Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
kesehatan kepada kami, sehingga Makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dalam rangka memenuhi tugas Perilaku
Organisasi dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga selesai tepat pada
waktunya. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Mini Riset ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 17 Oktober 2016

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................................2
Bab 9 - Dasar dari Perilaku Kelompok
Mendefinisikan dan Mengklasifikasikan Kelompok............................................................3
Tahap- Tahap dalam Pengembangan Kelompok..................................................................3
Properti Kelompok...............................................................................................................4
Pengambilan Keputusan Kelompok.....................................................................................7
Bab 10 Memahami Kerja Tim
Perbedaan Antara Kelompok dan Tim..................................................................................11
Tipe Tim...............................................................................................................................11
Menciptakan Tim-Tim yang Efektif.....................................................................................12
Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim............................................................................15

Bab 9
Dasar dari Perilaku Kelompok
Mendefinisikan dan Mengklasifikasikan Kelompok
Kelompok: dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang
bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
Kelompok dibagi menjadi dua:
-

Kelompok formal : suatu kelompok kerja yang ditetapkan yang didefinisikan oleh

struktur organisasi
Kelompok informal: suatu kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal
atau tidak ditetapkan secara ogranisasional

Mengapa membentuk kelompok?


Teori identitas sosial adalah sudut pandang yang mempertimbangkan ketika dan kapan para
individu mempertimbangkan para anggota kelompoknya sendiri
Favoritisme dalam kelompok adalah sudut pandang yang melihat para anggota dari dalam
kelompok lebih baik dibandingkan orang lain, dan orang-orang yang tidak tergabung dalam
kelompok semuanya sama. Beberapa karakteristik yang membuat identitas sosial menjadi
penting bagi seseorang:
-

Kesamaan
Keunikan
Status
Penurunan yang tidak pasti.

Tahap-Tahap dalam Pengembangan Kelompok


Meskipun semua orang tak mengikuti model lima tahap, tapi model ini merupakan kerangka
kerja berguna untuk memahami perkembangan kelompok.

Model Lima Tahap adalah lima tahap yang harus dilalui oleh kelompok: membentuk,
mempeributkan, menyusun norma, bekerja, dan membubarkan
-

Tahap membentuk: tahap pertama dalam pengembangan kelompok, dikarakterisasikan

dengan banyaknya ketidakpastian


Tahap mempeributkan: tahap kedua pengembangan kelompok, dicirikan dengan konflik

di dalam kelompok
Tahap menyusun norma: tahap ketiga pengembangan kelompok, dicirikan dengan

hubungan yang dekat dan kekompakan


Tahap mengerjakan: Tahap keempat dalam pengembangan kelompok, yang mana

kelompok sepenuhnya fungsional


Tahap membubarkan : tahap terakhir dalam pengembangan kelompok untuk kelompok
sementara, dicirikan dengan memusatkan perhatian pada mengakhiri kegiatan dan
bukannya kinerja tugas

Suatu Model Alternatif bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan Tenggat Waktu
Kelompok bersifat sementara dengan tenggat waktu yang nampaknya tidak mengikuti model
lima tahap yang biasanya. Mereka memiliki urutan:
-

Pertemuan pertama menetapkan arah kelompok


Fase pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia
Suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang telah

ditetapkan
Transisi ini memprakarsai perubahan besar
Fase kedua dari inersia mengikuti transisi
Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan

Pola diatas dinamakan model kesetimbangan berselang, yaitu suatu rangkaian fase yang mana
kelompok yang bersifat sementara bergerak melaluinya yang melibatkan transisi antara
kelambanan dengan aktivitas

Properti Kelompok: Peranan, Norma, Status, Besaran, Kekompakan, dan


Keragaman
Kelompok kerja bukanlah tidak terorganisasi oleh massa, mereka memiliki properti yang
membentuk perilaku para anggota dan membantu menjelaskan serta memprediksi perilaku
individu dalam kelompok sama halnya dengan kinerja kelompok itu sendiri
4

Properti kelompok 1: Peran

Peran adalah suatu rangkaian pola perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang
menduduki posisi tertentu dalam unit sosial. Individu diminta untuk memainkan sejumlah
peran, dan perilaku individu masing-masing bervariasi. Kelompok yang berbeda menerapkan
kebutuhan peranan pada individu yang berbeda
Persepsi Peran adalah suatu sudut pandang individu mengenai bagaimana seharusnya
bertindak dalam situasi tertentu.
Ekspektasi peran adalah bagaimana yang lainnya meyakini seseorang akan bertindak dalam
suatu situasi tertentu.
Kontrak psikologis adalah sebuah pernyataan tidak tertulis yang mengemukakan apa yang
manajemen harapkan dari karyawan dan sebaliknya.
Eksperimen Penjara Zimbardo. Eksperimen identitas yang dilakukan pada beberapa tahun
lalu oleh ahli psikologi Stanford, menciptakan penjara dalam ruang bawah tanah gedung
Psikologi Stanford University. Kesimpulan simulasi penjara adalah para partisipan telah
mempelajari stereotip konsepsii peranan penjaga dan tahanan dari media massa dan
pengalaman pribadi mereka sendiri dalam hubungan antara kekuasaan dan ketidakberdayaan
yang diperoleh di rumah, sekolah, dan dalam situasi lain. Latar belakang ini memungkinkan
kita lebih mudah dan cepat mengasumsikan peranan yang berbeda dari kepribadian inheren

Properti kelompok 2: Norma

Norma adalah standar perilaku yang diterima di dalam kelompok dan berlaku di antara para
anggota kelompok. Norma akan memengaruhi perilaku anggota dengan pengendalian
eksternal yang minimum. Norma dapat mencakup beberapa aspek dari perilaku kelompok,
yang paling umum adalah norma kinerja, dan norma lainnya meliputi norma penampilan,
norma pengaturan sosial, norma alokasi sumber daya
Studi Hawthorne: Apresiasi skala penuh atas pengaruh norma terhadap perilaku para
pekerja tidak terjadi hingga awal tahun 1930-an.
Kepatuhan adalah penyesuaian perilaku seseorang agar sejalan dengan norma kelompok.
5

Kelompok acuan: kelompok yang anggotanya memperhatikan anggota lain, menganggap


bahwa dirinya anggota atau akan menjadi anggota kelompok itu, dan merasa bahwa para
anggota kelompok sangat berarti baginya.
Perilaku menyimpang di tempat kerja adalah perilaku bersifat sukarela yagg melanggar
norma organisasi secara signifikan dan, dengan demikian, dapat mengancam kesejahteraan
organisasi atau para anggotanya, juga dinamakan perilaku antisosial atau ketidaksopanan di
tempat kerja

Properti kelompok 3: Status

Status adalah suatu posisi yang didefinisikan seacar sosial atau peringkat yang diberikan
kepada kelompok atau para nggota kelompok oleh orang lain
Teori Karakteristik Status adalah teori yang menyatakan bahwa perbedaan dalam
karakteristik status akan menciptakan hierarki status dalam kelompok. Status cenderung
berasal dari salah satu sumber berikut:
-

Kekuasaan yang dimiliki atas orang lain


Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan kelompok
Karakterisitk pribadi individu

Status dan norma. Status memiliki efek yang lebih menarik pada kekuasaan norma dan
tekanan untuk mematuhi
Status dan Interaksi Kelompok. Orang yang memiliki status lebih tinggi cenderung
menjadi anggota kelompok yang lebih sombong
Ketidakadilan status. Hal yang dianggap sebagai ketidakadilan akan menciptakan
ketidakseimbangan yang mana menginspirasi macam tipe perilaku yang korektif
Status dan Stigmatisasi. Status memengaruhi cara orang memandang orang lain, status
orang dengan siapa anda berafiliasi juga dapat memengaruhi pandangan orang lain terhadap
anda

Properti kelompok 4: Besaran

Salah satu temuan paling penting mengenai besaran kelompok dengan memperhatikan
kemalasan sosial, yaitu kecenderungan individu untuk mengeluarkan sedikit upaya ketika
bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individu. Penyebab kemalasan sosial
adalah pembagian yang tidak adil.

Properti kelompok 5: Kekompakan

Kelompok memiliki kekompakan yang berbeda, yaitu keadaan yang mana anggota
kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan dalam kelompok.
Kekompakan memengaruhi produktivitas kelompok. Hubungan antara kekompakan dengan
produktivitas bergantung pada norma yang terkait dengan kinerja kelompok

Properti kelompok 6: Keragaman

Properti ynag kita pertimbangkan dalam kelompok adalah keberagaman, yaitu sejauh mana
para anggota dari suatu kelompok memiliki kesamaan, atau berbeda dari, satu sama lain.
Dampak dari keragaman kelompok berpadu. Sulit menjadi kelompok yang beragam dalam
jangka pendek, namun jika dapat memperkirakan perbedaan mereka, dari waktu ke waktu
keragaman dapat membantu memiliki pemikiran yang terbuka dan kreatif serta melakukan
dengan lebih baik
Lini kesalahan adalah divisi yang dipandang yang membagi kelompok menjadi dua atau
lebih subkelompok yang didasarkan pada perbedaan individu, misalnya jenis kelamin, ras,
umur, pengalaman kerja, dan pendidikan.

Pengambilan Keputusan Kelompok


Saat ini, banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh kelompok, tim, atau komunitas.
Kelompok versus individu.
Pengambilan keputusan kelompok dapat secara luas digunakan dalam organisasi, tetapi
keputusan kelompok lebih disukai bila diambil oleh individu semata, bergantung pada sejumlah
faktor
Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok

Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap


Menawarkan keragaman pandangan yang lebih luas
Mengarah pada meningkatnya penerimaan suatu solusi

Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok


-

Menghabiskan waktu
Terdapat kepatuhan tekanan
Didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota
Menimbulkan tanggung jawab yang ambigu

Efektivitas dan Efisiensi


Keputusan kelompok umumnya lebih akurat daripada keputusan rata-rata individu, tetapi kurang
akurat daripada pertimbangan yang paling akurat. Dalam kecepatan, individu lebih unggul.
Dalam kreativitas, kelompok cenderung lebih efektif. Jika efektivitas berarti derajat penerimaan
pencapaian atas solusi final, maka kelompok lebih unggul.
Pengambilan keputusan kelompok butuh lebih banyak jam. Pengambilan keputusan individu
harus menghabiskan sejumlah waktu untuk melakukan tinjauan atas data dan berbicara pada
orang lain. Manajer harus menilai apakah peningkatan dalam efektivitas jauh lebih banyak dari
cukup untuk mengimbangi penurunan dalam efisiensi
Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok.
Pemikiran kelompok adalah suatu fenomena yang mana norma bagu konsensus mengabaikan
penilaian realitstis atas serangkaian alternatif tindakan. Gejala pemikiran kelompok:
-

Anggota merasionalisasikan setiap perlawanan atas asumsi yang telah mereka buat
Anggota menerapkan tekanan secara langsung pada mereka yang sesaat mengekspresikan

keraguan mengenai beberapa pandangan


Anggota yang memiliki sudut pandang yang meragukan atau berbeda berusaha untuk

menghindari menyimpang dari apa yang terlihat


Terdapat suatu ilusi kebulatan suara

Pergeseran kelompok adalah suatu perubahan antara keputusan kelompok dengan keputusan
individu yang diambil seorang anggota dalam kelompok, pergeseran dapat mengarah pada
penyelamatan atau resiko yang lebih besar tetapi umumnya mengarah [da vesi yang lebih
ekstrem atas posisi awal kelompok
8

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok


Bentuk paling umum dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok yang
berinteraksi, yaitu kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi berhadapan muka satu
sama lain
Sumbang pendapat adalah suatu proses menghasilkan gagasan secara spesifik mendorong
beberapa dan seluruh alternatif sementara itu menahan beberapa kritikan atas alternatif tersebut.
Sumbang pendapat dapat mengatasu tekanan atas kepatuhan yang mengurangi kreativitas. Dapat
menghasilkan gagasan, tetapi bukan suatu cara yang efisien, salah satunya adalah
penghambatan produksi
Teknik kelompok nominal adalah suatu metode pengambilan keputusan kelompok yang mana
para anggota individual akan bertemu berhadapan muka dengan menyatukan pertimbanganpertimbangan mereka dalam suatu cara sistematis yang independen. Langkah teknik
pengambilan nominal adalah:
1. Anggota secara independen menulis gagasan atas permasalahan
2. Setelah periode hening, anggota menghadirkan salah satu gagasan kepada kelompok.
Tidak ada pembahasan yang dilakukan hingga seluruh gagasan telah ditakdirkan dan
dicatat
3. Kelompok membahas gagasan untuk menjernihkan dan mengevaluasinya
4. Anggota kelompok dengan diam dan independen memeringkatkan sesuai urutan gagasan.
Gagasan dengan peringkat tertinggi akan menentukan keputusan final
Kelebihannya adalah bahwa teknik ini memungkinkan kelompok bertemu secara formal dan
tidak menghambat pemikiran yang independen.
Tiap teknik keputusan kelompok memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri, berganti pada
kriteria apa yang ingin ditekankan dan trade-off biaya-manfaat

Bab 10
Memahami Kerja Tim

Perbedaan Antara Kelompok dan Tim


Kelompok dan tim tidaklah sama. Kelompok adalah dua individu atau lebih, yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuantertentu. Kelopmpok kerja
adalah suatu kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan
untuk membantu setiap anggota kelompok yang bekerja di dalam area tanggungjawabnya. Sedangkan tim
10

kerja adalah suatu kelompok yang memiliki upaya individu yang menghasilkan kinerja yang lebih besar
daripada jumlah-jumlah input individu.

Tipe Tim
Tim dapat membuat produk, memberikan jasa, menegosiasikan kesepakatan, mengordinasikan
proyek, menawarkan saran, dan mengambil keputusan. Ada lima tipe tim, yaitu:

Tim Pemecahan Masalah


Tim pemecahan masalah adalah kelompok yang terdiri atas 5 sampai 12 karyawan dari
departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas caracara untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.

Tim Kerja yang DikelolaSendiri


Tim kerja yang dikelola sendiri adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 hinggga 15 orang
yang memerlukan tanggungjawab dari supervisor mereka sebelumnya.

Tim Fungsional Silang


Para karyawan dari level hierarki yang kira-kira sama, tetapi dari area kerja yang berbeda, yang
datang bersama-sama untuk menyelesaikan tugas. Tim fungsional silang merupakan sarana
efektif yang memungkinkan orang-orang dari area yang beragam di dalam atau bahkan di antara
organisasi untuk saling bertukar informasi, mengembangkan gagasan-gagasan baru, memecahkan
permasalahan, dan mengordinasikan proyek-proyek yang rumit.

Tim Virtual
Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat bersama-sama secara fisik yang para
anggotanya tersebar agar mencapai tujuan umum. Agar tim virtual menjadi efektif, manajemen
harus memastikan bahwa:
1. Kepercayaan tecipta di antara para anggota,
2. Perkembangan tim akan dimonitor dengan teliti,
3. Upaya dan produk tim dipublikasikan di seluruh organisasi.

Sistem Multi tim


Sistem multi tim adalah suatu pengumpulan dua atau lebih tim yang saling bergantung yang
berbagi tujuan dari atasan; tim yang terdiri atas banyak tim.

Menciptakan Tim-Tim yang Efektif


Kita dapat mengatur komponen utama dari tim yang efektif ke dalam tiga kategori umum.
Pertama adalah sumber daya dan pengaruh kontekstual lainnya yang membuat tim menjadi efektif.

11

Kedua, terkait dengan komposisi dari tim.Terakhir, variabel proses adalah peristiwa di dalam tim yang
memengaruhi efektivitas.

Konteks: Apa Faktor yang Menentukan Apakah Tim dapat Berhasil atau Tidak
Terdapat empat faktor kontekstual yang secara signifikan sangat terkait dengan kinerja tim
adalah;
1. Sumber daya yang memadai. Tim-tim merupakan bagian dari sistem organisasi yang lebih
luas; setiap tim kerja bergantung pada sumber daya dari luar kelompok untuk
mempertahankannya. Kelangkaan sumber daya secara langsung dapat menurunkan
kemampuan tim untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan dan struktur.Tim tidak dapat berfungsi jika mereka tidak dapat kesepakatan
mengenai siapa yang akan melakukan apa dan memastikan semua anggota membagi beban
kerja. Kesepakatan mengenai kerja tertentu dan bagaimana mereka menyesuaikan bersamasama untuk mengintegrasikan keterampilan individu yang memerlukan kepemimipinan dan
struktur, baik dari manajemen atau dari para anggota tim itu sendiri.
3. Iklim kepercayaan. Para anggota tim yang efektif saling mempercayai satu sama lain.
Mereka juga memperlihatkan kepercayaan kepada para pemimipin mereka. Kepercayaan
antar anggota tim memfasilitasi kerja sama, menurunkan kebutuhan untuk memonitor
perilaku satu sama lain dan mengikat para anggota di sekeliling keyakinan bahwa orang lain
dalam tim tidak akan mengambil keuntungan dari mereka.
4. Evaluasi kinerja dan sistem pemberian imbalan. Evaluasi atas kinerja individu dan insentif
dapat mengganggu perkembangan tim yang memiliki kinerja tinggi.

Komposisi Tim
Kategori komposisi tim meliputi variabel-variabel yang terkait dengan bagaimana seharusnya tim
menempatkan para staff.
1. Kemampuan dari para anggota. Bagian kinerjadari tim bergantung pada tingkat
pengatahuan, keterampilan, dan kemampuan dari masing-masing anggota. Kinerja sebuah tim
tidak semata-mata merupakan penjumlahan dari kemampuan masing-masing anggotanya.
Namun, kemampuan ini menetapkan batasan pada apa yang para anggota dapat lakukan dan
bagaimana mereka akan menjalankan tim secara efektif.
2. Kepribadian. Komposisi kepribadian adalah penting untuk keberhasilan tim.

Komposisi kepribadian sangat baik untuk menyusun tim dengan orang-orang yang
ekstraver, patuh, berhati-hati, stabil secara emosional, dan terbuka. Manajemen juga
harus meminimalkan keridaktetapan di dalam tim mengenai berbagai sifat ini.
3. Alokasi Aturan. Tim memiliki kebutuhan yang berbeda, dan orang-orang harus
dipilih untuk sebuah tim untuk memastikan bahwa sebuah peran terisi. Kita bisa
mengidentifikasi sembilan peran tim yang potensial, yaitu
12

Pencipta, mengajukan ide-ide kreatif.


Promotor, memperjuangkan ide-eide setelah diajukan.
Penilai, menawarkan berbagai pilihan analisis yang berwawasan.
Organisator, memberikan struktur-struktur.
Produser, memberikan pengarahan dan tindakan lanjutan.
Pengontrol, memeriksa detail-detail dan menjalankan peraturan.
Pemeliharaan, memerangi berbagai perlawanan eksternal.
Penasehat, mendorong pencarian informasi yang lebih banyak.
Penghubung, mengoordinasi dan mengintegrasi.
4. Keragaman Para Anggota. Ketika sebuah tim memiliki keberagaman dalam hal
kepribadian, gender, usia, pendidikan, spesialisasi fungsional, dan pengalaman,
terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa tim tersebut akan memiliki
karakteristik-karakteristik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
secara efektif. Tim tersebut mungkin mengalami lebih banyak konflik dan kurang
menguntungkan arena banyaknya posisi yang diperkenalkan dan diterima. Namun
bukti yang ada biasanya mendukung kesimpulan bahwa tim heterogen bekerja
secara lebih efektif dibandingkan tim homogen.
5. Besaran Tim. Ketika suatu tim memiliki terlalu banyak anggota, kekohesifan dan
akuntabilitas bersama menurun, kemalasan sosial meningkat, dan semakin banyak
orang yang enggan berbicara dengan orang lain. Lagipula, tim-tim besar memiliki
kesulitan untuk dapat berkoordinasi, terutama ketika terdapat tekanan waktu.
Dengan demikian, para manajer harus berusaha mempertahankan jumlah anggota
yang kurang dari 10 orang dalam merancang tim yang efektif.
6. Pilihan Anggota
Tidak semua anggota tim adalah pemain tim.. Ketika individu yang lebih suka
bekerja sendiri diminta untuk bergabug dalam sebuah tim, terdapat sebuah
ancaman langsung untuk moral tim dan kepuasan anggota. Tim dengan para
individu yang fleksibel memiliki anggota yang mampu menyelesaikan tugas
anggota lainnya. Ini benar-benar merupakan nilai tambah untuk sebuah tim karena
tim tersebut sangat meningkatkan kemampuan adaptasinya dan menjadikannya

tidak terlalu bergantung pada satu anggota saja.


Proses Tim
a. Rencana dan Tujuan Umum. Tim yang efektif mempunyai tujuan umum dan
berarti yang memberikan pengarahan, momentum, dan komitmen untuk para
anggotanya. Tujuan ini adalah sebuah visi, dan lebih luas daripada tujuan-tujuan
13

khusus. Para anggota dari tim yang berhasil memberikan waktu dan usaha yang
luar biasa untuk berdiskusi, membentuk dan menyetujui sebuah tim yang menjadi
milik mereka, baik secara kolektif maupun individual.
b. Tujuan yang Spesifik. Tim yang berhasil adalah tim yang mengubah tujuan
umum mereka menjadi kinerja yang realistis, bisa diukur dan khusus. Selain itu,
konsistensi dengan penelitian mengenai tujuan individual, tujuan tim harus
menantang. Tujuan-tujuan yang sulit diketahui dapat meningkatkan kinerja tim
diatas kriteria-kriteria yang ditentukan.
c. Keberhasilan Tim. Tim yang efektif memilikirasa percaya diri dalam diri mereka.
Mereka yakin bisa berhasil. Kita menyebit hal ini sebagai efektivitas tim.
Keberhasilan menghasilkan keberhasilan. Tim yang berhasil saat ini memiliki
keyakinan lebih bahwa esok mereka akan lebih berhasil, sehingga memotivasi
mereka untuk berusaha lebih giat. Dua pilihan yang mungkin untuk meningkatkan
efektivitas adalah membantu tim untuk mencapai keberhasilan-keberhasilan kecil
dan memberikan pelatihan keterampilan.
d. Mental Model. Adalah pengetahuan dan keyakinan para anggota tim mengenai
bagaimana pekerjaan dapat diselesaikan oleh tim. Tim-tim yang efektif dapat
membagi model mental secara akurat atas elemen utama yang terorganisasi
didalam suatu lingkungan.
e. Level Konflik. Konflik dalam sebuah tim tidak selalu buruk. Tim yang sama
sekali tidak memiliki konflik kemungkinan besar menjadi aatis dan stagnan.
Konflik-konflik tigas menstimulun diskusi, mendorong penilaian kritis untuk
berbagai masalah dan pilihan, dan bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Jadi, tim-tim efektif akan digolongkan menurut tingkat konflik yang sesuai.
f. Kemalasan Sosial. Tim yang efektif mengurangi kecenderungan dalam hal
kemalasan sosial dengan cara membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab
dalam tingkat individual dan tingkat tim. Tim yang berhasil mampu membuat para
anggota bertanggung jawab secara individual dan secara bersama-sama atas
tujuan, sasaran, dan pendekatan tim.

Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim


Tantangan terbesar dalam membentuk pemain tim adalah ketika(1) kultur nasional sangat
individualistis dan (2) tim diperkenalkan ke sebuah organisasi yang kokoh dan dari dulu
14

menghargai pencapaian individual. Disisi lain, tantangan untuk manajemen tidaklah terlalu
besar ketika tim diperkenalkan kepada karyawan yang memiliki nilai kolektif yang kuatseperti di Jepang dan Meksiko-atau diorganisasi-organisasi baru yang menggunakan tim
sebagai bentuk awal mereka menyusun pekerjaan. Disini terdapat opsi bagi manajer untuk
berusaha mengubah pemain individu menjadi para pemain tim
1. Pemilihan : Merekrut Para Pemain Tim
Ketika mempekerjakan anggota tim, selain keterampilan teknis yang dibutuhkan
untuk mengisi pekerjaan tersebut kita juga harus memastikan bahwa calon
karyawan bisa memenuhi peran-peran tim mereka, begitu pula dengan berbagai
persyaratan teknis
2. Pelatihan : Menciptakan Para Pemain Tim
Para ahli pelatihan mengadakan berbagai pelatihan yang memungkinkan
karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Mereka
biasanya memberikan lokakarya (workshop) untuk membantu karyawan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah komunikasi, negoisasi,
manajemen konflik dan pelatihan.
3. Pemberian Imbalan : Menyediakan Insentif agar Menjadi Seorang Pemain Tim
yang Baik
Sistem penghargaan harus diolah kembali untuk mendorong usaha-usaha
kooperatif dibandingkan usaha-usaha kompetitif. Promosi, kenaikan gaji dan
berbagai bentuk penghargan lainnya harus diberikan kepada individu keefektifan
mereka sebagai tim kolaboratif.

Hati-Hati! Tim Tidak Selalu Merupakan Jawabannya


Kerjasama tim membuthkan lebih banyak waktu dan sering kali lebih banyak sumber
daripada kerja secara individual. Jadi keuntungan dari adanya tim harus melebihi biaya yang
dikeluarkan. Namun, hal ini tidak selalu demikian. Ada tiga tes yang dapat dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu tim sesuai dengan situasi yang ada. pertama, bisakah pekerjaan yang
akan dilakukan memperoleh hasil yang lebih baik bila dikerjakan oleh lebih dari satu orang?.
Kedua, apakah pekerjaan yang akan dilakukan menciptakan maksud dan serangkaian tujuan
umum yang lebih. Tim memberikan kendaraan alami bagi para karyawan untuk berbagai ide dan
mengimplementasikan berbagai perbaikan. Tidak semua orang harus tahu cara melakukan
15

sebuah rencana pengendalian yang sangat baik untuk pelacakan kinerja, tetapi semua orang perlu
tahu dimana peroses tersebut berlangsung sehingga mereka bisa menilai apakah proses tersebut
mengalami kemajuan.

16

Anda mungkin juga menyukai