Oleh:
Iva Apriliyana (432015006)
Aldo Pramudya (432015010)
Anastasia Kristianawati (432015015)
I.
II.
Latar belakang
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar.
Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Jika ditinjau dari konsep atau
teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini dapat kita
lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan
yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa
belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan
lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru
pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna
sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan
perubahan makna. (Mulyani, 2015)
Teori ini sangat menekankan pada perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Adapun ciri dari rumpun teori behaviorisme ini adalah:
1) Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil;
2) Lebih bersifat mekanistis;
3) Menekankan pentingnya latihan;
4) Mementingkan pembentukan reaksi atau respon; dan
5) Menekankan peranan lingkungan dalam proses pembelajaran.
Teori behaviorisme ini memiliki tiga rumpun yang terdiri atas
1) Kondisioning klasik dengan tokohnya Ivan Pavlov;
2) Psikologi penguatan (operant conditioning) dengan tokoh yang terkenal
yaitu B.F Skinner,
3) Psikologi Koneksionisme dengan tokohnya Edward L. Thorndike. Kita
akan mengulas satu persatu ketiga teori tersebut.
Jenis teori belajar behaviorisme
Teori Connectionism
Teori ini merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme.
Menurut teori ini tingkah laku individu tidak lain dari suatu hubungan rangsangan
dengan jawaban atau stimulus-respon. Siapa yang dapat menguasai hubungan
stimulus respon sebanyak-banyaknya maka dia dapat berhasil dalam belajar.
Pembentukan hubungan stimulus-respon perlu dilakukan berulang-ulang. Tokoh yang
terkenal dalam mengembangkan teori ini adalah Edward L. Thorndike. Hasil
penelitiannya dikenal dengan trial and error. Menurut connectionism belajar
merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon.
(Anonim2,2012)
III.
Kelemahan:
1.
Siswa mungkin akan menemukan dalam suatu situasi dimana stimulus bagi
respon yang benar tidak terjadi, karena siswa tersebut tidak sanggup menanggapi.
2. Proses pembelajaran bersifat dapat diamati secara langsung, padahal belajar
adalah proses kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar, kecuali gejalanya.
3. Proses belajar bersifat otomatis-mekanis, padahal setiap individu memiliki self
direction dan self control yang bersifat kognitif, sehingga ia bisa menolak untuk
merespin jika ia tidak menghendakinya.
4. Proses pembelajaran manusia dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit
diterima, mengingat terdapat perbedaan karakter fisik dan psikis dalam individu
manusia dan hewan. Manusia memiliki karakteristik yang unik.
V.
Daftar Pustaka
Anonim1. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
(http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN/BBM_2.pdf). Diakses tanggal 28
September 2016 Pukul 10.52 WIB.
Anonim2. 2012. Teori Pembelajaran Behaviorisme.
(http://www.slideshare.net/ChinWei1/teori-pembelajaran-behaviorisme). Diakses
tanggal 28 September 2016 Pukul 11.12 WIB.
Mulyani. 2015. Teori Belajar Behavioristik. (http://dokumen.tips/documents/makalahteori-belajar-behavioristik.html). Diakses tanggal 28 September 2016 Pukul 10.59
WIB.
Surya, Mohamad.(2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Yayasan Bakti Winaya.
Triyanto, A. 2011. Teori-Teori Belajar.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Agus%20Triyanto,
%20M.Pd./06Teori%20Belajar.pdf). Diakses tanggal 28 September 2016 Pukul
11.08 WIB