NIM : 05021381520055
Metode-metode pengujian logam
Proses pengujian logam adalah proses pemeriksaan bahan-bahan untuk diketahui sifat
dan karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, sifat fisik, bentuk struktur, dan komposisi
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok metoda pengujian, yaitu :
1. Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang bisa menimbulkan
kerusakan logam yang di uji.
2. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak bisa
menimbulkan kerusakan logam atau benda yang di uji.
3. Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsurunsur yang terdapat didalamnya, dan bentuk strukturnya.
Cara Rockwell ini berdasarkan pada penekanan sebuah indentor dengan suatu gaya
tekan tertentu ke permukaan yang rata dan bersih dari suatu logam yang diuji kekerasannya.
Setelah gaya tekan dikembalikan ke gaya minor, maka yang akan dijadikan dasar perhitungan
untuk nilai kekerasan Rockwell bukanlah hasil pengukuran diameter atau diagonal bekas
lekukan, tetapi justru dalamnya bekas lekukan yang terjadi itu. Inilah perbedaan
metode Rockwell dibandingkan dengan metode pengujian kekerasan lainnya.
Pengujian Rockwell yang umumnya dipakai ada tiga jenis, yaitu HRA, HRB, dan
HRC. HR itu sendiri merupakan suatu singkatan kekerasan Rockwell atau Rockwell
Hardness Number dan kadang-kadang disingkat dengan huruf R saja.
Penggunaan mesin uji kekerasan Rockwell
Penguji harus memasang indentor terlebih dahulu sesuai dengan jenis pengujian yang
diperlukan, yaitu indentor bola baja atau kerucut intan. Setelah indentor terpasang, penguji
meletakkan specimen yang akan diuji kekerasannya di tempat yang tersedia dan menyetel
beban yang akan digunakan untuk proses penekanan. Untuk mengetahui nilai kekerasannya,
penguji dapat melihat pada jarum yang terpasang pada alat ukur berupa dial indicator pointer.
Kesalahan dalam pengujian kekerasan disebabkan beberapa faktor yaitu :
1. Operator
2. Mesin Uji Rockwell
3. Benda Uji
Pengujian Kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki beberapa kelebihan antara
lain :
1. Dapat digunakan untuk bahan yang sangat keras.
2. Dapat dipakai untuk batu gerinda sampai plastik.
3. Cocok untuk semua material yang keras dan lunak.
Selain memiliki kelebihan Pengujian kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki
beberapa kekurangan antara lain :
1. Tingkat ketelitian rendah.
2. Tidak stabil apabila terkena goncangan.
3. Penekanan bebannya tidak praktis.
2 Pengujian lelah
Patah karena lelah: patahnya suatu logam karena tegangan bolak-balik secara
berulang-ulang.
Tegangan diberikan bolak-balik
stempel lengkung dibebani oleh suatu gaya P yang diperbesar secara teratur.
mmaterial tergantung standar apa yang digunakan serta pengalaman dari non Destructive
technician itu sendiri, sebab butuh ketelitian tinggi walaupun metode ini terlihatsederhana.
Telah dilakukan sintesis komposit serbuk kayu dari sisa hasil produksi kayu sebagai
filler dengan matrik resin epoksi.
1. Serbuk kayu dihaluskan dengan milling selama 3 jam (serbuk kasar) dan 24 jam
(serbuk halus)
2. selanjutnya dicampur dengan resin epoksi dengan variasi perbandingan. Untuk
serbuk kayu yang dihaluskan selama 3 jam
kayu dan resin epoksi adalah 5:10, 4:10, 3:10, 2:10 dan 1:10. Sedangkan untuk
serbuk kayu dengan penghalusan selama 24 jam variasi perbandiannya adalah 7:10,
6:10, 5:10, 4:10, 3:10 dan 2:10.
3. Selanjutnya
dilakukan karakterisasi XRD, pengujian tingkat kekerasan, dan
morfologi sampel dengan SEM.
4. Pola difraksi sinar X menunjukkan fasa yang teridentifikasi adalah karbon dan
selebihnya amorfus.
5. Tingkat kekerasan optimum pada sampel komposit dengan serbuk kasar berada pada
massa 3 gram yakni dengan nilai kekerasan 20,49 VHN dan sampel komposit
dengan serbuk halus berada pada 7 gram yakni 26,36 VHN.
6. Penampakan morfologi paduan serbuk halus lebih homogen
dibandingkan
serbuk kasar.
2. Uji Kimia
Uji daya nyala
Merupakan sifat yang sulit di ukur dengan suatu cara yang benar karena uji-uji
laboratorium berskala kecil pada umumnya tidak mencerminkan kelakuan pembakaran dalam
kondisi pembakaran yang sesungguhnya, misalnya polimer seperti poliuretana yang banyak
dipakai untuk kain pelapis kanpas dan furnitur tidak terbakar dengan baik jika dipakai korek
api untuk membakar sampel uji yang kecil; tetapi dalam suatu ruangan pembakaran,dimana
suhu jauh lebih tinggi dan gas-gas mudah terbakar terakumulasi,sampel sampel yang sama
bisa terbakar dengan dahsyat.
3. UJI MEKANIK
Sifat mekanik jauh lebih bergantung pada berat molekul penutup daerah berat molekul yang
sangat luas, meskipun juga mendatar pada akhirnya spectrum berat molekul yang lebih tinggi. Dimana
mereka mendatar bergantung pada strukturnya untuk suatu polyolefin seperti polietilena, dimana
gaya-gaya dispersi bertanggung jawab terhadap sifat-sifat mekanik, pendataran bisa terjadi pada berat
molekul yang relative tinggi, sedangkan dengan polimer-polimer yang sangat polar seperti poliamida,
pendataran bisa terjadi pada berat molekul serendah sekitar 20000 sampai 50.000.
1. Alumunium
Senyawa ALCL 3
sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Sifat
Jari-jari atom
Volume atom
Density (660oC)
Density ( 20oC)
Potensial elektroda (25 oC)
Kapasitas panas (25oC)
Panas pembakaran
Tensile strength
Kekerasan brinnel
Hantaran panas (25oC)
Valensi
Kekentalan (700oC)
Panas peleburan
Panas uap
Massa atom
Titik lebur
Titik didih
Tegangan permukaan
Tegangan tarik
Nilai
10 cm/gr.atm
2,368 gr/cm3
2,6989 gr/cm3
-1,67 volt
5,38 cal/mol oC
399 cal/gr mol
700 Mpa
12-16 skala mehs
0,49 cal/det Oc
3
0,0127 poise
94,6 cal/gr
200 cal/gr
26,98
660oC
2452oC
900 dyne/cm
4,76 kg/mm
Sifat Kimia
Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98. Aluminium
juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:
a.
b.
Al2O3 +
6NaOH
3H2O
2Na3AlO2 +
6H2O
Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena
sifat kereaktifannya maka Aluminium tidak ditemukan di alam dalam bentuk unsur
melainkan dalam bentuk senyawa baik dalam bentuk oksida Alumina maupun Silikon.
Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan logam lain adalah
sebagai berikut:
o
Ringan
Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3.
o
Kuat
Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini dapat berubah menjadi
lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut dikenakan proses pencairan atau roling.
Aluminium juga menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn,
Mn, Si.
o
Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang tipis dimana
sangat keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang berada di
bawahnya. Dengan demikian logam Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan
korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.
o
Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena
massa jenisnya dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari Aluminium kira-kira
dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
o
Anti Magnetis
Toksifitas
Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari kemampuan
perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan,
ekstrusi dan penempaan Aluminium
o
Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat
memperoleh kembali logam Aluminium dari scrap.
2. kromium
Senyawa CrCl
1) Sifat Fisik Kromium
- Massa Jenis 7,15 g/cm 3 (250C)
- Titik Lebur 2180 K, 19070C, 3465 F
3. Lithium
senyawa LIA(SIO)
Nomor atom: 3
Massa atom: 6,941 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 1.0
Titik lebur: 180,5 C
Lithium adalah unsur alkali pertama dalam tabel periodik. Di alam, lithium ditemukan
lithium hidrida. Reaksi logam lithium dengan air terjadi amat kuat.
Seperti semua logam alkali, lithium mudah bereaksi dengan air dan tidak terdapat
ppm).
Ini menempatkan lithium bawah nikel, tembaga, dan tungsten dan diatas cerium dan
timah, mengacu pada kelimpahannya.
Penggunaan Lithium
-
antidepresan.
Bromin dan lithium klorida dikenal membentuk air garam terkonsentrasi yang
memiliki sifat menyerap kelembaban dalam berbagai macam interval suhu.
Penggunaan utama industri lithium adalah dalam bentuk lithium stearatum sebagai
porselen, serta sebagai aditif untuk meningkatkan kinerja dan masa hidup baterai.
Paduan lithium dengan aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan digunakan untuk
membuat bagian-bagian pesawat kinerja tinggi.
Ideal untuk gasket dasar, mesin cuci, selang, skirtboard, pencakar, dan selimut pelindung.
1.
2.
3.
4.
stirena dan butadiena. SBR memiliki ketahanan abrasi yang baik dan stabilitas yang
baik. SBR tahan terhadap minyak mineral, lemak, alifatik, aromatik dan hidrokarbon
diklorinasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
tabung, tumit dan telapak kaki, dan aplikasi gasketing. SBR merupakan karet sintetis yang
paling banyak diproduksi untuk ban kendaraan bermotor.