Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Sistem Integumen (terutama
kulit) merupakan suatu massa atau
jaringan terbesar di seluruh tubuh.
Kulit bekerja melindungi strukturstruktur dibawahnya dan berfungsi
sebagai

cadangan

kalori.

Kulit

mencerminkan emosi dan stres yang


kita alami, serta berdampak pada
penghargaan orang lain terhadap kita.
Selama hidup, kulit dapat terpotong
tergigit, mengalami iritasi, terbakar,
atau terinfeksi. Akan tetapi, kulit
memiliki kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk pulih.
Suatu kondisi stres psikologis pada keadaan sakit atau pada berbagai
masalah pribadi, serta keluarga pada umumnya akan bermanifestasi keluar
sebagai masalah sistem integumen. Pada kondisi klinik pasien yang dirawat di
rumah sakit dapat secara tiba-tiba mengalami gatal-gatal dan ruam yang
terjadi sekunder akibat pengobatannya. Pada kondisi sistematik tertentu,
seperti hepatitis dan kanker, manifestasi ganggguan integumen dapat menjadi
tanda pertama kelainan tersebut.
Sebagian sistem organ tubuh yang paling luas, kulit tidak bisa
terpisahkan dari kehidupan manusia. Kulit membangun sebuah barier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut
berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. Kulit tersambung degan
membaran mukosa pada ostium eksterna sistem gastrointestinal, keluhan
sistem integumen dapat menjadi lasan utama mengapa pasien mencari
pelayanan kesehatan.

TINEA

Page 1

Kulit terdiri dari tiga lapisan, masing-masing memiliki berbagai jenis


sel dan memiliki fungsi yang bermacam macam. Ketiga lapisan tersebut
adalah epidermis, dermis, dan subkutis.
a. Epidermis
Epidermis merupakan struktur lapisan kulitterluar. Sel-sel epidermis
terus menerus mengalami mitosis dan berganti dengan yang baru sekitar
30 hari. Epidermis mengansung reseptor reseptor sensorik untuk sentuhan,
suhu, getaran, dan nyeri.
Komponen utama epidermis adalah protein keratim, yang dihasilkan
oleh sel-sel yang disebut keratinosit. Keratin adalah bahan yang kuat dan
memiliki datya tahan tinggi, serta tidak larut dalam air. Kerain mencegah
hilangnya air tubuh dan melindungi epidermis dan iritan atau
mikroorganisme penyebab infeksi. Keratinin adalah komponen utama
apendiks kulit rambut dan kuku (Craven, 2000).

Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dri


jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisas ; jaringan
ini tidak memiliki pembuluh darah ; dan sel-selnya sangat rapat. Bagian

TINEA

Page 2

epidermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan
telapak kaki yang mengalami startifikasi menjadi 5 lapisan berikut :
a. Stratum basalis (germinativum) adlah lapisan tunggal

sel-sel yang

melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya. Dermis.


Pemebelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini dan sel baru
didorong masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk disebut demikian
karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina.
Spina adalah bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum granulosum terdiri dari 3 bagian atau 5 lapisan atau barisan sel
dengan

granula-granula

keratohialin

yang

merupak

precursor

pembentukan keratinin.
1. Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi
permukaan kulit yang terbuka.
2. Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin yang lunak
berkadar sulfur rendah. Berlawanan dengan keratin yang ada pada
kuku dan rambut.
3. Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel
berdisintegrasi, menyebabkan kematian sel.
d. Stratum iusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel
gepeng tibak bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan
empat sampai tujuh lapisan sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis yang paling atas. Terdiri dari
25-30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin
gepeng saat mendekati permukaan kulit.

Melanosit (sel pigmen) terdapat dibagian dasar epidermis. Melanosit


menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respon terhadap
rangsangan hormon hipofisi anterior, hormon perangsang malanosit
(melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel
khusus epiderimis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen malnin
yang berwarna kulitdan rambut. Semakin banyak melanin maka kulit akan
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan

TINEA

Page 3

bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah
(misalnya: puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih
banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan variasi dari
merah muda yang cerah hingga coklat. Penyakit sistemik juga akan
mempenaruhi warna kulit. Sebagian contoh, kulit akan tampak kebiruan
bila terjadi oksigenasi darah yang tidak tercukupi, berwarna kuning-hijau
pada penderita ikterus, atau merah atau terlihat flusing bila terjadi
inflamasi atau demam. Elanin diyakini dapt menyerap cahaya ultraviolet
dan demikianakan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar maahari yang berbahaya.sel-sel imun yang disebut
sel Langerhans, terdapat diseluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali
partikel asing atau mikrooorganisme yang masuk kedalam kulit dan
membangkitkan

suatu

serangan

imun.

Sel

Langerhans

mungkin

bertangggung jawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik


dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf
saraf simpatis, yang mengisyaratkan adanya hubungan antar sistem saraf
dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres
dapat mempengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsangan simpatis. Radiasi ultravolet dapat merusak sel Langerhans,
mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
b. Dermis
Dermis atau kutan (cutaneus) merupakan lapisan kulit dibawah
epidermis yang membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit.
Lapisan papila dermis berada langsung dibawah epidermis dan
tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilakan salah
satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen jaringan ikat. Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah dan limf, serabut saraf, kelenjar keringat dan
sebasea serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, diskresi
oleh sel sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan
kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe,
folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit (sabasea). Sel mast, yang

TINEA

Page 4

mengeluarkan histamin selama cedera atau peradangan, dan makrofag,


yang memfagositosis sel-sel mati dan mikroorganisme, juga terdapat di
dermis.
Pembuluh darah didermis menyuplai makanan dan oksigen pada
dermis dan epidermis, serta membuang produk-produk sisa. Aliran darah
dermis memungkinkan tubuh mengatur temperaturnya. Pada penurunan
suhu tubuh, saraf-sar simpatis ke pembuluh darah meningkatkan pelepasan
norepinefrin. Pelepasan norepineprin menyababkan konstriksi pembuluh
sehingga panas tubuh dapat dipertahankan. Pabila suhu tubuh terlalu
tinggi, maka rangsangan simpatis terhadap pembuluh darah dermis
berkurang sehingga terjadi dilatasi pembuluh sehingga panas tubuh akan
dipindahkan

ke

lingkungan.

Hubungan

arteriovena

(AV)

yang

disebutanastomasis, dijumpai pada sebagian pembuluh darah. Anastomosis


AV mempermudah pengaturan suhu tubuh oleh kulit dengan kemungkinan
darah melewati bagian atas dermis pada keadaan yang sangat dingin. Saraf
simpatis ke dermis juga mempersarafi kelenjar keringat, kelenjar sebasae,
serta folikel rambut.
c. Lapisan subkutis
Lapisan subkutis kulit

terletak

dibawah dermis. Lapisan ini terdiri


atas lemak dan jaringan ikat dimana
berfungsi

untuk

memberikan

bantalan antara lapisan kulit dan


struktur internal seperti otot san
tulang, serta sebagian peredam
kejut dan insulator panas. Jaringan
ini memungkinkan mobilitas kulit,
perubahan

kontur

tubuh

dan

penyekat panas tubuh (Guyton,


1996). Lemak yang bertumpuk dan
tersebar

menutur

jenis

kelamin

seseorang,

secara

parsial

akan

menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan.


Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bwah

TINEA

Page 5

kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang bertimbun merukapakan


faktor pentinga
dalam
pengaturan
suhu tubuh.
Rambut
Rambut
dibentuk

dari

keratin melalui
proses
diferensiasi yang sudah ditentukan sebelumnya, sel-sel epidermis tertentu
akan membentuk folikel-folikel rambut. Foikel rambut ini dikosongkan
oleh matriks kulit dan akan berdeferensiasi menjadi rambut. Kemudian
suatu saluran epitel akan terbentuk, malalui saluran inilah rambut akan
keluar ke permukaan tubuh. Sama seperti sisik, rambut terdiri dari keratin
mati dan dibentuk dengan kecepatan tertentu. Sistin dan metionin, yaitu
asam amino yang mengandung sulfur dengan iktan kovalen yang kuat,
memberikan kekuatan pada rambut.
Pada kulit kepala kecepatan pertumbuhan rambut biasanya 3 mm
perhari (Price, 1995). Setiap folikelrambut melewati siklus pertumbuhan
(rambut anagen), stadium intermedia (rambut katagen), dan involusi
(rambut telogen). Stadium anagen pada kulit kepala bertahan selama
kurang lenih 3 tahun, sedangkan stadium tolagen hanya bertahan 3 bulan
saja. Begitu folikel rambut mencapai stadium tolagen, maka rambut akan
rontok. Pad akhirnya folikel rambut akan mengalami regenerasi menjadi
stadium anagen dan akan terbentuk rambut baru. Aktivitas siklus folikel
rambut satu ini dengan lainnya saling bergantung. Pola mosaik ini
mencegah terjadinya kebotakan sementara pada kulit kepala. Bila proses
ini berhenti. Maka orang tersebut mengalami kebotakan permanen.

TINEA

Page 6

Sekitar 90% dari 100.000 folikel rambut pada kulit kepala normal
berada dalam fase pertumbuhan pada satu saat. Lima puluh hingga 100
lembat rambut kulit kepala akan rontok setiap harinya (Craven, 2000).
Rambut pada berbagai bagian tubuh memiliki fungsi yang
bermacam-macam. Rambut pada bagian mata (alis dan bulu mata), hidung,
dan telinga menyaring debu, binatang kecil, serta kotoran yang terbawa
oleh udara.
Warna rambut ditentukan oleh

jumlah melanin yang beragam

dalam batang rambut. Rambut yang berwarna kelabu dan putih


mencerimnkan tidak adanya pigmen tersebut. Pada bagian tubuh tersebut,
pertumbuhan rambut dikontrol oleh hormon-hormon seks. Contoh yang
paling nyata adalah pada wajah (rambut janggut dan kumis) dan rambut
pada bagian dada, serta pungggung yang dikendalikan leh hormon lakilaki yang dikenal dengan hormon androgen.
Kualitas dan distribusi rambut dapat dipengaruhi oleh kondisi
endokrin. Sebagai contoh, sindrom Cushing menyebabkan hirsutisme
(pertumbuhan

rambut

yang

berlebihan,

khusunya

pada

wanita),

hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktiv) menyebabkan perubahan tekstur


rambut. Pada banyak kasus, kemoterapi dan terapi radiasi pada kanker
akan menyebakan penipisan krambut atau pelemahan batang rambut
sehiangga terjadi alopesi (kerontokan rambut) yang parsial atau total dari
kulit kepala maupun bagian tubuh yang lain.
Kuku
Kuku merupakan lempengan keratin yang mati yang dibentuk oleh
sel-sel epidermis matriks kuku. Matriks kuku terletak dibawah bagian

TINEA

Page 7

proksimal lempeng kuku dalam dermis. Bagian ini dapat terlihat sebagai
suatu daerah putih yang disebut lunula, yang tertutup oleh lipatan kuku
bagian paroksimal dan kutikula. Oleh karena rambut maupun kuku
merupakan struktur keratin yang mati, maka rambut dan kuku tidak
mempunyai ujung saraf dan tidak mempunyai aliran darah. Kuku akan
melindungi jari-jari tangan dan kaki dengan menjaga fungsi sensoriknya
yang sangat berkembang, serta meningkatkan fungsi-fungsi halus tertentu
seperti fungsi mengangkat benda-benda kecil.

Pertumbuhan kuku berlangsung terus seoanjang hidup dengan


pertumbuhan rata-rata 0,1 mm per hari. Pertumbuhan ini berlangsung lebih
cepat pada kuku jari tangan dari pada kuku jari kaki dan cenderung
melambat bersamaan dengan proses penuaan. Pembaruan total kuku jari
tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan pembaruan kuku
jari kaki membutuhkan 12 hingga 12 bulan (Smelzer, 2002)
Kelenjar pada kulit
Kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea menyertai folikel rambut.
Kelenjar ini megeluarkan bahan berminyak yang disebut sebum ke saluran
disekitarnya. Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasae
yang sekretnya akan melimasi rambut dan membuat rambut menjadi
lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea terdapat di seluruh tubuh, terutama
wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar
sebasea dan pembentukan sebum. Kadar testosteron meningkat pada pria
dan wanita selam pubertas.
Kelenjar keringat. Kelenjar ini ditemukan pada kulit di sebagian
besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pad telapak tngan
dan kaki. Hanya glans penis, bagian tepi bibir, telinga luar dan dasar kuku

TINEA

Page 8

yang tidak mengandung kelenjar keringat. Kelemjar keringat dapat


diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua katagori, yaitu kelenjar merokrin
da apokrin. Kelenjar merokrin ditemukan pada semua daerah kulit.
Saluran keluarnya bermuara langsung ke permukaan kulit kelenjar apokrin
berkurung lebih besar dan berbeda dengan kelenjar ekrin. Sekret kelenjar
ini mengandung fragmen sel-sel sekretorik. Kelenjar apokrin terdapat di
daerah aksila, anus, skrotum dan labiya mayora. Saluran keluarnya sperma
pada umumnya bermuara kedalam folikel rambut. Kelenjar apokrin akan
menjadi aktif pada pubertas.
Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu
dan diuraikan oleh bakteri untuk menghasilakan bau ketiak yang khas.
Kelenjar apokrin yang khusus dan dinamakan kelenjar suriminosa
dijummpai pada telinga luar, tempat kelenjar tersebut memproduksi
serumen (Lewis, 2000). Sekresi apokrin tidak mempunyai fungsi apa pun
yang berguna bagi manusia, tetapi kelenjar ini menimbulkan bau pada
ketiak

apabila

sekresinya

mengalami

dekomposisi

oleh

bakteri

(Price,1995).
Sekret yang encer seperti air yang disebut keringat atau peluh
dihasilkan oleh bagian asal yang berbentuk seperti kumparan kelenjar
ekrin dan dilepaskan kedalam saluran keluarnya sempit. Keringat terutama
tersusun dari air dan megandung sekitar separuh dari kandungan garam
dan plasma darah. Keringat yang dilepas dari kelenjar ekrin sebagai reaksi
terhadap kenaikan sushu sektarnya dan kenaikan suhu tubuh. Kecepatan
sekresi keringat dikendalikan oleh sistem saraf simpatik. Pengeluaran
keringat yang berlebihan pada telapah tangan dan kaki, aksila, dahi dan
daerah-daerah lain dapat terjadi reaksi terhadap rasa nyeri dan stres.
Fungsi Kulit
1. Proteksi
2. Sensasi
3. Termoregulasi
4. Metabolisme, sintesi vitamin D
5. Keseimbangan air.
6. Penyerapan zat atau obat
7. Penyimpanan nutrisi

TINEA

Page 9

Selain fungsi diatas, kulit juga memilki peran dalam komunikasi


nonverbal, sebagai contoh dalam kaitannya dengan emosi, misalnya wajah
kemerahan dalam menahan marah atau malu dan petunjuk tentang kondisi
usia seseorang dan status kesehatan.
1. Proteksi
Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memliki ketebalan sekitar 1
tau 2 mm yang memberikan perlindungan sangat efektif terhadap
trauma fisik, kimia, dan biologis dari invasi bakteri. Kulit telapak
tangan dan kaki yang menebal memberikan perlindungan terhadap
pengaruh trauma yang teru-menerus terjadi didaerah tersebut.
Bagian stratum korneum epidermis merupkan barier yang paling
efektif terhadap bagian faktor lingkungan seperti zat-zat kimia, sinar
matahari, virus, fungus, gigitan seranggga, luka karena gesekan angin
dan trauma. Kulit dapat mencegah penetrasi zat-zat dari luar yang
berbahaya ataupun kehilangan cairan dan subtansi lain yang vital bagi
homeostatis tubuh. Lapisan dermis kulit memberikan kekuatan
mekanis dan keuletan melalui jaringan ikatan fibros dan serabut
kolagennya. Serabut elastis dan kolagen yang saling berjalin dengan
epidermis memungkinkan kulit unutk berperilaku sebagai satu unit.
Dermis tersusun dari jalinan vaskuler, akar rambut tubuh, dan kelenjar
peluh serta sebasea. Oleh karena epidermis bersiifat avaskular, dermis
merupakan barier transportasi yang efisien terhadap subtansi yang
dapat menembus stratum korneum dan epidermis. Faktor-faktor lain
yang memengaruhi fungsi protektif kulit mencangkup usia kulit,
daerah kulit tang telibat dan status vaskuler.
2. Sensasi
Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh
untuk

memantau

sacara

terum-menerus

keadaan

lingkungan

sekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindra


suhu, rasa nyeri, sentunga yang ringan dan tekanan (atau sentuhan
yang berat). Berbagai ujung saraf bertangggung jawabuntuk bereaksi
terhadap stimuli yang berada (Smeltzer, 2002). Meskipun tersebar
diseluruh tubuh, ujung-ujung saraf lebih terkonsentrasi pada sebagian
daerah dibandingkan pada sebagian daerah dibandingkan bagian

TINEA

Page 10

lainya. Sebagai contoh ujung-ujung tangan jauh lebih terinervasi


ketimbang kulit pada nagian punggung tangan.
3. Termoregulasi
Peran kulit dalam pengaturan panas meliputi sebagian penyekat tubuh,
vasokontriksi (yang memengaruhi alirabn darah dan hilangnya panas
di kulit), dan sensai suhu (Potter, 2006). Perpindahan suhu dilakukan
pada sistem vaskular, melalui dinding pembuluh, kepermukaan kulit
dan hilang ke lingkungan sekitar melalui mekanisme peghilang panas.
Pada kondisi suhu tubuh rendah, pembuluh darah akan mengalami
kontrksi. Sebaliknya saat suhu tinggi, hipotalamus menghambat
vasokontriksi dan pembuluh dilatasi. Saat kulit menjadi dingin,
sensori mengirim informasi ke hipotalamus, yang mengakibatkan
menggil, menghambat keringat, dan vasokontriksi.
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit
dan paparan terhadap lingkungan konstan, pengeluaran panas secara
normal melalui radiasu, konduksi, konveksi dan evaporasi.
a. Radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu
objek ke permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan.
Panas

berpindah

melalui

gelombang

elektromagnetik

(Potter,2005). Adanya lairan darah dari organ internal inti


membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah permukaan.
Variasi jumlah panas yang dibawa ke permukaan bergantung pada
tingkat

vasokontriksi

dan

vasodilatasi

yang

diatur

oleh

hipotalamus. Penyebaran pana dari kulit ke setiap objek yang


lebih

dingin

di

sekelilingnya.penyebaran

meningkat

bila

perbedaan suhu antara objek juga meningkat. Vasodilatasi perifer


juga meningkat aliran darah ke kulit untuk memperluas
penyebaran yang ke luar. Vasokontriksi perifer meminimalkan
kehilangan panas ke luar. Sampai 85% area permuakaan tubuh
manusia menyebarkan panas ke lingkungan. Namun bila
lingkungan lebih hangat dari kulit, tubuh mengabsorbsi panas
melalui radiasi. Perawat meningkatkan kehilangan panas melalui
radiasi dengan melepaskan pakaian atau selimut. Posisi pasien
meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi.

TINEA

Page 11

b. Konduksi. Konduksi merupakan pengeluaran panas dari satu


objek ke objek lain melalui kontak langsung. Proses pengeluaran
atau perpindahan suhu tubuh terjadi pada saat kulit hangat
menyentuh objek yang lebih dingin. Ketika pada kondisi suhu dua
objek sama, kehilangan panas konduktif terhenti. Perpindahan
panas tubuh secara konduksi dapat melalui benda padat, gas dan
cair. Penting bagi perawat untuk mengetahui bahwa cara
menurunkan panas tubuh secara konduksi hanya menyebabkan
sedikit kehilangan panas. Perawat meningkatkan kehilangan
panas konduktif ketika memberikan kompres es atau memandikan
pasien dengan air dingin. Memberikan beberapa lapis pakaian
akan mengurangi efek konduktif.
c. Konveksi. Konveksi merupakan perpindahan panas akibat adanya
gerakan udara yang secara langsung kontak dengan kulit. Adanya
arus udara membawa udara hangat akan menyebabkan kehilangan
panas

secara

konveksi.

Sebaliknya

arus

udara

dingin

meningkatkan pengeluaran panas melelui konveksi. Kondisi ini


memberikan implikasi pada perawat dalam mengatur suhu
lingkungan pada pasien yang mengalami kondisi hipetermi dan
hipotermi.
d. Evaporasi. Evaporasi merupakan perpindahan energi panas ketika
cairan berubah menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori
panas untuk setiap gram air yang menguap. Tubuh secara kontinu
kehilangan panas melalui evaporasi. Kira-kira 600-900 ml sehari
menguap dari kulit dan paru, yang mengakibatkan kehilangan iar
dan panas. Kehilangan normal ini dipertimbangkan kehilangan air
tidak kasat mata (insible water loss) dan tidak memaikan peran
utama dalam pengaturan suhu. (Guyton, 1999).
Dengan mengatur perspirasi atau berkeringat,

tubuh

meningkatkan kehilangan panas evaporasi tambahan. Berjuta-juta


kelenjar keringat yang teletak dalam dermis kulit menyekresi
keringat melalui duktus kecil pada permukaan kulit. Ketika suhu
tubuh meningkat, hipotalamus anterior memberi sinyal kelenjar

TINEA

Page 12

keringat untuk melepaskan keringat. Selama latihan dan stres


emosi

atau

mental,

menghilangkan

berkeringat

kelebihan

adalah

panas

salah

yang

satu

dibuat

cara

melalui

peningkatkan laju metabolik. (Potter,2006).


Metabolisme
Meskipun sinar matahari yang kuat dapat merusak sel-sel epitel
dan jaringan, tetapi sinar matahari dengan jumlah yang dapat
ditoleransi sangat diperlukan tubuh manusia.
Ketika radiasi sinar ultraviolet memberikan paparan, maka selsel epidermal didalam sr=tratum spinosum dan stratum germinativum
akan mengonversi pelepasan steroid kolesterol menjadi vitamin D3,
atau kolekalsiferol. Organ hati kemudian mengonversi kolekalsiverol
menjadi produk yang digunakan organ ginjal untuk menyintesis
hormon kalsitriol. Kalsitriol merupakan komponen yang penting untuk
membantu absorbsi kalsium dan fosfor didalam usus halus.
Ketidakakuatan

dari

pengiriman

kalsitriol

akan

menghambat

pemeliharaan dan pertumbuhan tulang (Simon,2003)


Keseimbangan air
Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan
dengan demikian akan mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
berlebihan

dari

bagian

internal

tubuh

dan

mempertahankan

kelembapan dalam jaringan subkutan (Smeltzer,2002).


Apabila kulit mengalami kerusakan, misalnya pada luka bakar,
cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar dapat hilang dengan
cepat sehingga bisa terjadi kolaps sirkulasi, syok, serta kematian.
Dilain pihak, kulit tidak sepenuhnya impermeable terhadap air.
Sejumlah kecil air akan mengalami evaporasi secara terum-menerus
dari permukaan kulit. Evaporasi ini dinamakan perspirasi tidak kasat
mata (insensible perspiration) yang berjumlah 600 ml perhari untuk
orang dewasa yag normal. Kehilangan air yang tidak kasat mata
Insensible Water Loss (IWL) bervariasi menurut suhu tubuh, Rata2 +
600 ml/ hari. Pada penderita demam kehilangan ini dapat meningkat.
Ketika terendam dalam air, kulit dapat menimbun air sampai 3-4x

TINEA

Page 13

berat normalnya (guyton 1999). Contoh : pembengkakan kulit setelah


mandi berendam untuk waktu yang lama.
Penyerapan Zat atau Obat
Berbagai senyawa lipid atau zat lemak dapat diserap lewat
stratum korneum, termasuk vitamin (A,D,E dan K) yang larut lemak.
Obat2 dan substansi lain dapat memasuki kulit lewat epidermis
melalui jaur trans epidermal atau lewat Lubang2 folikel (Kee, 1999).
Fungsi Respon Imun
Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa beberapa sel
dermal (sel langerhans, interlukin-1 yang memproduksi keratinosit,
dan sub kelompok limfosit T) merupakan komponen penting dalam
sistem imun (Smeltzer 2002).
Pertimbangan Gerontologik
Secara fisiologis sistem integumen akan mengelami perubahan
yang signifikan akibat proses penuaan. Kondisi perubahan utama yang
terjadi pada kulit lansia meliputi kering, keriput, pembentukan
pigmentasi yang tidak merata, dan terbentuknya berbagai lesi
proliferatif.
Secara struktur terjadi perubahan seluler dimana terjadi
penipisan titik temu antara dermis dan epidermis sehingga
meningkatkan

kondisi

kekeringan

pada

kulit.

Keadaan

ini

menyebabkan lokasi pengikatan yang lebih sedikit antara dua lapisan


tersebut sehingga suatu kondisi cedera atau stress yang ringan pada
epidermis yang menyebabkan lapisan itu terlepas dari dermis. Kondisi
ini memberikan implikasi pada perawat bahwa fenomena penuaan ini
dapat menjadi penyebab meningkatnya kerentanan kulit yang menua
terhadap trauma, misalnya pasien yang kurang mobilisasi akan
meningkatkan resiko ulkus tekan yang lebih tinggi dibandingkan usia
dewasa muda.
Dengan bertambahnya usia, struktur dari epidermis dan dermis
akan

mengalami

penipisan

dan

pendataran

sehingga

timbul

pengeriputan kulit, kulit yang menggantung, dan lipatan kulit yang


saling tumpang tindih. Hilangnya subtansi elastin, kolagen, dan lemak
subkutan dalam jaringan bawah kulit bertanggung jawab terhadap

TINEA

Page 14

penurunan daya perlindungan, pembantalan jaringan dan organ


dibawahnya, serta menurunkan tonus otot.
Perubahan struktur kulit akibat pergantian sel yang melambat
karena proses penuaan meningkatkan terbentuknya pigmentasi kulit.
Dengan terjadinya penipisan lapisan dermis, kulit kan menjadi rapuh
dan transparan. Pasokan darah kekulit jua berubah sejalan dengan
bertambahnya usia. Pembuluh darah, terutama lingkaran kapiler akan
menurun jumlah dan ukurannya. Perubahan vaskular ini turut
menghambat penyembuhan luka yang umum terlihat pda pasien
pasien lansia. Selain itu, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea juga
akan menurunkan jumlah dan kapasitas fungsionalnya sehingga kulit
menjadi kering dan bersisik. Penurunan kadar hormon androgen
diperkirakan turut menyebabkan berkurangnya fungsi kelenjar
sebasea.
Perubahan rambut kan berkurang secara bertahap, terutama
rambut ditungkai bawah dan dorsum kaki. Penipisan rambut sering
terlihat dikulit kepala, aksila dan pubis. Fungsi lain yang dipengaruhi
oleh proses penuaan normal adalah fungsi barier, persepsi sensorik
dan termoregulasi.

2.2 Definisi
Tinea adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur.Jamur yang berperan dalam penyakit tinea adalah dermatofita.
DermatoFita merupakan sekelompok jamur miselium yang menginfeksi
keratin stratum korneum, rambut, dan kuku. (chadrasoma,2006).

TINEA

Page 15

Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,


misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita(jamur yang menyerang kulit), (Adhi
Djuanda, 2000).
Tinea yang merupakan salah satu dermatositosis adalah Infeksi fungus
superficial pada kulit yang disebabkan oleh spesies dermatofilia Micosporum,
Epidermophyton, atau Trycophyton.
Dari ketiga defenisi diatas dapat disimpulkan bahwas, Tinea adalah
penyakit yang disebabkan oleh dermatofit yang menyerang pada lapisan
teratas dari kulit (epidermis).
Tinea adalah infeksi jamur pada kulit yang dianggap sebagai infeksi
superfisial dan biasanya digambarkan berdasarkan tempat infeksinya
(Elizabeth J.Corwin,2009).

TINEA

Page 16

Anda mungkin juga menyukai