Nama
: Tn. R
Umur
: 65 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: Supir
Alamat
: Pedamelan, mekarwangi
Anamnesa Khusus
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Kesan sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Sign
Tek. Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit
Laju Napas
: 20 kali/ menit
Suhu
: 37,0 C
Pemeriksaan Oftalmologi
VOD : 0,3 ph 0,6 VOS : 1,0
OD
OS
Muscle Balance
Orthotropia
Orthotropia
Duksi Baik
Duksi Baik
Versi Baik
Versi Baik
Silia
t.a.k
t.a.k
Palpebra Superior
Tenang
Tenang
Palpebra Inferior
Tenang
Tenang
App. Lakrimalis
Lakrimasi (-)
Lakrimasi (-)
Konj.Tarsalis Sup.
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Konj. Bulbi
Tenang
Tenang
Kornea
Jernih
Jernih
COA
Dangkal
Sedang
Pupil
Miosis
Middilatasi
Iris
t.a.k
Sinekia ant.perifer
Lensa
Jernih
OD N ++
OS N +
TONOMETER
OD : 30 mmHg
SCHIOTZ:
OS : 42 mmHg
DD/ :
Glaukoma primer sudut terbuka kronis OD e.c. Pseudoexfoliating
Syndrome
Katarak Senille Imatture OD
Pterygium
DK/ :
Glaukoma primer sudut terbuka kronis OD e.c. Pseudoexfoliating
Syndrome
ANJURAN PEMERIKSAAN KHUSUS :
Gonioskopi
Pemeriksaan kampimeter/perimeter
TERAPI / PENATALAKSANAAN
Umum
: Rawat inap
Khusus
: Timolol
0,5 % 2 dd gtt I
Acetazolamide 3X 250 mg
Pilokarpin 2 % 2 dd gtt I
Trabekulektomi
PROGNOSIS
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam dubia ad malam
BAB I
PENDAHULUAN
menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar
dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).
BAB II
GLAUKOMA
2.1 Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu
gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang
disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular. Sebagai akibatnya akan
terjadi gangguan lapang pandang dan kebutaan.
Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer pada
tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma ini
dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma
dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini.
2.2 Epidemiologi
Di seluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tinggi.
Sekitar 2 % dari penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma.
Glaukoma juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih
banyak diserang daripada wanita.
2.3 Etiologi
Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan
pengaliran humor akueus. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata
lain (glaukoma primer). Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan
intraokular, terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain (glaukoma sekunder).
2.4 Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma adalah :
1. Tekanan darah rendah atau tinggi
2. Fenomena autoimun
3. Degenerasi primer sel ganglion
4. Usia di atas 45 tahun
5. Keluarga mempunyai riwayat glaukoma
6. Miopia atau hipermetropia
Glaukoma primer
a. Dewasa
-
2.
Glaukoma sekunder
a. Sudut tertutup
b. Sudut terbuka
10
Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada
glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan
penyakit mata lainnya.
Pada glaukoma sudut terbuka terjadi perubahan di dalam jaringan mata akibat
tekanan yang tinggi merusak serabut penglihatan halus dalam mata yang berguna
untuk penglihatan. Sering glaukoma ini tidak memberikan gejala. Biasanya
penderita tidak menyadari menderita glaukoma sudut terbuka karena pada
permulaannya tidak memberikan keluhan. Pada akhir darn penyakitnya biasanya
baru disadari pasien yang mengeluh pada dokternya bahwa penglihatannya mulai
kabur.
Biasanya glaukoma sudut terbuka mulai timbul keluhan pada usia 40 tahun,
walaupun bisa saja terjadi pada usia berapa saja. Penglihatan biasanya baik dan
tidak terdapat rasa sakit pada mata. Akan tetapi bila proses berjalan lanjut maka
pasien akan merasakan penglihatannya menurun. Benda yang terletak di bagian
sentral masih terlihat jelas akan tetapi yang terletak di perifer tidak terlihat sama
sekali. Pada keadaan ini lapang penglihatan secara perlahan-lahan menyempit.
Bila keadaan ini berlanjut penglihatan akan terus berkurang sehingga dapat
menjadi buta sama sekali.
Tekanan bola mata biasanya lebih dari 25 mmHg dan terus-menerus merusak
saraf optik sehingga disebut sebagai maling penglihatan. Glaukoma sudut terbuka
tidak memberikan keluhan dengan tekanan bola mata yang tinggi perlahan-lahan
merusak serabut saraf optik, walaupun tekanan bola mata sudah teratasi
penglihatan yang telah hilang tidak dapat diperbaiki lagi.
Pada pemeriksaan gonioskopi pemeriksaan sudut bilik mata dengan goniolens
dapat dilihat sudut bilik mata depan tempat mengalirnya cairan mata keluar
terbuka lebar. Bila sudut ini terbuka lebar sedangkan tekanan bola mata tinggi
maka dapat diduga pembendungan cairan mata keluar berada jauh di dalam atau
di belakang sudut pengeluaran ini. Daerah penyaringan keluar cairan mata ini
disebut anyaman trabekulum.
Pada glaukoma sudut terbuka primer tidak terlihat kelainan pada anyaman
trabekula akan tetapi mungkin terdapat kerusakan fungsi sel trabekula atau
11
jumlahnya kurang akibat bertambahnya usia. Pendapat lain adanya gangguan dari
enzim pada trabekula.
Bila telah dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata dan papil saraf optik
maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan gonioskopi. Pemeriksaan ini perlu untuk
mengetahui apakah glaukoma adalah glaukoma primer sudut terbuka atau
sekunder. Gambaran
sudut
terbuka primer
12
sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami penyempitan anatomik
sudut kamera anterior (dijumpai terutama pada hipermetrop). Serangan akut
biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan pembesaran lensa
kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Terdapat 2 tipe glaukoma sudut tertutup
yaitu : akut dan kronis
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka primer pada glaukoma sudut tertutup
akut tekanan bola mata naik dengan tiba-tiba. Pada glaukoma sudut tertutup akut
terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang
mendadak ini akan memberikan rasa sakit yang sangat, yang dapat mengakibatkan
timbulnya rasa muntah dan mual. Kepala seakan-akan dipukul dengan martil pada
sisi mata yang dapat serangan akut.
Mata menjadi merah, kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur disertai
dengan adanya halo (pelangi disekitar lampu). Biasanya glaukoma sudut tertutup
akut ditemukan dokter di ruang darurat rumah sakit.
Pemeriksaan rutin gonioskopi dapat dilihat sudut tertutup atau memberikan
dugaan seseorang akan mengalami glaukoma sudut tertutup. Pada pasien yang
pada pemeriksaan gonioskopi sudut bilik matanya terlihat sempit sebaiknya
diperingatkan tanda-tanda akut sehingga is dapat segera mencari pertolongan bila
terjadi serangan glaukoma sudut tertutup: Bila telah di atasi tekanan bola mata
yang tinggi maka dapat terlihat :
Jaringan parut pada trabekula (sinekia) sehingga glaukoma lebih sukar
dikontrol
Katarak
Kerusakan saraf optik sehingga tajam penglihatan akan tetap rusak
Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan
Ruang gelap, (bioskop) yang memungkinkan pupil melebar
Akibat beberapa obat tertentu (antidepresan, influenza, antihistamin,
antimuntah)
Obat yang melebarkan pupil
13
14
kornea tepi. Pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea. Bila tekanan
mata cukup tinggi iris akan lebih terdorong ke depan sehingga makin tertutup
jalan keluar cairan mata dan akibatnya dapat menimbulkan serangan glaukoma
akut.
Iris
terletak dekat
anyaman
trabekula.
15
16
17
18
A.
PENATALAKSANAAN GLAUKOMA
3.1 Terapi Medikamentosa
Obat antiglaukoma berdasarkan pada cara kerjanya :
1. Mengurangi produksi akuosa humor
2. Menambah curahan trabekular
3. Menambah curahan uveosklera
4. Penurunan volume korpus vitreum
3.1.1 Mengurangi produksi akuos humor
Dikenal sistem yang berhubungan dengan pembentukan akuos humor
reseptor beta adrenergik dan reseptor alfa
karbonik anhidrase inhibitor
Beta adrenergik antagonis
Di dalam mata yang berperan besar pada produksi cairan mata adalah beta-1
(1) reseptor. Dengan menghambat reseptor beta maka dengan sendirinya
produksi akuos humor berkurang.
Dikenal beberapa bentuk Beta blocker topikal
1. Nonselektif beta blocker (timolol, levobunolol, carteolol, metipranolol)
Termasuk ke dalam kelompok ini yang mempunyai efek pada kedua reseptor
beta-l (1) dan beta-2 (2), mempunyai potensi menurunkan TIO dengan
memungkinkan mata memproduksi akuos lebih sedikit daripada normal
2. Selekfif (betaxolol)
Selektif beta blocker adalah "cardioselective". Pada usia lanjut toleransi
obat ini lebih baik karena efeknya kurang pada pernafasan, dengan efek
menurunkan TIO yang kurang.
Secara umum dapat disimpulkan beta blocker akan memberikan efek samping
iritasi alergik, penglihatan kabur, dan kadang-kadang mata kering. Beta blocker
nonselektif dapat memberikan efek samping terhadap jantung dan pernafasan
dimana :
a. Beta 1(1). tekanan darah menurun dan bradikardi
b. Beta 2(2). paru, konstriksi bronkiol
19
Beta blocker non selektif. timolol dapat memberikan efek samping gangguan
pernafasan dan efek jantung.
Depresi
Lemah
Sinkope
Palpitasi
Impoten
Diare
Efek samping beta blocker terhadap organ tertentu.
1. Kardiovaskular
Beta blocker = blok beta -1 reseptor
o Akibatkan bradikardi
o Kontraksi miokard
o Hipotensi
o Kardiak aritmia
o Heart block
o Kongestif heart failure
o Blokade karotid
Beta blocker jangan dipakai pada
o
Bradikardi
Heart block
2. Paru
Serangan bronkospasme yang bersifat fatal pada pasien asma bronkiale dan
penyakit obstruksi paru menahun. Betaxolol atau selective beta blocker dapat
ditoleransi.
3. Susunan saraf pusat
o
Depresi
Anxiety
Confusion
20
Halucination
Light headache
o Drowziness
o Dizziness
Fainting
Weakness
Fatique
Memory loss
o Numbness of the limb
o Impotensi
Beta blocker kontra indikasi pada
o Sinus bradikardi
o Asma
o Emfisema
o Hipotensi
oBrittle diabetes
Pasien yang direncanakan pemberian beta blocker harus ditentukan tekanan
darah dan nadi dasar. Mintalah konsultasi pada internis untuk pemberian obat ini.
Wolzt mengingatkan berkurangnya pengaliran darah mata akibat pengobatan
glaukoma perlu diperhatikan. Pada penelitian 5 agen beta blocker (befunolol,
betaxolol, levobunolol, metipranolol, dan timolol), dua agen adrenergik (clonidine
and dipivefrin), dan satu agen parasimpatomimetik (pilocarpine), didapatkan
befunolol, metipranolol, timolol, clonidine, dan dipivefrin menurunkan pulsasi
fundus di daerah makula dan papil saraf optik (9% - 14% dibanding baseline).
Kejadian ini dapat diakibatkan difusi obat ke dalam koroid yang mengakibatkan
vasokonstriksi. Efek berkurangnya pengaliran darah tidak terlihat pada pemberian
betaxolol, levobunolol, atau pilocarpine. Pengobatan ini patut diperhatikan karena
terkait dengan iskemia papil saraf optik. Pemberian betaxolol menurut Colingnon
memberikan efek berupa pelebaran pembuluh darah arteri retina yang nyata,
sedang timolol tidak memberikan gambaran amplitudo yang sama.
21
a. Timolol (tirnoptic)
Timoptic 0.25% dan 0.50%.
Beta nonselektif adrenergik antagonis, Beta 1-2 antagonis (bloker).
Menurunkan TIO 30%.
Room menemukan efek sinergistik timolol dengan dengan metazon
0.01% untuk penurunan tekanan intraokular dapat dianjurkan pemakaiannya
pada glaukoma dan hipertensi okuli. Pada pemakaian timolol terlihat
meningkatnya kecepatan pengaliran darah perifer papil saraf optik. Timolol
topikal dapat mengakibatkan obstruksi bronkial ringan akan tetapi secara
klinik tidak bermakna. Timolol menurunkan fungsi jantung dan pernafasan
pada orang sehat, dimana sensitivitas terhadap timolol berbeda pada pagi hari
dan malam. Timolol menurunkan nadi jantung yang nyata di malam hari dan
lebih terjadi nocturnal bradikardi dibanding carteolol.
b. Levobunolol
Betagan 0.25% dan 0.50%
Nonselektif, kerja sama seperti timoptic
Efek samping dan kcntra indikasi sarna dengan timoptic
c. Betoxolol (Betoptima, Betasel. Ve+optik, Betoko)
0.50%
beta 1-adrenergik antagonis, beta 1 selektif antagonis
jantung dipengaruhi seperti lainnya
lemah dibanding lainnya
mungkin perfusi ONH (Op(/c nerve head) naik (5), yang melindungi lapang
pandangan.
Betoxolol dcpat memperbaiki peredaran darah retina dan saraf optik.
Walaupun timolol dan pilokarpin mempunyai daya merendahkan tekanan yang
besar dibanding betaxolol, akan tetapi tidak memperbaiki fungsi penglihatan.
Pada gelombang pendek perimeter betaxolol mempunyai kemampuan lebih
baik. Peredaran darah retina meningkat pada pemakaian lama betaxolol dan
menurun pada pemakaian lama dan singkat dari timolol.
22
d. Metopranolol
0.3%
Nonselektif agonis adrenergik reseptor alfa 2, antagonis beta 2 adrenergik
reseptor ( kerja kombinasi baik )
Lebih murah
Kerja seperti timoptic
e. Carteolol 1%-0.3%
Selektif partial agonis adrenergik reseptor alfa 2, antagonis beta 2 adrenergik
reseptor (kerja kombinasi baik), nonselektif
Bradikardi
Mengurangkan produksi akuos
Bila dibandingkan Timolol dengan Carteolol, Timolol 0.5% menurunkan
heart rate yang nyata di malam hari dan lebih terjadi nocturnal bradikardi
dibanding carteolol hidroklorida 1% pada GSTP. Wayman melihat efek Beta
blocker pada peredaran darah papil saraf optik dengan pemberian 3 minggu 2
kali sehari timolol tidak terjadi perubahan peredaran darah papil saraf optik,
sedang dengan pemberian carteolol meningkatkan peredaran darah papil saraf
optik.
B. Alfa adrenergik agonis
(Obat alfa adrenergik agonis)
Apradonidine (0.5-1.0 %)
C. Karbonik anhidrase inhibitor
Karbonik anhidrase inhitor oral (acetazolamide, methazolamide), menurunkan
tekanan bola mata melalui enzim yang membentuk akuos humor. Carbonic
anhydrase adalah enzim katalisis hidrasi karbondioksida jadi asam karbonik yang
kemudian berdisosiasi jadi ion bikarbonat dan hydrogen.
CO2 + H20 > CA > H2C03 > H+ + HCO3 CAI menghambat pembentukan HCO3 Difusi HCO3- di dalam mata hipertonik dibanding dengan plasma sehingga
cairan masuk ke dalam mata dari plasma
23
24
b. Methazolamide (Neptazane)
Oral 25 mg, 50 mg tablet 3 kali sehari
Efek samping dan kontra indikasi sama dengan diamox akan tetapi lebih
ringan
c. Dorzolamide (Trusopt 2%)
Topikal karbonik anhidrase (CAI)
Tidak seefektif CAI sistemik
Lebih cocok untuk kulit berwarna ( hitam )
Reaksi toksik alergik
Dorzolamide-timolol kombinasi terbaik
Efektivitas kurang dibanding timolol atau beta adrenergik antagonis lainnya
Mengurangi produksi akuos humor
17% dorzolamide
29% asetazolamide
Timolol lebih efektif dibanding dorzolamide sebagai penekan pengaliran
akuos humor didalam mata manusia. Timolol dan Dorzolamide bersifat efek
aditif untuk pengaliran akuos dan tekanan intraokular. Dorzolamide 3 kali
sehari dan timolol memberi hasil aditif untuk menurunkan tekanan intraokular
dan dapat ditoleransi. Dorzolamide 2% dua kali sehari menurunkan tekan
intraokular yang lebih bila diberi bersama dengan Timolol 0.5%.
Asetazolamide memberikan tekanan bola mata lebih rendah (kira-kira 1
mmHg), sedang dengan dorzolamide toleransi lebih. baik. Dorzolamide
(karbonik anhidrase inhibitor) memberikan efek aditif sebagai agen
menurunkan tekanan intraokular dengan timolol (beta-adrenergik antagonis)
walaupun keduanya bersifat supresi terhadap pengaliran pembentukan akuos
humor. Larutan campuran dorzolamide dengan timolol (Cosopt) yang
diberikan 2 kali sehari mempunyai manfaat yang sama dan keamanannya
dibanding dengan pemberian secara terpisah komponennya 2 kali sehari.
d. Brinzolamide 1.0% (azorpt alcon)
topikal CAI
kurang efektif dibanding timolol
25
26
c. Dipiverine
Dipiverine merupakan obat yang dapat dirubah tubuh menjadi epinefrin.
Dipiverine dapat menembus kornea yang bila telah masuk kedalam bola mata
dirubah tubuh menjadi epinefrin. Adalah wajar dipiverine memberi kurang
keluhan pedes dan iritasi.
d. Kombinasi obat mata
Kombinasi akan memberi 2 tipe obat dalam satu tetes obat, seperti:
E-pilo, kombinasi epinefrin dengan pilokarpin
Tim pilo, kombinasi pilokarpin dan timolol.
2. Agen kolinergik
Efek pada mata
Iris, miosis
Badan siliar.
- Akomodasi
- Membuka anyaman trabekular, meningkatkan curahan akuos humor
Anyaman siliar (ciliary meshwork), uveosklera menurunkan curahan akous
humor, yang berlawanan dengan prostaglandin. Kerjanya ini dapat
menerangkan kenapa pada pemberian miotik tekanan intraokular naik.
Obat Miotik
Pemakaian miotik untuk glaukoma kepopulerannya berkurang akibat
banyaknya efek samping dan terdapat banyak obat baru.
Miotik mempercepat keluarnya akuos dari mata dengan kontraksi otot
dalam mata. Otot mata menarik kanal saluran dan sedikit membukanya yang
memungkinkan akuos lebih cepat keluar. Obat ringan dibagi dan bila tidak
berhasil diperkuat. Miotik adalah kolinergik yang mengecilkan pupil yang
memungkinkan pengaliran keluar cairan mata. Miotik memberikan efek
membuka untuk mengeluarkan cairan mata. Miotik merangsang sel drainase
untuk memberikan efek ini. Pilokarpin dan karbakol merupakan miotik yang
sering dipergunakan. Efek sistemik parasimpatis:
Meningkatkan aktivitas kelenjar
Menurunkan akitivitas jantung
27
28
Hipotensi
Lemah
b. Karbakol
Karbakol mempunyai efek yang sama dengan pilokarpin dan
dipergunakan bila toleransi terhadap pilokarpin kurang
3% karbakol ekivalen dengan pilokarpin 4%
Karbakol tidak dapat menembus bola mata seperti pilokarpin sehingga,
diperlukan bahan pelarut, sedang bahan pelarut ini dapat mengakibatkan
reaksi sensitivitas pada orang tertentu.
Dosis
0.75%, 1.5%, 2.25%, dan 3%, diberikan 3 kali sehari.
Karbakol merupakan miotik kuat karena lebih kurang reversibel
Efek samping
Efek samping lokal dan sistemik lebih kuat dibanding dengan
pilokarpin
Karbakol mempunyai efek lebih lama dibanding pilokarpin
Mempunyai efek samping bila sedang mengalami anestesi umum
sehingga perlu diberhentikan beberapa minggu sebelum operasi.
Kuat (carbachol, phospholine iodide)
Phosoholine iodide meningkatkan terbentuknya katarak pada usia
50 tahun.
Kontraindikasi dipergunakan pasca neovaskular glaukoma, radang mata,
uveitis, glaukoma sudut tertutup kronis, afakia, dan pemakaian
prostaglandin.
3.1.3
29
Analog,
Prostaglandin
umumnya
merupakan
media
peradangan yang dapat menaikkan TIO, akan tetapi bila diberikan pada
dosis rendah prostaglandin secara bermakna menurunkan TIO.
Dosis
Satu kali sehari
Puncak aksi 8-12 jam
Efektivitas sama dengan Timoptic 0.5% 2 kali sehari
Hati-hati pemberian bersama pilokarpin karena pilo mengurangi curahan
uveosklera. Latanaprost tidak bekerja baik pada pasien yang telah memakai
pilokarpin. Latanaprosi tunggal memberikan keseragaman penurunan tekanan
intraokular selama 24 jam atau bersama-sama dengan timolol. Latanoprost
0.005% sekali sehari lebih efektif dibanding, latanaprost 0.0015% dua kali
sehari. Latanoprost secara statistik dan klinik tidak memberikan akibat pada
sawar akuos-darah.
Pemakaian latanaprost 0.005% satu kali sehari dapat ditoleransi baik dan lebih
efektif dibanding timolol 0.5% dua kali sehari. Timolol dan latanaprost
menurunkan tekanan bola mata secara bermakna pada pasien glaukoma dan
hipertensi okuli akan tetapi tidak memberikan perubahan secara substansial
hemodinamik pembuluh darah retrobulbar. Latanaprost 0.005% sekali sehari
di malam hari menurunkan tekanan bola mata sama dengan timolol 0.5% dua
kali sehari. Latanaprost ditoleransi baik secara sistemik dan lokal kecuali
pigmen iris terutama pada pasien hijau biru dan mata biru coklat.
Efek Samping
Penglihatan kabur, dry eyes, hiperemia, keratopati pungtata, pigmen iris
bertambah pada 11-23 %, uveitis, sistoid makular edema, alis tebal dengan
hiperpigmentasi. Tidak terdapat efek samping sistemik pada hati dan paru.
Indikasi dan kontra Indikasi
Indikasi POAG, ocular hipertensi, obat pengganti.
30
'
Alphagan
lodopine
Pilocarpin
Propine
Obat anti glaukoma masa depan
Perhatian di dalam pengobatan glaukoma dimasa yang akan datang tidak
hanya bertujuan menurunkan tekanan intraokular akan tetapi juga perlindungan
pada saraf optik dengan pendekatan biomolekular, selular dan neurofarmakologi,
seperti:
Calcium channel blockers, memperbaiki aliran darah dengan menghambat
konstriksi otot polos pembuluh darah
Serotinin
antagonis,
Praxilen
melebarkan
pambuluh
darah
tanpa
31
glaukoma
masalahnya
adalah
terdapatnya
hambatan
filtrasi
(pengeluaran) cairan mata keluar bola mata yang tertimbun dalam mata sehingga
32
tekanan bola mata naik. Bedah trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk
mengalirkan cairan melalui saluran yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan mata
tetap terbentuk normal akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau
salurannya diperluas. Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga
cairan mata keluar dan masuk dibawah konjungtiva. Untuk mencegah jaringan
parut yang terbentuk diberikan 5 fluoruracil atau mitomisin. Dapat dibuat lubang
filtrasi yang besar sehingga tekanan bola mata sangat menurun.
Pembedahan ini memakan waktu tidak lebih dari 30 menit setelah
pembedahan perlu diamati pada 4-6 minggu pertama. Untuk melihat keadaan
tekanan mata setelah pembedahan. Biasanya pengobatan akan dikurangi secara
perlahan-lahan.
Bedah filtrasi dengan Implan
Pada saat ini dikenal juga operasi dengan menanam bahan penolong
pengaliran (implant surgery). Pada keadaan tertentu adalah tidak mungkin untuk
membuat filtrasi secara umum sehingga perlu dibuatkan saluran buatan (artifisial)
yang ditanamkan ke dalam mata untuk drainase cairan mata keluar. Beberapa ahli
berusaha membuat alat yang dapat mempercepat keluarnya cairan dari bilik mata
depan. Upaya di dalam membuat alat ini adalah :
Dapat mengeluarkan cairan mata yang berlebihan
Keluarnya tidak hanya dalam jumlah dan persentase
Mengatur tekanan maksimum, minimum optimal, seperti hidrostat
Tahan terhadap kemungkinan penutupan
Minimal terjadinya hipotensi
Desain yang menghindarkan migrasi dan infeksi
Bersifat atraumatik.
Bedah glaukoma disertai katarak (bedah gabungan)
Glaukoma umumnya terdapat pada usia lanjut dimana lensa mata juga telah
mulai keruh (katarak). Penglihatan yang kabur akibat katarak pengobatannya
adalah dengan pembedahan sedangkan glaukoma juga dapat diatasi tekanan bola
33
matanya yang tinggi dengan pembedahan. Pada keadaan ini maka pembedahan
akan memberikan hasil yang bermanfaat untuk keduanya.
Siklodestruksi
Telah dibicarakan upaya mengalirkan cairan bola mata yang berlebihan
dengan melakukan tindakan bedah filtrasi. Tindakan lain adalah mengurangkan
produksi cairan mata oleh badan siliar yang masuk ke dalam bola mata. Diketahui
bahwa cairan mata ini dikeluarkan terutama oleh pembuluh darah di badan siliar
dalam bola mata. Pada siklodestruksi dilakukan pengrusakan sebagian badan siliar
sehingga pembentukan cairan mata berkurang. Tindakan ini jarang dilakukan
karena biasanya tindakan bedah utama adalah bedah filtrasi.
3.3 Terapi Laser Glukoma
Bedah laser dilakukan pada berbagai jenis glaukoma dan dapat dilakukan
sebagai tambahan pengobatan medis. Susunan mata yang terdiri atas kornea yang
jernih mengakibatkan mudahnya sinar laser diarahkan pada jaringan yang akan
diperbaiki didalam mata. Bedah laser memberikan hasil cepat, sederhana, yang
biasanya tidak sakit. Beberapa pendapat terakhir pada glaukoma pengobatan dini
dapat dimulai dengan bedah laser ini. Pada penyakit tertentu bedah laser ini tidak
dipertimbangkan, karena bila penglihatan menurun dengan cepat dan pengobatan
laser gagal menurunkan tekanan bola mata maka pembedahan adalah cara yang
terbaik untuk pasien. Beberapa tahun terakhir ini terdapat pendapat yang
menyatakan bahwa bedah laser merupakan bedah alternatif yang aman dibanding
pengobatan pada pasien glaukoma. Sebelumnya pengobatan adalah merupakan
tindakan pertama pada pasien dengan glaukoma.
34
Daftar Pustaka
35