Oleh :
AZIZ CAHYA PRADANA
15702251018
memilih warna warna pastel yang lembut dengan intensitas rendah. Warna warna
gelap dalam sebuah ruangan, akan menimbulkan perasaan takut dan bahkan depresi.
Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun negatif pada
seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang akan
mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari ketiganya dalam diri
manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia :
1.
Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini pada
suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari sebenarnya,
sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna merah dalam suatu
ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood pria, karena warna ini
menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu, warna merah juga banyak
mempengaruhi manusia secara fisik seperti meningkatkan tekanan darah, denyut nadi,
dan laju pernafasan, warna ini juga sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan,
contohnya dalam pengobatan penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit
kulit. Walaupun dapat memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini
2.
3.
4.
perdebatan.
Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan alam
dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan dan harmoni.
Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena membawa perasaan
damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya dapat memperbaiki
pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak warna hijau dalam suatu
5.
6.
atau bekerja.
Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna ini juga
menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna hitam juga
sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan, misalnya dengan cara
melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. Dalam konotasi yang negatif, warna ini
7.
8.
9.
ruang ganti lawan dengan tujuan untuk menekan semangat dari tim lawan.
Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna hitam,
cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih menonjolkan
10.
Jika dalam pembelajaran saat praktik maupun teori, peranan warna dalam ruangan
adalah mempengaruhi semangat para siswa saat proses belajar. Para psikolog telah
melakukan beberapa eksperimen yang menyimpulkan bahwa penggunaan warna yang
tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar untuk siswa maupun
gurunya. Hal ini disebabkan warna menimbulkan kesan tertentu dalam menciptakan
suasana ruang. Warna juga menimbulkan pengaruh terhadap jiwa para siswa, baik secara
langsung, misalnya perasaan gelisah, nyaman, panas dan sebagainya.
1. Menciptakan ruang yang bebas, aman, rangsang, nyaman, dan hangat
Menurut Eillen, 1988, kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa
bebas, aman, rangsang, nyaman dan hangat.
Warna pastel untuk ruang belajar adalah aman dalam arti tidak menyilaukan,
tidak membuat mata lelah, menyenangkan dan tidak menakutkan sehingga dapat
memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif.
2. Mengatur Ruang agar tampak lebih luas atau mengecil
Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberikan ilusi
jarak, akan terasa mundur. Sebaliknya warna hangat, terutama keluarga merah akan
terasa seolah-olah maju. Warna-warna cerah membuat objek kelihatan besar dan
ringan sementara warna gleap membuat mereka lebih kecil dan berat.
B. Ukuran Tempat Duduk dan Mejanya
Bentuk dan ukuran tempat duduk yang digunakan bermacam-macam, ada yang
satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki
oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah
formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran
tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah
untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
Biasanya, guru dan siswa kurang menghiraukan tempat duduk yang mereka
duduki. Padahal, tempat duduk tersebut merupakan alat yang memegang peranan penting,
terutama bagi mereka yang melakukan aktivitas sambil duduk seperti yang dilakukan oleh
para siswa di sekolah. Sebuah tempat duduk (kursi) yang lengkap, minimal harus
mempunyai kaki, alas duduk, sandaran pinggang dan punggung, dan sandaran lengan
(Nala, 1994).
Agar tempat duduk nyaman dipakai pada waktu belajar, ukuran-ukurannya harus
disesuaikan dengan antropometri orang yang akan memakainya. Dalam hal ini,
diperlukan pembakuan terhadap ukuran-ukuran tubuh (antropometri) orang-orang
Indonesia pada umumnya atau orang-orang Bali pada khususnya, sehingga dalam
mendesain tempat duduk (kursi) dapat mengacu kepada ukuran-ukuran tersebut.
Seandainya ukuran-ukuran baku tersebut belum ada, dapat dilakukan pengukuran
terhadap antropometri siswa atau mahasiswa yang akan menggunakan tempat duduk
tersebut. Akan tetapi, jika data antropometri siswa atau mahasiswa tersebut juga tidak
ada, maka dapat digunakan persyaratan tempat duduk sebagai berikut (Nala, 1994).
(1) Tinggi alas duduk dari lantai 38 54 cm (setinggi telapak kaki sampai belakang lutut atau
popliteal).
(2) Alas duduk hendaknya agak miring ke belakang (14o 24o dari bidang horizontal atau dari
lantai). Kemiringan ini diperlukan, agar tubuh tidak melorot ke depan pada saat
duduk.
(3) Ujung tepi depan alas duduk dibuat agak bulat untuk menghindari tekanan pada bagian
bawah paha. Ujung bagian depan ini dapat ditinggikan 4o 6o dari alas duduk.
(4) Luas alas duduk sebaiknya disesuaikan dengan ukuran pantat yaitu: 40 45 cm melintang
dan 38 42 cm membujur.
(5) Sandaran pinggang dan punggung hendaknya agak miring ke belakang dengan sudut 105 o
110o terhadap alas duduk. Bentuk sandaran pinggang dan punggung sebaiknya
disesuaikan dengan lengkung vertebrae pada tubuh manusia. Sandaran tersebut akan
menopang punggung dan pinggang dengan baik bila ukuran tingginya 48 50 cm
dan lebarnya 32 36 cm. Pengetahuan tersebut memegang peranan penting di dalam
meningkatkan pemahaman guru tentang kaidah yang harus diikuti terkait dengan
tempat duduk siswa.
Meja belajar adalah meja yang digunakan sebagai alas pada saat melakukan
aktivitas belajar. Bila meja belajar terlalu tinggi maka bahu akan lebih sering terangkat
pada saat menulis atau meletakkan tangan di atas meja dan bila terlalu rendah maka sikap
tubuh akan membungkuk pada saat menulis. Sikap tubuh yang seperti itu dapat
mengakibatkan sakit pinggang atau punggung dan sakit pada otot-otot leher dan bahu.
Terkait dengan masalah tersebut, Sutajaya (2001 a) melaporkan bahwa perbaikan kondisi
kerja yang mengacu kepada kaidah-kaidah ergonomi dalam menggunakan mikroskop di
Laboratorium
Biologi
STKIP
Singaraja
mengurangi
gangguan
pada
sistem
muskuloskeletal sebesar 54,03 %(p < 0,05). Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
dipilih meja belajar yang sesuai dengan pemakainya.
Dalam hal ini, Grandjean (1988) menyatakan bahwa tinggi meja untuk menulis
dan membaca dalam posisi duduk adalah antara 74 78 cm untuk laki-laki dan antara 70
74 cm untuk wanita, sedangkan Dul & Weerdmeester (1993) menyatakan bahwa untuk
kegiatan yang sering menggunakan mata, tangan, dan lengan, sebaiknya bidang kerja
berada pada 0 15 cm di atas tinggi siku. Pengetahuan ini memegang peranan penting di
dalam upaya peningkatakan pemahaman guru tentang manfaat meja belajar yang
ergonomis bagi kesehatan dan kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran.
Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa
tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan
saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik
dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting
karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana
yang nyaman bagi para siswa.
Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang bisa digunakan di dalam
kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan
sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang digunakandalam kelas
dengan metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi
setengah lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk
dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka
menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model penataan bangku yang biasa digunakan
dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti:
mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil
pembelajaran yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan
akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa. Hal
ini sesuai dengan pendapat Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) bahwa penataan
lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk
berpengaruh jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan.
C. Sirkulasi Udara dan Suhu Ruangan
Kelas harus cukup memiliki ventilasi untuk pepertukaran udara sehingga anak
merasa sejuk dan nyaman tinggal dikelas. Guru sering kurang menyadari ruangan yang
terang tetapi jendela tidak dibuka serta kurangnya ventilasi menjadikan suara guru
bergema, akibatnya anak kurang mampu memusatkan perhatian pendengarannya pada
suara guru, sebab terganggu oleh gema suara. Untuk itu disamping membuka jendela
digunakan untuk pertukaran udara, maka juga berfungsi sebagai sarana untuk mengurangi
gema suara.
Misalkan sebuah ruangan kelas diisi oleh 20-an murid. Jika ukuran ruang belajar
(lebih kurang 8m x 8m) tidak terpenuhi, akan mengganggu kesehatan siswa. Dalam
aktivitas belajar siswa juga melakukan aktivitas pernapasan. Menghirup oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Pintu dan ventilasi ruang kelas menjadi tempat pertukaran
udara (sirkulasi) antara udara segar dengan udara penuh karbondioksida. Atau
menggunakan Air Conditioner (AC) supaya suhu di dalam ruangan bisa disesuaikan agar
nyaman
Menurut Tichawuer bahwa tingkat produktifitas paling tinggi dicapai pada kondisi
suhu antara 75-80 oF (24-27 oC), dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh
manusia. Suhu yang tinggi akan mengakibatkan tubuh mudah berkeringat, panas, dan
dehidrasi yang akan mengganggu konsentrasi dan produktivitas baik dosen maupun
mahasiswa. Begitu juga sebaliknya jika suhu dingin, maka konsentrasi dosen dan
mahasiswa lebih tertuju pada bagaimana cara mereka menghangatkan tubuh.
Desain kelas penulis menggunakan Air Conditioner, jadi suhu ruangan bisa diatur
oleh Air Conditioner tersebut dan disarankan berada pada suhu 24-27oC. Ventilasi udara
kelas menggunakan jendela yang diletakan di sebelah kiri dan kanan kelas. Juga ventilasi
kecil yang diletakan di sebelah kiri, kanan, dan belakang kelas bagian bawah. Ventilasi
kecil tersebut berfungsi memasukan udara dari luar kelas ke dalam kelas, sedangkan
jendela berfungsi mengeluarkan udara yang ada di dalam kelas, jadi kelas tersebut
memiliki sirkulasi udara yang baik. saat AC dinyalakan jendela akan ditutup. Perlu
diketahui cara kerja ac adalah memutar udara di dalam ruangan sehingga diperlukan
pergantian udara melalui ventilasi. Jika tidak dilakukan pergantian udara, kadar oksigen
ruangan tersebut akan rendah sehingga mengganggu kinerja tubuh mahasiswa dan dosen.
Solusi untuk mengatasi permasalahan yang sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi belajar, maka penulis mencoba memberikan solusi yang diambil dari
beberapa pendapat arsitek sebagai berikut :
1. Sistem Pengkondisian Udara
Teknik pengkondisian udara adalah teknik memidahkan panas dari atau ke suatu
rungan sehingga diperoleh temperatur dan kelembaban udara yang diinginkan. Mesin
yang dapat melakukan perpindahan itu adalah heat pump. Ada dua macam pompa kalor
bergantung dari kebutuhan akan panas atau tidak membutuhkan panas. Mesin pompa
panas yang menyerap panas dari suhu ruangan kemudian dibuang kelingkungan disebut
mesin pendingin. Sedangkan mesin pompa kalor yang menyerap panas dari lingkungan
untuk dipakai untuk memanasi ruangan disebut pompa kalor. Tujuan dari memindahkan
panas dari satu tempat ke tempat lainnya adalah untuk mengkondisikan udara dengan
temperatur dan kelembaban yang pas untuk kenyamanan. Sebagai contoh ruangan kelas
untuk proses belajar mengajar, pada musim panas atau kemarau, ruangan cenderung
panas pada waktu proses pengajaran. Beban pendinginan diperoleh dari suhu lingkungan,
radiasi matahari, para siswa dan guru. Beban pendinginan paling besar diperoleh dari
pemanasan radiasi matahari. Dengan menganalisis beban-beban pendinginan, dapat
dibuat rancangan sistem untuk mengkondisikan udara di dalam ruangan kelas menjadi
nyaman untuk proses pengajaran. Seandainya indikasi kenyamanan kelas hanya terpaku
pada temperatur saja, misalkan temperatur ruang kelas pada 25 C yaitu sama dengan
temperatur di luar kelas, proses pengkondisian udara harus dapat mencapai temperatur
tersebut. Sebagai contoh penyelesaiannya adalah dengan memasang kipas sedemikian
hingga sirkulasi udara lancar, ditambah dengan pemasangan tabir matahari pada jendela
kaca untuk megurangi efek radiasi panas matahari.
2. Ventilasi silang atau cross ventilation
Ventilasi silang adalah dua bukaan berupa jendela atau pintu yang letaknya saling
berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan
zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada
kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan
mendorong udara pengap keluar ruangan dari sisi lain. Standar ideal ukuran bukaan untuk
ventilasi silang yang ideal bergantung pada luas ruangan. Menurut arsitek Tiffa Nur
Latiffa, Standar Nasional Indonesia mensyaratkan luas bukaan termasuk fungsi untuk
memasukkan cahaya, adalah minimal 20 persen dari luas lantai ruangan. "Khusus untuk
lubang ventilasi di bangunan tinggal seperti jendela, disyaratkan minimal 5 persen dari
luas ruangan," ujar Tiffa. "Sementara untuk bangunan kantor, pabrik, dan sebagainya
adalah 10 persen dari luas ruangan," lanjutnya. Idealnya setiap ruangan di dalam
bangunan harus mengaplikasikan ventilasi silang agar selalu bersentuhan langsung
dengan udara luar.
Sementara menurut arsitek Wijoyo Hendromartono, ventilasi silang sebaiknya
dibuat bersilangan atas bawah atau menyerong kiri kanan. Untuk persilangan atas bawah,
sebaiknya lubang keluar udara berada di bagian atas karena udara panas bersifat lebih
ringan. Aliran angin juga dipengaruhi oleh hambatan yang berada di bagian tengah
ruangan. Misalnya, semakin besar furnitur yang berdiri di antara ventilasi silang, maka
semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan demikian, hindari
meletakkan benda-benda berukuran besar antara ventilasi silang yang dapat menghambat
perputaran udara.
Ventilasi silang dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta
mendukung gaya hidup produktif dan sehat. Dengan penggunaan ventilasi silang, pemilik
bangunan dapat menghemat biaya pemakaian AC karena selalu diliputi hawa sejuk.
Selain itu, ventilasi silang juga dapat mendorong zat-zat kimia yang menumpuk di dalam
bangunan dan mengurangi kelembaban yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.
Karena aplikasi ventilasi silang yang ideal membutuhkan analisis tentang zona udara di
bertambah panas karena yang diputar oleh kipas angin adalah hawa panas.
Perbanyak penambahan ventilasi di kedua dinding yang berseberangan, lindungi
tembok yang terkena sinar matahari langsung dengan menanam pohon perindang,
sehingga tembok luar dapat terhindar dari pemasanan sinar matahari. Bila tidak ada
halaman yang cukup untuk penanaman pohon perindang bisa diganti dengan
penambahan kerai bambu untuk menghambat sinar matahari agar tidak langsung
terkena dinding.
Gunakan lampu neon dari pada lampu bohlam, karena lampu bohlam menghasilkan
panas karena energy listrik, selanjutnya sirami pekarangan bangunan anda dengan air
setiap sore, hal ini akan dapat menurunkan suhu tanah yang sudah dari pagi sampai
5. Lampu neon yang digunakan dalam ruang akan lebih baik jika diganti dengan lampu
LED. Lampu LED lebih sedikit mengeluarkan kalor dibandingkan lampu neon. Sehingga
panas yang diterima berkurang dan mahasiswa akan merasa lebih nyaman.
D. Musik yang Dapat Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Musik merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran untuk mendukung
pembelajaran. Selain merangsang pikiran, musik juga dapat memperbaiki konsentrasi dan
ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membangun kecerdasan emosional, dll. Musik
dapat menyeimbangkan otak kanan dan kiri, itu artinya musik menyeimbangkan aspek
intelektual dan juga aspek emosional. Siswa yang telah memperoleh pendidikan musik
sejak dini, jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang memiliki pemikiran logis,
cerdas, kreatif, mampu mengambil keputusan serta memiliki empati.
Universitas-universitas di Jepang banyak yang mempunyai orkes Symphony
sebagai kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP dan
SLTA. Begitu pun semua sekolah unggulan memasukkan mata pelajaran musik sebagai
materi wajib intrakurikuler dan diperkaya dengan kegiatan ekstrakurikuler, dimana materi
pelajaran musik yang diajarkan meliputi musik universal dan musik tradisional,
nampaknya hasil pembelajaran siswa-siswi sekolah unggulan pun rata-rata sangat baik.
Tampak pada kurikulum (1994) yang berlaku, aspek keseimbangan belum
terpenuhi. Kurikulum pendidikan formal di Indonesia hanya menekankan perkembangan
intelektual semata dan tidak memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Melihat
alokasi waktu mata pelajaran musik setiap minggu hanya waktu 2 x 45 menit, (GBPP
kurikulum mata pelajaran kesenian 1994) yang masih terbagi dengan mata pelajaran seni
tari, seni rupa, dan kerajinan tangan.
1. Pengertian Musik dalam Pembelajaran
Nirmala (2005) menyatakan terapi musik merupakan aplikasi unik dari musik
untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat perubahan perilaku
positif. Dengan adanya musik membuat kita dapat berpikir dan lebih konsentrasi
dalam mengerjakan sesuatu. Pengertian musik itu sendiri jika dalam pembelajaran
adalah musik yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Musik disini
misalnya disisipkan ketika presentasi dengan media power point atau juga pada saat
seminar untuk mengkondisikan suasana. Oleh karena itu, musik memiliki kedudukan
yang penting dalam mendukung kelancaran suatu pembelajaran.
2. Peranan Penggunaan Musik dalam Pembelajaran
Gallahue (1998) dalam Raven (2008) mengatakan, kemampuan-kemampuan
seperti kemampuan visual, auditif dan sentuhan makin dioptimalkan melalui stimulasi
dengan memperdengarkan musik klasik. Ritme, melodi, dan harmoni dari musik
klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Di
sini terdapat berbagai peran dalam penggunaan musik dalam pembelajaran,
diantaranya:
a. Musik sebagai Pendekatan Belajar
Penggunaan musik dalam pendekatan belajar dapat di lihat dari contoh kasus
kemampuan matematika dan logika ada dalam korteks otak yang berdekatan dengan
kemampuan musik dengan masa pembentukan 0 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan
bermain hitungan sederhana bersama anak melalui media musik dalam mengajarkan
berhitung, misalnya satu piring, satu garpu, satu sendok, saat bersantap di meja
makan.
b. Musik Membangun Kecerdasan Emosional
Menurut peneliti Siegel (1999) dalam Raven (2008), mengatakan bahwa
musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat
berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke
kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak. Efek atau
suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman
emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya,
hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi. Kecerdasan
emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan
seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak
dapat berkembang secara lebih optimal.
c. Musik Dapat Meningkatkan Aspek Kognitif
Selain membangun aspek kecerdasan emosional, music juga mampu
menumbuhkan aspek kognitif. Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran
untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat,
mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang
didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu
Musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritume, dan harmony.
Demikin kata Ev.Andreas Christauday dalam suatu ceramah musik. Beat
mempengaruri tubuh, ritme mempenggaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi
roh. (http://www.igeg.web.id/anak/anak02.shtml)
Jadi jenis musik yang baik digunaan dalam PBM adalah musik yang memiliki
keseimbangan antara beat, ritme, dan harmony. Serta dapat meningkatkan kreatifitas
belajar yaitu tinggkat pencapaian tujuan berupa peningkatan terhadap pengetahuan
dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses belajar mengajar.
Harjana (2005), mengatakan bahwa, baru musik klasiklah yang sudah diteliti
oleh para ahli. Musik klasik dianggap bisa mengasah otak, karena ritme, melodi dan
harmoninya berasal dari ritme denyut nadi manusia yang berperan besar dalam
perkembangan
otak,
pembentukan
jiwa,
karakter
bahkan
raga
manusia.
(http://www.tabules.com/~ linda/156584.html).
Seperti yang kita tahu otak memiliki tiga bagian dasar yaitu otak reptil, otak
mamalia (sistem limbik) dan neokorteks. Otak reptil merupakan komponen
kecerdasan terendah yang di miliki manusia, jika otak reptil ini yang lebih dominan
kita tidak akan dapat berfikir pada tingkat yang lebih tinggi. Contohnya saja, jika kita
merasa tidak aman, otak reptil ini akan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri.
Reaksi seperti ini juga akan terjadi dalam proses balajar mengajar. Jika pembelajar
merasa tertekan atau tidak nyaman dalam proses belajar akan menyebabkan
pembelajar berusaha untuk menjahui proses belajar tersebut yang akhirnya kegiatan
belajar mengajar akan terganggu bahkan bisa terhenti.
Siegel menyatakan musik klasik dapat menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan
dan
dapat
merangsang
(http://www.depdiknas.co.id/jurnal/30/musik
sistem
limbik
merupakan
jaringan
stimulasi
otak.
terhat.html).
dimana sistem linbik ini bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan,
pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Jadi dengan
musik klasik yang memberi pengaruh pada sistem linbik otak akan langsung
berpengaruh pada proses belajar mengajar. Karena dalam sistem limbik otak tersebut
tersimpan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.
Walaupun penggunaan musik klasik dan barok merupakan pilihan baik untuk
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, tapi tidak menutup kemungkinan
untuk menggunakan berbagai jenis musik untuk proses belajar mengajar. Misalnya
saja lagu berirama lambat dapat menimbulkan suasana hati yang tenang. Musik Jazz
dapat menimbulkan suasana hati yang riang dan bersemangat. Mars Sousa atau
gendang Afrika atau musik dansa berirama dari Amerika Selatan dapat
membangkitkan energi. Kesemua jenis musik tersebut baik digunakan dan akan
mendatangkan hasil yang baik.
Jadi jenis musik yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
musik yang dapat membuat pendengarnya waspada, terbuka dan optimal dalam
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Dr.Lozanov bahwa musik yang paling baik
menurut penemuannya adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel dan
Vivaldi. Para komposer ini menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola
yang secara otomatis menyingkronkan tubuh dan pikiran kita. Misalnya, kebanyakan
musik barok mempunyai tempo enam puluh ketukan per menit, yang sama dengan
detak jantung rata-rata dalam keedaan normal.(DePorter dan Hernacki, 2000:72).
Jadi dapat di simpulkan bahwa dengan menggunakan musik dalam proses
belajar mengajar dapat menyingkronkan tubuh dan pikiran sehingga akan
menimbulkan perasaan nyaman dan rileks dalam proses belajar mengajar.
E. Kaitan dengan Penelitian
a. Lidya Natalia Heksan dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya melakukan penelitian
yang berjudul Pengaruh Dinding Warna Kuning, Biru, dan Putih Terhadap
Konsentrasi Anak Usia 7-10 TAHUN. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
melalui penelitian laboratorium eksperimen dan perhitungan statistik peneliti
berusaha menguji apakah ada pengaruh antara dinding berwarna kuning, biru dan
putih terhadap konsentrasi anak usia 7-10 tahun. Berdasarkan penelitian tersebut
peneliti menemukan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ketiga warna
tersebut terhadap konsentrasi, dengan hasil bahwa warna dinding kuning adalah yang
paling menunjukkan pengaruh positif terhadap konsentrasi. Namun untuk
menerapkan hasil penelitian ini dalam situasi nyata atau ruang belajar yang
sesungguhnya masih diperlukan penelitan lebih lanjut lagi dalam situasi yang
sebenarnya. Selain itu peneliti juga perlu memperhatikan perbedaan karakteristik
subjek dalam penelitian sehingga penelitian ini nantinya dapat sungguhsunguh
digeneralisasikan dalam bidang pendidikan. Kemudian perlu juga memperhatikan
variabel-variabel yang belum dikontrol dalam penelitian ini sehingga nantinya
penelitian lanjutan dapat berhasil maksimal. Kedua hal tersebut merupakan pokok
diskusi yang dapat diperbaiki dalam penelitian selanjutnya. Sebagai saran peneliti
pun menganjurkan untuk menggunakan variabel lain dalam meningkatkan
konsentrasi misalnya dengan musik klasik atau aromaterapi rosemary yang terbukti
Degung Sunda
Tanpa Musik
Bahasa Inggris
Matematika
1.63
41.17
2.96
45.52
2.41
54.84
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk sampling yang diteliti,
musik heavy metal memiliki pengaruh negatif terhadap konsentrasi belajar siswa. Hal
ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
penggunaan musik latar degung Sunda maupun tanpa musik, baik pada hasil tes
Bahasa Inggris maupun pada hasil tes Matematika. Pada saat diperdengarkan musik
heavy metal, sebagian siswa menunjukkan ketidaknyamanannya. Bahkan beberapa di
antara mereka menutup telinga. Setelah tes dengan musik latar heavy metal
dilakukan, beberapa siswa berkomentar bahwa mereka tidak dapat berkonsentrasi dan
cenderung "pusing".
Pengaruh musik latar degung Sunda terhadap konsentrasi belajar tidak dapat
disimpulkan secara sederhana seperti pada musik heavy metal. Hal ini dikarenakan
hasil tes Bahasa Inggris dan Matematika menunjukkan bahwa musik degung Sunda
memiliki pengaruh yang berlawanan. Pada tes Bahasa Inggris, musik latar degung
Sunda menolong siswa mencapai hasil yang lebih baik ketimbang tanpa musik latar.
Sebaliknya, pada tes Matematika, nilai kelas lebih tinggi saat tidak diperdengarkan
musik. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa musik dapat berpengaruh positif
maupun negatif terhadap konsentrasi belajar siswa.
Penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa musik latar yang dipakai
dalam proses pembelajaran memiliki pengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa.
Pengaruh ini bisa bersifat positif atau negatif, tergantung dari berbagai faktor yang
telah dipaparkan di atas. Musik heavy metal berpengaruh negatif terhadap proses
pembelajaran di kelas yang penulis teliti. Musik degung Sunda berpengaruh positif
pada tes Bahasa Inggris, mungkin disebabkan oleh waktu pemutaran yang dilakukan
sebelum tes dan karena model tes yang membutuhkan kreatifitas dalam menganalisis.
Degung Sunda berpengaruh negatif pada tes Matematika, kemungkinan karena waktu
pemutarannya dilakukan saat tes berlangsung dan karena model tes yang kurang
membutuhkan kreatifitas dalam menganalisis (hanya keterampilan mekanistik dalam
berhitung).
F. Daftar Pustaka
1. Birren, Faber. 2010. Color Psychology and Color Theraphy : A Factual Study of the
Influence of Color on Human Life .Whitefish. Kessinger Publishing L.L.C.
2. Pile, John.1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Profesional.