang, cek kebocoran dengan cara menyalakan hot dan cold
pump. Jika terjadi kebocoran, matikan hot dan cold pump dan ulangi langkah
nomor 3 hingga tidak terjadi kebocoran.
5. Setelah tidak terjadi kebocoran tunggu suhu pada hot hingga lampu pemanas mati
dan cold tank tercapai, kemudian nyalakan hot dan cold pump.
6. Dengan valve pengatur flowrate, aturlah aliran hot dan cold fluid yang masuk.
7. Setelah flowrate sesuai, operasi mulai dijalankan serta jaga suhu pada hot tank
dan cold tank
8. Catat data perubahan suhu setiap 1 menit selama 10 menit.
9. Variabel yang di variasikan dalam percobaan ini adalah: a. Jenis aliran : cocurrent dan counter current b. Flowrate hot fluid : 1,5.10-4; 2,167.10-4; 2,83.10-4
m3/s c. Suhu awal hot fluid : 47OC dan 50oC
10. Bila percobaan telah selesai, matikan kedua pompa, heater dan unit refrigerasi.
Lepaskan thermometer dan flexible hose dan thermometer.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

14

PERPINDAHAN PANAS

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Flowrate Terhadap Uo Ui praktis pada suhu awal fluida panas
470C
Tabel 4.1 Hubungan Flowrate Terhadap Uo Ui praktis pada suhu awal fluida panas 470C
Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10
2,83.10

Counter Current

Co-current

Uo
(J/s.m2.C)

Ui
(J/s.m2.C)

Uo
(J/s.m2.C)

Ui
(J/s.m2.C)

2169,35

1988,72

917,486

841,092

3060,55

2805,71

1424,18

1305,59

3425,02

3139,83

2220,30

2035,43

-4

-4

4000
3500

U (J/m2sC)

3000

Co-Current
Ui

2500

Co-Current
Uo

2000

1500
Counter
Current Ui

1000
500

Counter
Current Uo

0
0.00015

0.0002167
Flowrate

0.000283

(m3/s)

Gambar 4.1 Grafik flowrate terhadap nilai Ui dan Uo praktis pada suhu awal fluida
panas 470C

Dari grafik dijelaskan bahwa semakin besar nilai flowrate, maka nilai Ui
maupun Uo cenderung meningkat. Hal ini sesuai dengan persamaan :
Qh

Qh

Ui= Ai.TLMTD / dan Uo = Ao.TLMTD


Dimana, = . .

(Kern, 1980)

Karena nilai U berbanding lurus dengan nilai m (flowrate), maka dapat


disimpulkan bahwa semakin besar nilai flowrate maka nilai Ui dan Uo juga semakin
besar. Selain itu, juga disebabkan karena semakin besar laju alir massa fluida, maka

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

15

PERPINDAHAN PANAS

pencampuran antara fluida panas dan fluida dingin juga makin cepat sehingga akan
meningkatkan nilai koefisien perpindahan panasnya (Basri, 2011).
4.2 Hubungan Flowrate Terhadap Uc dan Ud pada suhu awal fluida panas
470C
Tabel 4.2 Hubungan Flowrate Terhadap Uc dan Ud pada suhu awal fluida panas
470C

Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10
2,83.10

-4

-4

Counter Current

Co-current

Uc

Ud

Uc

Ud

907,472

2079,043

880,740

879,2895

1002,029

2933,132

979,729

1364,892

1118,757

3282,429

1080,816

2127,872

5000
4500
4000

Uc CoCurrent
Ud CoCurrent
Uc Counter
current
Ud Counter
current

U (J/m2sC)

3500

3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0.00015

0.0002167

0.000283

Flowrate (m3/s)

Gambar 4.2 Grafik flowrate terhadap nilai Uc dan Ud Ud pada suhu awal
fluida panas 470C
Pada grafik diketahui bahwa nilai Uc dan Ud cenderung meningkat seiring
dengan peningkatan laju alir fluida panas. Hal ini disebabkan karena dengan
meningkatnya laju alir, maka transfer panas dari fluida panas ke fluida dingin
menjadi lebih cepat. Sesuai dengan persamaan : U . A . TLMTD= vh. h . Cph.
Dimana, U = koefisien perpindahan panas
vh = laju alir fluida panas
T = perubahan suhu
TLMTD= beda suhu rata-rata logaritma (oC)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

16

PERPINDAHAN PANAS

= densitas
Cph = kalor jenis
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin nilai koefisien
perpindahan panas (U) berbanding lurus dengan laju alir fluida (vh), sehingga
semakin besar laju alir maka nilai U akan semakin besar. Selain itu, dari grafik juga
diketahui bahwa nilai Uc selalu lebih besar daripada nilai Ud. Hal ini disebabkan
karena adanya proses fouling. Fouling adalah peristiwa dimana kerak ataupun
impuritas lain yang terakumulasi dalam heat exchanger selama pemakaian,
sehingga nilai Ud selalu lebih rendah dari nilai Uc (Basri,2011).
4.3 Hubungan Suhu Terhadap Ud Praktis
Tabel 4.3 Hubungan Suhu Terhadap Ud
Flowrate

Ud Co-current

Ud Counter current

(m3/s)

(J/s.m2.C)

(J/s.m2.C)

1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4

47 oC

55 oC

47 oC

55 oC

879,2895

1023,511

2079,043

3210,738

1364,892

1645,122

2933,132

3855,947

2127,872

2186,306

3282,429

3988,778

4500
4000

Ud Co Current 1,5.10-4m3/s

3500
Ud Counter Current 1,5.10-4
m3/s

Ud

3000
2500

Ud Co Current 2,167.104m3/s

2000

Ud Counter Current
2,167.10-4 m3/s

1500
1000

Ud Co Current 2,83.10-4m3/s

500
0

52

57

Ud Counter Current 2,83.104 m3/s

Suhu (C)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Suhu Terhadap Ud Praktis

Berdasarkan percobaan, nilai Ud (koefisien perpindahan panas overall kotor)


pada aliran counter current lebih tinggi dibandingkan dengan Ud pada aliran cocurrent. Hal ini dapat terjadi karena perubahan suhu pada aliran counter current

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

17

PERPINDAHAN PANAS

lebih tinggi dibandingkan perubahan suhu pada aliran co-current. Hal ini dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut.
Q

U= A.TLMTD
Q= vh. h . Cph. Th
Sehingga . A. TLMTD = vh. h . Cph. Th
Berdasarkan persamaan tersebut, U berbanding lurus dengan perubahan suhu.
Oleh karena itu, semakin tinggi suhu, nilai U (dalam hal ini Ud) akan semakin
tinggi.
4.4 Membandingkan nilai Ud teoritis dan Praktis pada suhu 470C
Tabel 4.4 Nilai Rd pada Aliran Counter Current dan Co-Current
Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4

Counter Current
Ud Teoritis

Ud Praktis

Co-current
Ud Teoritis

Ud Praktis

947,3415

2079,043

919,4524

879,2895

1045,978

2933,132

1022,717

1364,892

1167,724

3282,429

1128,154

2127,872

3500
3000

U (J/m2sC)

2500

Ud Teoritis Co-Current
47C

2000
1500

Ud Praktis Co-Current
47C

1000

Ud Teoritis Counter
Current 55C

500

Ud Praktis Counter
Current 55C

0
0.00015

0.0002167
Flowrate

0.000283

(m3/s)

Gambar 4.4 Grafik hubungan Ud Teoritis dan Ud Praktis


Pada grafik dijelaskan bahwa nilai Ud Teoritis cenderung naik perlahan,
sedangkan Ud Praktis cenderung naik signifikan seiring dengan bertambahnya laju

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

18

PERPINDAHAN PANAS

alir. Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan untuk nilai Ud teoritis dengan
rumus sebagai berikut :
U=

1
1

1
( )( )
1

Berdasarkan persamaan tersebut, harga Ud teoritis tergantung pada :


1. Tebal dinding, semakin tebal dinding harga U semakin kecil dan panas yang
ditransfer juga semakin kecil
2. Daya hantar panas
3. Luas bidang permukaan panas.
Sedangkan, untuk nilai Ud praktis dengan rumus sebagai berikut :
Q

U= A.TLMTD
Sehingga . A. TLMTD = vh. h . Cph. Th
Berdasarkan persamaan tersebut, U berbanding lurus dengan perubahan suhu.
Semakin tinggi suhu, nilai U (dalam hal ini Ud praktis) akan semakin tinggi. Oleh
karena itu, semakin tebal dinding harga Ud teoritis semakin kecil, maka harga Ud
praktis cenderung naik signifikan dari Ud teoritis.
4.5 Hubungan Flowrate terhadap Rd pada Suhu 47 0C dan 55oC
Tabel 4.4 Nilai Rd pada Aliran Counter Current dan Co-Current
Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4

Rd Counter Current
47oC
0,00062
0,00066
0,00059

55oC
0,00107
0,00107
0,00078

Rd Co-Current
47oC
0,00001
0,00029
0,00046

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

55oC
0,00135
0,00107
0,00130

19

PERPINDAHAN PANAS

0.0016
0.0014
0.0012

Rd

0.001

Rd Co-Current 47C

0.0008

Rd Co-Current 55C

0.0006

Rd Counter Current 47C

0.0004

Rd Counter Current 55C

0.0002
0
0.00015

0.0002167

0.000283

Rd Toleran =
0,00052

Flow rate (m3/s)

Gambar 4.3 Grafik hubungan flowrate vs Rd


Pada grafik dijelaskan bahwa nilai Rd cenderung menurun seiring dengan
bertambahnya laju alir. Hal ini disebabkan karena semakin cepat laju alir fluida,
maka waktu tinggal fluida makin kecil sehingga kemungkinan terbentuknya kerak
semakin kecil. Pada aliran co-current, nilai Rd-nya lebih besar daripada aliran
counter-current. Hal ini disebabkan karena nilai Uc pada aliran counter-current
lebih kecil dari Uc aliran cocurrent, dan nilai Ud aliran counter-current lebih besar
dari Ud aliran cocurrent. Hal ini dapat dijelaskan dari persamaan :
1

Rd =Ud - Uc
Dari data Rd yang didapat, baik itu aliran co-current maupun counter-current,
dapat disimpulkan bahwa heat exchanger ini sudah saatnya harus dibersihkan
karena nilai Rd yang diperoleh sudah melampaui batas nilai Rd toleransi yang
diperbolehkan, yaitu Rd = 0,003 (hr)(ft2)(F)/Btu = 0,00052 (s)(m2)(C)/J (Kern,
Process Heat Transfer Hal. 108).
4.6 Koefisien , p, dan q
Peristiwa perpindahan panas disini terjadi dengan cara gabungan konduksi
dan konveksi, tidak ada perubahan fase dan tidak ada radiasi yag signifikan.
Persamaan:
hD
k

=[

DeGs p Cp
] [ k ]

Merupakan rumus utama dari Bilangan Nusselt (Nu) yaitu rasio perpindahan
panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus perpindahan

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

20

PERPINDAHAN PANAS

panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus perpindahan
panas pada permukaan fluida. Nilai , p dan q dapat dihitung dengan cara numerik.
Unuk mendapatkan nilai-nilai konstanta , p dan q maka diperlukan 3 persamaan.
Oleh karena itu, diambil nilai-nilai Bilangan Nusselt, Prandtl dan Reynold dari 3
skala rotameter pada jenis aliran counter current.
Skala 3,5 :
hDi
k

=[

DeGs p Cp
] [ k ]

38,03 =[5120,76]p[4,89]q
Log 38,03= log + p log 5120,76+ q log 4,89
1,58 = log + p 3,70 + q 0,689....1)
Skala 13 :
hDi
k

=[

DeGs p Cp
] [ k ]

45,96 = [8746,35]p [4,75]q


Log 45,96 = log + p log 8746,35+ q log 4,75
1,66 = log + p 3,94 + q 0,67 ....2)
Skala 17 :
hD
k

=[

DeGs p Cp
] [ k ]

47,98 = [9746,62]p [4,77]q


Log 47,98 = log + p log 9746,62+ q log 4,77
1,68 = log + p 3,988 + q 0,678 .....3)
Eliminasi persamaan 1 dan 2
1,58 = log + p 3,70 + q 0,689
1,66 = log + p 3,94 + q 0,67
-0,08 = -0,24 p +0,019 q ....4)
Eliminasi persamaan 1 dan 3
1,58 = log + p 3,70 + q 0,689
1,68 = log + p 3,988 + q 0,678
-0,1 = -0,288 p + 0,011q ....5)
Eliminasi persamaan 4 dan 5
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

21

PERPINDAHAN PANAS

-0,08 = -0,24 p +0,019 q

x 0,288

-2,304 x 10-2 = -0,069 p + 5,472 x 10-3

-0,1 = -0,288 p + 0,011q

x 0,24

-2,4 x 10-2 = -0,069 p + 2,64 x 10-3

9,6 x 10-4= 2,832 x 10-3q


q = 0,34
persamaan 4
-0,08 = -0,24 p +0,019 q
-0,08 = -0,24 p +(0,019 . 0,34)
p = 0,36
Persamaan 1
1,58 = log + p 3,70 + q 0,689
1,58 = log + 3,70 (0,36) + 0,689 (0,34)
= 1,03
Persamaan 1
38,03=[5120,76]p[4,89]q
38,03 = 1,03 [5120,76]0,36 [4,89]0,34
38,03 38,27
Berdasarkan literatur (kern, 1980) yang ada untuk aliran counter current, harga =
1,03; p = 0,36; dan q = 0,34 yang dijelaskan melalui persamaan :
hoDo
k

= 0,36 [

Nu Model
hoDo
k

= 0,36 [

DeGs 0,55 Cp 0,33


] [ k ]

Nu percobaan
DeGs 0,55 Cp 0,33
] [ k ]

hoDo
k

= 0,36 [

DeGs 0,55 Cp 0,33


] [ k ]

Tabel 4.6 Nilai % error antara Nu percobaan dengan Nu model


47oC

Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10
2,83.10

Nu

Nu

Model

Percobaan

% error

Nu

55oC
Nu

Model

Percobaan

% error

9,15516

0,000954766

99,98957 10,08791

18,7168

85,53439

10,70184

0,001106693

99,98966 10,81714

20,469

89,23612

12,28743

0,001096251

99,99108 11,81962

21,752

84,0385

-4

-4

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

22

PERPINDAHAN PANAS

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar nilai flowrate, maka nilai Ui dan Uo juga semakin besar. Hal ini
disebabkan karena semakin besar laju alir massa, maka kontak antara fluida
panas dan fluida dingin akan semakin cepat pula, sehingga koefisien
perpindahan panas akan semakin besar pula.
2. Semakin tinggi flowrate, maka nilai Uc dan Ud juga meningkat. Hal ini
dikarenakan nilai U berbanding lurus dengan nilai laju alir.
3. Semakin tinggi suhu, nilai U (dalam hal ini Ud Teoritis) akan semakin tinggi.
4. Semakin tinggi suhu, nilai U (dalam hal ini Ud) akan semakin tinggi.
5. Rd deposited lebih besar daripada Rd allowed yaitu 0,00052 (s)(m2)(C)/J yang
berarti bahwa alat sudah saatnya dibersihkan.
6. Nilai , p, dan q yang diperoleh yaitu = 1,03; p = 0,36; dan q = 0,34

5.2 Saran
1. Pemasangan selang harus benar-benar rapat dan kuat agar tidak terjadi
kebocoran.
2. Pembacaan suhu harus cermat dan teliti.
3. Pembacaan skala flowrate harus cermat dan teliti.
4. Usahakan alat dalam keadaan kering agar tidak terjadi kontak dengan arus listrik.

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

23

PERPINDAHAN PANAS

DAFTAR PUSTAKA
Basri,

2011.

Perpindahan

Panas.

Dikutip

dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/chapter% 2011.pdf. Tanggal 15 November


2015.
Brown, G. G. 1976. Unit Operations, Moderns Asia Edition. John Willey and Sons
Inc. NewYork.
Holman,J.D.1997. Perpindahan Kalor,edisi ke-6, Jakarta: Erlangga.
Kern, D. G. 1980. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha,
Tokyo.
Marsoem. 2008. Modul Alat Penukar Panas, Jurusan Teknik Kimia UNDIP, hal
9 dan 17.
McAdam, William H. 1959. Heat Transmittion. McGraw Hill Book Co. Ltd.
Kogakusha, Tokyo.
Perry, R.H and Chilson. 1984. Chemical Engineering Handbook, 5th ed, Mc
Graw Hill Book

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2016

24

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

MATERI

: PERPINDAHAN PANAS

KELOMPOK : 1/RABU
ANGGOTA

: 1. Bilal Teguh P.

(21030113130158)

2. Firman Agum G.

(21030113140152)

3. Irma Sari

(21030113130199)

4. Katerina Nila O.

(21030113120055)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

I. HASIL PERCOBAAN
Co-current

Suhu Flowrate Suhu


o

55 C 9

13

17

47oC 9

13

17

Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tco
Tci
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco

0
55
50
32
34
50
46
34
32
48
44
31
33
47
43
33

1
55
50
32
34
50
46
34
32
48
44
31
33
47
43
33

2
54
49
32
34
50
46
34
32
48
43
31
33
46
42
33

3
54
49
32
34
50
45
34
32
48
43
31
33
46
42
33

Waktu
4 5 6
53 53 52
48 48 47
32 32 32
34 34 34
49 49 49
45 45 45
34 34 34
32 32 32
48 47 47
43 43 42
31 31 31
33 33 33
46 45 45
42 42 42
33 33 33

33

33

33

33

33

33

33

T
LMTD
16,37

33

Ratarata
52,73
47,91
32
34
49,09
44,91
33,91
31,82
47,09
42,55
31
32,91
45,64
42
32
33
42,23
39,64
32
33
40,55
38,09
32
33

10
51
46
34
33
47
43
34
33
45
42

Ratarata
53,09
48,18
34,73
33,64
48,64
44,56
34
33
45,82
42,72

T
LMTD
17,09

7
52
47
32
34
49
44
34
32
47
42
31
33
45
41
33

8
51
47
32
34
48
44
34
32
46
42
31
33
45
41
33

9
51
46
32
34
48
44
34
31
46
41
31
33
44
41
33

10
50
46
32
34
48
44
33
31
45
41
31
32
44
41
32

33

33

33

33

44 44 43 43 43 43 42 42 42 42 42
40 40 40 40 40 40 39 39 39 39 39
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

42 41 41 41 41 40 40 40 40 40 40
39 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
33

33

33

33

33

33

33

3
54
49
35
34
49
45
34
33
46
43

Waktu
4 5 6
53 53 53
49 48 48
35 35 34
34 34 34
49 49 48
45 45 44
34 34 34
33 33 33
46 46 46
43 43 43

33

33

33

13,03

11,16

11,41

9,22

7,38

Counter Current
Suhu Flowrate Suhu
(L/menit)
0
o
55 C 9
Thi
55
Tho 50
Tco 36
Tci
35
13
Thi
51
Tho 46
Tco 34
Tci
33
17
Thi
47
Tho 43

1
55
50
36
34
50
46
34
33
46
43

2
54
49
35
34
50
46
34
33
46
43

7
53
47
34
33
48
44
34
33
46
43

8
52
47
34
33
47
43
34
33
45
42

9
51
47
34
33
47
43
34
33
45
42

13,90

12,59

47oC 9

13

17

Tco
Tci
Thi
Tho
Tco
Tci
Thi
Tho
Tco
Tci
Thi
Tho
Tco
Tci

34
33
47
43
33
32
44
41
32
32
42
39
32
32

33
33
47
43
33
32
44
41
32
32
41
39
32
32

33
33
46
42
33
32
44
40
32
32
41
39
32
32

33
33
46
42
33
32
43
40
32
32
41
38
32
32

33
33
46
42
33
32
43
40
32
32
41
38
32
32

33
33
45
42
33
32
43
39
32
32
41
38
32
32

33
33
45
42
33
32
43
39
32
32
40
38
32
32

33
33
45
41
33
32
42
39
32
32
40
38
32
32

33
33
45
41
33
32
42
39
32
32
40
38
32
32

33
33
44
41
33
32
42
39
32
32
40
38
32
32

33
33
44
41
32
32
42
39
32
32
40
38
32
32

33,09
33
45,45 11,16
41,81
32,9
32
42,91 8,52
39,72
32
32
40,63 6,67
38,27
32
32

Semarang, 30 Maret 2016


Mengetahui,
Praktikan

Asisten

(Bilal) (Firman) (Irma) (Katerina)

(Noviar Triastuti)

NIM. 21030112130089)

LEMBAR PERHITUNGAN
A. Data Heat exchanger
1. Flowrate cold fluid : 25 = 41,417 L/menit = 0,00069 m3/s
2. Skala rotameter hot fluid : 9 (20l/m); 13 (23 l/m) ; 17 (24 l/m)
3. Suhu awal hot fluid : 47 oC dan 50oC
4. Panjang Heat exchanger : 23,6 in = 0,59994 m = 1,9683 ft
5. Jumlah tube Heat exchanger = 5
6. Diameter dalam (Di) : 0,795 in = 0,020193 m = 0,06625 ft
7. Diameter luar (Do) : 0,866 in = 0,0219964 m = 0,07217 ft
8. Luas dalam pipa (Ai) : 5.Di.l = 0,19003 m2 = 2,048316 ft2
9. Luas luar pipa (Ao) : 5 .Do.l= 0,20729 m2 = 2,23135 ft2
B. Perhitungan T LMTD

Untuk aliran Counter Current


Suhu Flowrate Suhu
(L/menit)
0
55oC 9
Thi
55
Tho 50
Tco 36
Tci
35
13
Thi
51
Tho 46
Tco 34
Tci
33
17
Thi
47
Tho 43
Tco 34
Tci
33
47oC 9
Thi
47
Tho 43
Tco 33
Tci
32
13
Thi
44
Tho 41
Tco 32
Tci
32
17
Thi
42

1
55
50
36
34
50
46
34
33
46
43
33
33
47
43
33
32
44
41
32
32
41

2
54
49
35
34
50
46
34
33
46
43
33
33
46
42
33
32
44
40
32
32
41

3
54
49
35
34
49
45
34
33
46
43
33
33
46
42
33
32
43
40
32
32
41

Waktu
4 5 6
53 53 53
49 48 48
35 35 34
34 34 34
49 49 48
45 45 44
34 34 34
33 33 33
46 46 46
43 43 43
33 33 33
33 33 33
46 45 45
42 42 42
33 33 33
32 32 32
43 43 43
40 39 39
32 32 32
32 32 32
41 41 40

7
53
47
34
33
48
44
34
33
46
43
33
33
45
41
33
32
42
39
32
32
40

8
52
47
34
33
47
43
34
33
45
42
33
33
45
41
33
32
42
39
32
32
40

9
51
47
34
33
47
43
34
33
45
42
33
33
44
41
33
32
42
39
32
32
40

10
51
46
34
33
47
43
34
33
45
42
33
33
44
41
32
32
42
39
32
32
40

Ratarata
53,09
48,18
34,73
33,64
48,64
44,56
34
33
45,82
42,72
33,09
33
45,45
41,81
32,9
32
42,91
39,72
32
32
40,63

T
LMTD
17,09

13,90

12,59

11,16

8,52

6,67

Tho
Tco
Tci

39 39 39 38 38 38 38 38 38 38 38 38,27
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Aliran Co-Current
Suhu Flowrate Suhu
55oC 9

13

17

47oC 9

13

17

Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tco
Tci
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco
Thi
Tho
Tci
Tco

0
55
50
32
34
50
46
34
32
48
44
31
33
47
43
33

1
55
50
32
34
50
46
34
32
48
44
31
33
47
43
33

2
54
49
32
34
50
46
34
32
48
43
31
33
46
42
33

3
54
49
32
34
50
45
34
32
48
43
31
33
46
42
33

Waktu
4 5 6
53 53 52
48 48 47
32 32 32
34 34 34
49 49 49
45 45 45
34 34 34
32 32 32
48 47 47
43 43 42
31 31 31
33 33 33
46 45 45
42 42 42
33 33 33

33

33

33

33

33

33

33

7
52
47
32
34
49
44
34
32
47
42
31
33
45
41
33

8
51
47
32
34
48
44
34
32
46
42
31
33
45
41
33

9
51
46
32
34
48
44
34
31
46
41
31
33
44
41
33

10
50
46
32
34
48
44
33
31
45
41
31
32
44
41
32

33

33

33

33

44 44 43 43 43 43 42 42 42 42 42
40 40 40 40 40 40 39 39 39 39 39
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

42 41 41 41 41 40 40 40 40 40 40
39 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

Ratarata
52,73
47,91
32
34
49,09
44,91
33,91
31,82
47,09
42,55
31
32,91
45,64
42
32
33
42,23
39,64
32
33
40,55
38,09
32
33

T
LMTD
16,37

13,03

11,16

11,41

9,22

7,38

C. Perhitungan Jumlah Panas Yang Diberikan


= 995 kg/m3
cp= 4200 J/kgC
Qh = mh.cph.Th = .vh.cph.Th
Qc = mc.cpc.Tc = .vc.cpc.Tc
Dimana :
Vh = flowrate hot fluid
Vc = flowrate cold fluid
Th = Th1 Tho
Tc = Tco Tc1
dan Cph berdasarkan :
Thi+Tho
menggunakan tabel A-9 pada Holman
2
Tci+Tco
2

menggunakan tabel A-9 pada Holman

Co Current
o

Suhu ( C)

47

55

Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4

Hot Fluid
Th (C)

Qh (J/s)

4,82
4,18
4,54
3,64
3,09
2,46

2980,313
3761,894
5312,397
2264,826
2779,919
2892,011

Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4
1,5.10-4
2,167.10-4
2,83.10-4

Cold Fluid
Tc (C)
2
2,09
1,91
1
1
1

Qc (J/s)
6275,471
6558,012
5994,095
3134,996
3134,996
3134,996

Counter Current
Suhu (oC)

Hot Fluid
Flowrate

Th (C)

Cold Fluid
Qh (J/s)

(m3/s)
47

1,5.10

4,91

-4

2,83.10-4
55

6750,818

1,5.10-4

Qc (J/s)

1,09

3415,168

3133,920

0,09

282,097

0,9

2821,545

7051,876

-4

4,08

7583,685

2,167.10

3,1

7261,877

2,83.10-4

-4

2,167.10

Tc (C)

(m3/s)

1,5.10-4
2,167.10

Flowrate

3,64
-4

3,19

7081,881
7051,876

-4

1,5.10

2,167.10

-4

2,83.10-4

2,83.10-4

5842,711

2,36

D. Perhitungan Harga Uo, Ui, dan Ud


Q = U.A.TLMTD

Jenis Aliran
Suhu (oC)

Flowrate
(m3/s)

T LMTD

1,5.10-4

47

2,167.10
2,83.10

Co Current
Ui

UO

17,09

917,486

841,092

879,2895

13,90

1424,18

1305,59

1364,892

12,59

2220,30

2035,43

2127,872

-4

-4

Ud

Jenis Aliran
Suhu (oC)

Flowrate
(m3/s)

T LMTD

1,5.10-4

47

2,167.10
2,83.10

Counter Current
Ui

UO

Ud

16,37

2169,35

1988,72

2079,043

12,93

3060,55

2805,71

2933,132

11,16

3425,02

3139,83

3282,429

-4

-4

E. Perhitungan Ui dan Uo Teoritis


Nilai k Copper pada 47C = 1255,84 J/(m2)(s)
=

Suhu (oC)

47

Flowrate
(m3/s)
1,5.10-4

1
1

1
+ ln ( ) + ( )

1
1

1
+ ln ( ) + ( )

Jenis Aliran
Co Current

T LMTD

Ui teoritis

17,09 958,754

UO teoritis
880,150

Ud teoritis
919,4524

5842,711

2,167.10-4
2,83.10

13,90 1066,43

979,001

1022,717

12,59 1176,37

1079,93

1128,154

-4

Jenis Aliran

Flowrate

Suhu (oC)

Counter Current

(m3/s)

T LMTD

Ui teoritis

UO teoritis Ud teoritis

870,640

16,37

987,836

906,847

947,3415

204,372

12,93

1090,68

1001,26

1045,978

849,978

11,16

1217,64

1117,81

1167,724

Qh
1,5.10-4

47

2,167.10
2,83.10

-4

-4

Do= 0,866 inch = 2,1996 cm = 0,07217 ft


de = 4 (2 24)=4 (1,242 0,86624) 0,866= 1,396 inch
De = = 1,396 12 = 0,116 ft = 0,03549 m
(Kern eq 7.3 & 7.4 , Process Heat transfer, page 138)
PT = 1,2015 in = 0,1046 ft
C = 0,95 cm = 0,031167 ft
Pi = 20 cm = 0,656168 ft
W=mh=v
1. Cold shell side, water flowrate
as = Di.C.B
PT

0,656168
= 0,06625 0,031167
= 0,0129 ft2 =8,458.10-4 m2
0,1046
(Kern eq 7.1 , Process Heat transfer, page 138)
Mass velocity
w
Gs = as
(Kern eq 7.2)

Res= DeGs
jH
Pr = [Cpk ]1/3

(Kern, Fig 28)

k Cp 1/3
ho = jHDe
[ k ] s
0,14
s =[w ] = 1

2. Hot Fluid : tube side; water


at =0,496 inch2
Ntat
at = 144n

(Kern, table 10)

= 50,496
= 0,0172 ft2 =1,598.10-3
144 x 1
Mass Velocity
W
v
Gt = at
= at
Ret = DeGt (Kern eq 7.2)
jH

(Kern, Fig 28)

Pr = [Cpk ]1/3

k Cp 1/3
hi = jHDe
[ k ] s
0,14
t =[w ] = 1

hio = hi
Uc =

Ai

= hi

A
hohio
hio +ho

Di
Do

(Kern, eq 6.5)
(Kern, eq 6.7)

1. Co-Current
Shell side
Suhu
Skala
flowrate
(m3/detik)
47
3,5
1,5.10-4

55

k (W/m,
C)
0,6127

2,167.10-4

32,865

995,6

7,5396

0,6130

2,83.10-4

31,955

995,6

7,6954

0,6144

3,5

1,5.10-4

33

994,6

7,5336

0,6240

6,2

2,167.10-4

33

994,6

7,5336

0,6240

2,83.10-4

33

994,6

7,5336

0,6240

Pr

Gs

Re (shell)

jH

Ho

4174

1,7236

124,614

5878,835

65

1935,882

4174

1,7251

180,021

8466,709

72

2147,068

4174

1,7355

235,065

10831,744

79

2375,729

4174

1,7145

124,490

5859,665

90

10892,524

4174

1,7145

179,847

8465,263

98

11860,748

4174

1,7145

234,871

11055,235

100

12102,804

Tube Side
Suhu
Skala

55

(kg/m
s) x10^4
7,5165

6,2

Cp (J/kg) C)

47

33

(kg/m3)
995,6

Tc avg

3,5

flowrate
(m3/detik)
1,5.10-4

(kg/m s)
x10^4
5,4937

k (W/m, C)

50,32

(kg/m3)
986,9

Th avg

0,6212

6,2

2,167.10-4

47

994,2

5,7869

0,6114

2,83.10-4

44,82

989,4

6,0153

0,6141

3,5

1,5.10-4

42

994,4

7,1604

0,6227

6,2

2,167.10-4

39,64

995,1

7,3896

0,6198

2,83.10-4

Cp (J/kg
C)
4174

Pr

38,09

995,6

jH

7,5401

hi

0,6178

Gt

Re
(tube)

hio

Rd

1,7119

124,614

5878,83

65

1760,18

1615,90

0,00001

4174

1,7130

180,021

8466,71

72

1962,89

1802,0

0,00029

4174

1,7246

235,065

10831,7

79

2159,98

1982,93

0,00046

4174

1,6868

124,490

5859,66

90

8318,61

7636,73

0,00135

4174

1,7073

179,847

8465,26

98

9217,65

8462,08

0,00107

4174

1,7206

234,871

11055,2

100

11425,1

10488,5

0,00130

2. Counter-current
Shell side
Suhu Skala
47

55

(kg/m3)

(kg/m
s) x10^4

k (W/m,
C)

34,185

994,4

7,3567

0,6255

2,167.10-4

33,5

995,1

7,4589

0,6246

2,83.10-4

33,045

994,3

7,5268

0,6240

3,5

1,5.10-4

35,59

993,7

7,1469

0,6272

6,2

2,167.10-4

34,18

994,2

7,3574

0,6255

2,83.10-4

35,23

993,9

7,2007

0,6268

Tc avg

3,5

flowrate
(m3/detik)
1,5.10-4

6,2

Cp (J/kg) C)

Pr

Gs

Re (shell)

jH

Ho

4178,3579

1,7002

276,571

13232,556

65

1328,475

4176,02375

1,7085

373,644

17132,273

71

1774,43

4175,3276

1,7141

470,156

22744,525

79

2061,353

4174

1,6817

389,722

19336,324

95

2360,974

4174

1,6996

442,452

21324,533

98

2645,081

4174

1,6863

494,814

24367,341

100

2932,821

Tube Side

(kg/m3)

(kg/m
s) x10^4

k (W/m,
C)

50,635

986,1

5,4659

0,6456

2,167.10-4

46,6

987,5

5,8222

0,6419

2,83.10-4

44,27

988,0

5,9687

0,6382

3,5

1,5.10-4

43,5

993,9

7,0147

0,6246

6,2

2,167.10-4

48,68

992,2

6,5116

0,6311

2,83.10-4

50,64

987,8

5,4655

0,6456

Suhu

Skala

55

3,5

1,5.10-4

6,2

47

flowrate
(m3/detik)

Th avg

Cp
(J/kgC)
4178,357

Pr

Gt

1,5237

205,694

Re
(shell)
13005,6

4176,023

1,5588

278,095

4175,327

1,5747

4174

jH

hi

hio

Rd

65

1850,090

1698,439

0,00062

16507,4

71

2055,713

1887,207

0,00066

350,346

20285,7

79

2297,245

2108,941

0,00059

1,6736

292,318

14401,9

54

6386,272

5862,793

0,00107

4174

1,6269

331,149

17575,5

77

8944,951

8211,739

0,00107

4174

1,5232

368,837

23322,6

99

11013,23

10110,48

0,00078

PROSEDUR ANALISA

1. Kalibrasi Heat Exchanger


a. Menyalakan heater dan unit refrigerasi pada hot dan cold tank. Atur knop
thermostat sesuai suhu yang ingin dicapai pada hot tank.
b. Memasang thermometer pada aliran masuk dan keluar HE untuk cold fluid
dan hot fluid.
c. Memompa dalam keadaan mati, hubungkan keempat flexible hose dengan
socket yang ada di atas bench. Periksa sekali lagi apakah aliran hot/cold
fluid sudah sesuai variabel percobaan. Jaga jangan sampai aliran hot fluid
dihubungkan silang dengan cold fluid karena akan merusak alat.
d. Setelah semua terpasang, cek kebocoran dengan cara menyalakan hot dan
cold pump. Jika terjadi kebocoran, matikan hot dan cold pump dan ulangi
langkah nomor 3 hingga tidak terjadi kebocoran.
e. Setelah tidak terjadi kebocoran tunggu suhu pada hot hingga lampu pemanas
mati dan cold tank tercapai, kemudian nyalakan hot dan cold pump.

NO
1.
2.

DIPERIKSA
TANGGAL
18 Mei 2016
22 Mei 2016

KETERANGAN
Format Laporan
ACC

TANDA
TANGAN

Anda mungkin juga menyukai