Dalam waktu yang tidak terlalu lama serovar lain hebdomadis, autumnalis, australis, pyrogenes,
bataviae, dan leptospora borgpetersenii juga dapat menyebabkan leptospirosis berat. Selain
menemukan mikroorganisme penyebab, Inada, Iko, Kaneko, Hoki dan Ito dalam tahun 19141915 juga menemukan medium biakan, sumber infeksi, gambaran klinis, gambaran laboratorium,
patologi serta patofisiologi, diagnosis, therapy dan profilaksis leptospirosis. Pada perkembangan
berikutnya ditemukan berbagai serovar sehingga kini lebih dari 200 serovar ditemukan di
berbagai belahan dunia.
MIKROBIOLOGI DAN BIOLOGI MOLEKULER LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis merupakan spirochaeta genus Leptospira, yang terdiri atas dua spesies: Leptospira
interrogans dan Leptospira biflexa. Leptospira pathogen terdiri atas 200 serotipe yang memiliki
antigen utama dan terbagi dalam 23 serogrup, sebagian besar telah diidentifikasi serta terdapat di
Indonesia.
Leptospira merupakan spirochaeta yang motil, dengan ukuran lebar 0,1 m, panjang 6-20 m,
serat memiliki hooked pada akhir tubuhnya. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang
tersebar luas terutama di Negara-negara tropis. Binatang mengerat (tikus, musang, tupai) dan
binatang piaraan (lembu, kerbau, babi anjing, kucing, ikan dan burung) merupakan reservoir
yang penting. Leptospira dapat hidup pada tubulus renalis binatang tersebut dalam kurun waktu
cukup lama.
Binatang yang terpapar Leptospira, meskipun asimptomatis, tetapi mengandung lebih dari 1010
organisme/gram didalam gimjalnya. Transmisi terjadi melalui kontak langsung (urine, darah,
jaringan) yang terpapar Leptospira, maupun tidak langsung (air, tanah, lumpur) yang tercemar
Leptospira. Para petani, peketja selokan, pekerja lading, pekerja tambang dan pekerja lain yang
selalu kontak dengan urine maupun jaringan binatang seperti dokter hewan, pekerja
laboratorium, penjagal di rumah potong, termasuk beresiko tinggi untuk dapat terinfeksi
Leptospira.
Penularan langsung antara individu jarang terjadi, kalau terjadi dapat karena kontak dengan urine
individu yang pernah terinfeksi pada stadium penyembuhan, karena Leptospira menetap di
tubulus ginjal dan menimbulkan infeksi kronis.
Berbagai faktor yang ikut menentukan progresivitas sehingga menyebabkan kegawatan akibat
leptospirosis antara lain: hemolisin, lipopolisakarida, glikoprotei, lipoprotein, heat shock protein
dan flagellin. Gen hemolisin SphH dari L.interogans strain HY-1, ikut berperan dalam
pengendalian progresivitas leptospirosis. Leptospira yang mengalami lisis akibat aktifitas
immunoglobulin maupun komplemen dapat meninduksi sekresi enzim, toksin dan sitokin (IL-1,
IL-6, IL-8, TNFa) yang kemudian ikut menentukan derajat beratnya manifestasi klinis serta
mendorong timbulnya penyakit Wels.
Genom Leptospira mempunyai panjang kira-kira 5.000 kb (kilobase), urutan genom perlu
dikenal guna mengisolasi serotype, mengkode protein dan lain-lain. Genom tersebut tersusun
atas 2 type kromosom, masing-masing 4.400 kb dan 350 kb, dari serovars pemona subtype
newicki dan ikterohemoragiae. Leptospira mengandung 2 set 16S dan 23S rRNA. Akhir-akhir ini
Pemeriksaan Petanda Tumor dan Pemeriksaan lain : Fungsi dan Artinya | Askep
kapukonline.com. Setelah sebelumnya posting ( Baca : Pemeriksaan Imunosero
Askep
ASKEP ANAK
ASKEP BEDAH
ASKEP DALAM
ASKEP GERONTIK
ASKEP JIWA
ASKEP KOMUNITAS
ASKEP MATA
ASKEP MATERNITAS
Askep Paru
ASKEP SARAF
ASKEP THT
ASKEP TULANG
BIOKIMIA PERAWAT
CPNS
CPNS 2014
DOENGES
GAME
INFO
LEAFLET
MAKALAH KEPERAWATAN
MAKALAH KESEHATAN
PENYULUHAN
RUU Keperawatan
Site Map
Tips Blogspot
TIPS KESEHATAN
TOKOH PERAWAT
Tutorial Blogspot
Undang Undang
Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID
Privacy Police - Desclaimer - Laporan Pendahuluan (LP) Leptospirosis