Anda di halaman 1dari 7

BIOENERGETIKA: LAPORAN TUGAS MANDIRI III

Aspek Termodinamika dalam Oksidasi Biologi


Nama

: Nabila Hana Dhia

Kelompok / NPM

: 10 / 1406573394

Jurusan

: Teknologi Bioproses

Outline

: Konsep Reduksi Oksidasi dan Reaksi Reduksi Oksidasi dalam

Sistem Biologis
Pendahuluan
Makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi tersebut
digunakan untuk berbagai aktivitas seperti pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul
serta transport ion melalui membran sel. Organisme akan menggunakan energi tersebut
secara efisien untuk proses hidup. Dalam rangka untuk menghasilkan energi, karbohidrat,
lipid, asam amino dengan melalui jalur metabolism yang berbeda akan dipecah dan
menghasilkan sejumlah molekul pembawa energi yang selanjutnya melalui proses oksidasi
biologi. Proses oksidasi biologi ini sangat erat kaitannya dengan proses oksidasi dan reduksi.
Pada mulanya, pengertian reaksi reduksi oksidasi dikaitkan dengan oksigen, oksidasi
adalah penerimaan oksigen, sedangkan reduksi adalah pelepasan oksigen. Akan tetapi, pada
perkembangan selanjutnya, banyak reaksi yang tidak melibatkan oksigen, sehingga konsep
reduksi oksidasi dikembangkan lagi. Pengertian reduksi oksidasi tidak hanya menyangkut
penerimaan dan pelepasan oksigen, tetapi diterapkan untuk semua reaksi yang menyangkut
penerimaan dan pelepasan elektron. (Page, David S. 1997)

Konsep Reduksi Oksidasi


Reaksi redoks merupakan suatu reaksi yang didalamnya terjadi oksidasi dan reduksi.
Pada awalnya, reaksi reduksi dan oksidasi hanya dikaitkan dengan oksigen. Namun, pada
perkembangan selanjutnya, banyak reaksi yang tidak melibatkan oksigen, sehingga konsep
reduksi oksidasi dikembangkan kembali.

Konsep reaksi redoks terdiri dari:


1) Oksidasi dan reduksi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen.
2) Oksidasi dan reduksi sebagai pelepasan dan penerimaan elektron.
3) Oksidasi dan reduksi sebagai pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi berhubungan dengan oksigen
-

Oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat direaksikan dengan sumber oksigen

sehingga berikatan dengan oksigen tersebut (membentuk oksida).


Reduksi adalah reaksi dimana suatu zat berupa oksida direaksikan dengan zat
yang menarik oksigen sehingga oksida tersebut kehilangan oksigen.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada konsep ini, oksidasi adalah pengikatan
oksigen sedangkan reduksi adalah pelepasan oksigen. Dalam reaksi reduksi dan oksidasi
terdapat senyawa yang berperan sebagai oksidator dan reduktor. Berdasarkan konsep reduksi
dan oksidasi yang berhubungan dengan oksigen, maka:
-

Oksidator adalah sumber oksigen yang mengoksidasi zat lain dan tereduksi.
Reduktor adalah penarik oksigen yang mereduksi zat lain dan tereduksi.

Contoh reaksi reduksi dan oksidasi menurut konsep pengikatan dan pelepasan oksigen
adalah sebagai berikut.
Reaksi oksidasi

Reaksi reduksi

Reaksi redoks

Pada konsep ini, tidak seluruh reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan (redoks)
yang artinya tidak seluruh reaksi oksidasi melibatkan reduksi dan tidak seluruh reaksi reduksi
melibatkan oksidasi. (Page, David S. 1997)
Reaksi reduksi dan oksidasi berhubungan dengan elektron
-

Oksidasi adalah semua proses reaksi kimia yang disertai pelepasan elektron.
Reduksi adalah semua proses reaksi kimia yang disertai penerimaan elektron.

Sehingga, dapat disimpulkan pada konsep ini, oksidasi adalah pelepasan elektron
sedangakan reduksi adalah penerimaan elektron. Dalam reaksi reduksi dan oksidasi terdapat
senyawa yang berperan sebagai oksidator dan reduktor. Berdasarkan konsep reduksi dan
oksidasi yang berhubungan dengan oksigen, maka:
-

Oksidator adalah penerima elektron dan tereduksi.


Reduktor adalah pelepas elektron dan teroksidasi

Berdasarkan konsep ini, seluruh reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan karena
setiap terdapat senyawa yang melepas elektron akan terdapat juga senyawa yang menerima
elektron. Oleh karena itu, tiap reaksi oksidasi atau reduksi menurut konsep ini adalah reaksi
redoks. (Page, David S. 1997)
Contoh reaksi redoks adalah pada proses pembentukan magnesium klorida.
(berasal dari ikatan ion Mg dan Cl)

Reaksi reduksi dan oksidasi berhubungan dengan bilangan oksidasi


Bilangan oksidasi (biloks) senyawa adalah jumlah muatan listrik yang dimiliki atonatom suatu senyawa, dimana elektron ikatan didistribusikan ke aton yang lebih elektronegatif.
Bilangan oksidasi aton adalah muatan listrik yang dimiliki suatu atom dalam sebuah
senyawa. Contoh: biloks HCL adalah 0, biloks Mg2+ adalah +2, dan biloks F- adalah -1.
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bilangan
oksidasi/biloks atom:
1) Unsur bebas di alam memiliki biloks 0. Contoh: H 2, N2, O2, P4, S8, Fe, Mn, Ca
memiliki biloks 0.
2) Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai muatannya. Contoh: ion CO 32- memiliki
biloks -2, ion Ca2+ memiliki biloks +2.
3) Unsur logam memiliki biloks positif. Nilai-nilai biloks logam:

4) Unsur fluor (F) selalu memiliki biloks -1.


5) Unsur hidrogen (H) memiliki biloks:
a. Biloks umum hidrogen adalah +1. Contoh: dalam HCl dan H 2SO4 biloks H
adalah +1.
b. Pada hidrida logam, hidrogen memiliki biloks -1. Contoh dalam NaH, biloks
hidrogen -1.
6) Unsur oksigen (O) memiliki biloks:
a. Pada senyawa oksida atau umum, oksigen memiliki biloks -2. Senyawa oksida
mengandung ion oksida (O2-). Contoh: pada K2O, H2O, Na2O dan MgO.
b. Pada senyawa peroksida, oksigen memiliki biloks -1. Senyawa peroksida
mengandung ion peroksida (O22-). Contoh: pada K2O2, H2O2, Na2O2 dan MgO2.
c. Pada senyawa superoksidan, oksigen memiliki biloks -1/2. Senyawa
superoksida mengandung ion (O2-). Contoh: pada KO2, HO2,, NaO2 dan MgO4.
d. Pada senyawa F2O, oksigen memiliki biloks +2.
7) Total biloks atom penyusun suatu senyawa:
a. Pada senyawa netral, total biloks atom penyusun adalah 0.
b. Pada senyawa ion, total biloks atom penyusun sama dengan muatan ionnya.
Pada konsep reaksi reduksi oksidasi berhubungan dengan bilangan oksidasi:
-

Oksidasi adalah pertambahan/kenaikan bilangan oksidasi.


Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.

Dalam reaksi reduksi dan oksidasi terdapat senyawa yang berperan sebagai oksidator
dan reduktor. Berdasarkan konsep reduksi dan oksidasi yang berhubungan dengan bilangan
oksidasi, oksidator adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan menaikkan
bilangan oksidasi zat lain. (Page, David S. 1997)
Reaksi Reduksi Oksidasi dalam Sistem Biologis
Didalam sistem biologis sel makhluk hidup, reaksi reduksi oksidasi berperan dalam
reaksi-reaksi yang menghasilkan energi. Contohnya : pada oksidasi glukosa menjadi CO2, air
dan energi.

Gambar 1. Respirasi sel : aerobik


(Sumber: www.biologimediacenter.com)

Proses reduksi oksidasi ini dapat berlangsung secara anaerob maupun aerob. Pada
keadaan anaerob, reaksi berlangsung tanpa adanya oksigen sebagai penerima akhir elektron
atau hidrogen. Contohnya adalah proses peragian karbohidrat oleh sel ragi. Karbohidrat
seperti pati, glukosa, sukrosa, dan lain-lain dapat diuraikan oleh enzim-enzim yang terdapat
di dalam ragi menjadi CO2 dan etanol. Pada keadaan aerob, reaksi berlangsung dengan
menggunakan oksigen sebagai penerima akhir elektron atau hidrogen. Keadaan ini dapat
ditemukan pada berbagai sel hidup dalam lingkungan yang cukup oksigen. Hasil akhir
oksidasi aerob adalah CO2 dan air. (Murray R K, et al. 2000)
Dari uraian tersebut, tampak bahwa baik pada keadaan aerob maupun anaerob,
oksidasi selalu menghasilkan CO2. Perbedaan hanya pada terbentuknya air (pada oksidasi

aerob) atau etanol (anaerob). Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa oksidasi aerob
merupakan oksidasi lengkap, sedangkan oksidasi anaerob adalah oksidasi yang tidak lengkap.
Hal ini dapat dipahami karena air tidak dapat dioksidasi lagi, sedangkan etanol masih dapat
dioksidasi lebih lanjut. Tujuan oksidasi dalam sistem biologis, khususnya oksidasi bahan
makanan, terutama ialah untuk memperoleh energi, maka energi yang diperoleh dari oksidasi
anaerob jelas lebih sedikit. (Albert,Bruce,dkk. 1994.)
Oksidasi biologi, berbeda dengan oksidasi yang terjadi dalam sistem bukan biologi,
tidak berlangsung secara sekaligus tanpa kendali, tetapi secara bertahap. Untuk itu diperlukan
sejumlah enzim yang bekerja sama dalam memindahkan elektron atau hidrogen. Umumnya
dalam sistem biologis seperti sel, oksidasi dimulai dengan proses dehidrogenasi, yaitu
pelepasan hidrogen atau elektron dari substrat yang diolah. (Albert,Bruce,dkk. 1994.)
Proses oksidasi biologi banyak pula yang menghasilkan peroksida, yang berbahaya
bagi sel sendiri. Untuk itu, sel biasanya dilengkapi dengan sistem penangkal. Sistem
penangkal
yang terdapat didalm sel terdiri dari enzimenzim yang dapat memecah peroksida seperti
katalase, peroksidase. Selain itu terdapat juga vitamin yang berperan sebagai antioksidan
yaitu vitamin C, Vitamin E dan -karoten. (Champe P C, 2000)
Referensi
Albert,Bruce,dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel. Jakarta: Gramedia
Champe P C PhD, Harvey R A PhD. Lippincotts Illustrated Reviews: Biochemistry
2nd .1994 : 61 72
Hudlick, Milo (1990). Oxidations in Organic Chemistry. Washington, D.C.: American
Chemical Society. p. 456. ISBN 0-8412-1780-7.
Hudlick, Milo (1996). Reductions in Organic Chemistry. Washington, D.C.: American
Chemical Society. p. 429. ISBN 0-8412-3344-6.
Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles of Biochemistry 2nd. 1993 : 364 - 394
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000
: 123 148
Page,David S. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga
Stryer L.1995. Biochemistry 4th : 184 187 ; 443 451 ; 488 498 ; 529 - 553

Anda mungkin juga menyukai