Pengertian Korupsi
Korupsi dalam bahasa Latin disebut Corruptio corruptus, dalam
bahasa
Belanda
disebut
corruptie,
dalam
Bahasa
Inggris
disebut
tersebut
corrupt
arti
arfiahnya
menunjukkan
kepada
Besar
Bahasa
Indonesia
Korupsi
adalah
maksud
untuk
mendapatkan
beberapa
keuntungan
yang
merugikan
keuangan
negara
atau
perekonomian negara.
2. Kelompok delik penyuapan, baik aktif (yang menyuap) maupun pasif
(yang disuap). Undang-undang No. 17 Tahun 2003 merumuskan
pengertian keuangan negara sebagai berikut: Keuangan negara adalah
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.5
Ruang lingkup keuangan negara sesuai dengan pengertian tersebut
diuraikan sebagai berikut:6
a. Hak
negara
untuk
memungut
pajak,
mengeluarkan
dan
i.
adalah
kebusukan,
keburukan,
Indonesia
kata
korupsi
adalah
perbuatan
buruk,
seperti
perlu di
dapat di
orang
secara
melawan
hukum
melakukan
perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara (Pasal
2 ayat (1)).
7 Kekayaan pihak lain ini meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan
lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan
kementerian negara/lembaga, atau perusahaan negara daerah
8 Hamzah Ahmad dan Anando Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Fajar
Mulia, Surabaya, 1996, Hal 211.
yang
dapat
merugikan
keuangan
Negara
atau
pidana
korupsi
murni,
yaitu
perbuatan-perbuatan
yang
31
Tahun 1999.
b. Tindak pidana korupsi tidak murni, yaitu perbuatanperbuatan yang
berkaitan dengan setiap orang yyang mencegah, merintangi, atau
menggagalkan
secara
langsung
atau
tidak
langsung,
penyidik,
dari
perumusan
peembuatan
Undang-undang
tindak
pidana korupsi Yaitu pada Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai Pasal 16.
b. Bersumber dari pasal-pasal KUHP yang di tari menjadi Undang-undang
tindak pidana klorupsi yaitu Pasal 209, Pasal 210, Pasal 387, Pasal 388,
Pasal 415 sampai dengan Pasal 420, Pasal 423, Pasal 425, dan Pasal
435 KUHP
C. Sejarah Tindak Pidana Korupsi
Sejarah korupsi bermula
sejak
awal
kehidupan
manusia
kekaisaran
Romawi,
sejarah
juga
yang
membengkaknya
mendahului
urusan
masa
kemerdekaan
pemerintahan
secara
tersebut;
mendadak
b.
c.
meningkatnya kesempatan korupsi dalam skala yang lebih besar dan lebih
tinggi secara mendadak; d. lahirnya berbagai tingkat kepemimpinan yang
terdiri dari orang-orang yang marabat moralnya rendah; e. Tidak
dimilikinya pengalaman oleh para pemimpin perjuangan kemerdekaan
dalam membina pemerintahan
yang
bersih
negeri.
Keadaan
ini
kemudian
berubah
mengikuti
korupsi
sebagai
terus
respon
akan
menerus
hal
tersebut
menunjukkan
pemerintah
16 Ibid. hlm. 8
17 Ibid. hlm. 9