Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi Ketiga adalah
sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yan digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI,
1979).
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak
berbentuk

rata

atau

cembung

rangkap,

umumnya

bulat,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pembasah (Anief,
2006).
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang
umunya

mengandung

laktosa

dan

serbuk

sukrosa

dalam

berbagai perbandingan, Massa serbuk dibasahi dengan etanol


persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat
aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut, serta derajat
kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembap
ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Kemudiankan dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak
rapuh sehingga harus hati - hati dalam pengemasan dan
pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung pada ikatan kristal
yang terbentuk selama pengeringan selanjutnya dan tidak
bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan (Syamsuni,
2006).

Cetak atau kempa langsung dilakukan jika:


1. Jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.
2. Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing.
3. Zat khasiatnya berbentuk kristal yang bersifat free-flowing.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak
digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa
sempat kering, sukrosa yang dapat dikempa dan beberapa pati
termodifikasi, misalnya tablet Hexamin, tablet NaCl, tablet KMnO4
(Syamsuni,2006).
1.2 Prinsip
Bahan aktif yang sudah berbentuk granul dan memiliki sifat alir yang baik
serta daya kompressi yang baik dibuat dengan menggunakan metode cetak
langsung. Dimana bahan aktif dicampur homogenkan dengan bahan tambahan
yang telah berbentauk granul maupun serbuk hingga diperoleh perbandingan yang
sesuai antara granulat dan fines.
1.3 Tujuan
-

Untuk membuat tablet antalgin sebanyak 160 tablet dengan metode

cetak langsung.
Untuk mengetahui apakah uji preformulasi bahan memenuhi syarat

untuk dicetak sebagai tablet atau tidak.


Untuk mengetahui apakah tablet memenuhi syarat baik teknis maupun
syarat biologis melalui uji evaluasi tablet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan
2.1.1. Asetosal
Nama Resmi

: Acidum Acetylsalicylicum

Berat Molekul

: 180,316

Rumus Molekul

: C9H8O4

Pemerian

: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak


berbau atau hampir tidak berbau; rasa asam.

Penyimpanan
-

: Dalam wadah tertutup baik.

Acetosal mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4 dihitung terhadap zat

yag telah dikeringkan (Ditjen POM, 1995).


2.1.2
Amilum Manihot
Nama Resmi
: Amylum Manihot
Nama Lain
: Pati Singkong
Pemerian
: Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima

Pohl (Familia Euphorbiaceae)


Mikroskopik butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak; butir kecil diameter
5m sampai 10m, butir besar bergaris tengah 20m sampai 35m; hilus
ditengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga; lamela tidak jelas,
konsentrasi; butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak

sama bentuknya.
- Bahan organik asing tidak lebih dari sesepora sel (Ditjen POM, 1995).
2.1.3 Talkum
Nama resmi

: Talcum

Sinonim

: Talkum, serbuk talk

Pemerian

: Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih


kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran debu.

Penyimpanan
-

: Dalam wadah tertutup baik

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung


sedikit aluminium silikat (Ditjen POM, 1995).

2.1.4 Avicel
Nama Resmi

: Mikrokristalin Selulosa

Sinonim

: Avicel,

Berat Molekul

: 360,31(Monohidrat)
342,30 (Anhidrat)

Pemerian

: Berupa serbuk Kristal poros, putih, tidak berbau tidak


berasa, dan memiliki aliran yang baik.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, cairan asam, dan kebanyakan


pelarut organic, sedikit larut dalam NaOh 5 % b/v .

2.1.5

Magnesium Stearat

Nama resmi

: Magnesii Stearas

Sinonim

: Mg Stearat

Pemerian

: Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah


khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.

Kelarutan

: Tidak larut dalam air, dalam etanol,dan dalam eter.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik (Ditjen POM, 1995).

2.2 Metode
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa (Depkes RI, 1979).
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan
bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan
tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet
(Depkes RI 1979).
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung

pada

ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak
tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan (Depkes RI, 1979).
Table triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya
silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan
obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. Tablet hipodermik adalah

tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut sempurna
dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik.
Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti
halnya pada tablet nitrogliserin, diberi secara sublingual (Depkes RI, 1979).
Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara pipi dan
gusi dan tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah
lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Bebeapa
obat mudah diserap dengan cara ini (seperti nitrogliserin dan hormon steroid
tertentu) dan mempunyai banyak keuntungan (Depkes RI, 1979).
Tablet effervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa; selain zat aktif,
juga mengandung campran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium
bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida.
Tablet dilarutkan atau didispersikan dalam air sebelum pemberian. Tablet
efervesen harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab,
pada etiket tertentu tidak langsung di telan (Depkes RI, 1979).
Ciri - ciri fisik tablet kompresi ( tekan ) cukup dikenal sampai kalangan
awam. Ada tablet ynag bundar, lonjong, dan ada juga yang segi tiga. Ada tablet
yang tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang
lainnya. Ada yang datar sedang lainnya bervariasi cekung, cembungnya. Ada yang
diberi garis menjadi 2 atau 4 bagian sehingga mudah dipotong-potong secara tepat
untuk digunakan pada pemakainnya (Ansel, 2008).
Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan
untuk mengkompresi (menekan) tablet. Bila punch-nya kurang cembung maka
tablet yang dihasilkan lebih datar, sebaliknya semakin cekung punch ini semakin
cembung tablet yang dihasilkan. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol
akan menghasilkan simbol yang menonjol ke dalam tabletnya, punch yang
mempunyai ukuran yang menonjol ke dalam akan menghasilkan tablet dengan
simbol atau monogram yang menonjol keluar, monogram dapat ditempatkan pada
salah satu atau kedua sisi dari tablet tergantung pada dipakainya punch yang ada
monogramnya berada dibawah dan/ atau di atas (Ansel, 2008).

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau
cembung rangka, umumnya bulat, mengandungsatu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan (Anief, 2006).
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengembang, zat
pengisi, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah (Anief, 2006).
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal misalnya:
1

Tablet digunakan untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval,


digunakan sebagaianti infeksi, anti fungi, penggunaan hormon secara

lokal.
Lozenges, trochisci, digunakan untuk efek lokal di mulut dan
tenggorokan, umumnya digunakan sebagai anti infeksi (Anief, 2006).

Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:


1

Zat pengisi (diluent), dimasudkan untuk memperbesar volume tablet.


Biasanya digunakan saccharum lactis, Amylum Manihot, Calcii

Phosphas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.


Zat pengikat (binder), dimasudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat. Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi

Arabici 10-20% (panas, solutio Methylcellulosum 5%).


Zat penghancur (desitegrator), dimaksudkan agar tablet dapat hancur
dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah amylum manihot kering,

gelatinum, agar-agar, natrium alginat.


Zat pelicin (lubricant), dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan
(matrys). Biasanya digunakan talkum 5%, magnesii stearas, acidum
stearicum (Anief, 2006).

Syarat-syarat tablet :
1

Memenuhi keseragaman ukuran.


Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dantidak kurang dari 11/3 tebal
tablet.
Memenuhi keseragaman bobot.
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut. Ditimbang 20 tablet,
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom Adan tidak boleh satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari

harga yang ditetapkan dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10


tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.
Bobot rata-rata

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

25mg atau kurang

A
15%

B
30%

26mg 150mg

10%

20%

151mg 300mg

7,5%

15%

Lebih dari 300mg


5%
10%
3 Memenuhi waktu hancur
Menentukan waktu hancur tablet tidak bersalut
Lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun-naikkan secara
teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal di atas kawat kasa, kecuali fragmen dari zat penyalut.
Bila tidak dinyatakan waktu untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih
dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk
tablet bersalut gula atau selaput.
Jika tidak memenuhi syarat, pengujian diulang dengan menggunakan tablet
satu persatu,kemudian diulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram
tertentu, dan tablet harus memenuhi syarat di atas.
4 Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
5 Memenuhi waktu larut (dissolution test)
Sebelumnya tablet harus diuji mengenai kekerasan tablet dengan alat
hardness tester dan juga kerapuhan tablet dengan alat friability tester (Anief,
2006).
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa
serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada
kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut, serta derajat kekerasan
tablet yang diinginkan (Syamsuni, 2006).
Massa serbuk yang lembap ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang
cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh
sehingga harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet
bergantug pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan

selanjutnya dan tidak bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan


(Syamsuni, 2006).
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga
mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada
aluminium hidroksidayang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengarom, dan
bahan pemanis (Syamsuni, 2006).
Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar
mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambhakan jika zat aktifnya sedikit
atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan selulosa
mikrokristal (Syamsuni, 2006).
Bahan

penghancur/pengembang

(disintegrant)

berfungsi

membantu

hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang dimdifikasi
secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon sambung-silang
(Syamsuni, 2006).
Bahan pelicin (lubrikan/lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat
pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak
nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofob, sehigga
dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu,
kadar lubrikan yang berlebih harus dihindari. PEG dan garam lauril sulfat dapat
digunakan, tetapi kurang memberikan daya lubrikasi yang optimal dan diperlukan
dalam kadar yang lebih tinggi (Syamsuni, 2006).
Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi.
Misalnya silika pirogenik koloidal (Syamsuni, 2006).
Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan nilai
estetika atau untuk identitas produk (Syamsuni, 2006).
Bahan pengaroma (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat
yang tidak enak (misalnya tablet isap penisilin), biasanya digunakan untuk tablet

yang penggunaannya lama di mulut. Misalnya macam-macam minyak atsiri


(Syamsuni, 2006).
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat
langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan
tablet menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granulgranul, yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat
satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul ini disebut granulasi
(Syamsuni, 2006).
Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiranbutiran serbuk halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki
sifat alirnya (free-flowing) (Syamsuni, 2006).
Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara dibagi menjadi tiga cara
yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau mesin slug), dan kempa
langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran
campuran dan/atau kemampuan kempa (Syamsuni, 2006).
Cetak atau kempa langsung dilakukan jika:
1

Jumlah zat khasiat pertabletnya cukup untuk dicetak.

Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing)

Zat khasianya berbentuk kristal bersifat free-flowing (Syamsuni, 2006).

Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang
dapat dikempa dan beberapa pati termodifikasi, misalnya tablet hexamin, tablet
NaCl, tablet KmnO4.
Macam-macam kerusakan pada pembuatan tablet:
1

Binding, kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada

dinding ruang cetakan.


Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin

kurang, atau massa basah.


Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruangan cetakan
atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Akibatnya, pada penyimpangan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan
lepas menghasilkan bubuk .

Splitting/capping, splitting lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet


terutama pada bagian tengah. Capping Membelahnya tablet pada bagian

atas.
Penyebabnya adalah:
a Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
b Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara
c

sehingga setelah dicetak udara akan keluar.


Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga
udara yang berada di atas massa akan dicetak sukar keluar dan ikut

d
e
5

tercetak.
Formulanya tidak sesuai.
Die dan punch tidak rata.
Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan

tablet.
Crumbling, tablet terjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang
tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang (Syamsuni,

2006).
Penyimpanan tablet dilakukan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang
sejuk dan terlindung cahaya. Wadah yang digunakan harus diberi etiket wadah
atau kemasan tablet harus disebutkan:
1. Nama zat berkhasiat atau nama tabletnya
2. Jumlah zat atau zat-zat yang berkhasiat dalam tiap tablet (Anief, 2006).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
- Ayakan ukuran 40
- Alu
- Cakram
- Corong
- Corong alir
- Desintegration tester
- Gelas ukur 25 ml
- Gelas beker 250 ml
- Gunting
- Hardness tester
- Jangka sorong
- Kertas perkamen 1 kajang
- Kertas perkamen kecil
- Kuas
- Loyang
- Lumpang
- Mesin pencetak tablet

(Coeplay)
(Coeplay)
(Pyrex)
(Iwaki Pyrex)
(Coeplay)

(Erweka)

10

- Penjepit tabung
- Pinset
- Pot plastik besar
- Pot plastik kecil
- Roche friabilator
- Serbet
- Spatula
- Strong Cobb
- Sudip
- Timbangan analitik
- Tissue 250 sheets
3.2 Bahan
-

(Coeplay)
(Coeplay)
(Boeco Germany)
(Nice)

Acetosal
Amilum manihot
Avicel
Magnesium stearat
Talkum

3.3 Formula Lengkap


R/ Acetosal

350 mg

Amilum manihot

5%

Talkum

1%

Mg stearat

1%

Avicel

qs

m.f dtd tab No CLX


3.4 Rencana Kerja
Metode

: Cetak langsung

Diameter

: 11 mm

Bobot tablet

: 400 mg

Jumlah tablet

: 160 tablet

3.5 Perhitungan Bahan


-

Jumlah Tablet

: 160 tablet
: 160 tab 400 mg

Bobot total tablet

= 64000 mg
= 64 gram

11

Asetosal

= 160 tab 350 mg

Amilum Manihot 5%

= 56000 mg
= 56 gram
5
64
= 100

gram

= 3,2 gram
-

Talkum 1%

1
64 gram
100
0,64 gra m

Mg Stearat 1%

1
64 gram
100
0,64 gra m

Laktosa

= 64 - (56 + 3,2 + 0,64 + 0,64) gram


= 3,52 gram

3.6 Prosedur
3.6.1 Pembuatan Tablet Acetosal
-

Ditimbang acetosal 56 gram, amilum manihot 3,2 gram, avicel 2,28 gram,

talkum 0,64 gram, dan Mg stearat 0,64 gram.


Diayak bahan obat (acetosal) menggunakan mesh 20.
Dicampurkan bahan pengembang (amilum manihot) dan bahan pelicin

(talcum dan Mg stearat) sampai homogen.


Ditambahkan bahan obat (acetosal) dan bahan pengisi (avicel) kedalam

lumpang dan dihomogenkan.


Di uji preformulasi.

Dicetak tablet.

3.6.2 Prosedur Uji Preformulasi


3.6.2.1 Prosedur Uji Sudut Diam
-

Dialirkan granul kering yang akan dicetak ke dalam corong alir yang

ditutup bagian bawahnya.


Dibuka penutup dan dibiarkan granul mengalir.

Dihitung sudut diamnya.

3.6.2.2 Prosedur Uji Waktu alir

12

Dimasukkan granul yang akan dicetak ke dalam corong alir.


Dialirkan hingga seluruh granul mengalir.
Ditentukan waktu alir mulai dari granul mengalir sampai seluruh
granul mengalir keluar.

Diulang sebanyak tiga kali untuk memperoleh hasil rata-rata.

3.6.2.3 Prosedur Uji Indeks tap


- Dimasukkan 25 ml granul ke dalam gelas ukur 25 ml
- Ditapping sebanyak 20 kali
- Ditentukan penurunan volume
-

Dilakukan sebanyak tiga kali hingga diperoleh hasil rata-rata

3.6.3 Prosedur Pencetakan Granul Menjadi Tablet


-

Disiapkan mesin pencetak tablet single punch, dipasang punch bawah

dengan diameter sesuai tablet yang akan dicetak dan diatur dienya
Dimasukkan massa tablet ke dalam hopper, lalu diatur sekrup atas dan

bawah untuk menentukan volume dan tekanan


Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya (pengatur pada punch bawah) dan

tekanannya (pengatur punch atas)


Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan berat yang diinginkan, jika

sudah di uji kekerasannya


Jika tablet sudah memenuhi syarat, dicetak 10 tablet lagi, di uji kembali
berat serta kekerasannya, jika tidak mengalami perubahan dapat dicetak

seluruhnya
Dicatat jumlah tablet yang tercetak

3.6.4 Prosedur Uji Evaluasi


3.6.4.1 Prosedur Keseragaman bobot
-

Dibersihkan 20 tablet kemudian ditimbang.


Ditentukan bobot rata-rata keseluruhan tablet kemudian ditimbang

satu-persatu.
Dihitung deviasi dan diambil 3 berat tablet berdeviasi tinggi.

3.6.4.2 Prosedur Waktu Hancur


-

Dimasukkan 6 tablet ke dalam masing-masing tabung di dalam

keranjang, lalu letakkan cakram diatas tablet , dan jalankan alat.


Dicelupkan pada air dengan suhu 37 ( 1 dengan tinggi
air tidak boleh kurang dari 15 cm, sehingga tabung dapat dinaik
turunkan secara teratur 30 kali permenit.

13

Pada kedudukan tertinggi, bagian bawah keranjang masih berada


pada permukaan air dan pada kedudukan terendah bagian atas

keranjang barada di dalam air.


Dinyatakan tablet hancur jika tidak ada lagi tbalet yang tertinggal

pada kawat kasa.


Dicatat waktu setiap tablet hancur.

3.6.4.3 Prosedur Uji Kekerasan Tablet


-

Diletakkan sebuah tablet diantara penjepit.


Diatur alat untuk mengukur diameter tablet.
Diuji kekerasan tablet dengan menekan tombol "Test".
Dicatat angka kekerasan yang tertera pada layar.
Percobaan dilakukan untuk 5 tablet.

3.6.4.4 Prosedur Uji Friabilitas


-

Dibersihkan 20 tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan berat

awal.
Dimasukkan tablet ke dalam alat dengan pengaturan 100 kali selama

4 menit.
Dikeluarkan 20 tablet tadi, dibersihkan dari debu dan ditimbang
berat akhir.

14

3.3.7 Flowsheet
3.3.7.7.1
Acetosal 56
gram

Flowsheet Pembuatan Massa Tablet


Amilum Manihot
3,2 g

Avicel
2,88 g

Mg Stearat
0,64 g

Talkum
0,64 g

Ditimbang semua bahan


Diayak acetosal dengan mesh 20
Dihomogenkan amilum manihot,
Mg stearat dan talkum
Dimasukkan

semua

bahan

kedalam lumpang
Diaduk hingga homogen
Massa Tablet

3.7.2 Flowsheet Uji Preformulasi


3.7.2.1 Flowsheet Sudut Diam
Granul
Dialirkan granul ke dalam corong
alir yang ditutup bagian bawahnya
Dibuka dan granul dibiarkan

mengalir
Dihitung sudut diamnya
=28,04

3.7.2.2 Flowsheet Waktu Alir


Granul
Dimasukkan ke dalam corong alir
Dialirkan hingga seluruh granul
mengalir

15

Ditentukan waktu alir mulai dari


granul mengalirsampai seluruh
granul mengalir keluar
t alir = 3,03 detik
3.7.2.3 Flowsheet Indeks tap
Granul
Dimasukkan ke dalam gelas
ukurkemudian di Tapping sebanyak
20 kali
Ditentukan penurunan volume
Diulangi tapping sebanyak 3 kali
I = 8%

3.7.3 Flowsheet Pencetakan Granul Menjadi Tablet


Massa tablet
Disiapkan mesin pencetak tablet single
punch
Disiapkan mesin pencetak tablet single punch
dipasang punch bawah dengan diameter
sesuai tablet yang akan dicetak
Dimasukkan massa tablet ke dalam hopper
Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya
Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan
berat yang diinginkan
Dicetak 10 tablet lagi
Di uji kembali berat serta kekerasannya
Dicatat jumlah tablet yang tercetak
Tablet yang tercetak =
117 tablet
16

3.7.4 Flowsheet Uji Evaluasi


3.7.4.1 Flowsheet Keseragaman bobot
Tablet
Dibersihkan 20 tablet kemudian ditimbang
Ditentukan bobot rata-rata keseluruhan tablet
kemudian ditimbang satu-persatu
Dihitung deviasi dan diambil 3 berat tablet

berdeviasi tinggi
A1 = 5,15 %
A2 = 3,09 %
B = 5,15 %
3.7.4.2 Flowsheet Waktu hancur
Tablet
Dimasukkan 6 tablet ke dalam masing-masing

tabung di dalam keranjang, lalu letakkan


cakram diatas tablet , dan jalankan alat
Dicelupkan pada air dengan suhu 37

dengan tinggi air tidak boleh kurang

dari 15 cm, sehingga tabung dapat dinaik


turunkan secara teratur 30 kali permenit.
Pada

kedudukan tertinggi, bagian bawah

keranjang masih berada pada permukaan air

17

dan pada kedudukan terendah bagian atas


keranjang barada di dalam air
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi

tablet yang tertinggal pada kawat kasa


Rata-rata waktu hancur
= 9,5 detik

3.7.4.3 Uji Kekerasan Tablet


Tablet
-

diletakkan sebuah tablet di antara penjepit


ditekan tobol new size untuk mengetahui diameter

tablet
diuji kekerasan tablet dengan menekan tombol "test"
dicatat angka kekerasan yang tertera pada layar
percobaan dilakukan untuk 5 tablet (data kekerasan :
2,81; 2,37; 2,67; 2,25; 2,78)
-

Hasil uji kekerasan = 2,56


3.7.4.4 Uji Friabilitas
Tablet

dibersihkan 20

tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan


-

berat awal (9,68 g)


dimasukkan tablet ke dalam alat dengan pengaturan

100 kali selama 4 menit


dikeluarkan 20 tablet, dibersihkan dari debu dan
ditimbang berat akhir (9,53 g)
-

Hasil uji friabilitas = 1,54%

18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Uji Preformulasi
-

Sudut Diam
Data:
NO
1
2
3
Rata-rata
Sudut diam:
Tg =

Tinggi (h=cm)
2,2
2,4
2,3
2,3

Diameter (d=cm)
10,4
10,5
10,6
10,5

2h
d
2 x 22,3 6,14
=
10,5
10,5

Tg = 0, 43
= 23,66
-

Waktu Alir
Data:
NO
1
2
3
Rata-rata

Waktu alir
3.8 detik
3,74 detik
3,6 detik
3.713 detik

Indeks Tap
NO

Vo

Vtap

19

I rata-rata

1
2
3

25 ml
25 ml
25 ml
Rata-rata

23 ml
22,5 ml
23 ml

8%
10%
8%
8,6%

Indeks tap 1:

VoVtab
2523
x 100 =
100 =8
Vo
25

Indeks tap 2:

VoVtab
2522,5
x 100 =
x 100 =10
Vo
25

Indeks tap 3:

VoVtab
2522
x 100 =
x 100 =8
Vo
25

Rata-rata:

1+2+3 8+10+ 8
=
=8,6
3
3

4.1.2 Pencetakan Tablet


Tablet yang tercetak adalah sebanyak 149 tablet.
4.1.3 Uji Evaluasi Tablet
Uji Keseragaman Bobot
Berat 20 tablet = 7,93 gram = 7930 mg
berat seluruhnya
7930 m g

x=
=396,5 mg
Berat rata-rata=
2 0 tablet
20
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A1 =

Bobot (mg)
400
420
380
400
390
400
370
400
390
390

Deviasi
3,5
23,5
16,5
3,5
6,5
3,5
26,5
3,5
6,5
6,5

16,5
100 =4,16
396,5

20

No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Bobot (mg)
390
400
410
410
390
400
400
390
400
400

Deviasi
6,5
3,5
13,5
13,5
6,5
3,5
3,5
6,5
3,5
3,5

A2 =
B=

23,5
100 =5,92
396,,5
26,5
100 =6,68
396,,5

Uji Waktu hancur


No
1
2
3
4
5
6
Rata-rata

Dengan Cakram (menit)


8,23
8,35
8,47
9,35
10,0
10,16
9,09

Uji Kekerasan Tablet


No
1
2
3
4
5
Rata-rata

Kekerasan (kg)
12,4
14,4
12,99
13,6
7,47
12,1

Uji Friabilitas
Data : A = 7,93 gram
B = 7,53 gram
Maka friabilitas tablet

AB
100
A

7,937,53
100
= 5,04%
7,93

Uji Keseragaman Kandungan


No
1
2
3
Rata-rata

Diameter (mm)
11,0
11,10
11,15
11,08

Tebal (mm)
2,25
2,45
2,05
2,25

21

Anda mungkin juga menyukai