Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ... dilakukan percobaan untuk menguji efektifitas media
pertumbuhan terhadap alga. Sampel alga yang digunakan berasal dari golongan
alga hijau, yaitu spesies Dunaliella salina. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan berbagai medium pertumbuhan yang berbeda kemudian hasil
pengujian diamati sesuai parameter yang ditentukan, yaitu densitas sel.
Pengamatan dilakukan melalui perhitungan dengan hemasitometer. Berdasarkan
hasil percobaan, didapatkan data sebagai berikut;
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan medium pertumbuhan alga

No.
1
2
3
4
5
6

Growth Medium
Air + NaCl 11 ppt
Air laut (22 ppt)
Air laut + Ekstrak tauge
Air laut + NPK + Vit. B
Air laut + NPK
Air laut + Vit. B

Cell density (cell mL-1)


3,8 x 106
1,6 x 106
1,1 x 106
3,45 x 106
1,4 x 106
1,5 x 106

Berdasarkan data yang didapat, terlihat bahwa media pertumbuhan paling


efektif untuk alga, jika diukur sesuai parameter uji, ialah medium larutan NaCl
dan campuran antara air laut, NPK, dan vitamin B. Spesies alga sampel
(Dunaliella salina) yang digunakan tergolong organisme halofilik tumbuh optimal
dalam lingkungan hipertonis, dimana kadar salinitas tinggi (Chen & Jiang, 2001).
Larutan NaCl merupakan medium yang digunakan secara luas sebagai media
kultur Dunaliella salina karena tekanan potensialnya tinggi. Umumnya, larutan
NaCl yang digunakan memiliki konsentrasi sekitar 0,5M-4M (Hurlbert, 1993).
Selain itu, pada medium campuran air laut, NPK, dan vitamin B, alga juga
mengalami pertumbuhan optimal walaupun lebih rendah dibandingkan medium
larutan NaCl. Alga Dunaliella salina sebagai organisme fototrof membutuhkan
karbon, nitrogen dan fosfor sebagai sumber nutrisi. Dalam media tumbuh, sumber
karbon dapat dipenuhi oleh CO2 dan HCO3- dan nitrogen diperoleh dari sodium
nitrat (NaNO3), serta fosfor didapat dari fosfat K 2HPO4 (Vandamme, 1989). Hal
ini dinilai wajar karena, baik air laut dan NPK, keduanya sama-sama mengandung

sodium dan fosfat yang penting bagi pertumbuhan Dunaliella salina. Meskipun
begitu, menurut literatur, belum ada pembuktian bahwa pertumbuhan Dunaliella
salina dipengaruhi oleh unsur vitamin dalam medium (Vandamme, 1989), walau
pada alga dinoflagellata, vitamin B, terutama vitamin B12 dapat menstimulasi
pertumbuhan alga sehingga mempebanyak jumlah alga dan meningkatkan growth
rate alga (Levandowsky et al., 1979.).
Sementara itu, growth medium yang kurang optimal untuk pertumbuhan alga,
secara berurut dari yang terendah, ialah medium campuran air laut dengan ekstrak
tauge, air laut dengan NPK, air laut dengan vitamin B, serta medium air laut
terdilusi (22 ppt). Medium air laut murni yang terdilusi mengandung sodium
klorida (NaCl) dan fosfat (HPO42-). Jika dilihat dari kandungan mineral air laut,
seharusnya alga Dunaliealla salina dapat tumbuh optimal, namun unsur-unsur
dalam medium air laut bersifat terkontrol secara biologis (Sumich & Morrissey,
2004). Ini artinya, banyak faktor-faktor alami seperti suhu air laut, pH, serta faktor
dilusi yang berbeda dari salinitas alami air laut (35 ppt) yang berpengaruh
signifikan (Richmond, 2007), sehingga ketika air laut digunakan sebagai medium
tumbuh in vivo, maka pertumbuhan sampel tidak akan optimal. Pada medium
campuran air laut dengan ekstrak tauge merupakan medium tumbuh terburuk
dibandingkan medium uji lainnya karena ekstrak tauge kaya akan urea. Menurut
literatur, pertumbuhan alga Dunaliella salina kurang optimal dalam medium yang
mengandung garam amoniak, urea, dan nitrit. Senyawa-senyawa tersebut
merupakan sumber nitrogen yang kurang efektif bagi alga (Vandamme, 1989).
Sedangkan pada medium campuran air laut dengan NPK, data yang didapat
menunjukkan bahwa NPK bukan sumber nutrisi yang sesuai bagi alga. NPK
sebagai pupuk seharusnya dapat memenuhi nutrisi alga yang juga tanaman,
namun NPK hanya efektif dalam tanah karena terjadi konversi nitrogen,
potassium, dan fosfor melalui bakteri tanah menjadi bentuk yang mudah diserap
oleh tanaman (Fertilizer manual. 1998). Hal ini tidak berlaku pada alga yang
tumbuh pada media cair dengan salinitas tinggi, unsur-unsur dalam NPK tidak
dapat diserap oleh alga menyebabkan pertumbuhan alga yang rendah. Sementara
itu, pada medium air laut yang ditambahkan vitamin B, seperti yang telah dibahas

sebelumnya, vitamin B dapat menstimulasi pertumbuhan alga. Namun,


pertumbuhan pada medium air laut secara in vivo yang kurang optimal secara
otomatis akan mengurangi asupan nutrisi bagi alga sehingga walaupun vitamin B
dapat menstimulasi pertumbuhan alga, hal tersebut tidak akan optimal jika sumber
nutrisi yang dibutuhkan kurang.
Berdasarkan data hasil percobaan yang didapatkan, pertumbuhan alga akan
optimal secara in vivo jika medium yang digunakan memiliki salinitas yang tinggi
serta kaya akan sodium klorida dan fosfat sehingga sumber nutrisi bagi alga
terpenuhi. Selain itu, penambahan vitamin B akan bermanfaat jika medium
menyediakan sumber nutrisi yang cukup karena fungsi vitamin B adalah sebagai
stimulus pertumbuhan.

Chen, F. & Jiang, Y. 2001. Algae and their Biotechnological Potential :


Proceedings of the 4th Asia-Pacific Conference on Algal Biotechnology, 3-6 July
2000 in Hong Kong. Dordrecht: Springer Netherlands.
Vandamme, E. 1989. Biotechnology of Vitamins, Pigments and Growth Factors.
Dordrecht: Springer Netherlands
Richmond, A. 2007. Handbook of Microalgal Culture. Oxford: John Wiley &
Sons.
Levandowsky, M., Hunter, S. & Lwoff, A. 1979. Biochemistry and physiology of
protozoa. New York London: Academic Press.
Hurlbert, S. 1993. Saline Lakes V: Proceedings of the Vth International
Symposium on Inland Saline Lakes, held in Bolivia, 22-29 March 1991.
Dordrecht: Springer Netherlands Imprint Springer.
Avron, M. & Amotz, A. 1992. Dunaliella: physiology, biochemistry, and
biotechnology. Boca Raton: CRC Press.
Sumich, J. & Morrissey, J. 2004. Introduction to the biology of marine life.
Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Fertilizer manual. 1998. Dordrecht Norwell, MA Vienna, Austria Muscle Shoals,
Ala: Kluwer Academic in cooperation with UNIDO IFDC.

Anda mungkin juga menyukai