Anda di halaman 1dari 1

Akhlak Cicit Rasulullah

-------------------------Beberapa waktu setelah tragedi Karbala, Yazid bin Muawiyah memerintahkan eksekus
i terhadap beberapa orang jendral sebab suatu masalah. Salah satunya adalah lela
ki yang juga terlibat dalam pembantaian di Karbala.
Karena merasa terancam, lelaki itu melarikan diri ke Madinah. Di sana, ia menyem
bunyikan identitasnya dan tinggal di kediaman Imam Ali Zainal Abidin bin Husein,
cicit Rasulullah yang selamat dari pembantaian Karbala. Di rumah sosok yang dik
enal sebagai "As Sajjad" (orang yang banyak bersujud) ini, lelaki itu betul-betu
l dijamu dengan baik.
Ia disambut dengan sangat ramah dan disuguhi jamuan yang layak dalam tiga hari.
Setelah tiga hari, lelaki pembantai dalam tragedi Karbala itu pamit pergi. As Sa
jjad memenuhi kantong kuda lelaki itu dengan berbagai macam bekal, air, dan maka
nan.
Lelaki itu sudah duduk di atas pelana kudanya, namun ia tak kuasa beranjak. Ia t
ermenung atas kebaikan sikap As Sajjad. Ia merasa terenyuh karena sang tuan ruma
h tak mengenali siapa dia sebenarnya.
"Kenapa engkau tak beranjak?" tegur As Sajjad.
Lelaki itu diam sejenak, lalu ia menyahut, "Apakah engkau tidak mengenaliku Tuan
?"
Giliran As Sajjad yang diam sejenak, kemudian ia berkata, "Aku mengenalimu sejak
kejadian di Karbala"
Lelaki itu tercengang. Ia memberanikan diri bertanya, "Kalau memang engkau sudah
mengenaliku, mengapa kau masih mau menjamuku sedemikian ramah?"
As Sajjad menjawab, "Itu (pembantaian di Karbala) adalah akhlakmu. Sedangkan ini
(keramahan) adalah akhlak kami. Itulah kalian, dan inilah kami"
????? ?? ??? ????? ???? ? ??? ?? ????? ????..

Anda mungkin juga menyukai