Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN AIR

SEL DAN ORGANEL

Disusun oleh :
Kelompok 5 / Perikanan C 2015
Maulana Ranantika Habibie
Ishmah Mardiyyah Iskandar
Trinusa Dinata
Bagus Triwinarko
Ustman Sidik M
Mira Aristawidya
Rifqi Ramdani

230110150160
230110150163
230110150188
230110150192
230110150195
230110150196
230110150230

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehinga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang tekah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberi hikmah dan manfaat
kepada para pembacanya.
.

Sumedang, 4 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB

Halaman
DAFTAR TABEL..................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................v

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sel.....................................................................................3
2.2 Teori Sel.........................................................................................3
2.3 Cara Mengamati Sel.......................................................................5
2.4 Sel Prokariotik................................................................................5
2.4.1 Struktur Sel Prokariotik...............................................................6
2.5 Sel Eukariotik.................................................................................8
2.5.1 Struktur Sel Eukariotik................................................................9
2.6 Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik.............................20
2.7 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan....................................21
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................24

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1. Perbedaaan Antara Sel Prokariotik dan Eukariotik.........................................21


2. Perbandingan Struktur dan Organel Sel Prokariotik
dengan Sel Eukariotik.......................................................................21
3. Perbandingan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan.............................22

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

1. Mikroskop Cahaya............................................................................................4
2. Mikroskop Elektron..........................................................................................5
3. Struktur Sel Escherichia coli............................................................................6
4. Sel Eukariotik....................................................................................................8
5. Membran Plasma...............................................................................................9
6. Sitoplasma.......................................................................................................10
7. Nukleus 12
8. Letak Struktur Nukleus...................................................................................13
9. Struktur Sentriol..............................................................................................14
10. Retikulum Endoplasma...................................................................................14
11. Ribosom..........................................................................................................15
12. Badan Golgi....................................................................................................16
13. Hubungan Badan Golgi dengan Organel Lainnya..........................................16
14. Aktivitas Lisosom...........................................................................................17
15. Pembentukan Lisosom....................................................................................17
16. Peroksisom......................................................................................................18
17. Mitokondria.....................................................................................................19
18. Mikrotubulus...................................................................................................20
19. Mikrofilamen...................................................................................................20
20. Perbandingan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan............................................22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Robert Hooke menjadi penemu sel berawal sekitar tahun 1665 pada saaat
mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam
pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan
istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel
gabus yang telah mati.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek juga penemu
sel (Robert Hooke lebih dulu sebagai penemu sel pertama), seorang pedagang
kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya
untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid,
khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai
mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society,
perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya,
Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang
diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa
Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris
oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
Pada tahun 16751679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut
pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding
yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam
tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak
struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.

1.2.

Tujuan
Dalam pembuatan makalah Sel dan Organel ini penulis memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari mengenai sel.
2. Untuk mengetahui teori-teori sel yang ada.
3. Untuk mempelajari macam-macam organel dalam sel.
4. Untuk mempelajari sel prokariotik beserta strukturnya.
5. Untuk mempelajari sel eukariotik beserta strukturnya.
6. Untuk mempelajari perbedaan pada sel prokariotik dan sel eukariotik.
7. Untuk mempelajari perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan.

1.3.

Manfaat
Manfaat yang didapatkan baik dari pembuatan maupun membaca isi
makalah Sel dan Organel ini yaitu :
1. Dapat mengetahui organel-organel yang ada di dalam sel hewan dan sel
tumbuhan.
2. Dapat memahami perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan.
3. Dapat memahami struktur dari sel prokariotik dan sel eukariotik.
4. Dapat memahami perbedaan pada sel prokariotik dan sel eukariotik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sel


Sel adalah satuan terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Sel
merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat
dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. Secara
struktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan
struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusun itu berfungsi. Karena itu sel
juga disebut satuan fungsional makhluk hidup. Sel mengandung materi genetik,
yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik,
sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunan.
2.2. Teori Sel
Ada beberapa teori mengenai sel, diantaranya :
1. Sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk
hidup tersusun atas sel. Tokoh pencetus teori ini adalah seorang ahli
botani dari Jerman bernama Matthais Schleiden (1804-1881) dan seorang
ahli ilmu hewan dari Jerman bernama Theodore Schwann (1810-1882).
2. Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Teori ini
dikemukakan oleh Max Schulze pada tahun 1861.
3. Sel adalah kesatuan pertumbuhan dari makhluk hidup. Teori ini
dikemukakan oleh Rudolf Virchow (1858), ia menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari pertumbuhan sel sebelumnya (omne cellulae
e cellulae).
4. Sel merupakan kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup. Teori
ini dikemukakan oleh biarawan Austria Gregor Mendel (1822-1884), ia
menyatakan bahwa sel mengandung sifat keturunan (genetik) atau
hereditas yang diwariskan pada keturunannya.

2.3. Cara Mengamati Sel


5. Untuk mengamati sel diperlukan alat bantu yang disebut mikroskop,
yang dapat memperbesar bayangan objek yang diamati. Ada beberapa
macam mikroskop yang dapat digunakan. Berikut akan diuraikan
prinsip dan cara kerja kedua mikroskop tersebut:
6.
a. Mikroskop Cahaya
1. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran. Oleh
karena itu diperlukan lensa untuk memperbesar bayangan benda.
2. Untuk mengamati objek diperlukan preparat (sediaan) yang tembus
cahaya. Oleh karena itu, preparat harus diiris setipis mungkin dengan
ketebalan tidak lebih dari 50 mikron. Medium yang umum digunakan
adalah air yang diteteskan ke atas kaca objek.
3. Objek (sel) dapat diamati dalam keadaan hidup atau mati.
4. Pengamat dapat mengamati langsung melalui lensa okuler sehingga
pengamat dapat menentukan bentuk, warna, dan gerakan objek.
5. Bayangan yang diperoleh dapat diperbesar hingga mencapai 100x, 400x,
atau 1.000x.

7.
8. Gambar 1. Mikroskop Cahaya
9.
10.
b. Mikroskop Elektron
1. Mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan
medan magnet sebagai pengganti lensa. Bayangan yang dihasilkan
ditampilkan di layar monitor.
2. Objek yang akan diamati harus sangat tipis dan berada di ruangan hampa
udara agar dapat ditembus elektron.

3. Tidak dapat mengamati objek yang masih hidup. Biasanya digunakan


untuk mengamati bagian-bagian sel, misalnya organel, membran, atau
molekul besar, seperti DNA.
4. Tidak dapat mengamati secara langsung. Untuk menentukan bentuk objek,
diperlukan rekonstruksi dari beberapa hasil pengamatan.
5. Bayangan yang diperoleh dapat diperbesar hingga mencapai sejuta kali.

11.
12. Gambar 2. Mikroskop Elektron
13.
14.
2.4. Sel Prokariotik
15. Sel prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti, serta tidak
memiliki mitokondria tetapi memiliki struktur yang berfungsi sama
yaitu mesosom. Makhluk hidup uniseluler termasuk golongan sel
prokariotik, contoh bakteri (Bacteria) dan sianobakteri
(Cyanobacteria).
16.

2.4.1. Struktur Sel Prokariotik


17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30. Gambar 3. Struktur Sel
Escherichia coli
31.
32.
33. Gambar 2 menunjukan contoh struktur sel prokariotik yang terdapat
dalam Escherichia coli.
1) Dinding sel
34.
Dinding sel merupakan lapisan yang tersusun atas peptidoglikan,
polisakarida dalam bentuk selulosa, lemak, dan protein. Berfungsi sebagai
pelindung, memberikan bentuk yang tetap, dan terdapat pori-pori sebagai jalan
keluar masuknya molekul-molekul.
35.
2) Membran plasma
36.
Membran plasma atau membran sel merupakan lapisan pelindung
inti sel dan sitoplasma yang tersusun atas fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan lemak. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel.
Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan
keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur
membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
37.
3) Sitoplasma
38.
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzimenzim. Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara ektraseluler

dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Metabolisme sendiri terdiri dari
proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
39.
4) Mesosom
40.
Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam
membentuk mesosom. Mesosom berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai
penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru
terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom
terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi
untuk menghasilkan energi.
41.
5) Ribosom
42.
Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat
berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 1520 nm (1 nanometer = 10-9 meter). Di dalam sel bakteri terkandung 15.000 butir
ribosom, atau sekitar 25% dari massa total sel bakteri.
43.
6) DNA (Deoxyribonucleic acid)
44.
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan atas
gula deoksiribosan, fosfat dan basa-nasa nitrogen. DNA berfungsi
mengendalikan sintesis protein dan sebagai pembawa informasi genetik yang
merupakan sifat-sifat yang akan diwariskan pada keturunannya.
45.
7) RNA (Ribonucleic acid)
46.
RNA atau asam ribonukleat merupakan hasil transkripsi atau hasil
cetakan dari DNA yang berfungsi mengendalikan sintesis protein.
47.
8) Pili
48.
Pili atau pilus adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel. Pili mirip dengan flagela namun lebih pendek, kaku
dan berdiameter lebih kecil. Pili tersusun dari protein yang berfungsi sebagai
penghubung saat bakteri melakukan konjugasi (pertukaran materi genetik).
Selain itu, pili juga berfungsi sebagai pelekat antara sel bakteri yang satu dengan
sel bakteri lainnya. Pili hanya terdapat pada bakteri gram negatif seperti bakteri
Escherichia coli.
49.

9) Kapsul
50.
Kapsul pada bakteri adalah lapisan gelatin yang mencakup seluruh
bakteri, terdiri dari polisakarida. Kapsul berfungsi sebagai penentu virulensi,
identifikasi bakteri, pengembangan vaksin, dan inisiasi infeksi.
51.
10) Flagela
52.
Flagela pada bakteri adalah bulu cambuk yang tersusun dari
senyawa protein yang terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat
gerak. Flagela ini tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang
berbentuk batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral.
53.
2.5. Sel Eukariotik
54. Sel eukariotik yaitu sel yang memiliki membran inti dan sistem
endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria,
dan lisosom. Sel hewan dan sel tumbuhan tergolong sel eukariotik.
Struktur sel eukariotik terdiri atas tiga komponen utama yaitu
membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel.

55.
56.
57.
58.

Gambar 4. Sel Eukariotik

2.5.1. Struktur Sel Eukariotik


A. Membran Plasma
59.

Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak

dan protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis, terdapat di bagian tengah
membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer, yang menyusun
tepi luar dan dalam membran. Selain protein perifer, terdapat pula molekulmolekul protein tertentu yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan ada
yang masuk hingga menembus dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke
lapisan lemak itu disebut protein integral. Pada tempat-tempat tertentu,
terbentuk pori yang dibatasi oleh molekul protein. Tebal membran plasma
antara 5-10 nm.
60.

61.
62.
63.

Gambar 5. Membran Plasma


64.

Molekul protein dan lemak tidak bersifat diam, tetapi selalu

bergerak. Bayangkan molekul lemak sebagai benda cair yang di atasnya


dan di dalamnya terdapat molekul protein yang berenang-renang. Itulah

10

sebabnya struktur membran yang demikian disebut sebagai membran mosaik


cair (bahasa kerennya : fluid mosaic membrane).
65. Lemak membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa
dengan fosfat), glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat), dan
sterol (lemak alkohol, misalnya kolesterol). Sedangkan protein membran
tersusun atas lipoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat).
66. Fungsi membran plasma:
1. Melindungi isi sel. Membran plasma berfungsi mempertahankan isi
sel.
2. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul. Membran plasma
bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat
tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak.
Molekul-molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan
sel. Zat-zat yang tidak berguna dikeluarkan dari sel.
3. Menerima rangsangan dari luar (sebagai reseptor). Rangsangan itu
berupa zat-zat kimia, misalnya, hormon, racun, rangsangan listrik, dan
rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan. Bagian sel yang
berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein.
67.
B. Sitoplasma
68. Sitoplasma atau plasma sel, meliputi isi sel, kecuali nukleus (inti
sel). Sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri
atas organel-organel. Organel adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus,
misalnya ribosom, mitokondria, dan kompleks Golgi. Cairan sitoplasma
disebut sitosol. Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin,
nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion. Sitosol disebut juga sebagai
matriks sitoplasma.

11

69.
70.
71.
72.

Gambar 6. Sitoplasma
73.

Sitosol tidak homogen (serba sama), tetapi merupakan suatu

larutan heterogen (serbaneka) yang kompleks. Dilihat dari ukuran zat


terlarutnya, cairan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu larutan, koloid,
dan suspensi. Apabila zat terlarut berukuran < 0,01 mm disebut larutan, jika
berukuran antara 0,01 mm 0,1 mm disebut koloid, dan jika berukuran > 0,1
mm disebut suspensi. Sitosol bersifat koloid, terutama karena adanya protein
dan RNA.
74. Fungsi sitoplasma
1. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia
yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim, ion, gula, lemak,
dan protein.
2. Di dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan
penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Misalnya proses
pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein, dan
nukleotida.
3. Sitoplasma mengalir di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya
pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan
organel-organel tertentu sebagai akibat aliran sitoplasma tersebut
dapat diamati dengan mikroskop.
75.
C. Nukleus
76. Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada
dalam sel, memiliki diameter sekitar 10 mikrometer. Nukleus biasanya
terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Setiap sel memiliki satu

12

inti, kecuali beberapa organisme yang berinti dua (dikariotik), misalnya


Paramecium. Ada juga organisme berinti banyak (polikariotik), misalnya
jamur. Di dalam inti sel terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleus,
RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA. DNA
berfungsi untuk menyampaikan informasi genetik dan sintesis protein. RNA
berfungsi untuk sintesis protein.

77.
78.
Gambar 7. Nukleus
79.
80.
1) Membran nukleus
81. Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran
dalam. Membran luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma
dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara membran sel dengan membran
nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui retikulum endoplasma.
82.
2) Nukleoplasma
83. Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun
atas air, protein, ion, enzim, dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di
dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna). Pada
proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut
kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.
84.
3) Nukleolus
85. Nukleolus (anak inti) terbentuk saat terjadi proses transkripsi
(sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus

13

menghilang atau mengecil. Jadi nukleolus bukan merupakan organel yang


tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi untuk
menghilangkan RNA.

86.
87.
Gambar 8. Letak Struktur Nukleus
88.
89.
90.
Fungsi Nukleus
1. Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme.
2. Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma.
3. Mengatur pembelahan sel.
4. Membawa informasi genetik. Di dalam nukleus terdapat DNA yang
mengandung informasi genetik atau sifat-sifat yang dapat diwariskan.
91.
D. Sentriol
92. Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel
mengadakan pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol
memiliki silia atau flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan,
sedangkan pada sel tumbuhan tidak (baca selengkapnya mengenai perbedaan
sel hewan dan sel tumbuhan). Sentriol berjumlah sepasang, terletak saling
tegak lurus antar sesamanya di dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis,
sentriol terbagi menjadi dua, masing-masing menuju ke kutub sel yang
berbeda. Kemudian terbentuklah benang-benang spindel yang
menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang spindel berfungsi menarik
kromosom menuju ke kutub masing-masing.

14

93.
94.
Gambar 9. Struktur Sentriol
95.
96.
E. Retikulum Endoplasma
97. Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang
atau jala. Oleh karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(endoplasma) maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE
hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel
tumbuhan. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan
dengan sel bukan kelenjar.

98.
99.
100.
101.

Gambar 10. Retikulum Endoplasma


102. RE dibedakan berdasarkan ada tidaknya ribosom pada

membrannya, menjadi RE kasar dan RE halus. RE kasar, yaitu jika membran


RE yang berhadapan dengan sitoplasma ditempeli ribosom, sehingga tampak

15

berbintil-bintil. RE halus, yaitu RE yang tidak ditempeli ribosom. Karena


ribosom merupakan tempat sintesis protein, ala RE kasar merupakan
penampung protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan masuk ke lumen
(terowongan) RE.
103. Fungsi Retikulum Endoplasma
1. Sebagai penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks
Golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel
2. Menyintesis lemak dan kolesterol
3. Menawarkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada dalam selsel hati
4. Jalan transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel
yang satu ke bagian sel yang lain.
104.
F. Ribosom
105. Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein.
Ribosom tidak memiliki membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari
unit besar dan unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya
bergabung, maka akan terbentuk ribosom yang berbentuk seperti angka
delapan.

106.
107.
108.
109.

Gambar 11. Ribosom


110. Fungsi ribosom adalah untuk menyintesis protein. Ribosom sendiri

disintesis oleh nukleolus.


111.
G. Badan Golgi
112. Kompleks Golgi sering disebut sebagai Golgi saja. Pada sel
tumbuh, kompleks Golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE

16

dan membran plasma. Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk
tiap sel, cenderung bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada
sel tumbuhan.

113.
114.
115.
116.

Gambar 12. Badan Golgi

117. Fungsi Badan Golgi


1. Menambahkan glioksilat pada protein sehingga terbentuk lipoprotein
2. Sebagai organel sekretori
3. Membentuk glikolipida
4. Membentuk dinding sel tumbuhan
5. Membentuk lisosom

118.
119.
Gambar 13. Hubungan Badan Golgi dengan Organel Lainnya
120.
121.
H. Lisosom
122. Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim.
Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang
masuk ke dalam sel.

17

123.
124.
125.
126.

Gambar 14. Aktivitas Lisosom

127.
128.
Gambar 15. Pembentukan Lisosom
129.
130.
I. Badan Mikro
131. Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris
tengah 0,3-1,5 mikrometer. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan
glioksisom.
1) Peroksisom
132. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang
banyak mengandung peroksisom adalah sel yang banyak melakukan
oksidasi, misalnya sel hati, sel ginjal, dan sel otot. Peroksida mengandung
enzim katalase. Enzim katalase berfungsi untuk menguraikan hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi oksigen dan air. Hidrogen peroksida merupakan
senyawa hasil sampingan dari proses pernapasan (oksidasi) sel yang bersifat
meracuni sel. Enzim katalase juga berperan dalam metabolisme lemak dan
fotorespirasi.

18

133.
134. Gambar 16. Peroksisom
135.
136.
2. Glioksisom
137. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada
jaringan yang mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom
menghasilkan enzim katalase dan enzim oksidase yang keduanya berperan
dalam proses metabolisme lemak yaitu mengubah lemak menjadi gula.
Proses metabolisme lemak menghasilkan enzim yang diperlukan untuk
perkecambahan biji.
138.
J. Mitokondria
139. Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi
untuk respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Ada yang bulat, oval,
silindris, seperti gada, seperti raket, pokoknya macam-macam deh. Namun
secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau
benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, yakni bentuknya mudah
berubah.

19

140.
141.
Gambar 17. Mitokondria
142.
143.
144. Mitokondria mempunyai dua membran, yaitu membran luar dan
membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran dalam. Pada
membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk kista. Dengan
adanya kista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga
proses respirasi sel menjadi efektif. Proses respirasi berlangsung pada
membran dalam mitokondria (pada kista) dan matriks. Matriks adalah cairan
yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks tersusun
atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim
respirasi itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP. Reaksi respirasi
yang berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi
oksidatif, daur Krebs, dan transpor elektron.
145.
K. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
146. Mikrotubulus dan mikrofilamen menyusun struktur rangka sel
yang disebut sitoskeleton. Pada organisme multiseluler, sitoskeleton disusun
oleh mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubulus
merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang panjangnya mencapai
2,5 mikrometer dan diameter 25 nm. Tabung-tabung kecil itu tersusun atas
protein yang dikenal sebagi tubulin. Fungsi mikrotubulus adalah berperan
dalam pergerakan sel.

20

147.
148.
Gambar 18. Mikrotubulus
149.
150.
151. Mikrofilamen juga berperan dalam pergerakan sel. Organel ini
berbentuk benang-benang halus, tipis, dan memanjang. Mikrofilamen
tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen
banyak terdapat pada sel-sel otot. Diameter mikrofilamen hanya 5 nm. Pada
sel otot, mikrofilamen mengakibatkan adanya kontraksi pada sel-sel otot.
Apabila aktin dan miosin saling menjauh, sel otot akan relaksasi.
152.

153.
Gambar 19. Mikrofilamen
154.
155.
2.6. Perbedaan Sel Prokariotik dengan Sel Eukariotik
156.

Berdasarkan ada-tidaknya membran inti sel, sel dikelompokkan

menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
prokariotik hanya ditemukan pada Bakteri (Eubacteria dan
Archaebacteria). Sementara itu, empat kingdom lainnya (Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia) memiliki sel eukariotik.

21

157.

Berikut ini tabel perbedaan antara sel prokariotik dan sel

eukariotik.
158.

22

159.

163.

Tabel 1. Perbedaaan Antara Sel Prokariotik dan Eukariotik


160.

161.
162.
Tabel 2. Perbandingan Struktur dan Organel Sel Prokariotik
dengan Sel Eukariotik
164.

165.
166.
2.7. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
167. Struktur dasar sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sama.
Namun dalam perkembangannya, kedua jenis sel tersebut mengalami
perkembangan sesuai dengan lingkungannya sehingga timbul berbagai
macam perbedaan. Salah satunya adalah peran ekologis, tumbuhan
adalah pembuat makanan, sedangkan hewan berperan memakan
tumbuhan dan hewan lainnya.

23

168.

169.
170.
171.

Gambar 20. Perbandingan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan


172.

173.
175.
177.

Tabel 3. Perbandingan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan


Sel Tumbuhan

Memiliki dinding sel

Memiliki vakuola berukuran


besar
179. Memiliki plastida
(kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas

181.
183.

Tidak memiliki sentriol

174.
176.

Sel Hewan

Tidak memiliki diinding sel


178.

180.

Memiliki vakuola
berukuran kecil
Tidak memiliki plastida

182.

Memiliki sentriol

184.
185.

BAB III

PENUTUP
186.
187.
188.

3.1.

Kesimpulan
189.

Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh yang dapat

melaksanakan kehidupan. Secara struktural tubuh makhluk hidup


tersusun atas sel-sel sehingga disebut struktural makhluk hidup. Secara
fungsional tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan
jika sel-sel penyusun itu berfungsi sehingga disebut satuan fungsional
makhluk hidup. Sel mengandung materi genetik yang dapat diwariskan
kepada keturunan.
190.

Sel terbagi menjadi dua jenis yaitu sel prokariotik dan sel

eukariotik. Sel prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti,
tidak memiliki mitokondria namun memiliki mesosom. Sel prokariotik
memiliki organel-organel penyusun seperti dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, dan RNA.
191.

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti dan sistem

endomembran, yaitu organel-organel ber-membran seperti retikulum


endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, dan lisosom. Organelorganel penyusun sel eukariotik terdiri dari membran plasma,
sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, badan
golgi, lisosom, badan mikro, mitokondria, mikrotubulus dan
mikrofilamen, serta DNA dan RNA.
192.

Sel prokariotik dan sel eukariotik dibedakan berdasarkan ada-

tidaknya membran inti sel. Sel prokariotik hanya ditemukan pada


bakteri, sementara sel eukariotik ditemukan di empat kingdom lainnya.

24

Selain dibedakan berdasarkan membran inti, sel prokariotik dan sel


eukariotik juga dibedakan berdasarkan kelengkapan organel-organel
penyusunnya.
193.

Sel hewan dan sel tumbuhan memiki struktur dasar yang sama,

namun dalam perkembangannya kedua jenis sel tersebut mengalami


perubahan sesuai dengan lingkungannya sehingga timbul berbagai
macam perbedaan. Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan dapat
dilihat berdasarkan ada-tidaknya dinding sel, ukuran vakuola, adatidaknya plastida, dan ada-tidaknya sentriol.

25

194. DAFTAR PUSTAKA


195.
196.
197.
198.

http://www.penemuanterbaru.com/2015/04/penemu-sel.html (diakses pada

tanggal 1 September 2016 pukul 9.40 WIB)

199.

http://www.penemu.co/2013/11/penemu-sel-robert-hooke.html (diakses

pada tanggal 1 September 2016 pukul 9.50 WIB)

200.

http://www.softilmu.com/2013/12/perbedaan-sel-hewan-dan-

tumbuhan.html (diakses pada tanggal 1 September 2016 pukul 10.01 WIB)


201.

http://www.zonabiokita.web.id/2013/09/struktur-sel-prokariotik-dan-

eukariotik.html (diakses pada tanggal 1 September 2016 pukul 10.09 WIB)


202.

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-

Indonesia/StrukturdanFungsi_HeryPurnobasuki_238.pdf (diakses pada tanggal


2 September 2016 pukul 08.46 WIB)
203.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091

994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XI/1._S_
sel_%26_transport/Bab_struktur_dan_fungsi_sel.pdf (diakses pada tanggal 2
September 2016 pukul 08.50 WIB)
204.

http://www.softilmu.com/2014/08/struktur-dan-fungsi-sel-prokariotik.html

(diakses pada tanggal 2 September 2016 pukul 09.06 WIB)


205.

http://www.softilmu.com/2014/08/struktur-sel-eukariotik.html (diakses

pada tanggal 4 September 2016 pukul 10.00 WIB)

26

206.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pilus (diakses pada tanggal 4 September 2016

pukul 11.10 WIB)


207.

27

Anda mungkin juga menyukai