Anda di halaman 1dari 5

1.

Body mekanikal (System pengangkat tubuh)


Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat insersi di
dalamtulang dan tulang kemudian membentuk berbagai jenis system pengungkit
yang diaktifkanoleh biseps untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis
mengenai system pengungkittubuh bergantung pada:

a.
b.
c.
d.

Pengetahuan tentang tempat insersi otot b.


Jaraknya dari pengungkitc.
Panjang lengan pengungkitd.
Posisi pengungkit
Tubuh banyak membutuhkan jenis pergerakan di antaranya membutuhkan
kekuatan yang besar dan jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot
ukurannya panjang dan berkontraksilama dan yang lain berukuran pendek,
mempunyai luas penampang lintang yang besar sertamenghasilkan kekuatan
kontraksi yang ekstrem pada jarak yang pendek.(Corwin. 2009)

2.
3. Penyembuhan Tulang
Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang
mengalami cedera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan
parut. Namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Umumnya patah tulang
sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cidera,
fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut,, namun tulang
mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat Smeltzer (2002), tahapan
penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan
kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
8 Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera
kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan
membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
8 Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benangbenang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast
(berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan
menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada
patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid).
Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan
tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang.
Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang
sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
8 Tahap Pembentukan Kalus.

Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh


mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan
tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat
matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek
secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran
tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang
tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen
tulang tidak bisa lagi digerakkan.
8 Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang
panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar
telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
8 Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus stres fungsional pada tulang.
Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat
daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami
remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi
batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil
proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anakanak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,
sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative.
Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.
4. Sistem Persendian
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan.
Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya
rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis
jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut
fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan
pada persendian).
Klasifikasi structural persendian :
1.
Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini
biasanya terikat mis, sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit
bergerak.
2.
Sendi kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh
jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago mis, antara korpus

vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan


sedikit bebas.
3.
Sendi synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya
memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi synovial secara relative tidak
bergerak (misalnya : sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul
fibrosa dibatasi dengan membrane synovial tipis. Membrane ini menskresi
cairan synovial kedalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Permukaan
tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan
ini berhubungan dengan tulang.
Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian
memisahkan tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)
Klasifikasi fungsional persendian
1)
Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini
dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
2)
Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa
rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
3)
Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin.
4)
Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan
kompresi.
5)
Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus kartilago,yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan.
6)
Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada
alveoli.
7)
Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi
synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu
kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang
pada sendi synovial dilapisi kartilago artikular.
Ciri ciri sendi diartrosis
8 Pada setiap sendi bagian ujung sendi ditutupi oleh tulang rawan hialin
yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus kapsul sendi
8 Kapsul dilapisi oleh membran sinovial yang mensekresi cairan pelumas
dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan synovial), sehingga tidak
terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang
8 Untuk membentuk sendi maka antar tulang dihubungkan dengan ligamen
(pita jaringan ikat fibrus)
8 Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi sehingga jaga kestabilan
sendi.
Diantara permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis
Jenis jenis sendi diartrosis

8 Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi sehingga
memungkinkan gerakan bebas penuh. Contoh: Sendi panggul dan bahu
8 Sendi Engsel/Hinge
Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang sehingga arah gerak
hanya pada satu arah. Contoh: Siku dan lutut
8 Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan
cembung dalam arah sumbu yang lain cembung. Contoh: Pada dasar ibu jari
8 Sendi Pivot / Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan aktivitas.
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
8 Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di
pergelangan tangan.
8 Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral ke
belakang dan ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping)
Contoh: Temporomandibula
5.
6. Fenomena Listrik dan Ion
Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi)
syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka.
Sebelum terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah
terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam
kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf
motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi
di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang
membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum
sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca
kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C.
Ikatan troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi
molekul troponin, membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul
aktin. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan
silang (cross bridges) antara filament aktin dan myosin. Selanjutnya, dengan
katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi
di kepala myosin yang memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga
miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of myofilaments) ke arah
pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot. Seluruh peristiwa
kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik hingga
pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot rangka, jika dilakukan
rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka maka hasilnya akan
terlihat perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2 milidetik

sedangkan perubahan mekanik berlangsung selama 10 100 milidetik


bergantung pada tipe serat otot rangkanya.
Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane serat
otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen Jika
kemudian impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma
akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan
pompa aktif. Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di
filament aktin tertutup kembali, ikatan aktin dan myosin terlepas sehingga
terjadilah relaksasi otot.

Anda mungkin juga menyukai