Anda di halaman 1dari 1

http://digilib.its.ac.

id

SELF COMPACTED CONCRETE DAN GROUTING DARI BETON


GEOPOLYMER
SELF COMPACTED CONCRETE AND GROUTING FROM GEOPOLYMER CONCRETE
Trimurtiningrum, Retno
Keyword :

: beton geopolymer; fly ash; sodium hydroxide; sodium silicate ; self compacted concrete;
superplasticizer;grouting

Abstrak
Beton geopolymer adalah beton yang tidak menggunakan semen sebagai binder. Oleh karena itu, beton geopolymer
dipandang sebagai salah satu solusi dalam pemecahan masalah peningkatnya pemanasan global akibat produksi semen
Portland dan diharapkan menjadi alternatif baru selain beton konvensional. Beton geopolymer segar mempunyai sifat
kekentalan yang kaku sehingga kondisinya tidak workable, padahal dalam proses pengecoran, workabilitas beton sangat
dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan. Untuk mengatasi masalah workabilitas, telah ditemukan
salah satu inovasi beton yaitu Self Compacted Concrete (SCC). SCC adalah campuran beton yang dapat memadat
sendiri tanpa menggunakan alat pemadat (vibrator). Beberapa metoda yang telah diterapkan Okamura dan Ouchi (2003)
untuk memperoleh sifat beton yang self-compactibility adalah : membatasi kandungan agregat, rasio water-powder yang
rendah dan penggunaan bahan additive seperti superplasticizer. Diharapkan dengan penambahan superplasticizer, sifat
geopolymer bias menjadi lebih workable dan mepunya waktu setting yang lebih panjang.
Akan tetapi setelah dilakukan penelitian, ternyata hasil yang diperoleh adalah penambahan superplasticizer baik yang
berbasis naphtelene sulphonated dan polycarboxylic ether hyper plasticizer tidak mempengaruhi
waktu setting binder secara signifikan. Binder geopolymer tetap mempunyai waktu setting yang relatif cepat. Dengan
waktu setting yang sangat cepat sangat sulit untuk membuat geopolymer dalam skala besar, sehingga disimpulkan
aplikasi geopolymer untuk self compacted concrete sangat sulit diwujudkan dan dilaksanakan. Sehingga disimpulkan
bahwa geopolymer lebih cocok digunakan untuk grout, karena skala pekerjaan yang dibutuhkan untuk grout jauh lebih
kecil jika dibandingkan dengan skala untuk pekerjaan beton. Selain itu, sifat pasta geopolymer flow sehingga lebih
cocok untuk pekerjaan grouting.
Injection atau pressure grouting adalah proses memasukkan atau menginjeksikan material cementitious ke dalam tempat
yang tidak dapat dicapai seperti di bawah pondasi struktur untuk tujuan menutup lapisan, retak dan celah atau mengisi
rongga (Shrooff, Shah, 1993).
Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi molaritas (6M, 8M dan 10 M) dan penambahan
superplasticizer sampai 3 %. Dari hasil penelitian, ternyata kuat tekan tertinggi adalah pada campuran tanpa
penambahan superplasticizer. Kuat tekan tertinggi pasta geopolimer terdapat pada campuran M10CA1.5SP0 yaitu
104,46 pada umur 28 hari dan kuat tekan tertinggi mortar geopolimer terdapat pada campuran M10CA1.5SP0 yaitu 71
pada umur 28 hari

Contributor

: Prof. Dr. Ir. Triwulan, DEA <br>Ir. Aman Subakti, MS

Date Create

: 11/05/2009

Identifier

: ITS-Undergraduate-3100009034649

Page 1

Anda mungkin juga menyukai