Skenario
Dr. Sukmawan baru tiga bulan ditugaskan sebagai dokter fungsional di sebuah
Puskesmas terpencil di Papua Barat. Satu bulan yang lalu Kepala Dinas Kesehatan kabupaten
memberikan tanggung jawab structural sebagai Kepala Puskesmas karena kelangkaan tenaga
kesehatan professional. Data pencatatan dan pelaporan di Puskesmas setahun terakhir
menunjukkan kunjungan pemeriksaan ibu hamil rendah sebesar 40%, dengan K4 45% selain
itu data AKI cukup tinggi sekitar 70/1000 kelahiran hidup.
Sebagai manajer Puskesmas, Dr. Sukmawan menganalisis faktor internal maupun
eksternal manajemen Puskesmas yang mungkin mempengaruhi kinerja dan produktivitas
petugas. Dr. Sukmawan menggunakan diagram tulang ikan (fish bone) untuk mengidentifikasi
dan mengklasifikasi akar penyebab kualitas rendah, Khususnya faktor internal.
Wawancara dengan staf Puskesmas diperoleh keterangan bahwa sebagian petugas
Puskesmas memiliki motivasi rendah. Untuk mencari penyebab rendahnya motivasi staf
Puskesmas Dr. Sukmawan menganalisis dengan menggunakan teori motivasi dari Maslow dan
Hezberg.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi
rendahnya standar hidup seseorang. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, status
kesehatan yang relatif baik dibutuhkan oleh manusia untuk menopang semua aktivitas
hidupnya. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan
menginvestasikan dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan. Maka
untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang
baik pula.
Kesepakatan global (millenium development Goals/MDGs, 2000) mengharapkan
angka kematian ibu menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan
angka kematian bayi serta angka kematian balita menuun sebesar dua pertiga dalam kurun
waktu 1990-2015.
Angka kematian ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan
melahirkan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa menghitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009.p.30).
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum. AKI terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan menjadikan indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
(Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009.p.30). Hasil pencapaian program pelayanan
kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan pelayanan K1K4.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui teori tentang K1, K2, K3 dan K4.
b. Mengetahui angka kematian ibu.
c. Mengetahui teori motivasi.
1.4 Manfaat Penyelidikan
1. Bagi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Sebagai bahan evaluasi bagi PUSKESMAS dalam memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar dan meningkatkan kualitas bagi tenaga kesehatan dalam pemeriksaan
kehamilan.
2. Bagi ibu/ibu hamil
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan dalam pemeriksaan
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC
menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada
3
peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi
masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan pokok (basic
health services) yang berdasarkan kepada metoda dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial
yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menentukan nasib sendiri ( self
Determination ). Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama bersifat rawat jalan
(ambulatory/out patient services).
Fungsi PHC:
Pemeliharaan kesehatan
Pencegahan penyakit
Diagnosis dan pengobatan
Pelayanan tindak lanjut
Pemberian sertifikat
7. Pengukuran (measurement)
Tujuan dari fishbone diagram adalah menemukan penyebab masalah baik penyebab
utama maupun penyebab lainnya. Dengan menggunakan fishbone diagram akan
diketahui penyebab yang saling berkaitan. Dengan demikian akan didapat kejelasan dari
permasalahan yang ada dimana perbaikan dapat dilakukan dengan mencari masalahnya
dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan metode anak tangga (stair stepping),
mulai dengan mengajukan pertanyaan Mengapa hal itu bisa terjadi ? kepada masalah
utama yang terlihat di permukaan. Jika ketemu jawabannya, maka pertanyaan yang sama
diulangi kembali kepada jawaban tersebut. Begitulah seterusnya, sampai ketemu SATU
akar penyebab masalah yang paling mendasar.
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang
dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah
resmi di akui dalam dunia psikologi. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling
mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah
dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius
berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan
tertinggi dari piramida ini.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari
yang paling rendah) :
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air,
dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang
tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian
seseorang untuk kepuasan.
kategori
ini
dibagi
menjadi
dua
jenis,
Eksternal
dan
Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi
lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini
tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan
dalam hidupnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan
untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu lahir untuk dilakukan.
Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.
Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu
merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak
aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk
mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang
ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang
mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya
dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.
Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.
Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orangorang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima anda apa adanya
ketimbang berusaha mengubah anda.
Rasa humor yang tidak agresif (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon
yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi),
ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
BAB III
METODE PENYELIDIKAN
10
BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN
Menurut hasil penyelidikan yang diperoleh dengan wawancara dengan staf Puskesmas
maka didapatkan factor internal yang menyebabkan terjadinya hal di atas adalah rendahnya
motivasi kerja dari staf puskesmas dan juga akibat kelangkaan tenaga kerja yang professional.
Rendahnya motivasi kerja dari staf puskesmas bisa jadi karena kebutuhan atau keinginan
12
mereka tidak terpenuhi seperti menurut yang dikatakan Maslow dalam teori motivasi dimana
seseorang itu memerlukan kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan itulah yang seharusnya
didapatkan oleh staf puskesmas tapi mungkin saja kebutuhan itu didapatkan tidak sepenuhnya
atau setengah-setengah sehingga mereka merasa kurang puas dan menurunnya kinerja di
puskesmas. Kurangnya tenaga yang professional juga tidak bisa menunjang kinerja yang baik.
Jika para pekerja tidak berkompeten dalam bidangnya otomatis mereka tidak memiliki
motivasi kerja yang tinggi dalam bidangnya dan bisa menyebabkan rendahnya motivasi dan
menurunnya kinerja staf puskesmas.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Diskusi kelompok
A. Faktor-faktor yang menyebabkan K4 menurun
Cakupan K4 yaitu persentase jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal
lengkap minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester
13
Pengobatan
KIA / KB
Kesehatan Lingkungan
Promosi Kesehatan
Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
Gizi.
Untuk meningkatkan kinerja petugas di Puskesmas, dibutuhkan peran Kepala
Puskesmas selaku pimpinan, dengan cara melakukan supervisi dan melibatkan serta
memberdayakan pegawainya.
15
Menurut Gibson (2000), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja petugas yaitu :
1.
variabel individu yang terdiri dari sub variabel kemampuan dan keterampilan (fisik
dan mental), latar belakang (keluarga, tingkat sosial dan pengalaman) dan demografi
(umur, asal usul dan jenis kelamin) yang mempunyai efek langsung pada perilaku
1. Wastafel (tempat cuci tangan) yang harus ada dalam suatu ruangan pemberi pelayanan
tidak ditemukan,
2. Jam dinding yang tidak terpasang.
3. Format rekam medik sudah lengkap namun tidak taan dalam pengisian.
4. Partograf yang kurang mendapat perhatian untuk dipergunakan dalam pengambilam
keputusan klinik,
5. Alat-alat emergensi yang kurang tepat peletakannya.
6. SDM yang sudah terlatih (mempunyai skill) namun tidak diterapkan,
7. Pemeriksaan laboratorium yang masih kurang rutin dilakukan.
8. Ditempat sampah juga belum ditemukan atau disiapkan tempat sampah yang
memenuhi standar pembagian yaitu tempat sampah non infeksius, tempat sampah
infeksius, tempat sampah hazard (bahan kimia-beracun) dan tempat sampah tajam.
9. Permasalahan lainnya adalah koordinasi atau tepat pengaturan pelaksanaan program
KIA-Gizi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dan RSUD Polewali
masih harus dilakukan dengan rutin dan berkesinambungan.
BAB VI
KESIMPULAN
Menurut data yang diperoleh didapatkan kunjungan ibu hamil ke puskesmas
menurun dan sebesar 40% dengan K4 45% dan meningkatnya AKI (Angka Kematian
Ibu) sekitar 70/10000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan harus diperbaikinya
system mutu pelayanan puskesmas untuk bisa meningkatkan kunjungan ibu hamil ke
puskesmas dan juga meningkatkan K4 yang merupakan indicator keberhasilan
pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dengan meningkatkan motivasi
kerja dari staf puskesmas dan memperbanyak staf puskesmas yang professional untuk
bisa memberikan pelayanan yang memuaskan.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://mylearningissue.wordpress.com/2009/12/27/selamatkan-ibu-dari-kematian/
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
http://www.praswck.com/aktualisasi-diri-menurut-abraham-maslow
http://www.sehatnews.com/2012/10/19/indonesia-harus-mulai-galakkan-layanan-kesehatanprimer/
http://lemandore.wordpress.com/2011/09/02/diagram-fishbone/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
18