Disusun oleh :
Kelompok 5 / Perikanan C 2015
Maulana Ranantika Habibie
Ishmah Mardiyyah Iskandar
Trinusa Dinata
Bagus Triwinarko
Ustman Sidik M
Mira Aristawidya
Rifqi Ramdani
230110150160
230110150163
230110150188
230110150192
230110150195
230110150196
230110150230
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehinga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang tekah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberi hikmah dan manfaat
kepada para pembacanya.
.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
DAFTAR TABEL..................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................v
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sel.....................................................................................3
2.2 Teori Sel.........................................................................................3
2.3 Cara Mengamati Sel.......................................................................5
2.4 Sel Prokariotik................................................................................5
2.4.1 Struktur Sel Prokariotik...............................................................6
2.5 Sel Eukariotik.................................................................................8
2.5.1 Struktur Sel Eukariotik................................................................9
2.6 Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik.............................20
2.7 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan....................................21
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................24
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1. Mikroskop Cahaya............................................................................................4
2. Mikroskop Elektron..........................................................................................5
3. Struktur Sel Escherichia coli............................................................................6
4. Sel Eukariotik....................................................................................................8
5. Membran Plasma...............................................................................................9
6. Sitoplasma.......................................................................................................10
7. Nukleus 12
8. Letak Struktur Nukleus...................................................................................13
9. Struktur Sentriol..............................................................................................14
10. Retikulum Endoplasma...................................................................................14
11. Ribosom..........................................................................................................15
12. Badan Golgi....................................................................................................16
13. Hubungan Badan Golgi dengan Organel Lainnya..........................................16
14. Aktivitas Lisosom...........................................................................................17
15. Pembentukan Lisosom....................................................................................17
16. Peroksisom......................................................................................................18
17. Mitokondria.....................................................................................................19
18. Mikrotubulus...................................................................................................20
19. Mikrofilamen...................................................................................................20
20. Perbandingan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan............................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Robert Hooke menjadi penemu sel berawal sekitar tahun 1665 pada saaat
mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam
pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan
istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel
gabus yang telah mati.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek juga penemu
sel (Robert Hooke lebih dulu sebagai penemu sel pertama), seorang pedagang
kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya
untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid,
khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai
mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society,
perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya,
Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang
diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa
Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris
oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
Pada tahun 16751679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut
pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding
yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam
tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak
struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.
1.2.
Tujuan
Dalam pembuatan makalah Sel dan Organel ini penulis memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari mengenai sel.
2. Untuk mengetahui teori-teori sel yang ada.
3. Untuk mempelajari macam-macam organel dalam sel.
4. Untuk mempelajari sel prokariotik beserta strukturnya.
5. Untuk mempelajari sel eukariotik beserta strukturnya.
6. Untuk mempelajari perbedaan pada sel prokariotik dan sel eukariotik.
7. Untuk mempelajari perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan.
1.3.
Manfaat
Manfaat yang didapatkan baik dari pembuatan maupun membaca isi
makalah Sel dan Organel ini yaitu :
1. Dapat mengetahui organel-organel yang ada di dalam sel hewan dan sel
tumbuhan.
2. Dapat memahami perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan.
3. Dapat memahami struktur dari sel prokariotik dan sel eukariotik.
4. Dapat memahami perbedaan pada sel prokariotik dan sel eukariotik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7.
8. Gambar 1. Mikroskop Cahaya
9.
10.
b. Mikroskop Elektron
1. Mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan
medan magnet sebagai pengganti lensa. Bayangan yang dihasilkan
ditampilkan di layar monitor.
2. Objek yang akan diamati harus sangat tipis dan berada di ruangan hampa
udara agar dapat ditembus elektron.
11.
12. Gambar 2. Mikroskop Elektron
13.
14.
2.4. Sel Prokariotik
15. Sel prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti, serta tidak
memiliki mitokondria tetapi memiliki struktur yang berfungsi sama
yaitu mesosom. Makhluk hidup uniseluler termasuk golongan sel
prokariotik, contoh bakteri (Bacteria) dan sianobakteri
(Cyanobacteria).
16.
dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Metabolisme sendiri terdiri dari
proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
39.
4) Mesosom
40.
Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam
membentuk mesosom. Mesosom berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai
penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru
terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom
terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi
untuk menghasilkan energi.
41.
5) Ribosom
42.
Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat
berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 1520 nm (1 nanometer = 10-9 meter). Di dalam sel bakteri terkandung 15.000 butir
ribosom, atau sekitar 25% dari massa total sel bakteri.
43.
6) DNA (Deoxyribonucleic acid)
44.
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan atas
gula deoksiribosan, fosfat dan basa-nasa nitrogen. DNA berfungsi
mengendalikan sintesis protein dan sebagai pembawa informasi genetik yang
merupakan sifat-sifat yang akan diwariskan pada keturunannya.
45.
7) RNA (Ribonucleic acid)
46.
RNA atau asam ribonukleat merupakan hasil transkripsi atau hasil
cetakan dari DNA yang berfungsi mengendalikan sintesis protein.
47.
8) Pili
48.
Pili atau pilus adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel. Pili mirip dengan flagela namun lebih pendek, kaku
dan berdiameter lebih kecil. Pili tersusun dari protein yang berfungsi sebagai
penghubung saat bakteri melakukan konjugasi (pertukaran materi genetik).
Selain itu, pili juga berfungsi sebagai pelekat antara sel bakteri yang satu dengan
sel bakteri lainnya. Pili hanya terdapat pada bakteri gram negatif seperti bakteri
Escherichia coli.
49.
9) Kapsul
50.
Kapsul pada bakteri adalah lapisan gelatin yang mencakup seluruh
bakteri, terdiri dari polisakarida. Kapsul berfungsi sebagai penentu virulensi,
identifikasi bakteri, pengembangan vaksin, dan inisiasi infeksi.
51.
10) Flagela
52.
Flagela pada bakteri adalah bulu cambuk yang tersusun dari
senyawa protein yang terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat
gerak. Flagela ini tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang
berbentuk batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral.
53.
2.5. Sel Eukariotik
54. Sel eukariotik yaitu sel yang memiliki membran inti dan sistem
endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria,
dan lisosom. Sel hewan dan sel tumbuhan tergolong sel eukariotik.
Struktur sel eukariotik terdiri atas tiga komponen utama yaitu
membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel.
55.
56.
57.
58.
dan protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis, terdapat di bagian tengah
membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer, yang menyusun
tepi luar dan dalam membran. Selain protein perifer, terdapat pula molekulmolekul protein tertentu yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan ada
yang masuk hingga menembus dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke
lapisan lemak itu disebut protein integral. Pada tempat-tempat tertentu,
terbentuk pori yang dibatasi oleh molekul protein. Tebal membran plasma
antara 5-10 nm.
60.
61.
62.
63.
10
11
69.
70.
71.
72.
Gambar 6. Sitoplasma
73.
12
77.
78.
Gambar 7. Nukleus
79.
80.
1) Membran nukleus
81. Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran
dalam. Membran luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma
dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara membran sel dengan membran
nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui retikulum endoplasma.
82.
2) Nukleoplasma
83. Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun
atas air, protein, ion, enzim, dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di
dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna). Pada
proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut
kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.
84.
3) Nukleolus
85. Nukleolus (anak inti) terbentuk saat terjadi proses transkripsi
(sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus
13
86.
87.
Gambar 8. Letak Struktur Nukleus
88.
89.
90.
Fungsi Nukleus
1. Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme.
2. Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma.
3. Mengatur pembelahan sel.
4. Membawa informasi genetik. Di dalam nukleus terdapat DNA yang
mengandung informasi genetik atau sifat-sifat yang dapat diwariskan.
91.
D. Sentriol
92. Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel
mengadakan pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol
memiliki silia atau flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan,
sedangkan pada sel tumbuhan tidak (baca selengkapnya mengenai perbedaan
sel hewan dan sel tumbuhan). Sentriol berjumlah sepasang, terletak saling
tegak lurus antar sesamanya di dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis,
sentriol terbagi menjadi dua, masing-masing menuju ke kutub sel yang
berbeda. Kemudian terbentuklah benang-benang spindel yang
menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang spindel berfungsi menarik
kromosom menuju ke kutub masing-masing.
14
93.
94.
Gambar 9. Struktur Sentriol
95.
96.
E. Retikulum Endoplasma
97. Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang
atau jala. Oleh karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(endoplasma) maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE
hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel
tumbuhan. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan
dengan sel bukan kelenjar.
98.
99.
100.
101.
15
106.
107.
108.
109.
16
dan membran plasma. Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk
tiap sel, cenderung bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada
sel tumbuhan.
113.
114.
115.
116.
118.
119.
Gambar 13. Hubungan Badan Golgi dengan Organel Lainnya
120.
121.
H. Lisosom
122. Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim.
Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang
masuk ke dalam sel.
17
123.
124.
125.
126.
127.
128.
Gambar 15. Pembentukan Lisosom
129.
130.
I. Badan Mikro
131. Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris
tengah 0,3-1,5 mikrometer. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan
glioksisom.
1) Peroksisom
132. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang
banyak mengandung peroksisom adalah sel yang banyak melakukan
oksidasi, misalnya sel hati, sel ginjal, dan sel otot. Peroksida mengandung
enzim katalase. Enzim katalase berfungsi untuk menguraikan hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi oksigen dan air. Hidrogen peroksida merupakan
senyawa hasil sampingan dari proses pernapasan (oksidasi) sel yang bersifat
meracuni sel. Enzim katalase juga berperan dalam metabolisme lemak dan
fotorespirasi.
18
133.
134. Gambar 16. Peroksisom
135.
136.
2. Glioksisom
137. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada
jaringan yang mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom
menghasilkan enzim katalase dan enzim oksidase yang keduanya berperan
dalam proses metabolisme lemak yaitu mengubah lemak menjadi gula.
Proses metabolisme lemak menghasilkan enzim yang diperlukan untuk
perkecambahan biji.
138.
J. Mitokondria
139. Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi
untuk respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Ada yang bulat, oval,
silindris, seperti gada, seperti raket, pokoknya macam-macam deh. Namun
secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau
benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, yakni bentuknya mudah
berubah.
19
140.
141.
Gambar 17. Mitokondria
142.
143.
144. Mitokondria mempunyai dua membran, yaitu membran luar dan
membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran dalam. Pada
membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk kista. Dengan
adanya kista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga
proses respirasi sel menjadi efektif. Proses respirasi berlangsung pada
membran dalam mitokondria (pada kista) dan matriks. Matriks adalah cairan
yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks tersusun
atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim
respirasi itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP. Reaksi respirasi
yang berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi
oksidatif, daur Krebs, dan transpor elektron.
145.
K. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
146. Mikrotubulus dan mikrofilamen menyusun struktur rangka sel
yang disebut sitoskeleton. Pada organisme multiseluler, sitoskeleton disusun
oleh mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubulus
merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang panjangnya mencapai
2,5 mikrometer dan diameter 25 nm. Tabung-tabung kecil itu tersusun atas
protein yang dikenal sebagi tubulin. Fungsi mikrotubulus adalah berperan
dalam pergerakan sel.
20
147.
148.
Gambar 18. Mikrotubulus
149.
150.
151. Mikrofilamen juga berperan dalam pergerakan sel. Organel ini
berbentuk benang-benang halus, tipis, dan memanjang. Mikrofilamen
tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen
banyak terdapat pada sel-sel otot. Diameter mikrofilamen hanya 5 nm. Pada
sel otot, mikrofilamen mengakibatkan adanya kontraksi pada sel-sel otot.
Apabila aktin dan miosin saling menjauh, sel otot akan relaksasi.
152.
153.
Gambar 19. Mikrofilamen
154.
155.
2.6. Perbedaan Sel Prokariotik dengan Sel Eukariotik
156.
menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
prokariotik hanya ditemukan pada Bakteri (Eubacteria dan
Archaebacteria). Sementara itu, empat kingdom lainnya (Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia) memiliki sel eukariotik.
21
157.
eukariotik.
158.
22
159.
163.
161.
162.
Tabel 2. Perbandingan Struktur dan Organel Sel Prokariotik
dengan Sel Eukariotik
164.
165.
166.
2.7. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
167. Struktur dasar sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sama.
Namun dalam perkembangannya, kedua jenis sel tersebut mengalami
perkembangan sesuai dengan lingkungannya sehingga timbul berbagai
macam perbedaan. Salah satunya adalah peran ekologis, tumbuhan
adalah pembuat makanan, sedangkan hewan berperan memakan
tumbuhan dan hewan lainnya.
23
168.
169.
170.
171.
173.
175.
177.
181.
183.
174.
176.
Sel Hewan
180.
Memiliki vakuola
berukuran kecil
Tidak memiliki plastida
182.
Memiliki sentriol
184.
185.
BAB III
PENUTUP
186.
187.
188.
3.1.
Kesimpulan
189.
Sel terbagi menjadi dua jenis yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Sel prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti,
tidak memiliki mitokondria namun memiliki mesosom. Sel prokariotik
memiliki organel-organel penyusun seperti dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, dan RNA.
191.
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti dan sistem
24
Sel hewan dan sel tumbuhan memiki struktur dasar yang sama,
25
199.
http://www.penemu.co/2013/11/penemu-sel-robert-hooke.html (diakses
200.
http://www.softilmu.com/2013/12/perbedaan-sel-hewan-dan-
http://www.zonabiokita.web.id/2013/09/struktur-sel-prokariotik-dan-
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091
994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XI/1._S_
sel_%26_transport/Bab_struktur_dan_fungsi_sel.pdf (diakses pada tanggal 2
September 2016 pukul 08.50 WIB)
204.
http://www.softilmu.com/2014/08/struktur-dan-fungsi-sel-prokariotik.html
http://www.softilmu.com/2014/08/struktur-sel-eukariotik.html (diakses
26
206.
27