Anda di halaman 1dari 6

Asumsikan setiap hotel menghadapi resiko yang serupa.

Hospitality Inns mendefinisikan laba


residu untuk setiap hotel sebagai laba operasi dikurangi tingkat pengembalian yang diisyaratkan
sebesar 12 % dari total aktiva :

Dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan sebesar 12%, hotel New Orleans
memiliki RI yang paling baik.
Beberapa perusahaan lebih menyukai ukuran RI karena berkonsentrasi pada
memaksimalkan jumlah absolut, seperti dolar dari RI, bukannya persentase seperti ROI. Tujuan
dari memaksimalkan RI berarti bahwa sepanjang suatu subunit menghasilkan pengembaian yang
melebihi tingkat pengembalian yang diisyaratkan untuk investasi, subunit tersebut dapat terus
melakukan investasi.
Tujuan memaksimalkan ROI mungkin mendorong manajer subunit yang sangat
menguntungkan untuk menolak proyek yang dari sudut pandangperusahaan secara keseluruhan
seharusnya diterima. Misal, Hospitality Inns mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan
fitur dan perabotan kamar di hotel San Francisco. Perbaikan tersebut meningkatakan laba operasi
hotel San Francisco sebesar $70,000 dan meningkatkan total aktiva sebesar $400,000. ROI untuk
ekspansi tersebut adalah 17,5% ($70,000/$400,000), yang menarik bagi Hospitality Inns karena
melampaui tingkat pengembalian yang dapat diterima sebesar 12%. Tetapi, dengan investasi
tersebut, ROI hotel San Francisco akkan menurun:

ROI sebelum perbaikan =

ROI sesudah perbaikan =

= 0,24 atau 24%

= 0,221 atau 22,1%

Bonus tahunan yang dibayarkan kepada manajer hotel San Francisco mungkin menurun
jika ROI mempengaruhi perhitungan bonus dan pilihan melakukan perbaikan dilakukan.
Akibatnya, manajer tidak akan melihat ekspansi sebagai hal yang menguntungkan. Sebaliknya,
jika bonus merupakan fungsi dari RI, manajer San Francisco akan memandang ekspansi tersebut
sebagai hal yang menguntungkan:
RI sebelum perbaikan = $240.000 (0.12 x $1.000.000) = $120.000

RI sesudah perbaikan = $310.000 (0.12 x $1.400.000) = $142.000


Kesesuaian tujuan lebih mungkin untuk dicapai dengan menggunakan RI daripada ROI
sebagai ukuran dari kinerja manajer subunit.

Economic Value Added (Nilai tambah ekonomi)


Economic Value Added (EVA) merupakan jenis perhitungan RI spesifik yang belakangan ini
banyak menarik perhatian.
EVA

Laba operasi
setelah pajak

EVA menggantikan angka-angka berikut dalam perhitungan RI:


1. Laba = laba operasi setelah pajak
2. Tingkat pengembalian yang diisyaratkan = biaya modal rata-rat tertimbang (setelah
pajak)
3. Investasi = total aktiva kewajiban lancer
Ilustrasi perhitungan dasar EVA menggunakan data Hosptality Inns di bagan 23-1.
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) sama dengan biaya rata-rata setelah pajak dari
semua dana jangka panjang yang digunakan. Dua sumber dana jangka panjang perusahaan : (a)
hutang jangka panjang dengan nilai pasar dan nilaii buku $4,5 juta diterbitkan dengan suku
bunga 10%, dan (b) modal ekuitas memiliki nilai pasar $4,5 juta (tapi nilai bukunya $1 juta).
Karena biaya bunga dikenakan pajak dan tingkat pajak penghasilan adalah 30%, biaya setelah
pajak dari pembiayaan hutang adalah 0,10 x (1- tingkat pajak) = 0,10 x (1 0,30) = 0,10 x 0,70 =
0,07 atau 7%. Biaya modal ekuitas adalah biaya opportunitas bagi investor karena tidak
menginvestasikan modal mereka di investasi lain yang serupa dalam risiko yang dimiliki
Hospitality Inns. Biaya modal Hospitality Inns adalah 14%, perhitungan WACC, yang
menggunakan nilai pasar dari hutang dan ekuitas adalah:

Perusahaan menerapkan WACC yang sama ke semua hotelnya karena setiap hotel menghadapi
risiko yang serupa.
Total aktiva Kewajiban lancar = Aktiva jangka panjang + Aktiva lancar Kewajiban lancar
= Aktiva jangka panjang + Modal kerja

dimana,
Modal Kerja = Aktiva lancar Kewajiban lancar

Laba operasi hotel setelah pajak adalah:

Laba operasi
hotel

x (1 Tingkat pajak) =

Laba operasi
hotel

x (1-0,30) =

Laba operasi
hotel

x 0,70

Perhitungan EVA untuk Hospitality Inns adalah sebagai berikut:

Hotel New Orleans memiliki EVA yang paling tinggi. EVA seperti residual income,
membebankan manajer biaya dari investasi mereka pada aktiva jangka panjang dan modal kerja.
Nilai hanya diciptakan jika laba operasi setelah pajak melampaui biaya yang dikeluarkan untuk
menginvestasikan modal. Untuk memperbaiki EVA, manajer dapat misalnya (a) menghasilkan
lebih banyak laba operasi dengan modal yang sama, (b) menggunakan modal yang lebih sedikit
untuk menghasilkan laba operasi setelah pajak yang sama, atau (c) menginvestasikan modal di
proyek yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.
Manajer di perusahaan seperti Briggs and Stratton, CSX, Coca-Cola, Equifax, dan FMC
menggunakan estimasi dampak terhadap EVA untuk membimbing keputusan mereka. Manajer
divisi menemukan EVA bermanfaat karena memungkinkan mereka untuk memasukkan biaya
modal ke dalam keputusan di tingkat divisi, yang pada umumnya hanya tersedia di tingkat
perusahaan. Membandingkan EVA aktual yang dicapai dengan estumasi EVA bermanfaat untuk
mengevaluasi kinerja dan menyediakan umpan balik kepada manajer mengenai kinerja. CSX,

sebuah perusahaan kereta api, menggunakan EVA untuk keputusan seperti untuk menjalankan
kereta dengan tiga lokomotif alih-alih empat lokomotif dan untuk menjadwalkan kedatangan
yang tepat waktu untuk membongkar muatan alih-alih membuat kereta tiba di tempat tujuan
beberapa jam sebelumnya. Hasilnya jadi lebih banyak pendapatan karena tingkat biaya bahan
bakar yang lebih rendah dan investasi modal yang lebih rendah pada lokomotif.

Tingkat Pengembalian Penjualan


Rasio laba terhadap penjualan (rasio penjualan), sering kali disebut Tingkat
Pengembalian Penjualan (Return On Sales/ ROS) merupakan ukuran kinerja keuangan yang
sering digunakan. ROS merupakan salah satu komponen dari ROI di dalam metode analisis
profitabilitas DuPont. Untuk menghitung ROS untuk setiap hotel Hospitality, kita membagi laba
operasi dengan pendapatan:

Hotel Chicago memiliki ROS yang paling tinggi, akan tetapi kinerjanya berperingkat
paling rendah daripada hotel lain ketika diukur dengan ROI, RI, dan EVA.

Membandingkan Ukuran Kinerja


Berikut adalah tabel ringkasan kinerja setiap hotel dan peringkatnya (dalam kurung)
berdasarkan empat ukuran kinerja:

Peringkat RI dan EVA sama, berbeda dari peringkat ROI dan ROS. Perhatikan peringkat
ROI dan RI untuk hotel San Francisco dan New Orleans. Hotel New Orleans memiliki ROI yang
lebih kecil. Walaupun laba operasinya hanya sedikit lebih besar dari dua kali laba operasi hotel
San Francisco$510,000 dibandingkan dengan $240,000total aktivanya 3x lebih besar$3
juta dibandingkan $1 juta. Hotel New Orleans memiliki RI yang lebih tinggi karena hotel
tersebut menghasilkan laba yang lebih tinggi setelah menutup tingkat pengembalian investasi
yang disyaratkan sebesar 12%. ROI yang tinggi dari Hotel San Francisco menunjukkan bahwa
aktiva hotel tersebut digunakan secara efisien. Walaupun setiap dolar yang diinvestasikan di
hotel New Orleans tidak memberikan pengembalian yang sama seperti hotel San Francisco,
investasi yang besar tersebut menciptakan nilai yang cukup karena pengembaliannya melampaui
tingkat pengembalian yang disyaratkan. Hotel Chicago memiliki ROS yang paling tinggi tapi
memiliki ROI yang paling rendah. ROS yang tinggi menunjukkan bahwa hotel Chicago memiliki
struktur biaya per dolar pendapatan yang paling rendah dari semua hotel Hospitality Inns. Alasan
dari ROI hotel Chicago yang rendah adalah hotel tersebut menghasilkan pendapatan per dolar
yang sangat rendah dari aktiva yang diinvestasikan. Apakah satu metode lebih baik dari yang
lainnya dalam mengukur kinerja? Tidak, karena masing-masing mengevaluasi aspek kinerja yang
berbeda.
ROS mengukur seberapa efektif biaya dikelola. Untuk mengevaluasi kinerja agregat
secara keseluruhan, ukuran ROI, RI, EVA lebih sesuai dari ROS karena mereka
mempertimbangkan baik laba maupun investasi. ROI menunjukkan investasi mana yang
menghasilkan pengembalian yang paling tinggi. Ukuran RI dan EVA mengatasi beberapa
masalah kesesuaian tujuan dari ROI. Beberapa manajer lebih menyukai EVA karena ukuran
tersebut secara eksplisit mempertimbangkan dampak pajak sementara ukuran RI (sebelum pajak)
tidak. Manajer yang lain lebih menyukai RI (sebelum pajak) karena lebih mudah untuk dihitung
dan karena, dalam banyak kasus, ukuran tersebut mengarah pada kesimpulan yang sama seperti
EVA. Survei Global terhadap Praktik Perusahaan menunjukkan bahwa, secara umum, perusahaan
menggunakan ukuran keuangan untuk mengevaluasi kinerja.

Memilih Horizon Waktu dari Ukuran Kinerja: Langkah 2


Langkah 2 dalam merancang ukuran kinerja yang berdasarkan akuntansi adalah memilih
horizon waktu dari ukuran kinerja. Perhitungan ROI, RI, EVA, dan ROS menyajikan hasil untuk
suatu periode tunggal, satu tahun dalam contoh kita. Manajer dapat mengambil tindakan yang
menyebabkan peningkatan jangka pendek dalam ukuran-ukuran tersebut akan tetapi
bertentangan dengan kepentingan jangka panjang dari perusahaan. Sebagai contoh, manajer
mungkin memotong penelitian dan pengembangan dan pemeliharaan pabrik di tiga bulan
belakangan dari suatu tahun fiskal untuk mencapai target tingkat laba operasi tahunan. Untuk
alasan ini, banyak perusahaann mengevaluasi subunit atas dasar ROI, RI, EVA, dan ROS selama
beberapa tahun.
Alasan lain untuk mengevaluasi subunit selama beberapa tahun adalah karena manfaat
dari tindakann yang diambil di periode saat ini mungkin tidak akan tampak di ukuran kinerja
jangka pendek, seperti ROI atau RI tahun ini. Sebagai contoh, investasi di sebuah hotel yang
baru mungkin akan mempengaruhi ROI atau RI secara negatif di jangka pendek tapi
menguntungkan ROI dan RI dalam jangka panjang.
Analisis beberapa tahun menggarisbawahi keuntungan lain dari ukuran RI: NPV dari
semua arus kas selama umur dari suatu investasi sama dengan NPV RI. Karakteristik ini berarti
bahwa jika manajer menggunakan metode NPV untuk membuat keputusan

Anda mungkin juga menyukai