Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada
kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan bahan materi makalah ini dari
beberapa sumber.
Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam
bahan tentang Serikat Pekerja Di Indonesia. Kami sadar bahwa makalah yang
kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik
lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima
kasih.
Hormat Kami
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1
Serikat Pekerja............................................................................... 3
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3.3
2.3
2.3.1
2.3.2
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.5
Kesimpulan.................................................................................17
3.2
Saran......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serikat pekerja di indonesia erat hubunganya dengan Sejarah Pergerakan
Buruh Indonesia. Dan semua ini juga hasil dari kemerdekaan negara Republik
Indonesia.
Pada 15 September 1945 lahir sebuah organisasi massa buruh yang bernama
BBI (Barisan Buruh Indonesia). BBI mengutamakan barisan buruh untuk
memudahkan mobilisasi oleh serikat sekerja dan Partai Buruh. Dalam kongresnya
pada bulan September 1945 yang dihadiri oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah
Partai Buruh Indonesia. BBI juga sepakat untuk menuntaskan revolusi nasional.
Untuk mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI membentuk Laskar
Buruh bersenjata di pabrik pabrik. Untuk kaum perempuan dibentuk Barisan
Buruh Wanita (BBW).
BBI dilebur menjadi GASBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia) pada
1946. Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan
membentuk GASBV (Gabungan Serikat Buruh Vertikal). Tetapi pada bulan
November, tahun yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV
berhasil dilebur menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).
SOBSI sempat mengalami perpecahan akibat perbedaan sikap dalam
menanggapi perjanjian Renville pada 1948. Tetapi tidak lama kemudian SOBSI
berhasil kembali mengkonsolidasikan pecahan-pecahannya. Bahkan dalam
pernyataan politiknya tahun 1948, SOBSI kemudian menegaskan menolak
perjanjian Renville. SOBSI kemudian menyatakan keluar dari HISSBI (Himpunan
Serikat-serikat buruh Indonesia) karena perbedaan garis politik.
Soekarno mengeluarkan dua konsepsi mengenai kabinet karya dan dewan
nasional pada tahun 1957. Kabinet karya ini adalah kabinet eksekutif yang
menampung orang-orang di parlemen dan partai politik. Buruh sebagai golongan
fungsional mendapatkan tempat di Dewan Perancang Nasional. Anggota Dewan
ini 77 orang, dan dari 77 itu ada lima wakil angkatan buruh/pegawai yaitu dari
SOBSI, SOBRI, RKS dan dua orang dari KBKI. Sementara di Dewan
Pertimbangan Agung, duduk dua orang wakil dari buruh yaitu dari SOBSI dan
KBKI.
Dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) didirikan sebagai satusatunya serikat buruh yang diakui pemerintah pada 1973.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Serikat Pekerja
3.
pekerja.
Lembaga perunding mewakili pekerja.
Melindungi dan membela hak hak dan kepentingan kerja.
2.2
(ayat 4)
UU No. 18 th. 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 98 mengenai Hak
Pekerja
UU No. 21 th. 2000 tentang Serikat Pekerja (SP)
UU No. 13 th. 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 2 th. 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(PPHI)
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Serikat Pekerja yg
bersangkutan
(1) Serikat pekerja, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang
telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk dicatat.
(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan dilampiri:
a. daftar nama anggota pembentuk;
b. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
c. susunan dan nama pengurus.
Selain itu, ditentukan pula bahwa nama dan lambang serikat pekerja tidak boleh
sama dengan nama dan lambang serikat pekerja yang telah tercatat terlebih dahulu
berdasarkan Pasal 19 UU Serikat Pekerja.
Dalam proses pembentukannya, tidak boleh ada pihak yang menghalang-halangi
atau memaksa pekerja untuk membentuk serikat pekerja dengan cara melakukan
pemutusan hubungan kerja. Barangsiapa menghalang-halangi atau memaksa
pekerja/buruh untuk membentuk SP, dikenakan sanksi pidana paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp100
juta dan paling banyak Rp500 juta berdasarkan Pasal 28 jo. Pasal 43 ayat (1) UU
Serikat Pekerja.
Setelah seluruh proses pembentukan SP ini selesai, pengurus serikat
pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan harus
memberitahukan secara tertulis keberadaannya kepada pihak perusahaan
(manajemen perusahaan). Hal ini diatur dalam Pasal 23 UU Serikat Pekerja/yang
berbunyi:
Pengurus
serikat
pekerja,
federasi
dan
konfederasi
serikat
Bila Anda ingin membentuk serikat pekerja /serikat buruh di perusahaan, langkahlangkah berikut bisa Anda terapkan.
Pertama, baca dan pelajarilah UU No. 21/2000 dan UU No. 13/ 2003, pasal
104 sebelum Anda mendirikan SP/SB.
Usahakanlah memahami hal-hal penting tentang serikat pekerja /serikat buruh.
Dengan membaca undang-undang tersebut, Anda punya pemahaman tentang
SP/SB, tujuannya dan keuntungan dengan hadirnya SP/SB di perusahaan.
Kedua, tidak perlu takut mendirikan SP/SB.
Banyak orang takut membentuk SP/SB, apalagi menjadi pengurus; takut kalau
perusahaan akan memecat atau menekan pekerja/buruh. Itu tidak sepatutnya
terjadi. Undang-undang melindungi pekerja dari ancaman-ancaman pimpinan
perusahaan.
Pasal 28, UU No. 21/2000 berbunyi, "Siapapun dilarang menghalang-halangi atau
memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi
pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi
anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja
/serikat buruh dengan cara:
a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara,
menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;
b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d. melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh."
Jadi, Anda tidak perlu takut. Perusahaan Anda akan didenda cukup besar bila
Anda sampai dipecat karena Anda menjadi anggota atau menjadi pengurus serikat
pekerja/serikat buruh.
Pasal 43, UU No. 21/2000 menyebutkan,
1. Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak
pidana kejahatan.
Ketiga, dibutuhkan
pekerja/serikat
buruh,
federasi
dan
konfederasi
serikat
b.
c.
d.
e.
f.
2.3
Seorang pekerja /buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat
pekerja/serikat Buruh disatu perusahaan.
2.
Pasal 15
Pekerja/buruh yang menduduki jabatan tertentu di dalam satu perusahaan dan
jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan
pekerja/buruh, tidak boleh menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh di
perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 16
1.
Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari satu
federasi serikat pekerja/serikat buruh.
2.
Setiap federasi serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari
satu konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.
Pasal 17
1.
2.
3.
(Serikat Pekerja).
Mengamankan dan melaksanakan keputusan-keputusan dalam programprogram organisasi serta membantu pimpinan dan pengurus dalam
2.4
Pada tahun 1912 dari serikat serikat pekerja yang ada, Serikat Islam
mendirikan Gabungan Serikat Pekerja maka lahirlah Gabungan Serikat Islam
yang pertama di Indonesia.
c.
c.
Dari ikrar MPBI ini pada 20-02-1973 lahirlah deklarasi persatuan buruh
seluruh indonesia
d.
Ada dua hal yang sangat bersejarah dengan lahirnya FBSI tersebut yaitu, :
Pertama, serikat pekerja telah berhasil disatukan dalam satu wadah yang
selama ini telah menjadi obsesi setiap pimpinan serikat pekerja. Kedua,
serikat pekerja telah berhasil melepaskan diri dari kegiatan politik dan
menjadi serikat pekerja yang profesional dan mandiri.
2.5
Menjaga dan meningkatkan tanggung jawab, disiplin dan etos kerja, serta
manghormati hak pengusaha
Memegang prinsip bahwa mogok kerja atau unjuk rasa merupakan upaya
terakhir dalam penyelesaian perselisihan industrial
f)
Bila terpaksa mogok kerja atau unjuk rasa tidak merusak aset perusahaan dan
tidak mengganggu ketertiban umum
c)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan
yang mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja.
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa serikat pekerja adalah
organisasi yang dibentuk oleh pekerja dan mempunyai sifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis dan bertanggungjawab. Adapun tujuan dari serikat pekerja
adalah memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
3.2 Saran
1. Untuk peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan kerja
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
-------