Anda di halaman 1dari 11

1.

Pembayaran

Gaji

dan

Honor

Pajak yang terkait dengan pembayaran gaji dan honor


adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). Biar ga
bingung kita sepakati dulu pemahaman terminologi gaji dan honor.
Gampangnya
gini:
Gaji adalah pembayaran yang sifatnya tetap dan
teratur, sedangkan honor adalah pembayaran yang
sifatnya
insidentil.
Untuk gaji ga usah dibahas panjang lebar karena berdasarkan
pengamatan di lapangan ga ada gaji dari dana BOS yang terutang
pajak
(nihil),
nilainya
terlalu
kecil.
Untuk pembayaran
diperhatikan,

honor

ada beberapa
antara

hal

yang

Tarif

harus
lain:
Pajak

Pegawai Negeri Sipil (PPh Final)


Golongan Pegawai

Tarif

Golongan II ke bawah

0%

Golongan III

5%

Golongan IV

15%

Selain Pegawai Negeri Sipil (PPh Tidak Final)


mohon perhatian untuk pembayaran honor/jasa nonpegawai dasar
pengenaan pajaknya 50% dari jumlah pembayaran.
Punya NPWP/Tidak

Tarif

Ber-NPWP

5%

Tidak ber-NPWP

6%

Pembayaran
Pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
dengan kode pembayaran pada Surat Setoran Pajak sebagai
berikut :
Kode pembayaran PPh 21 honor 411121 402
PNS
Kode pembayaran PPh 21 honor 411121 100
selain PNS

Pelaporan
Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
dengan formulir SPT Masa PPh Pasal 21. Untuk formulir bisa
download disini
Jadi jika Anda adalah Bendahara BOS dan melakukan
pembayaran gaji/honor, inilah yang harus Anda lakukan:
1. Membuat Bukti Potong PPh Pasal 21 dua rangkap
(untuk arsip dan penerima honor)
2. Menyetor PPh Pasal 21 yang sudah dipotong
3. Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21, yang terdiri
dari :
- 1721 halaman 1
- 1721 halaman 2
- Daftar Bukti Potong PPh Pasal 21
- Surat Setoran Pajak
Biar gampang mari kita langsung ke contoh kasus

Contoh
Soal
Bendaharawan BOS SDN 1 Jamblang pada bulan Januari
2012 melakukan pembayaran gaji dan honor sebagai
berikut
:
1. Membayar gaji 5 honorer (rutin/bulan) masing-masing Rp.
350.000,2. Membayar honor panitia kegiatan ujian semester dengan
perincian
:
- Bakri ber-NPWP, PNS golongan II Rp.
- Umar, ber-NPWP, PNS golongan III Rp.
- Samsul, ber-NPWP, PNS golongan IV Rp.
- Joni, Honorer (Non PNS), belum ber NPWP, Rp.

100.000,100.000,100.000,100.000,-

3. Membayar upah tukang pekerjaan perbaikan ringan gedung


sekolah, belum ber-NPWP, non PNS, Rp 300.000
Penghitungan PPh Pasal 21
1. Gaji 5 honorer @Rp 350.000 tidak terutang PPh Pasal 21
karena nilainya di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak
2. Honor panitia :
- Bakri : 0% x Rp 100.000 = Rp 0 (PPh Final)
- Umar : 5% x Rp 100.000 = Rp 5.000 (PPh Final)
- Samsul : 15% x Rp 100.000 = Rp 15.000 (PPh Final)
- Joni : 6% x 50% x Rp 100.000 = Rp 3.000 (PPh Non Final)
3. Upah tukang Rp. 300.000,- tidak terutang PPh pasal 21

karena nilainya dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
bendahara BOS SDN 1 Jamblang adalah sebagai
berikut:
1. Membuat bukti potong untuk setiap penerima
honor
Harus diingat bukti potong ada dua macem, bukti potong
PPh Final untuk honor PNS dan bukti potong PPh Tidak
Final untuk Non PNS
2. Menyetor PPh Pasal 21 ke bank/kantor pos
Surat Setoran Pajak juga harus dibedakan antara yang
Final untuk honor PNS dan Tidak Final untuk honor Non
PNS
3. Laporan ke kantor pajak
Untuk laporan ini bukti potong ga usah disertakan, cukup
dua lembar SPT Masa 1721, Surat Setoran Pajak, dan
daftar bukti potong PPh Pasal 21.

2. Pembayaran barang dan jasa


Pajak yang terkait dengan pembayaran barang dan jasa khusus
untuk bendahara BOS adalah Pajak Penghasilan pasal 23
(PPh 23) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

PPh pasal 23 Merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan


dari jasa. Pajak ini menjadi tanggungan penjual selaku pihak yang
memperoleh penghasilan. Sedangkan PPN adalah pajak atas
konsumsi, baik barang maupun jasa. Pajak Pertambahan Nilai
merupakan pajak yang dibayar konsumen selaku pihak yang
melakukan konsumsi.
Di bawah ini beberapa hal dasar yang perlu diketahui
tentang PPh Pasal 23, diantaranya:
Objek dan Tarif Objek Pajak :
Pengadaan jasa tanpa nilai minimal transaksi
Tarif:
2% untuk rekanan yang ber-NPWP
4% untuk rekanan yang tidak ber-NPWP
Penghitungan:
Harga barang sudah termasuk PPN : Tarif x (100/110) x nilai jasa
Harga barang belum termasuk PPN: Tarif x nilai jasa
Pembayaran:
Ketentuan untuk pembayaran PPh Pasal 23 bendahara BOS
adalah sebagai berikut :
1. Kode Pembayaran : 411124 104
2. Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas
bendahara

3. Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak diisi


dengan identitas bendaharawan
4. Pembayaran paling lambat 10 hari setelah berakhirnya bulan
pembayaran tagihan
Pelaporan
Laporan ke kantor pajak dilakukan dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan Masa PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya.
Contoh soal
Bendaharawan BOS SDN 1 Jamblang pada bulan Januari
2012 melakukan pembelian barang dan jasa sebagai
berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Majumundur
dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah termasuk Pajak
Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal
12 Januari 2012
2. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel
San Motor (San Siro), ongkos Sparepart Rp 200.000, jasa
service Rp 50.000. San Siro memiliki NPWP.
3. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000
di Toko Pak Ogah, yang bersangkutan tidak ber-NPWP.
4. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri (tidak berNPWP) untuk keperluan rapat kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 23
1.

PPh Pasal 23 atas pembelian komputer


pembelian komputer bukan merupakan objek PPh Pasal
23, tapi pembelian barang (PPh 22) bersumber dari dana
BOS dikecualikan dari pemungutan PPh 22.

2. PPh Pasal 23 atas sevice sepeda motor


2% x Rp 50.000 = Rp 1.000
keterangan: apabila nilai barang dan jasa bisa dipisah
maka PPh Pasal 23 dipotong atas pembayaran jasa saja
(kecuali jasa katering, nilai jasa katering adalah total
keseluruhan nilai tagihan)
3. PPh Pasal 23 atas fotokopi
4% x Rp 300.000 = Rp 12.000
4. PPh Pasal 23 atas jasa katering (makan/minum)
4% x Rp 2.000.000 = Rp 80.000
Setelah tau itung-itungan pajaknya, inilah yang harus
dilakukan dalam melaksanakan kewajiban PPh Pasal 23 :
1. Membuat Bukti Potong PPh Pasal 23 tiga rangkap (untuk
arsip, laporan ke Kantor Pajak dan rekanan yang dipotong)
2. Menyetorkan PPh Pasal 23 yang telah dipotong
3. Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23, yang terdiri dari :
-

SPT Masa PPh Pasal 23


Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23
Bukti Potong PPh Pasal 23
Surat Setoran Pajak

Pajak Pertambahan Nilai


Bagi para bendahara BOS, beberapa hal mendasar yang harus
diperhatikan tentang PPN, diantaranya :
Objek PPN

Pembelian atas barang


dan jasa dengan nilai di
atas
Rp
1.000.000
(kecuali jasa katering*)

tarif

10%

*) mulai 1 April 2010 jasa katering dikenakan pajak restoran (pajak


daerah / Pemda) atau tidak kena PPN lagi.
Penghitungan PPN
Untuk penghitungan silakan tanya dulu ke penjualnya, apakah
harga yang ditawarkan sudah termasuk PPN atau belum.
Harga Barang

Cara Penghitungan

Harga barang belum termasuk PPN

10% x harga barang

Harga barang sudah termasuk PPN

10% x (100/110) x harga barang

Pembayaran
Untuk pembayaran PPN bendahara BOS ketentuannya
adalah
sebagai
berikut
:
1. Kode pembayaran : 411211 900
2. Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan
identitas rekanan/penjual
3. Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak
diisi dengan identitas bendaharawan
4. Pembayaran dilakukan paling lambat 7 hari setelah
berakhirnya bulan pembayaran tagihan
Pelaporan
Laporan ke kantor pajak dilakukan paling lambat akhir
bulan berikutnya dengan SPT Masa PPN Pemungut,
atau yang biasa disebut sama orang-orang di kantor pajak
Formulir 1107

PUT.

Biar ga makin panjang teorinya kita langsung lanjut ke


contoh
soal
saja.
Contoh

Soal

Bendaharawan BOS SDN 1 Jamblang pada bulan Januari


2012 melakukan pembelian barang dan jasa sebagai
berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Majumundur
dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah termasuk
Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan
dilakukan tanggal 12 Januari 2012
2. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel
San Motor (San Siro), ongkos Sparepart Rp 200.000,
jasa service Rp 50.000. San Siro memiliki NPWP.
3. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp
300.000 di Toko Pak Ogah, yang bersangkutan tidak
ber-NPWP.
4. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri (tidak
ber-NPWP) untuk keperluan rapat kantor Rp
2.000.000.
Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
1. PPN atas pembelian komputer
10% x (100/110) x Rp 5.000.000 = 10% x Rp 4.545.455
= Rp 454.545
2. PPN atas service sepeda motor
biaya service Rp 50.000 < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut

3. PPN atas fotokopi


biaya fotokopi Rp 300.000 < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
4. PPN atas jasa katering (makan/minum)
jasa katering tidak termasuk objek PPN.

Setelah tau transaksi dan itungan pajaknya, inilah hal-hal yang


harus dilakukan selaku bendahara BOS dalam kaitan
dengan kewajiban PPN :
1. Menyetor Pajak Pertambahan Nilai
Mohon diingat, karena Surat Setoran Pajak juga berfungsi
sebagai bukti pungut maka setiap transaksi harus dibuat satu
Surat Setoran Pajak.
2. Menyerahkan SSP Lembar 1 dan 3 kepada
rekanan sebagai bukti pungut
Jangan lupa, rekanan/penjual juga butuh SSP untuk laporan ke
kantor pajak dan arsip. Ga usah kuatir, waktu bayar juga dapet
bukti pembayaran sebagai arsip lembar 4 (bila perlu fotokopi dulu
lembar 1 sebelum diserahkan ke rekanan).
3. Melaporkan SPT Masa PPN, yang terdiri dari:

- Formulir 1107 PUT


- Formulir 1107 PUT 1
- Formulir 1107 PUT 2 (tidak perlu diisi)
- Surat Setoran Pajak/Fotokopi SSP Lembar 5
Semoga uraian yang ternyata cukup panjang dan membosankan
di atas bisa membantu parabendahara BOS dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan pajaknya.

Anda mungkin juga menyukai