Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

MATERI

A. Pengertian Kajian Literatur


Kajian literatur merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang
kita lakukan. Sebuah kajian literatur merupakan sebuah uraian atau deskripsi
tentang literature yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia memberikan
tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan, oleh peneliti atau
penulis, teori-teori dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang
diajukan atau ditanyakan, metode dan metodelogi yang sesuai.
Suatu kajian literatur mungkin sepenuhnya memuat deskripsi, misalnya
berupa sebuah annotated bibliography, atau kajian ini memberikan suatu
pemaparan penting tentang literatur dalam sebuah bidang tertentu, yang
menyatakan dimana kelemahan dan kesenjangan yang ada yang membedakan
dengan pandangan penulis tertentu, atau yang memunculkan permasalahan.
Kajian literatur itu tidak cukup hanya memberikan rangkuman tetapi juga
memberikan penilaian dan menunjukan hubungan antara bahan-bahan yang
berbeda sehingga memunculkan tema kunci. Bahkan sebuah kajian yang bersifat
deskriptif tidak cukup hanya menyebutkan daftar nama atau uraian kata-kata,
tetapi juga menambahkan komentar-komentar dan menghasilkan tema-tema.
Sebuah kajian literatur membuat rangkuman dan uraian secara lengkap dan
mutakhir tentang topik tertentu sebagaimana ditemukan didalam buku-buku
ilmiah dan artikel jurnal. (Setyosari,Punaji. 2010)
B. Tujuan Kajian Literatur
Apabila kita ingin memberikan sumbangan pengetahuan berkenaan dengan
bidang penelitian yang kita lakukan, hal yang utama kita perhatikan adalah kajiankajian terkait yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Dengan mempertimbangkan
hal tersebut, apakah penelitian yang kita lakukan itu didukung oleh kajian teori

yang telah ada atau mendukung hasil penelitian sebelumnya. Atau bahkan
mungkin berbeda ataubertolak belakang dengan penelitian sebelumnya.
Pada saat ini untuk melakukan kajian literatur telah mendapatkan
kemudahan, karena berbagai sarana dan fasilitas baik itu berupa bahan-bahan
cetak (hard copies) maupun bahan-bahan lunak (soft copies) dan dalam bentuk
elektronik telah tesedia banyak.
Seseorang peneliti atau penulis melakukan penelusuran secara cermat dan
fokus tentang hasil awal yang menjadi perhatianya. Dimana peneliti menaruh
perhatian terhadap suatu masalah tertentu, perlu mengkajinya secara mandalam.
Untuk dapat mengkaji lebih jauh perlu adanya dukungan teoritis-konseptual dan
empiris tentang hal tersebut. Dukungan teoritis-konseptual berasal dari sumbersumber terpercaya. Sedangkan dukungan empiris berasal dari data lapangan.
Untuk melakukan pengkajian lebih jauh, peneliti atau penulis perlu melakukan
kajian literatur. Karena kajian literatur berasal dari laporan hasil penelitian, jurnal
ilmiah, karya ilmiah, dokumen tertulis atau karya-karya lain yang relevan.
(Setyosari,Punaji. 2010).
Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan makna tentang kajian literatur,
alasan secara rasional perlunya kajian literatur sangat beragam. Gall & Borg
(2003) mengemukakan bahwa kajian literatur memiliki peranan dalam hal, yaitu
sebagai berikut:
1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem). Peneliti
pasti mengalami kegagalan jika para peneliti tidak membatasi cakupan
permasalahannya. Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya
secara mendalam jauh lebih baik daripa kajian suatu masalah yang luas.
Dengan mengkaji literatur kita dapat menemukan bagaimana peneliti lain
telah merumuskan alur penelitian yang berhasil dalam suatu bidang
tertentu yang lebih luas.
2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new line of inquiry). Dalam
melakukan suatu kajian literatur kita perlu menentukan penelitian yang
telah dilakuakan berkenaan dengan bidang yang kita perhatikan. Hal yang
sama pentingnya, jika kita perlu mewaspadai terhadap kemungkinan
peneliti-peneliti yang selama ini telah dilupakan.
2

Pengalaman dan latar belakang yang kita miliki, kemungkinan kita untuk
melihat segi masalah yang tidak menjadi perhatian peneliti lain. Dengan
demikian kita melihat sisi lain dari berbagai maslah yang tidak menjadi
bidang kajian peneliti lain.
3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless
approaches). Dengan mengkaji literatur, menemukan alur penelitian kita
yang terbukti tidak berhasil. Misalnya penelusuran literatur kadang-kadang
mengidentifikasi kajian-kajian sejenis yang telah dilakukan beberapa
waktu yang lalu, yang semuanya menggunakan pendekatan yang hampir
sama dan diantaranya telah gagal untuk menemukan hubungan atau
perbedaan yang signifikan. Temuan seperti tersebut dapat digunakan
sebagai rujukan dan juga hal pembanding untuk temuan baru memang
ternyata berbeda.
4. Memperoleh pemahaman metodelogis (gaining methodological insights).
Dalam mengkaji laporan penelitian, kadang kala kita hanya memberikan
sedikit perhatian terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan
suatu kesalahan karena informasi yang lain dalam laporan penelitian
tersebut tetap memberikan kontribusi kepada kita, misalnya berkenaan
dengan rancangan penelitian kita.
5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying
recommendations for further research). Para peneliti sering menyimpulkan
bahwa laporan penelitian dan diskusi permasalahan yang diajukan melalui
penelitian dan rekomendasinya ditujukan kepada penelitian lain yang
mungkin akan dilakukan. Isu-isu dan rekomendasi perlu dipertimbangkan
secara seksama karena hal-hal tersebut mempersentasikan pemahamanpemahaman yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan kajian
permasalahan tertentu.

6. Mencari dukungan dari teori utama ( seeking support for grounded theory).
Banyak kajian-kajian penelitian dirancang untuk menguji suatu teori yang

telah dikembangkan untuk menjelaskan proses belajar atau fenomena


pendidikan. Gleser (1978) mengemukakan bahwa kajian-kajian peneliti
dapat juga dirancang melalui pertama kali pengumpulan data, dan
kemudian mengkaji suatu teori berdasarkan data tersebut. Teori yang
dihasilkan disebut grounded theory karena hal ini dilandasi oleh sejumlah
data lapangan secara nyata (a real-world data). Gleser menyarankan
kepada para peneliti yang merancang menggunakan pendekatan grounded
theory ini tidak melakukan kajian literatur sebelumnya karena mereka
memungkinkan untuk diungkapkan oleh teori-teori yang dipakai oleh
peneliti lain. Akibatnya mereka tidak mampu mengungkap atau melihat
datanya dengan suatu perspektif yang baru. (Donald, Ary, dkk. 2010)
a. Pentingnya Kajian Literatur
Melakukan kajian literatur merupakan salah satu cara atau sarana
untuk menunjukan pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian
tertentu, yang mencakup kosakata, metode dan asal usulnya (Randolph,
2009). Disamping itu, sebuah kajian literatur memberikan informasi
kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang
memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang
pembelajaran, evaluasi, teknologi pembelajaran, pembelajaran ilmu
pengetahuan alam atau sains dan seterusnya. Dengan melakukan
perubahan-perubahan atau modifikasi. Penulisan kajian literatur atau
literatur dalam sebuah esai atau penulisan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik
tertentu dengan cara menyeleksi artikel-artikel atau bahan kajian yang
berkualitas yang relevan, bermakna, penting, sahih, dan merangkainya
dalam suatu laporan yang lengkap.

2. Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali


penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti
untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang
tertentu.

3. Memastikan bahwa peneliti atau penulis tidak melakukan duplikasi hasil


kerja yang telah dilakukan.
4. Memberikan petunjuk kemana penelitian yang akan datang diarahkan atau
direkombinasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang mengandung
pertentangan dalam kajian literatur.
7. Memberikan analisis konstruktif tentang metodelogi dan pendekatan dari
para peneliti lain.
Dalam kaitan dengan kajian literatur ini, Hart (dalam Randolph, 2009)
memberikan pandangan lebih jauh tentang alasan-alasan perlunya
melakukan kajian literatur, sebagai berikut:
1. Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dilakukan.
Menemukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik.
Menyintesis dan memperoleh suatu perspektif baru.
Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik.
Menentukan konsteks topik atau permasalahan.
Merasionalisasikan pentingnya masalah
Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek
Memahami struktur isi.
Mengkaitkan ide dan teori dengan penerapan.

Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan-gagasan dan


konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang
hubungan yang diharapkan. Hubungan-hubungan ini kemudian diuji dengan cara
transformasi atau operasional konsep-konsep itu ke dalam prosedur-prosedur
untuk mengumpulkan data penelitian. Temuan berdasarkan data ini kemudian
diinterpretasi dan diperluas dengan cara mengubah data itu menjadi konsepkonsep baru. Urutan atau sekuensi ini disebut juga dengan spektrum penelitian.
Pada situasi tertentu, ide-ide dan konsep-konsep bersumber dari gagasan
peneliti sendiri, tetapi dalam situasi lain yang lebih luas hal-hal tersebut berasal

dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga
sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita
jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian. Referensi yang
relevan dalam bidang penelitian kita ini membantu mengungkap dan memberikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Ide-ide tentang variabel yang menyatakan penting dan tidak penting dalam
kajian tertentu.
2. Informasi tentang kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan secara
berarti.
3. Status kegiatan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan
hipotesis.
4. Kebermaknaan hubungan antara varibel-variabel yang telah dipilih dalam
penelitian dan keinginan dalam membuat jadwal sementara.
5. Sebagai dasar untuk menetapkan konteks suatu masalah.
6. Sebagai dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatau masalah
penelitian.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikutnya adalah
mencari teori-teori, konsep-konsep, atau pengetahuan yang relevan dengan
masalah yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar atau landasan teoritis
bagi penelitian yang dilakukan itu.
Landasan teoritis ini penting artinya bagi seorang peneliti karena
penelaahan literatur ini merupakan bagian penting dalam proses penelitian.
Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagian besar dituntun oleh
literatur yang menunjang.
Secara garis besar, sumber bacaan ini dibedakan menjadi dua yaitu,
1) sumber acuan umum;
2) sumber acuan khusus.
Teori-teori dan konsep-konsep yang melandasi kajian literatur ini
umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan umum. Sumber acuan umum
ini berupa kepustakaan yang berwujud buku teks, ensiklopedia, monografi,
dan sejenisnya. Di samping itu, peneliti dapat menggunakan generalisasigeneralisasi yang didapatkan dari hasil-hasil penelitian terdahulu. Hasil-hasil
6

penelitian itu pada umumnya ditemukan dalam sebuah sumber acuan khusus,
misalnya: jurnal, buletin penidikan, disertasi, teisi, skripsi, dan sumber acuan
lain yang memuat hasil-hasil penelitian. Penggunaan sumber pustaka atau
sumber acuan itu harus bersifat selektif (dipilih), artinya tidak semua bahan
pustaka

itu

ditelaah

untuk

menjadi

landasan

dalam

penelitian.

(Setyosari,Punaji. 2010)
b. Kriteria Pemilihan Subjek Literatur
Kriteria untuk menilai penggunaan dan kehadiran kajian literatur
menurut Tuckman (1998) tersebut mencakup sebagai berikut: 1)ketepatan
(adequacy); 2) kejelasan (clarity); 3) empiris (empericalness); 4)
kemutakhiran

(recency);

5)

relevansi

(relevance);

6)

organisasi

(organization); 7) menyakinkan (convince).


1. Ketepatan
Sumber literatur menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus
memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan
derajat kesesuaian antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau
variabel peneliti yang sedang dikaji sesuai dengan referensi yang menjadi
rujukan.
Misalnya, jika dalam suatu penelitian mempertanyakan masalah
hubungan antara kecemasan dan hasil belajar, maka sumber literatur
pendukungnya terkait dengan kecemasan dan hasil belajar.
Jika seseorang peneliti ingin memverifikasi pengaruh strategi
pembelajaran tertentu dengan hasil belajar, maka referensi pendukungnya
terkait dengan strategi dan hasil belajar.
2. Kejelasan
Kejelasan sangat terkait dengan apakah anda sebagai peneliti atau
penulis dapat memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam
hal ini peneliti atau penulis memahami masalah atau variabel penelitian.
Kejelasan sebagai sifat variabel yang berhubungan the nature of
subtance tersebut perlu dikupas secara mendalam.
3. Empiris atau alamiah

Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan


aktual (temuan lapangan) yang didapatkan bukan pendapat semata.
Dukungan empiris yang berasal dari lapangan secara reliabel dapat
meningkatkan keakuratan kajian. Kajian yang akurat lebih dapat dipercaya
daripada sekadar pendapat awam.
4. Kemuktakhiran
Persyaratan kemutakhiran sangat penting diperhatikan baik dalam
penelitian maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemutakhiran ini
terkait dengan pengutipan dari sumber-sumber yang terbaru, up-to-date.
Sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil-hasil penelitian
terkini pula. Itulah sebabnya syarat kemutakhiran ini sangat diperlukan.
5. Relevansi
Relevansi itu terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan
dengan variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang sedang menjadi
perhatian penelitian. Misalnya, variabel dan hipotesis yang diuji dalam
penelitian berkenaan dengan strategi pembelajaran kooperatif dan hasil
belajar, maka kutipan atau kajian literatur harus sesuai dengan relevan
dengan kedua variabel tersebut.
6. Organisasi.
Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan
dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik
yang mencakup pandahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau
penyususnan tata tulis dilakukan secara sistematis sehingga terjadi
hubungan logis. Oraganisasi tulisan yang baik membuat para pembacanya
untuk mengikuti jalan pikiran secara runtun.
7. Meyakinkan
Perihal meyakinkan ini berkenaan dengan apakah kajian literatur
itu membantu peneliti atau penulis memahami benar masalahnya sehingga
mampu meyakinkan orang lain. Sumber-sumber kajian literatur memiliki
kayakian tinggi apabila memang dikerjakan oleh pakarnya.
C. Langkah-Langkah Dalam Kajian Literatur
Dalam membuat sebuah literatur review, langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu :
1. Formulasi permasalahan

Penulis memilih topic yang sesuai dan menarik. Selain itu,


permasalahan yang diangkat harus ditulis dengan lengkap dan tepat.
2. Mencari literature
Literature yag dicari harus relevan dengan penelitian. Sehingga
membantu kita untuk mendapatkan gambaran (overview) dari suatu
topic penelitian. Sumber-sumber penelitian tersebut akan sangat
membantu bila didukung dengan pengetahuan tentang topik yang akan
dikaji. Karena sumber-sumber tersebut akan memberikan berbagai
macam gambaran tentang ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu.

3. Evaluasi data
Melihat dari literature yang ada, apa saja yang menjadi kontribusi
tentang topik yang dibahas. Penulis harus mencari dan menemukan
sumber data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data bisa
berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun kombinasi dari
keduanya.
4. Menganalisis dan Menginterpretasikan
Mendiskusikan dan meringkas literature yang sudah ada.
D. Tekhnik Melakukan Kajian Literatur
Untuk merivew sebuah literatur kita bisa melakukannya dengan beberapa
cara, antara lain:
1) Mencari kesamaan (Compare)
2) Mencari ketidaksamaan (Contrast)
3) Memberikan pandangan (Criticize)
4) Membandingkan (Synthesize)
5) Meringkas (Summarize)
E. Cara Mencari Sumber-Sumber Kajian Literatur
Dalam melakukan literature review, ada banyak sumber yang bisa kita
gunakan. Sumber-sumber tersebut, antara lain :
1) Paper yang dipublikasikan dalam jurnal nasional dan internasional baik
dari pihak pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta.
2) Tesis merupakan penulisan ilmiah yang sifatnya mendalam dan
mengungkapkan suatu pengetahuan baru yang diperoleh melalui

penelitian. Tesis biasanya ditulis oleh mahasiswa pasacasarjana (S2)


yang ingin mengambil gelar master.
3) Disertasi merupakan penulisan ilmiah tingkat tinggi yang biasanya
ditulis untuk mendapatkan gelar doktor falasafah (Ph.D). disertasi
berisi fakta berupa penemuan dari penulis itu sendiri berdasarkan
metode dan analisis yang dapat dipertahankan kebenerannya.
4) Jurnal maupun hasil-hasil konferensi. Jurnal biasanya digunakan
sebagai bahan sitiran utama dalam penelitian karena jurnal memuat
suatu informasi baru yang bersifat spesifik dan terfokus pada
pemecahan masalah pada suatu topic penelitian.
F. Cara Menulis Acuan dan Daftar Pustaka
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
1) Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis
terlebih dahulu, baru nama depan)
2) Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
3) Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring).
Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
4) Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu
diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
5) Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama
pengarangnya, maka sumber dirulis dari buku yang lebih dahulu terbit,
baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu
dibutuhkan tanda garis panjang.
Contoh penulisan daftar pustaka menurut sumber yang dipakai :
1) Buku
Contoh 1 Buku edisi pertama :
D. Sarunyagate, Lasers, New York: McGraw Hill, 1996.
Contoh 2 Buku edisi ketiga dan mengutip halaman 126 sampai
dengan 230 :
V.Hill, The Structure of Metals, 3rd ed., Oxford: Pergamon

Press, 1998,pp126-230
Contoh 3 Buku yang ditulis oleh institusi atau asosiasi :
Austroads, Rural Road Design: Guide to the Geometric Design
of Rural Roads, Sdyney: Austroads, 1999.

10

2) Paper Jurnal
K.P Dabke and K. M. Thomas, Expert system guidance for library
user, Library Hi tech,vol. 10, (1-2), pp. 53-60, 1992.
3) Paper dari Konperensi, Seminar dan Simposium
Cookson and B. O. Pedersen, Thermal measurements in a 1200kV
gasinsulated

transmission

line,

in

Seventh

IEEE

Power

Engineering Society Transmission and Distribution Conference and


Exposition, 1979, pp. 163-167.
4) Tesis atau Disertasi
S.Birch,Dolpin-human

interaction

effects:frequency mediated

psychophysiological responses in biological systems, doctoral


dissertation, Dept. Electrical and Computer Systems Engineering,
Monash University, Victoria,Australia,1997.
5) Website
Contoh 1 website pemerintah kabupaten Cianjur (tidak

mengacu pada halaman tertentu di website tersebut :


Pemerintah Kabupaten Cianjur. (undated). [Online]. Viewed
2011 September 30. Available: http://www.cianjurkab.go.id
Contoh 2 halaman tertentu dari website wikipedia :
Wikipedia. (undated). Sistem Diteksi Intrusi. [Online]. Viewed
2011 September 21.
Available: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem deteksi intrusi

6) Buku Online
J.Jones.
(1991).

Networks.

(2nd ed)

[Online].

Available: http://www.atm.com
7) Buku Jurnal Online
A. Ansari. (1999, Dec.). Langevin modes of analysis of
myoglobin.Journal of Chemical Physics. [Online]. 110 (3), pp 210
234.

11

DAFTAR PUSTAKA
Setyosari, Punaji. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Pengembangan
Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Donald, Ary, dkk. 2010. Introductions to Research in Education. Canada:
Wadsworth Cengage Learning.
Cooper, H.M. 1988. The Structure of Knowledge Synthesis, Knowledge in Society.
Vol.1,pp.104-126.

12

Furchan, Arief. 2010. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jogyakarta:


Pustaka Pelajar
Brog,W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research.An Introduction. White
Plain, New York: Longman,Inc.
Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer
Dan Teknologi Informasi:Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta:
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai