Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)
Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang
sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan
berduka karena kematian merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu
kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini
lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka dalam
kematian sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada
keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain. Perawat berkerja sama dengan klien
yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk
memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur merekasehingga kehidupan
mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka
cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah
emosi, mental dan sosial yang serius.
B.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1.Tujuan khusus
a.Mengetahui konsep keadaan terminal
b.Mengetahui aplikasi Caringpada klien menjelang ajal
2.Tujuan umum
a.Mengetahui manifestasi klinik pada klien menjelang ajal
b.Mengetahui tahap-tahap menjelang kematian
C.Ruang Lingkup Permasalahan
Makalah ini membahas tentang konsep keadaan terminal,manifestasi klinik klien yang
menjelang ajal, tahap-tahap menjelang ajal, serta aplikasi caring pada klien menjelang ajal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kondisi Terminal
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu. Perawatan
terminal dapat dimulai pada minggu-minggu,hari-hari dan jaminan terakhir kehidupan,
yang bertujuan:
1.Mempertahankan hidup
2.Menurunkan stress
3.Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin
Secara umum, kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami
olehsiapasaja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri dan
takut, tidak hanya pasien, akan tetapi juga keluarganya, bahkan pada mereka yang
merawat dan mengurusnya.
Manifestasi klinik dari klien menjelang ajal, antara lain:
a.fisik
1.Gerakan penginderaan menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki dan
ujung jari
2.Aktivitas dari GI berkurang
3.Reflek mulai berkurang
4.Suhu klien biasanya tinggi, tapi klien merasa kedinginan
5.Denyut tidak teratur dan lemah
6.Penglihatan mulai kabur
7.Klien dapat tidak sadarkan diri
b.Psikososial
1.Respon kehilangan
- Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu
untuk mengulurkan tangan
- Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian mengendor
- Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menangis
2.Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan secara
interpersonal serta akibat penolakan.
Elizabeth Kubler Ross menggambarkan 5 tahap menjelang kematian, yaitu:
a) Denial (Tahap Kejutan Dan Denital)
Adalah ketidakmampuan menerima kehilangan untuk membatasi atau mengontrol
nyeri dan distress dalam menghadapinya. Gambaran pada tahap denial yaitu:
- Tidak percaya diri
- Shock
- Mengingkari kenyataan akan kehilangan
- Selalu membantah dengan perkataan baik
- Diam terpaku
b) Tahap Anger (marah)
Adalah kekesalan terhadap kehilangan
Gambaran pada tahap anger yaitu:
- Klien marah-marah
- Nada bicara kasar
- Suara tinggi
2.
3.
suasana tenang
Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya dengan
menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang kehidupan
setelah mati
Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang diketahui
2) Fase Anger
- Pertahankan sentuhan fisik dan suaa tenang dan juga rahasia klien
- Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan,apa yang dan sedang
-
3) Fase Bargaining
- Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna
- Dengarkan klien saat berscerita tentang hidupnya mengenai apa yang
diperolehnya, kesukaan dan kegagalannya, kesenangan dan keputusan yang
dialaminya.
4) Fase Depresi
- Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan
-
diklarifikasi
Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal, tetap berikan
support
5) Fase Acceptance
- Bina hubungan saling percaya sehingga klien akan terbuka, menanyakan dan
mengklarifikasikan alternatif pemecahan masalah bila klien didiagnosa
-
penyakit terminal
Identifikasikan dengan siapa klien ingin bicara terbuka, beri tahu keluarga
mereka
Pertahankan hubungan klien dengan orang-orang tedekat
Bantu klien dalam mendapatkan informasi dan apa yang dapat klien lakukan
klien
Tetap merespon dan mencari tahu bagaimana klien menerima informasi
sebelum mereka mencari kolaborasi lebih jauh.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang sedang
dalam keadaan terminal, perawat harus memperhatikan hak-hak pasien berikut
ini:
a. Hak diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba
b. Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang
terjadi, hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan
harapannya, apapun yang terjadi
c. Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan
kematian yang sedang dihadapinya
g.
h.
i.
Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga
yang ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya
j.
k.
Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil
keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yangdianut
l.