Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

ETIKA BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Dosen Pengampu : Drs. E. Ilham, S.PdI, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Adiningyas Prihandini

(01/S16C)

Ambar Nurhudayani

(04/S16C}

Asri Wulandari

(07/S16C)

Dwi Krisma Dayanti

(14/S16C)

Eka Nur Rani

(15/S16C)

Okta Fiyanti

(45/S16C)

Siti Ning Intan Lestari

(55/S16C)

Verily Endah Jai Wicaksana

(59/S16C)

Evi Natalia

(65/S16C)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA


SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya kami Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Etika
beragama dalam kehidupan sehari-hari
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Kecenderungan untuk menggunakan etika kehidupan beragama merupakan ajaran
yang memuat nilai-nilai ideal yang bersifat global dan kebenarannya bersifat
mutlak. Nilai-nilai itu harus diterima dan dipercayai. Oleh karena itu, proses
pendidikannya harus bertitik tolak dari ajaran atau nilai-nilai tersebut. Seperti
dipahami bahwa dalam banyak hal batas-batas kebenaran dalam ajaran agama
sudah jelas, pasti, dan harus diimani. Etika kehidupan beragama dalam berbagai
aspek kehidupan harus diajarkan, diterima, dan diyakini kebenarannya oleh
pemeluk-pemeluknya, di samping itu, keimanan merupakan dasar penting dalam
rangka menuju proses pembentukan kehidupan beragama.
Materi pada makalah ini, memuat materi seputar konsep pendidikan etika
dalam kehidupan beragama; etika kehidupan beragama di negara-negara maju,
dan etika kehidupan beragama di negara-negara berkembang. Penulis menyadari
karena keterbatasan waktu dan terutama keterbatasan referensi pustaka yang
berkaitan dengan materi tersebut sungguh sangat terbatas, maka dengan segala
kerendahan hati manakala dalam pemaparannya kurang, bahkan bayak yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan, permohonan maaf serta mohon masukan dalam
rangka penyempurnaan makalah ini.
Surakarta,24 September 2016

Tim Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang hadir di muka bumi ini untuk menyampaikan
ajaran-ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia.
Ajaran-ajaran Islam perlu dipahami melalui jalan praksis karena fungsi agama ini
adalah untuk memberikan solusi-solusi yang terbaik atas segala problem sosial
yang ada dalam masyarakat. Tulisan ini membahas persoalan etika dan
kaidahagama dalam Islam yang ditinjau dari kehidupan sehari-hari. Sekiranya,
persoalan etika dan kaidah beragama adalah tema penting yang menarik untuk
dibahas.
Etika dan kaidah agama menjadi bahasan penting dalam wacana pemikiran
filsafat kontemporer. Namun, pembicaraan tentang etika kurang begitu
berkembang dalam Islam. Justru yang berkembang adalah kajian tentang
moralitas melalui sudut pandang fiqih Islam jadi etika berhubungan dengan
moralitas dan moralitas berhubungan dengan mental karena mental berhubungan
erat dengan kesehatan jiwa. Moralitas yang menjadi obyek kajian etika Islam
masih berbicara seputar etika secara individual, yaitu bagaimana memperbaiki diri
dan kepribadian dalam bekata, bersikap, dan berbuat. Sedang etika sosialnya
masih kurang mendapat tempat yang luas dalam kajian Islam yang berhubungan
dengan banyak sisi kehidupan antara lain kesehatan
B.
1.
2.
3.

Tujuan Penulisan
Unuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan kaidah
Untuk mengetahui macam-macam etika
Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan etika dan akidah beragama

dengan kesehatan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika beragama dalam
kehidupan sehari-hari
5. Unuk mengetahui macam-macam eika beragama dalam kehidupan seharihari.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan
dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani,
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Sedangkan kaidah adalah sekumpulan kaidah dan petunjuk hidup yang
berasal langsung dari Tuhan melalui ajaran suatu agama. Norma agama menuntut
ketaatan mutlak penganut suatu agama. Norma ini mengharuskan penganut suatu
agama untuk menaati semua yang diperintahkan dan dilarang agama, sifatnya
mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah. Norma agama bagi sebagian
manusia yang menyakininya dianggap sebagai norma yang paling tinggi nilainya.
Selain mengatur hubungan antara manusia, norma agama juga mengatur
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa serta hubungan manusia
dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh sebab itu, norma ini dapat dijadikan
sebagai dasar berpikir, berbuat, dan berprilaku untuk menciptakan kehidupan yang
selaras dan serasi.

B. Macam- macam Etika

1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam
kehidupan masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma
yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya
etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu
perbuatan yang harus dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu
perbuatan boleh atau tidak. Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain
etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri
bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu
etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun. Etiket memandang
manusia dipandang dari segi lahiriah. Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang
dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah
aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
C. Etika dan akidah beragama dengan kesehatan
Etika yang berlandaskan kaidah agama akan memiliki mental yang baik
akan bersikap dan bertingkah laku dengan baik dan benar. Sehat dalam kaidah
agama yang berhubungan dengan etika berhubungan juga dengan mental,
seseorang yang bermental baik akan memiliki etika yang baik pula, berarti orang
itu berfikiran dan berjiwa sehat, etika berhubungan dengan sikap dan jiwa,
seseorang yang berbadan sehat, belum tentu berjiwa sehat, jadi etika berhubungan
erat dengan kesehatan

Pengertian Etika Kata etika berasal dari kata Yunani yang dipakai untuk
pengertian karakter pribadi, sedangkan moral berasal dari kata Latin untuk
kebiasaan sosial. Etika memiliki pengertian bahwa manusia diharapkan mampu
mengatasi sifat-sifat jahatnya dan mengembangkan sifat-sifat baik dalam dirinya.
Paul Foulquie mendefinisikan etika sebagai aturan kebiasaan, yang apabila
ditaati dan dipatuhi, akan mengantarkan manusia meraih segenap tujuannya.
Biasanya etika sangat terkait dengan persoalan-persoalan bagaimana meraih
kebahagiaan dalam diri manusia.
D. Etika dan Kaidah beragam dalam kehidupan sehari-hari
1.

Etika Bergaul Dengan Orang Lain


a) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai
mereka cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq
mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang
sepantasnya.
c) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
d) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai
mereka.
e) Mema`afkan

kekeliruan

mereka

dan

jangan

mencari-cari

kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.


2. Etika berbicara
a) Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan..
b) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu
berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun
bercanda. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku
adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang
menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan
(penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang
meninggalkan dusta sekalipun bercanda". (HR. Abu Daud dan dinilai
hasan oleh Al-Albani).

c) Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam


berbicara. Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu 'anhu disebutkan: "Dan
sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh
dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang
yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun". Para
sahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi
menjawab: "Orang-orang yang sombong". (HR. At-Turmudzi, dinilai
hasan oleh Al-Albani).
d) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
e) Menghindari perkataan jorok (keji).
f) Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
g) Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan
kepada orang lain untuk berbicara.
h) Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan
perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan
kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian,
permusuhan dan pertentangan.
3. Etika Berbeda Pendapat
a) Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di
saat berbeda pendapat.
b) Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan
nafsu.
c) Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab AlQur'an dan Sunnah.
d) Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan,
yaitu denga cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau
yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
e) Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang
lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara
matang.
f) Sedapat

mungkin

menghindari

permasalahan-permasalahan

khilafiyah dan fitnah.


g) Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari
perdebatan, bantah membantah dan kasar menghadapi lawan..
4. Etika bertetangga.
1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah

Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimaa di dalam hadits Abu


Hurairah Radhiallaahu anhu : ....Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan di
dalam riwayat lain disebutkan: hendaklah ia berprilaku baik terhadap
tetangganya. (Muttafaqalaih).
2. Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak
membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak
boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya
karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
3. Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah.
Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil; dan
hendaknya kita ulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada mereka
yang membutuhkan, serta memalingkan matakita dari wanita mereka dan
merahasiakan aib mereka.
4. Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti
suara radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman
mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: Demi Allah, tidak beriman;
demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya Siapa,
wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Adalah orang yang tetangganya tidak
merasa tentram karena perbuatan-nya. (Muttafaqalaih).
5. Jangan kikir untuk memberikannasihat dan saran kepada mereka, dan
seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang
munkar dengan bijaksana (hikmah)dan nasihat baik tanpa maksud
menjatuhkan atau menj elek-jelekkan mereka.
6. Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
Rasulullah Shallallaahu alaihiwa Sallam bersabda kepada Abu Dzarr:
Wahai Abu Dzarr, apabila kamu memasak sayur (daging kuah), maka
perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu. (HR. Muslim).
7. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan
berduka cita di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan

apabila ia tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya; dan hendaknya kita
undang untuk datang ke rumah. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati
mereka jinak dan sayang kepada kita.
8. Hendaknya kita tidak mencari-carikesalahan/kekeliruan
mereka dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya
kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan mereka.
9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Ada tiga kelompok
manusia yang dicintai Allah.... Disebutkan di antaranya- :Seseorang yang
mempunyai tetangga, ia selalu disakiti(diganggu) oleh tetangganya, namun
ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau
keberangkatannya. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
5. Kendala-kendala Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Etika Dalam
Aktivitas Kehidupan
a) Standar Moral Manusia Yang Masih Lemah. Banyak Manusia Yang
Lebih Suka Menempuh Jalan Pintas, Bahkan Menghalalkan Segala
Cara Untuk Memperoleh Keuntungan Dengan Mengabaikan Etika
Dalam Mencapai Keinginannya.
b) Lemahnya Penegakan Hukum. Banyak Orang Yang Sudah Divonis
Bersalah Di Pengadilan Bisa Bebas Berkeliaran Dan Tetap Memangku
Jabatannya Di Pemerintahan. Kondisi Ini Mempersulit Upaya Untuk
Memotivasi Manusia Menegakkan Norma-Norma Etika.
c) Kebutuhan Individu, Merupakan Faktor Utama Penyebab Terjadinya
Tindakan Tidak Etis Karena Tidak Tercukupinya Kebutuhan Pribadi
Dalam Kehidupan.
d) Tidak Ada Pedoman, Tidak Punya Penuntun Hidup Sehingga Tidak
Tahu Bagaimana Melakukan Sesuatu.
e) Perilaku Dan Kebiasaan Individu Tanpa Memperhatikan Faktor
Lingkungan Dimana Individu Tersebut Berada.
f) Peranan Etika Dalam Masyarakat
1. Sebagai Suatu Ilmu, Dapat Di Jadikan Sebagai Himpunan Dari
Teroi-Teori Moral, Yang Juga Dapat Di Praktekkan Dalam
Pergaulan Hidup Sehari-Hari. Bila Masyarakat Sudah
Bersedia Mematuhinya, Maka Menjadilah Norma-Norma

Yang Di Garisakan Di Dalamnya Sebagai "Suatu Hukum


2.

Moral", Yang Sifatnya Mengikat.


Sebagai Suatu Teori, Juga Dapat Diperkaya Oleh PraktekPraktek

Hidup

Dalam

Masyarakat.

Makin

Bergolak

Masyarakat Itu, Makin Banyak Ragamnya Norma Yang Dapat


Di Kembangkannya . Dengan Deemikian Antara Teori Dan
Praktek Etika, Kedua-Duanya Dapat Saling Menyokong
3.

Dalam Pembinaan Moral Masyarakat.


Etika Sejak Dari Dulu, Sudah Merupakam Mata Stdi Di
Perguruan Tingg,Bahwa Setiap Alumnus Dengan Sendirinya
Juga Sudah Di Anggap Bermoral Tinggi. Bila Terjadi Hal
Yang Sebaliknya, Maka Alumnus Yang Bersangkutan Dapat

4.

Digolongkan Seorang Yang Salah Didik.


Sebagai Suatu Moraljudgement (Hukum Moral) , Dapat
Merupakan Unsur Pembantu Dalam Ilmu_Ilmu Sosial
Lainnya, Terutama Pada Ilmu Hukum Yang Menjadikan

5.

Manusia Sebagai Objeknya.


Sesuai Dengan Ajaran Aristoteles Yang Telah Menggariskan,
Bahwa"Tugas

Utama

Dari

Etika

Itu

Adalah

Untuk

Menentukan Kebenaran Tentang Masalah Moral", Dan


Bagaimana Pandangan/Tanggapan Umum Terhadap NormaNorma Moral Yang Telah Digariskan Dalam Kehidupan
Masyarakat Itu.

BAB III
PEMBAHASAN
Dari pengerian diatas, dapat disimpulkan bahwa etika iu adalah adalah
suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik
buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam. Etika terdiri dari dua macam :
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam
kehidupan masyarakat.
Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang


bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku.
Etika beragama dapa juga dierapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperi etika
berbicara, etika mengeluarkan pendapat, etika bertetangga.
Selain itu juga terdapat kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan
etika dalam aktivitas kehidupan antara lain lemahnya penegakan hukum,
standar moralitas lemah. Individual,tidak berpedoman, dan perilaku
individu yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA
Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi
pada mata kuliah akhlak tasawuf)
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera.
Jakarta.
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996

Anda mungkin juga menyukai