Anda di halaman 1dari 12

PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMERKARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR GAS

Budi Gunawan 1

ABSTRACT
Polymer is an non-conductive material. This material can be transformed to be
conductive material with adding carbon active as dopping. This such polymer is called
composite polymer-carbon. With this electrically characteristic, composite polymer-carbon
can be used as a gas sensor. The characteristic of composite polymer-carbon is influenced by
several factors, such as type of gas, volume of gas, temperature of room and humidity of
room. Each composite polymer-carbon has different characteristic which depend on the type
of polymer. This characterization can be used to know examine the composite polymercarbon. This characterization will be explore the nature of the composite polymer-carbon that
has been made from 6 types of polymer, which are; PEG6000, PEG20M, PEG200, PEG1540,
Silicon and Squelene. The 6 sensors composite polymer-carbon will be tested by 9 types of
gas, which are; Aceton, Aceton Nitril, Benzene, Etanol, Methanol, Ethyl Aceton, Chloroform,
n-Hexan and Toluene. This characterization will be grouped into 4 clasters of characteristic,
which are; the selectivity (influence type of gas), the sensitifity (influence volume of gas), the
influence of temperature and the influence of humidity. The methods that are used to process
the data are correspondence analysis method which is used to find correlation between
polymer and gas, and regression method which is used to explore the regression between.
Keywords :composit polymer-carbon, selectifity, sensitifity, correspondence analysis,
regresion.

ABSTRAK
Polimer adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang
dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi. Pada
umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator.
Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat konduktif
maupun semikonduktif. Salah satu cara untuk membuat polimer menjadi konduktif adalah
dengan menambahkan karbon aktif sebagai dopping sehingga terbentuk bahan komposit
polimer-karbon. Komposit polimer-karbon yang terbentuk mempunyai karakteristik resistansi
yang berubah apabila terkena gas karena mampu mengikat molekul-molekul gas yang
dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat konduktifitasnya. Karena sifat inilah komposit
polimer bisa dijadikan sebagai bahan sensor gas. Sifat konduktifitas dari komposit polimerkarbon ini dipengaruhi oleh dari beberapa faktor, yaitu; jenis gas yang dideteksi, volume gas,
suhu dan kelembaban.
Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, telah dibuat
sensor polimer dari 6 jenis bahan, yaitu; PEG6000, PEG20M, PEG200, PEG1540, Silikon
dan Squelene untuk diuji karakteristik resistansinya. Sensor komposite polimer yang telah
1

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Muria Kudus


PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR
Veronica GAS
Budi Gunawan

dibuat akan diuji dengan beberapa jenis gas, yaitu; Aseton, Aseton Nitril, Benzena, Etanol,
Metanol, Etil Aseton, Kloroform, n-Hexan dan Toluena. Pengujian ini meliputi selektifitas
(pengaruh jenis gas), sensitifitas (pengaruh volume gas), pengaruh suhu dan pengaruh
kelembaban. Metode yang akan digunakan untuk mengolah data hasil pengujian adalah
correspondence analysis untuk melihat korelasi antara polimer dan gas.
Kata kunci :komposit polimer-karbon, selektifitas, sensitifitas, correspondence analysis,
regresi

PENDAHULUAN
Salah satu pengembangan bahan polimer pada saat ini adalah komposit polimerkarbon. Komposit polimer-karbon merupakan bahan polimer yang didoping dengan bahan
karbon aktif sehingga polimer tersebut bisa bersifat konduktor. Karena sifat konduktor inilah
menjadikan komposit polimer-karbon suatu zat yang berbeda dengan polimer pada umumnya
dan bisa digunakan sebagai sensor gas dengan perubahan resistansinya apabila terkena gas. [1]
Komposit polimer-karbon yang dipakai sebagai bahan sensor ini mempunyai
karakteristik konduktifitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis polimer yang dipakai.
Karakteristik konduktifitas dari komposit polimer-karbon ini terdiri dari karakteristik
sensitifitas dan selektifitas. Karakteristik sensitifitas adalah sifat konduktifitas dari komposit
polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap volume gas yang dideteksinya, sedangkan
karakteristik selektifitas adalah sifat konduktifitas dari komposit polimer-karbon dalam
pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksinya. [2]
Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, dalam
penelitian ini telah dibuat sensor polimer yang dapat digunakan sebagai sensor gas. Sensor
polimer yang akan dibuat terdiri dari 6 jenis, yaitu; Poli Etelin Glikol (PEG) 6000, PEG 1540,
PEG 20M, PEG 200, silikon, dan squalane. Sebagai sample gas digunakan 9 jenis gas, yaitu;
aseton, aseton nitril, benzena, etanol, metanol, etil aseton, kloroform, n-hexan dan toluena.
Pengujian yang telah dilakukan adalah menguji nilai resistansi dari komposit polimer-karbon
dalam pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksi (karakteristik selektifitas), volume gas
yang diinjeksikan (karakteristik sensitifitas) dan pengaruh kondisi lingkungan yaitu suhu dan
kelembaban.

TEORI
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar yang
terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil.

[3]

Molekul yang kecil

disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer adalah sebuah
molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen
yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama
secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier atau jaringan tiga dimensi dari rantai
polimer. Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan
kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat
polimer.

[4]

Akibatnya, molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang

sangat besar. Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari
molekul-molekul biasa meskipun susunan molekulnya sama.
Pada umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau
isolator. Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat
konduktif maupun semikonduktif. Pemakaian polimer sebagai bahan sensor dipilih jenis
polimer yang bersifat konduktif agar memenuhi sejumlah kriteria yang dituntut oleh suatu
sensor. Salah satunya adalah bahwa polimer itu harus mampu mengikat molekul-molekul
yang dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat konduktifitasnya. [5]
Bahan komposit diartikan sebagai gabungan dari 2 material atau lebih yang berbeda
sifatnya dan akan membentuk sifat fisis yang baru. Komposit polimer-karbon terbentuk dari
gabungan polimer dengan karbon yang membentuk sebuah material yang mempunyai sifat
yang baru yaitu mempunyai resistansi tertentu dan nilai resistansinya berubah apabila terkena
gas.
Tidak semua polimer dapat menjadi konduktif. Hanya polimer terkonjugasi (ikatan
pada rantai berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-seling) yang bisa
menjadi konduktor. Peranan atom atau molekul doping adalah menghasilkan cacat dalam
rantai polimer tersebut (cacat struktur). Cacat inilah yang berperan dalam penghantaran listrik.
Cacat dapat bermuatan positif, negative, atau netral. Secara fisika kuantum, cacat berperilaku
seolah-olah sebagai partikel. Cacat dapat berpindah sepanjang rantai, sehingga menimbulkan
aliran muatan. Elektron atau hole juga dapat meloncat dari satu posisi cacat ke posisi cacat
yang lain (cacat tidak berpindah), sehingga timbul pula aliran listrik. [6]
Sensor komposit polimer-karbon dibuat dari campuran polimer dengan karbon aktif.
Sensor komposit polimer-karbon mampu merespon rangsangan yang berasal dari berbagai
senyawa kimia atau reaksi kimia. Saat campuran dipapar dengan uap bahan kimia, maka uap
PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR
Veronica GAS
Budi Gunawan

bahan kimia akan mengenai permukaan polimer dan berdifusi ke campuran bahan polimer
dengan karbon dan menyebabkan ukuran permukaan polimer bertambah luas karena adanya
efek swelling. [7]
Penggunaan komposit polimer-karbon sebagai sensor gas, akan mengalami efek yang
disebut swelling atau efek mengembang jika terkena gas. Efek swelling atau mengembang
ini sebanding lurus dengan konsentrasi gas yang dideteksi. Dengan efek mengembang ini
memungkinkan perubahan luas permukaan komposit polimer-karbon jika terkena gas.
Ilustrasi gambar efek swelling pada polimer diperlihatkan seperti pada gambar 1;

(a)

(b)

Gambar 1 Efek swelling pada polimer;


(a) sebelum mengembang, (b) sesudah mengembang

Perubahan luas permukaan ini mempengaruhi perubahan resistansi dari polimer


sehingga dengan perubahan resistansi ini bisa mempengaruhi juga nilai konduktivitas polimer
yang merupakan kebalikan dari resitivitasnya. Dengan perubahan resistansi ini bisa dipakai
sebagai keluaran sensor yang akan dibaca oleh instrumentasi elektronik.

EXPERIMEN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah experimental yaitu
dengan menguji 6 jenis komposit polimer-karbon dengan sampel penguji berupa 9 jenis gas.
Faktor yang akan diuji ada 4, yaitu; pengaruh jenis gas (selektifitas), pengaruh volume gas
(sensitifitas), pengaruh suhu dan pengaruh kelembaban sebagai pengaruh kondisi lingkungan.
Akuisisi data digunakan untuk membaca data hasil pengujian tiap sensor dari ruang
pengujian pengujian. Pengambilan data ini dilakukan secara bersama-sama dari deret polimer
yang diuji. Rangkaian akusisi data ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu; rangkaian
pengkondisi sinyal (RPS), konversi analog ke digital (ADC), mikrokontroller, interface serial
dan komputer. Diagram blok akuisisi data diperlihatkan pada gambar 2

Gambar 2 Blok diagram akuisisi data

Skema instrumentasi pengujian secara keseluruhan terdiri dari bagian ruang pengujian,
bagian akuisisi data dan komputer. Gambar skema instrumentasi pengujian diperlihatkan pada
gambar 3;

Gambar 3 Skema instrumentasi pengujian

Sensor komposit polimer-karbon yang akan diuji ditempatkan didalam ruang


pengujian secara berderet. Ruang pengujian dihubungkan dengan tabung penetral yang berupa
silica gel yang berfungsi sebagai pengering dan pembersih sisa-sisa gas yang menempel pada
sensor sebelum dialirkan gas penguji yang lain. Sebagai masukan gas penguji, ruang
pengujian diberi jalan masuk untuk menginjeksikan gas penguji ke dalam ruang pengujian.
Untuk memberi pengaruh kondisi lingkungan pada ruang pengujian, dihubungkan dengan
ruang pengujian kedua yang berfungsi untuk menghembuskan udara dengan temperatur dan
kelembaban tertentu. Ruang pengujian kedua berupa ruang pengujian kosong yang bisa
dikondisikan untuk diberi udara panas atau udara lembab. Untuk pembacaan hasil resistansi
sensor, ruang pengujian pengujian dihubungkan dengan rangkaian akuisisi data. Sinyal hasil
pengujian masing-masing sensor kemudian dibaca oleh rangkaian akuisisi data yang
kemudian diteruskan ke komputer melalui komunikasi serial RS 232 untuk ditampilkan
sekaligus disimpan datanya.

PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR


Veronica GAS
Budi Gunawan

HASIL & PEMBAHASAN


1. Pengujian terhadap jenis gas (selektifitas)
Pada pengujian selektifitas, sensor polimer diuji dengan beberapa jenis gas yaitu;
aseton, aseton nitril, benzena, etanol, etil aseton, kloroform, metanol, n-hexane, dan toluena
dengan volume injeksi yang sama dan pada suhu serta kelembaban yang sama. Data rata-rata
hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 1;
Tabel 1. Data rata-rata resistansi polimer terhadap injeksi beberapa jenis gas
PEG6000 PEG20M PEG200 PEG1540 SILICON SQUELENE
(Ohm)

(Ohm)

(Ohm)

(Ohm)

(Ohm)

(Ohm)

Aseton

319

397

5245

4887

2468

4499

AsetonNitril

421

648

6170

5971

5231

6218

Benzena

319

547

5403

2719

4762

5022

Kloroform

357

572

6462

3034

5084

6569

Etanol

338

548

5635

2278

5078

6176

EtilAseton

357

472

7270

5152

3373

2974

Metanol

357

463

5536

2766

4157

4392

nHexane

317

423

4104

2436

4161

4585

Toluena

337

443

5336

2590

4462

6035

Untuk melihat korelasi antara polimer dengan gas sampel dilakukan pengolahan data
dengan correspondence analysis menggunakan R program, hasil mapping correspondence
anlysis ditunjukkan pada gambar 4;

Gambar 4 Mapping CA selektifitas polimer

Analisa :
Pada gambar Mapping CA diatas, saat sensor polimer diinjeksi dengan gas sampel,
dapat dilihat bahwa PEG6000 dengan PEG20M dan Silicon dengan Squelene memiliki
kemiripan. Sedangkan PEG1540 dan PEG200 masing-masing memiliki reaksi yang berbeda
dan tidak saling berhubungan. Dari 9 gas terkelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan
posisi kedekatan antar gas. Kelompok pertama terdiri dari aseton, dan aseton nitril. Kelompok
kedua terdiri dari metanol, benzena, etanol, kloroform, toluena dan n-hexane. Kelompok
ketiga terdiri dari satu jenis gas etil aseton.
Dari mapping CA diatas terlihat bagaimana setiap gas berhubungan dengan setiap
polimer. Dari ketiga kelompok gas tersebut ada beberapa jenis polimer yang mempunyai jarak
yang dekat untuk masing-masing kelompok. Untuk kelompok gas pertama (aseton dan aseton
nitril) polimer yang paling dekat adalah PEG1540. Kelompok gas kedua (metanol, benzena,
etanol, kloroform, toluena dan n-hexane) jenis polimer yang dekat adalah PEG6000,
PEG20M, PEG200, squelene dan Silicon. Kelompok ketiga (etil aseton) ada dua polimer yang
mempunyai jarak kedekatan yang sama yaitu; PEG1540 dan PEG200. Kedekatan jarak ini
menunjukkan kemampuan deteksi polimer yang lebih baik untuk jenis gas yang jaraknya
dekat dengan polimer tersebut.
2. Pengujian terhadap volume gas (sensitifitas)
Pada pengujian sensitivitas, sensor polimer diuji dengan beberapa jenis gas dengan
volume injeksi yang berbeda pada suhu dan kelembaban yang sama. Untuk melihat perubahan
resistansi polimer terhadap injeksi gas, dibuat ploting grafik dan persamaannya. Grafik
resistansi sensor polimer terhadap injeksi tiap gas diperlihatkan pada gambar 5 sampai
gambar 13;
Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi aseton

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi aseton nitril

9000

20000

8500

19000

8000

y = 268.33x3 - 2338x2 + 6869.7x + 1106

7500

18000
16000
15000

6500

14000

6000

13000

y = 154.17x 3 - 1349.5x2 + 3818.3x + 2388

Resistansi

Resistansi

5500
5000
4500
4000

y = 268.17x - 2376.5x + 6802.3x - 2226

3500

12000
11000
10000

y = 370.17x3 - 3186x2 + 9191.8x - 470

9000
8000

y = 225.67x3 - 2013x2 + 5843.3x + 955

7000

3000

6000

2500

y = 352.67x - 3108x2 + 8849.3x - 3626

5000

2000

4000

1500
1000

y = 1745.2x3 - 15260x2 + 43656x - 25072

17000

y = 124.67x 3 - 1208.5x 2 + 4072.8x + 2080

7000

3000

y = 31.167x 3 - 282x2 + 839.83x - 211

y = -58.25x 2 + 385.95x - 3.25

2000

500

1000

R rata2 awal

R rata2 10ml

R rata2 20ml

R rata2 25ml

y = 63.5x3 - 558.5x2 + 1574x - 701

R rata2 awal

R rata2 10m l

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

R rata2 20ml

R rata2 25ml

Volume injeksi

Volume injeksi
PEG 6000

y = 74.833x3 - 674.5x2 + 1966.7x - 1048

Silicon

Squelene

Gb. 5 Grafik polimer terhadap injeksi aseton

PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb. 6 Grafik polimer terhadap injeksi aseton


nitril

PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR


Veronica GAS
Budi Gunawan

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi etanol

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi benzena


24000

24000
22000

y = 2742.8x 3 - 24661x 2 + 71981x - 44994

20000

20000

18000

18000

16000

16000
Resistansi

Resistansi

22000

14000
12000
10000

14000
y = 215.33x 3 - 1877.5x 2 + 5356.2x + 1317

12000

y = -45.333x 3 + 403.5x 2 - 836.17x + 6384

10000

8000

y = 93.833x - 835x + 2554.2x + 3198

y = 118x 3 - 843x2 + 2106x + 4525

8000

6000

y = 373.5x - 3318x + 9536.5x - 4124

6000

y = 276.33x 3 - 2512x 2 + 7384.7x - 2681


4000
2000

y = 2583x 3 - 23635x 2 + 69939x - 43818

4000
y = 216.17x 3 - 1891.5x2 + 5295.3x - 3301
y = -72.667x 3 + 442.5x 2 - 357.83x + 366

y = 194.33x 3 - 1742.5x 2 + 5020.2x - 3153

2000

y = 86.5x 3 - 782x 2 + 2297.5x - 1224

0
R rata2 awal

R rata2 10ml

R rata2 20ml

R rata2 25ml

R rata2 awal

R rata2 10m l

Volume injeksi
PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

R rata2 20ml

R rata2 25m l

Volume injeksi

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb. 7 Grafik polimer terhadap injeksi

PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb. 8 Grafik polimer terhadap injeksi etanol

benzene
Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi etil aseton

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi cloroform


24000

24000
22000
20000

20000

18000

18000

16000

16000

y = 215.33x 3 - 1877.5x 2 + 5356.2x + 1317

14000
12000

y = -45.333x3 + 403.5x 2 - 836.17x + 6384

Resistansi

Resistansi

y = 437.83x3 - 4978x2 + 21608x - 11999

22000

y = 2583x 3 - 23635x 2 + 69939x - 43818

y = 169.17x3 - 1539x2 + 4658.8x + 1722

14000
12000

y = -4.8333x3 + 10x2 + 116.83x + 5784

10000

10000
3

y = 289.83x3 - 2635.5x2 + 7745.7x - 2932

y = 373.5x - 3318x + 9536.5x - 4124


y = 86.5x 3 - 782x 2 + 2297.5x - 1224

8000

8000

y = 90.667x3 - 812x2 + 2339.3x - 1240

6000

6000
4000

4000

y = 194.33x 3 - 1742.5x 2 + 5020.2x - 3153

2000

y = 201.33x3 - 1782.5x2 + 5091.2x - 3191

2000

R rata2 awal

R rata2 10ml

R rata2 20ml

R rata2 25ml

R rata2 awal

R rata2 10ml

Volume injeksi
PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

R rata2 20ml

R rata2 25ml

Volume injeksi

PEG1540

Silicon

Squelene

PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb.9 Grafik polimer terhadap injeksi etil

Gb. 10 Grafik polimer terhadap injeksi

asetat

kloroform

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi metanol

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi n-hexane

30000

30000

28000

28000

y = 182.17x 3 - 3646x2 + 22008x - 13475

26000

26000

24000

24000

22000

22000

20000

20000
18000
y = 170x 3 - 1521x 2 + 4416x + 1946

16000
14000

y = 70x - 518.5x + 1271.5x + 5083

12000

y = 358.33x 3 - 3253.5x2 + 9573.2x - 4210

10000

y = 192.33x3 - 1523.5x2 + 4320.2x + 2022

16000
14000

y = -109x 3 + 820.5x2 - 1548.5x + 6743

12000

y = 415.83x 3 - 3782.5x2 + 11102x - 5267

10000

y = 73.333x3 - 721.5x 2 + 2489.2x - 1463

8000

Resistansi

Resistansi

18000

y = 2350.3x3 - 21950x2 + 67550x - 42881

6000

y = 115.5x3 - 1048.5x2 + 3095x - 1784

8000
6000

4000

4000

y = 194.67x - 1738x + 5004.3x - 3142

2000

y = 175.17x3 - 1601.5x2 + 4731.3x - 2986

2000

0
R rata2 awal

R rata2 10ml

R rata2 20ml

R rata2 25ml

R rata2 awal

R rata2 10ml

Volume injeksi
PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

R rata2 20ml

R rata2 25ml

Volume injeksi
Silicon

Squelene

PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb.11 Grafik polimer terhadap injeksi

Gb.12 Grafik polimer terhadap injeksi n-

methanol

hexane

Grafik dan persamaan garis 6 polimer thd injeksi toluena


30000
28000
y = 2586.2x3 - 23963x2 + 72294x - 45848

26000
24000
22000
20000
Resistansi

18000
16000

y = 178.67x 3 - 1535x 2 + 4427.3x + 1940

14000
y = 40.333x3 - 336x 2 + 1004.7x + 5197

12000

y = 461x 3 - 4146x2 + 11976x - 5823

10000

y = 199.67x 3 - 1802x 2 + 5326.3x - 3346

8000
6000
4000

y = 186.33x 3 - 1683x2 + 4903.7x - 3088

2000
0
R rata2 awal

R rata2 10ml

R rata2 20ml

R rata2 25ml

Volume injeksi
PEG 6000

PEG 20M

PEG 200

PEG1540

Silicon

Squelene

Gb.13 Grafik polimer terhadap injeksi toluena


3. Pengujian terhadap pengaruh suhu
Pada pengujian pengaruh suhu, sensor polimer diuji didalam ruang pengujian dengan
kondisi suhu yang bervariasi. Untuk melihat prosentase kenaikan resistansi masing-masing
polimer terhadap kenaikan suhu dibuat prosentase rata-rata dari selisih setiap kenaikan suhu.
Data rata-rata prosentase kenaikan resistansi polimer pengaruh suhu diperlihatkan pada tabel
3;
Tabel 3. Prosentase rata-rata kenaikan resistansi polimer pengaruh suhu

Polimer

Aset

Aseton

Benz

Klorof

Eta

EtilAs

Meta

nHex

Tolu

%rat

on

Nitril

ena

orm

nol

eton

nol

ane

ena

a2

11%

14%

4%

4%

5%

4%

5%

7%

4%

6%

7%

27%

24%

0%

3%

2%

0%

1%

3%

22%

22%

17%

17%

10%

19%

PEG600
0
PEG20
M

23
PEG200

14%

31%

21%

16%

PEG154
0

%
28

18%

31%

37%

31%

36%

12%

35%

31%

29%

0%

3%

3%

3%

4%

2%

2%

5%

3%

3%

5%

2%

12%

4%

1%

2%

1%

7%

8%

5%

PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR


Veronica GAS
Budi Gunawan

SILICO
N
SQUEL
ENE

Dari data rata-rata prosentase kenaikan polimer pengaruh suhu dapat dilihat secara umum
semua polimer mengalami kenaikan resistansi karena pengaruh kenaikan suhu lingkungan.
Dari semua jenis polimer, rata-rata kenaikan terbesar adalah polimer PEG1540 dan terkecil
adalah silikon. Sedangkan urutan kenaikan terbesar sampai terkecil adalah; PEG1540,
PEG20M, PEG200, PEG6000, squelene dan silikon. Grafik prosentase kenaikan resistansi ke6 polimer karena pengaruh suhu pada injeksi setiap gas ditunjukkan pada gambar 14;

40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Aseton

AsetonNitril

Benzena

PEG6000

Kloroform

PEG20M

Etanol

PEG200

EtilAseton

PEG1540

Metanol

SILICON

nHexane

Toluena

SQUELENE

Gb.14 Grafik prosentase kenaikan resistansi polimer terhadap perubahan suhu pada injeksi
tiap gas
4. Pengujian terhadap pengaruh kelembaban
Pada pengujian pengaruh kelambaban, sensor polimer diuji didalam ruang pengujian
dengan kondisi kelembaban yang bervariasi. Untuk melihat prosentase kenaikan resistansi
masing-masing polimer terhadap kenaikan kelembaban dibuat prosentase rata-rata dari selisih
setiap kenaikan kelembaban. Data rata-rata prosentase kenaikan resistansi polimer pengaruh
suhu diperlihatkan pada tabel 4;
Tabel 4. Prosentase rata-rata kenaikan resistansi polimer pengaruh kelembaban
Aset

Aseton

Benz

Klorof

Etan

EtilAs

Meta

nHex

Tolu

%rat

Polimer

on

Nitril

ena

orm

ol

eton

nol

ane

ena

a2

PEG600

0,40

3,51

5,17

6,36

4,00

4,24

4,72

2,14

5,72

0
PEG20
M

4,11
6,60%

7,70
%

5,87
0,70%

7,86
11,26%

1,96

3,29%

6,62
3,90%

12,22

3,01%

5,56

11,87

7,96

1,40

0,00

6,19

PEG200

13,03%

1,68%

PEG154

12,0

12,93%

32,30

28,59

40,4

9,26%

31,46

39,11

42,9

27,6

Aset

Aseton

Benz

Klorof

Etan

EtilAs

Meta

nHex

Tolu

%rat

Polimer

on

Nitril

ena

orm

ol

eton

nol

ane

ena

a2

5%

6%

1%

7%

SILICO

14,5

1,73

1,44

1,66

1,61

0,23

3,69

7%

SQUEL

4,46

1,71

16,84

7,15

5,71

ENE

5,73%

1,64%

1,22
6,12%

4,63%

5,77
3,80%

4,32%

Dari data rata-rata prosentase kenaikan polimer pengaruh kelembaban dapat dilihat secara
umum semua polimer mengalami kenaikan resistansi karena pengaruh kenaikan kelembaban
lingkungan. Dari semua jenis polimer, rata-rata kenaikan terbesar adalah polimer PEG1540
dan terkecil adalah silikon. Sedangkan urutan kenaikan terbesar sampai terkecil adalah;
PEG1540, PEG200, PEG20M, squelene, PEG6000, dan silikon. Grafik prosentase kenaikan
resistansi polimer karena pengaruh kelembaban pada injeksi setiap gas ditunjukkan pada
gambar 15;

50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Aseton

AsetonNitril

PEG6000

Benzena

Kloroform

PEG20M

PEG200

Etanol

EtilAseton

PEG1540

Metanol

SILICON

nHexane

Toluena

SQUELENE

Gb.15 Grafik prosentase kenaikan resistansi polimer terhadap perubahan kelembaban pada
injeksi tiap gas

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian sensor polimer terhadap 4 faktor, dapat disimpulkan:
1. Bahan PEG6000, PEG20M, PEG200, PEG1540, silicon dan squelene bisa dibuat menjadi
sensor gas dengan memberi additif karbon aktif menjadi komposite polimer-karbon.
2. Sensor komposit polimer karbon yang dibuat mendeteksi gas dengan perubahan nilai
resistansi apabila terkena gas.

PENGUJIAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIMER-KARBON SEBAGAI BAHAN SENSOR


Veronica GAS
Budi Gunawan

11

3. Sensor komposit polimer-karbon mempunyai resistansi yang berbeda-beda tergantung dari


jenis bahan polimernya.
4. Pada mapping CA beberapa polimer meunjukkan kesamaan reaksi saat diuji dengan
beberapa gas sampel. Dari mapping CA juga terlihat korelasi antara polimer dengan jenis
gas yang menunjukkan semakin dekat posisi antara polimer dengan gas semakin baik
pendeteksian polimer terhadap gas tersebut.
5. Resistansi sensor akan naik sebanding dengan kenaikan volume injeksi, kenaikan suhu
dan kelembaban dengan persamaan garis polinomial orde 2 dan orde 3 dan sebagian linier

DAFTAR PUSTAKA
Jiri Janata And Mira Josowicz (2002), Conducting Polymers In Electronic Chemical Sensors.
Hua Bai and Gaoquan Shi (2006), Gas Sensors Based on Conducting Polymers.
Atkins, P. W. (1990), Physical Chemistry. 4th ed. New York: W.H. Freeman.
Elias, H.-G. (1987), Mega Molecules. Berlin: Springer-Verlag
Department Of Chemical Engineering Brigham Young University (2006), Modeling And Data
Analysis Of Conductive Polymer Composite Sensors.
Frank Zee and Jack Judy (1999), Mems Chemical Gas Sensor Using A Polymer-Based Array,
Published at Transducers 99 - The 10th International Conference on Solid-State
ensors and Actuators on June 7-10, Sendai, Japan
Kohlman, R. S. and Epstein, Arthur J. (1998), Insulator-Metal Transistion and
Inhomogeneous Metallic State in Conducting Polymers. Skotheim, Terje A.;
Elsenbaumer, Ronald L., and Reynolds, John R., Editors. Handbook of Conducting
Polymers. 2nd ed. New York: Marcel Dekker; pp. 85-122.

Anda mungkin juga menyukai