Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN JUS LABU SIAM TERHADAP TEKANAN DARAH

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUPANG KOTA


TAHUN 2014
Lewis Richart Adson Nggeolima 1)
Dwita A. Deo 2)
Andreas Fernandez 3)
1)

Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa Cendana


2)
Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa Cendana
3)
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa Cendana
Abstract : The Effect of Labu Siam Juice On Hypertensive Patients Blood Pressure In
Working Area of Puskesmas Kupang Kota 2014
Hypertension was defined as persintent blood pressure where systolic pressure above 140
mmHg and diastolic pressure above 90mmHg. Labu siam juice as herbal treatment can be
used to lower blood pressure. This study aims to investigate the effect of labu siam juice in
hypertensive patients. Design of this study was quasi experimental with control time design
series. The sample size were 54 people of 20-60 years old, first group consisted of 27 people
of intervention labu siam juice and second group of 27 people of control. The setting of this
study was in working area Puskesmas Kupang Kota, sub district Kota Lama, Kupang City,
April 2014. Mann-Whitney test was used for bivariate analysis. The result showed a
significant difference systolic blood pressure between the two groups, p = 0,005 (< 0,05) and
a significant difference diastolic blood pressure between the two groups, p = 0,012 (< 0,05).
This study concluded that the labu siam juice can significantly reduce systolic and diastolic
blood pressure in hypertensive patients.
Keywords: Hypertensive Patients, Blood Pressure, Labu Siam Juice.
Abstrak : Pengaruh Pemberian Jus Labu Siam Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kupang Kota Tahun 2014
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya
lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih dari 90mmHg. Jus labu siam
merupakan salah satu pengobatan herbal yang bisa menurunkan tekanan darah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus labu siam terhadap tekanan
darah penderita hipertensi. Rancangan dari penelitian ini adalah analitik eksperimental semu
dengan desain rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (Control Time Series Design).
Jumlah sampel sebanyak 54 orang dengan umur 20-60 tahun, kelompok pertama terdiri dari
27 orang kelompok intervensi dan 27 orang kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang pada bulan
April 2014. Hasil uji statistik bivariat dengan Mann Whitney didapatkan perbedaan tekanan
darah sistolik yang bermakna antara kedua kelompok setelah pemberian jus labu siam dengan
nilai p = 0,005 (< 0,05) juga didapatkan perbedaan tekanan darah diastolik yang bermakna
antara kedua kelompok setelah pemberian jus labu siam dengan nilai p = 0,012 (< 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian jus labu siam
mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.
Kata Kunci : Penderita Hipertensi, Tekanan Darah, Jus Labu Siam

PENDAHULUAN

METODE

Indonesia diperkirakan sebesar 15


juta
bangsa
Indonesia
menderita
hipertensi, dan hanya 4% yang merupakan
hipertensi terkendali. Hipertensi terkendali
adalah mereka yang menderita hipertensi
dan tahu bahwa mereka menderita
hipertensi
dan
sedang
melakukan
pengobatan.(2) Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia melalui Profil Data
Kesehatan Indonesia, mencatat bahwa
pada tahun 2010 hipertensi masuk dalam
10 besar penyakit rawat inap di Rumah
Sakit dan juga 10 besar penyakit rawat
jalan. Tercatat bahwa ada 19.874 kasus
hipertensi yang membutuhkan rawat inap
di rumah sakit, yang terdiri dari 8.423
kasus atau 42,38% pada laki-laki dan
11.451 kasus atau 57,62% pada
perempuan. Sejumlah
955 pasien
meninggal dari 19.874 kasus hipertensi
pada tahun 2010.(1)
Menurut data dari Dinas Kesehatan
Kota Kupang pada tahun 2011 hipertensi
menduduki peringkat pertama penyakit
tidak menular yang paling banyak terdapat
di puskesmas-puskesmas kota Kupang,
yaitu sebanyak 5.871 kasus hipertensi.
Pada tahun yang sama, hipertensi juga
menduduki peringkat keenam penyakit
terbanyak di kota Kupang yaitu sebesar
14.943 kasus. Pada tahun 2012, kasus
hipertensi menurun dibandingkan dengan
tahun
sebelumnya,
namun
tetap
menduduki peringkat pertama penyakit
tidak menular yang paling banyak terdapat
di puskesmas kota Kupang, yaitu
sebanyak 3.833 kasus. Puskesmas Kupang
Kota adalah puskesmas dengan kasus
hipertensi terbanyak di kota Kupang, yaitu
1.372 kasus pada tahun 2011 dan 941
kasus pada tahun 2012.(2)
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus
labu siam terhadap tekanan darah
penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kupang Kota.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah


kerja Puskesmas Kupang Kota, Kelurahan
Bonipoi, Kecamatan Kelapa Lima, Kota
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
pada bulan April 2014. Subyek penelitian
adalah Penderita Hipertensi primer di
Wilayah Kerja Puskesmas Kupang Kota.
Dari hasil perhitungan didapatkan sampel
berjumlah 54 orang yaitu 27 orang
kelompok kontrol dan 27 orang kelompok
intervensi. Teknik pengambilan sampel
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling yaitu sampel nanti akan
ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan peneliti.
Pemberian Jus Labu Siam
Jus labu siam adalah cairan yang diperoleh
dari atau yang ada dalam buah labu siam
(140 gram). Peneliti membagi dua
kelompok
yaitu
kelompok
konrol
(kelompok yang tidak diberikan jus labu
siam) dan kelompok intervensi (kelompok
yang diberikan jus labu siam 1 kali sehari
selama 3 hari).
Gambar 1
Proses Pembuatan Jus Labu Siam

Gambar 2
Subjek Sedang
Labu Siam

Mengkonsumsi

Jus

Pengukuran Tekanan Darah


Pengukuran tekanan darah dengan
menggunakan alat Sphygmomanometer
Air Raksa. Pengukuran tekanan darah awal
dilakukan secara berulang-ulang pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi
minimal sebanyak 3 kali tiap 5 menit
sampai mendapatkan hasil pengukuran
yang sama. Pada kelompok intervensi
dilakukan pengukuran tekanan darah 150
menit setelah pemberian jus labu siam
minimal sebanyak 3 kali tiap 5 menit
sampai mendapatkan hasil pengukuran
yang sama dan pada kelompok kontrol
dilakukan pengukuran tekanan tanpa
pemberian jus labu siam minimal sebanyak
3 kali tiap 5 menit sampai mendapatkan
hasil yang sama. Pengukuran tekanan
darah pada kedua kelompok ini dilakukan
selama tiga hari. Hasil pengukuran tekanan
darah selama 3 hari akan dirata-ratakan
dan merupakan hasil pemeriksaan tekanan
darah setelah pemberian jus labu siam.

A. Usia
27-32
33-38
39-44
45-50
51-56
57-62
Total
B. Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Hasil
Analisis Univariat
Distribusi
karakteristik
subyek
berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi
Karakteristik
Subyek Berdasarkan Usia dan
Jenis Kelamin
Intervensi

Karakteristik
%

6
3
4
3
6
5
27

22,2
11,1
14,8
11,1
22,2
18,6
100,0

11
16
27

40,7
59,3
100,0

6
21
27

22,2
77,8
100,0

Pada penelitian ini rentang usia


terbanyak yang mengalami hipertensi ialah
pada rentang usia 27-32 tahun dan 51-56
tahun
pada
kelompok
intervensi.
Berdasarkan jenis kelamin jumlah
responden terbanyak adalah perempuan 21
orang (77,8%) sedangkan laki-laki 6 orang
(22,2%) pada kelompok intervensi.:
Distribusi
karakteristik
subyek
berdasarkan rerata asupan makanan
(energi dan kalium) dapat dilihat pada
Tabel 2. sebagai berikut :

Asupan

3,7
18,6
22,2
3,7
14,8
37,0
100,0

Tabel 2. Distribusi
Karakteristik
Subyek Berdasarkan Rerata
Asupan
Makanan
Tanpa
Intervensi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontrol

1
5
6
1
4
10
27

Energi
Kalium
(Potasium)

Rerata Asupan Makanan


Kelompok Kelompok
Kontrol
Intervensi
1572,1 kkal 1277,3 kkal
627,5 mg
774,8 mg

Pada penelitian ini rerata asupan


kalium pada kelompok intervensi adalah
774,8 mg. Asupan rerata kalium pada
subyek penelitian tanpa intervensi jus labu
siam tidak mencukupi karena menurut
angka kecukupan gizi, asupan kalium yang

dianjurkan per hari adalah sebanyak 4700


mg.
Distribusi
karakteristik
subyek
berdasarkan riwayat pengobatan hipertensi
dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi
Karakteristik
Subyek Berdasarkan Riwayat
Pengobatan Hipertensi
Riwayat
Pengobatan
Kaptopril
Amlodipin
Total

Kontrol
n
21
6
27

%
77,8
22,2
100,0

Intervensi
n
22
5
27

%
81,5
18,5
100,0

Pada penelitian ini obat yang paling


banyak digunakan pasien hipertensi pada
kedua kelompok adalah kaptopril yaitu 21
orang (77,8%) pada kelompok kontrol dan
22 orang (81,5%) pada kelompok
intervensi.

Diastolik
Pre
Diastolik
Post

Tekanan
Darah
Sistolik
Pre

Diastolik
Pre

Tabel 4. Distribusi
Perbandingan
Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Antara Kelompok
Kontrol
dan
Kelompok
Intervensi Berdasarkan Nilai
Tengah
Tekanan
Darah
Sistolik
Pre
Sistolik
Post

Kelompok

Kontrol

27

Intervensi

27

Kontrol

27

Median
(MinMax)
150
(130-190)
145
(140-180)
147
(130-190)

0,547
0,005

27

Kontrol

27

Intervensi

27

Kontrol

27

Intervensi

27

135
(125-160)
100
(80-100)
90
(85-130)
93
(83-107)
87
(83-103)

0,478

0,012

Tabel 5. Distribusi
Perbandingan
Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Antara Kelompok
Kontrol
dan
Kelompok
Intervensi
Berdasarkan
Rerata

Sistolik
Post

Analisis Bivariat

Intervensi

Diastolik
Post

Kelompok

Kontrol

27

Intervensi

27

Kontrol

27

Intervensi

27

Kontrol

27

Intervensi

27

Kontrol

27

Intervensi

27

Rerata
s.b.
151,85
14,152
149,81
11,806
149,22
14,506
138,70
9,714

96,30
6,877
96,48
10,173
92,89
5,373
89,30
4,999

0,547

0,005

0,478

0,012

Uji statistik menggunakan uji


Mann-Whitney
dengan
tingkat
kepercayaan sebesar 95%. Hasil analisis
menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi
pada pengukuran sebelum pemberian jus
labu siam selama 3 hari terhadap tekanan
darah orang dewasa di wilayah kerja
Puskesmas Kupang Kota tahun 2014 yang

ditunjukkan dengan nilai p=0,547 (p >


0,05) pada tekanan darah sistolik dan p =
0,478 (p > 0,05) pada tekanan darah
diastolik
sedangkan
hasil
analisis
menunjukan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol
dan
kelompok
intervensi
setelah
pemberian jus labu siam selama 3 hari
terhadap tekanan darah orang dewasa di
wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota
tahun 2014 yang ditunjukan dengan nilai p
= 0,005 (p < 0,05) pada tekanan darah
sistolik dan p = 0,012 (p < 0,05) pada
tekanan darah diastolik
Pembahasan
Besarnya kandungan kalium pada
labu siam berefek menurunkan tekanan
darah karena kalium dapat menurunkan
reabsorbsi garam dan air oleh tubulus
ginjal sehingga tubuh mengeluarkan
banyak cairan dan volume cairan
intravaskuler akan menurun dan secara
otomatis tekanan darah juga ikut turun.
Konsumsi kalium dalam jumlah yang
banyak
juga
akan
meningkatkan
konsentrasinya dalam cairan intraselular
sehingga cenderung menarik cairan
ekstraselular dan menurunkan tekanan
darah. Kalium yang banyak dalam jus labu
siam juga dapat menurunkan tekanan
darah karena efek umum ion kalium untuk
menghambat kontraksi vaskular sehingga
menyebabkan
vasodilatasi pembuluh
(3,4)
darah.
Penelitian yang dilakukan oleh
Evangelia Yuninda juga membuktikan
bahwa jus labu siam yang diberikan pada
30 orang wanita dewasa selama tiga hari
dapat menurunkan tekanan darah oleh
karena labu siam juga diketahui memiliki
efek
diuretik,
sehingga
mampu
menurunkan kadar garam di dalam darah
melalui
pembuangan
air
seni.
Berkurangnya kadar garam yang bersifat
menyerap atau menahan air ini akan
meringankan
kerja
jantung
dalam
memompa darah, sehingga tekanan darah
akan menurun. (5)

Penelitian tentang labu siam yang


dapat menurunkan tekanan darah juga
dilakukan
oleh
Stella
Belinda
Tjoawirawan yang mengatakan bahwa
kandungan kalium dalam labu siam dapat
menurunkan tekanan darah melalui
penghambatan sistem Renin-Angiotensin
yang menyebabkan penurunan sekresi
aldosteron sehingga diuresis meningkat
yang menyebabkan berkurangnya volume
darah, sehingga tekanan darah menurun,
selain itu kalium juga bersifat diuretik
dengan cara menurunkan reabsorbsi garam
dan air oleh tubulus melalui mekanisme
pemblokan transport aktif natrium melalui
dinding tubulus sehingga cairan yang
dikeluarkan tubuh menjadi banyak dan
volume cairan intravaskuler akan menurun
sehingga secara otomatis tekanan darah
juga ikut turun. (6)
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa : 1) Tekanan darah sistolik sebelum
pemberian jus labu siam pada kelompok
kontrol dan intervensi tidak memiliki
perbedaan yang bermakna dengan nilai p =
0,547. 2) Tekanan darah sistolik setelah
pemberian jus labu siam pada kelompok
kontrol dan intervensi memiliki perbedaan
yang bermakna dengan nilai p = 0,005.
3) Tekanan darah diastolik sebelum
pemberian jus labu siam pada kelompok
kontrol dan intervensi tidak memiliki
perbedaan yang bermakna dengan nilai p =
0,478. 4) Tekanan darah diastolik setelah
pemberian jus labu siam pada kelompok
kontrol dan intervensi memiliki perbedaan
yang bermakna dengan nilai p = 0,012
DAFTAR PUSTAKA
1.

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2010 [Internet]. 2011 [cited 2014 May
6].
p.
41.
Available
from:
http://www.depkes.go.id/downloads/P
ROFIL_KESEHATAN_INDONESIA
_2010.pdf

2.

Dinas Kesehatan Kota Kupang. Profil


Kesehatan Kota Kupang [Internet].
2011 [cited 2014 May 6]. p. 47.
Available
from:
www.dinkeskotakupang.web.id/bankdata/category/6-profil-kesehatan-kotakupang-tahun-2011.html?
download=11:profil-kesehatan-kotakupang-tahun-2011

3.

Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel


ke sistem. VI. Nella Y, editor. Jakarta:
EGC; 2011.

4.

Arthur GC. Human physiology and


mechanisms of disease. Jakarta: EGC;
1990.

5.

Yuninda E. Pengaruh Jus Labu Siam


(Sechium Edule) Terhadap Tekanan
Darah Wanita Dewasa. 2009;

6.

Tjoawirawan, SB. Pengaruh labu siam


( sechium edule swartz ) terhadap
tekanan darah. 2012.

Anda mungkin juga menyukai