Anda di halaman 1dari 6

TeganganPermukaan

Elika Alam Panjaitan Fika Maypalita 1) Lusy Ela Sakti 1) Rahma Febri Yeni
Salmi hayatul 1) Trayda Afrianti 1)
1)

1)

1)

laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang

Abstrak
Tegangan permukaan adalah gaya yang terjadi karena adanya tarik
menarik antar molekul pada permukaan zat cair yang melawan ekspansi dari
luar permukaan zat tersebut atau kerja yang diperlukan suatu zat untuk
memperluas permukaan. Tegangan permukaan cairan membahas satu
interfase yaitu antara cairan dengan udara. Nilai tegangan permukaan
bergantung pada daya tarik antara partikel cairan. Pada percobaan ini
tegangan permukaan dapat ditentukan dengan melihat gajala yang biasa
terjadi pada tegangan permukaan yaitu gejala kapilaritas.
Key words :
Tegangan , kapilaritas, interfase, molekul .

BAB I
Pendahuluan

Zat yang homogen (satu fasa) mempunyai komposisi dan sifat intensif yang sama,
karena partikel-partikelnya mempunyai lingkungan yang sama. Tetapi partikel zat cair yang
berada dipermukaan mempunyai lingkungan berbeda sehingga partikel-partikel di permukaan itu
mempunyai intensif tertentu.
Suatu sistem yang mengandungfasa dan , misalnya air dan minyak akan bersentuhan
pada bidang batas keduanya (Gambar 1a). Bidang sentuhan itu disebut lapisan interfasial,
lapisan permukaan atau daerah interfase. Dengan demikian, partikel-partikel pada daerah ABCD
mempunyai lingkungan yang berbeda dengan daerah ABWV dan CDSR (Gambar 1b)
Zat cair yang bersentuhan dengan udara, maka cairan tersebut cenderung untuk
mempertahankan komponennya agar tidak lepas ke udara karena adanya tarik-menarik molekulmolekul di permukaan itu yang disebut tegangan permukaan zat cair tersebut (Gambar 2)
Ketebalan lapisan permukaan hanya beberapa partikel sehingga sangat kecil
dibandingkan partikel-partikel di dalam masing-masing fasa. Oleh sebab itu, pengaruh
permukaan terhadap sistem sesungguhnya dapat diabaikan. Tetapi dalam sistem yang

mempunyai jumlah permukaan yang besar akan ada pengaruh yang berarti, seperti sistem koloid,
gas dalam zat padat dan pipa kapiler (Gambar 3).
Jumlah interaksi suatu partikel yang berada pada interfase lebih kecil dari yang berada
dalam cairan, seperti ditunjukkan dengan jumlah panah dalam Gambar4.
Seandainya luas permukaan cairan bertambah, maka jumlah interaksi total dalam cairan
berkurang, disebabkan bertambahnya jumlah partikel pada permukaan, seperti dalam pipa
kapiler. Hal ini mengakibatkan energi ikat rata-rata partikel berkurang. Pengurangan energi ini
menimbulkan kenaikan energi dalam (U) sistem yang berlangsung secara adiabatik. Oleh sebab
itu, suatu cairan cenderung mendapatkan luas permukaannya sekecil mungkin, contoh
membentuk bulatan, contohnya air di daun (Gambar 5).
Untuk memperluas permukaan suatu zat diperlukan energi dan dapat dilihat dalam
percobaan Gambar 6. Suatu lapisan tipis cairan (misalkan air sabun) terletak pada kerangka
kawat KLMN dengan lebar d. Dengan memberi gaya sebesar F, maka kawat MN bergeser
sepanjang x dan luas permukaan cairan bertambah sebesar A = 2 MNx (dikali dua karena
lapisan cairan dua, yaitu bagian depan dan belakang). Kerja yang diperlukan untuk itu adalah W
= F x.
Dengan menggunakan alat yang sama, maka perubahan luas permukaan (A) setara
dengan panjang x, sedangkan besarnya F bergantung pada jenis zat. Dengan kata lain, kerja itu
bergantung pada jenis zat dan pertambahan luasnya. Kerja yang diperlukan zat untuk
memperluas permukaan persatuan luas disebut tegangan permukaan.
= W/A
dengan = tegangan permukaan (erg/cm2), W = kerja (erg) dan A = pertambahan luas
permukaan (cm2). Tegangan juga dapat dinyatakan dalam J/m2 (1 J/m2 = 105 erg/104 cm2 = 103
erg/cm2) atau N/m atau dyne/cm.
Jika salah satu fasa adalah gas, maka tegangan permukaan cairan yang diukur adalah
berhadapan dengan gas. Dalam hal ini akan terjadi kesetimbangan cairan dengan uap cairan
dalam . Jika gas bersifat inert dan bertekan rendah, maka nilai tidak bergantung pada
komposisi gas dalam . Tegangan permukaan cairan yang diukur biasanya yang berhadapan
dengan udara. Ini berarti kita hanya membahas satu interfase yaitu antara cairan dengan udara.
Maka untuk itu dapat disederhanakan menjadi . Nilai hanya bergantung pada daya tarik
antara partikel cairan. Makin besar daya tarik itu makin besar pulai nilai (Tabel 1).
Tegangan permukaan antara dua cairan (A dan B) yang tidak bercampur mempunyai
tertentu dan berbeda dari tegangan permukaan masing-masing cairan dengan udara (A dan B).
Biasanya nilai berada diantara nilai A dan B (Tabel 2) (Tim kimia fisika,2014 : 70-74)

Tegangan permukaan cairan adalah gaya persatuan panjang pada permukaan yang
melawan ekspansi dari luas permukaan. Molekul pada permukaan suatu cairan ditarik ke dalam
rongga cairan karena ada gaya tarik dari molekul dibawahnya yang lebih besar dari pada tarikan
oleh molekul uap yang ada pada bagian lain permukaan tarikan kedalam ini bila mungkin
menyebabkan permukaan berkonsentrasi dan menyebabkan terbentuknya tetesan bulat, kenaikan
air dalam kapiler, dan gerak cairan lewat zat padat berpori. Zat padat juga mempunyai tegangan
permukaan, tetapi lebih sukar untuk ditentukan. Kristal cendrung untuk membentuk bidaangbidang denngan tegangan permikaan terendah (Alberty,Robert.1992: 239-240)
Gaya tarik-menarik molekul dalam cairan sama kesegala arah, tetapi molekul-molekul
pada permukaan cairan lebih tertariik kedalam cairan. Hal ini disebabkan karena jumlah molekul
dalam fase uap lebih kecil dari pada fase cair. Akibatnya zat cair selalu berusaha mendapatkan
lias permukaan terkecil, karena itu tetesan-tetesan cairan dan gelembung-gelembung gas
berbentuk bulat, karena bentuk ini mempunyai permukaan terkecil (Sukardjo,1997: 102)
Sudut kontak didefenisikan sebagai sudut yang dibuat oleh permukaan tetesan dengan
prmukaan padatan. Sudut kontak dihitung dari persamaan berikut:
padat = padat-cair + cair-cos
Dimana padat dan cair masing-masing adalah tegangan permukaan padatan dalam cairan.
padat-cair adalah tegangan permukaan ( tegangan antara muka) antara permukaan padat dan
permukaan cair (S.k.Dogra,2008: 215) .
Prinsip percobaan kali ini yaitu berdasarkan pada naiknya air dalam pipa kapiler saat
dicelupkan ke dalam larutan yang diujikan. Peristiwa ini dinamakan kapilaritas, dengan
diperolehnya tinggi larutan tersebut kita dapat menentukan kemampuan suatu larutan untuk
mempertahankan komponen molekul penyusunnya sehingga tidak terlepas ke udara luar akibat
adanya gaya tarik-menarik di permukaan ( tegangan permukaan ).

BAB II
Eksperimental

2.1. Alat
1. Pipa caliper
2. Gelas piala
3. Labu ukur

4. Piknometer
5. Batang pengaduk
6. Neraca
7. Penggaris

2.2. Bahan
1. Deterjen
2. Aquades
3. Larutan garam-garam

2.3. Langkah kerja :


Pertama pipa kapiler disiapkan, kemudian pipa kapiler tersebut dicuci dengan sabun atau alkohol
sampai terbebas dari lemak. Lalu siapkan deterjen Jazz dan Daia. Timbang Jazz dengan berat 2
gram, 4 gram dan 6 gram . Dengan perlakuan yang sama timbang Daia dengan berat 2 gram, 4
gram dan 6 gram. Sediakan 6 buah gelas kimia. Deterjen yang telah di timbang , dimasukkan ke
dalam masing-masing gelas kimia, lalu tambahkan 100 ml aquades. Aduk larutan tersebut sampai
homogen. Kemudian pipa kapiler dicelupkan ke dalam masing-masing larutan. Amati tinggi
larutan yang naik ke dalam pipa kapiler. Kemudian tentukan massa jenis masing-masing larutan.
Lalu hitung tegangan permukaannya. Kedalam setiap larutan deterjen tambahkan 10 ml larutan
garam . Lalu celupkan kembali pipa kapiler ke dalam larutan deterjen yang telah bercampur
garam. Ukur tinggi larutan deterjen yang masuk ke dalam pipa kapiler, setelah itu hitung massa
jenis dan tegangan permukaanya.

BAB III
Hasil dan Diskusi

3.2.

Hasil

Konsentrasi

Massa jazz

Tinggi jazz

Massa
garam

jazz+ Tinggi jazz+


garam

2%

43,43 g

1,5 cm

43,38 g

0,9 cm

4%

43,35 g

0,9 cm

43,54 g

0,7 cm

6%

44,10 g

0,8 cm

44,01 g

0,6 cm

Konsentrasi

Massa daia

Tinggi daia

Massa
garam

daia+ Tinggi daia +


garam

2%

42,93 g

0,5 cm

47,16 g

0,8 cm

4%

43,58 g

0,7 cm

43,60 g

0,7 cm

6%

43,90 g

0,5 cm

43,91 g

0,3 cm

Volume larutan detergent


Volume
larutan
ditambahkan

garam

100 ml
yang 10 ml

Garam yang ditimbang

5%

Massa air + piknometer

42,97 g

Pikno kosong

18,05 g

Gaya gravitasi

980 cm/s2

Jari- jari kapiler

0,05 cm

3.2.

Diskusi

Pada percobaan kali ini, kami mencoba untuk menentukan tegangan


permukaan pada suatu larutan. Disini, larutan yang digunakan adalah
larutan deterjen dengan merk yang berbeda dan konsentrasi yang juga
berbeda. Ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pada
tegangan permukaan. Langkah pertama, kami menghitung massa jenis
larutan menggunakan piknometer karena digunakan dalam menghitung
besar tegangan permukaan. Tegangan permukaan dapat dicari dengan
rumus :

= g h r
= m/v
= m/v . g . h .r

Anda mungkin juga menyukai