Anda di halaman 1dari 3

Langkah Penegakan Diagnosa

Diagnosa dapat ditegakan dari gejala klinis maupun pemeriksaan penunjang.


a. Anamnesis
Perlu untuk ditanyakan hal-hal yang berkaitan dengan keluhan yang ada
serta gejala-gejala lainnya yang menyertai keluhan utama.
Antraks kutaneus memiliki masa inkubasi 2-7 hari dengan gejala berupa
ulkus dengan jaringan nekrotik warna hitam di tengah dan dikelilingi oleh
vesikel-vesikel (tidak sakit) dan edema disekitarnya, demam, dan sakit
kepala.
Antraks gastrointestinal memiliki masa inkubasi 2-5 hari dengan gejala
yang muncul berupa demam, mual, muntah, nyeri perut, hematemesis, dan
diare berdarah.
Antraks inhalasi memiliki masa inkubasi 2-6 hari dengan progresifitas
yang cepat jika tidak segera ditangani
Tanyakan juga riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi atau bahan
yang berasal dari hewan yang terinfeksi tersebut. Tanyakan juga apakah
pasien pernah makan daging yang berasal dari hewan yang terinfeksi.
Serta riwayat pekerjaan dan lingkungan disekitar tempat tinggal.
Penelitian terbaru dari CDC mengungkapkan adanya jenis antraks terbaru
yakni tipe injeksi. Antraks jenis ini ditemukan diwilayah Eropa dan
diakibatkan oleh injeksi heroin.
b. Pemeriksaan Fisis
Untuk antraks tipe kutaneus, perhatikan effluoresensi yang muncul di kulit
pasien. Pada antraks kutaneus, terdapat papul yang nantinya akan
mengalami ulserasi dan menjadi nekrotik dengan vesikel disekitarnya.
Warna berubah menjadi hitam seperti batu bara. Tidak ada pus dan tidak
terasa nyeri.
Pada antraks tipe pernapasan, untuk onset awal (fase pertama) biasanya
tidak didapati kelainan fisis. Pada fase kedua akan muncul sesak napas
akut, stridor, sianosis, dan diaforesis. Pada pemeriksaan fisis akan didapati
gejala berupa edema subkutan pada daerah dada dan leher.
Pada pemeriksaan fisis antraks tipe pencernaan dapat ditemukan adanya
ascites. Jika terjadi antraks orofaringeal, maka akan didapati adanya
limfadenopati lokal dengan disertai edema pada leher sehingga
menyebabkan disfagia.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan gram.

2.

3.

4.

5.

6.

Pemeriksaan ini dimaksud untuk melihat morfologi dari bakteri B.


anthracis. Spesimen yang diambil bisa berasal dari lesi di kulit, apus
tenggorok, cairan pleura, ascites, likuor serebrospinal, dan darah.
Pada pemeriksaan ini akan didapati gambaran bakteri B. anthracis
berupa gram positif, berbentuk basil dan memberi gambaran boxcar
appearance.
Pemeriksaan Kultur
Spesimen yng digunakan biasanya adalah darah. Pada pemeriksaan ini
akan didapati gambaran Koloni B. anthracis berwarna putih keabuabuan, tepi tidak rata dan beraturan (medusa head), kasar, suram, non
hemolitik, non motil dan konsistensi hat. Pada media Broth, koloni
B.anthracis seperti kapas, dengan media tampak bening. Uji lisis
gamma phage maupun kepekaan terhadap penicillin dapat dijadikan
sebagai uji konfirmasi dalam identifikasi.
Tes Serologis ELISA
ELISA untuk lethal factor dan edema factor dinyatakan positif jika titer
pada fase single akut meningkat pesat atau jika titernya meningkat 4
kali lebih besar pada observasi antara spesimen akut dan setelah
sembuh dari sakit.
ELISA memiliki sensitivitas 98,6% dan spesifisitas 80% dalam
mendeteksi respon IgG terhadap antigen protektif B. anthracis.ELISA
digunakan sebagai langkah konfirmasi kedua dalam meningkatkan
spesifisitas. Antibodi spesifik IgG anti- antigen protektif dapat
dideteksi 10 hari setelah onset penyakit.
Biopsi utuk pemeriksaan histopatologi.
Temuan yang menjadi ciri khas antraks adalah adanya bakteri pada
kapiler daerah infeksi. Oleh karena itu, jika pasien terinfeksi, lakukan
pemeriksaan pada kapiler kulit, intestinal, lien, atau paru-paru.
Penemuan patologis tidak dalam bentuk proporsi jumlah basil yang
ada, dimana hal ini lebih bagus dijelaskan melalui akibat dari satu atau
lebih toksin yang berhubungan dengan bakteri tersebut.
Pemeriksaan foto thoraks dan CT-scan
Antraks inhalasi seringkali tidak muncul seperti pneumonia yang
tipikal pada gambaran radiologi. Densitas pulmonal biasanya tidak
ada. Yang terjadi adalah pelebaran mediastinum yang disebabkan oleh
limfadenopati disertai efusi pleura.
Punksi Lumbal
Pemeriksaan ini dilakukan jika ada kecurigaan ke arah antraks
meningitis.

Sumber :
1. Adji RS, Natalia L. Pengendalian Penyakit Anthraks: Diagnosis,
Vaksinasi, dan Investigasi. Wartazoa. 2006;16(4).
2. How People are Infected Anthrax[Online]. Aug 2013[cited 2013 Nov 4];
Available
from:
URL:http://www.cdc.gov/anthrax/basics/transmission.html.
3. Sudoyo AW, Stiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
4. Pohan HT. Patogenesis, Diagnosis dan penatalaksanaan Antraks. Maj
Kedokt Indon. 2005 Jan;55(1).
5. Cunha BA. Anthrax [Online]. Dec 2012[cited 2013 Nov 4]; Available
from: URL:http://emedicine.medscape.com/article/212127-overview.

Anda mungkin juga menyukai