Askep gagal jantung kongestive meliputi definisi, tinjauan teori, etiologi, manifestasi klinis,
diagnostik, penatalaksanaan, proses keperawatan, diagnosa perawatan, intervensi, evaluasi
Beranda Revenuehits Askep Gagal Jantung Kongestive BerandaAskepASKEP
DALAMASKEP GADAR (Gawat Darurat)Askep Gagal Jantung Kongestive
5. Penyakit jantung lain. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya, yang ssecara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak
mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif konstriktif,
atau stenosis AV), peningkatan mendadak afteer load
6. Faktor sistemik. Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (mis : demam, tirotoksikosis ),
hipoksia dan anemia peperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan
oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elekttronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung
Grade gagal jantung menurut New york Heart Association Terbagi menjadi 4 kelainan fungsional
:
1. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat
2. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik sedang
3. Timbul gejala sesak pada aktifitas ringan
4. Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan / istirahat
MANIFESTASI KLINIS GAGAL JANTUNG KONGESTIF.
1. Tanda dominan : Meningkatnya volume intravaskuler. Kongestif jaringan akibat tekanan
arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah jantungManifestasi kongesti dapat
berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
2. Gagal jantung kiri : Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
1. Dispneu : Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Bebrapa pasien dapat mengalami ortopneu
pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
2. Batuk
3. Mudah lelah : Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
hasil katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi
edema
2. Terapi diuretik. Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hatihati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
3. Terapi vasodilator. Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel
dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat
dituruinkan
Dukungan diet: Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Fokus pengkajian keperawatan ditujukan untuk mengobservasi adanya tanda-tanda dan gejala
kelebihan ciaran paru dan tanda serta gejala sistemis.
1. Aktifitas / istirahat: Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea
saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
2. Sirkulasi: Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katup jantung, anemia, syok
dll. Tekanan Darah, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical bunyu
jantung S3 galoop, nadi perifer bekurang, perubahan dalam denyutan nadi jugularis,
warna kulit kebiruan, punggung kuku pucat atau sianosis, hepar adakah pembesaran
bunyi nafas krekles atau ronkhi, edema.
3. Integritas ego: Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
4. Eliminasi: Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih malam hari,
diare / konsipasi.
5. Makanan / cairan: Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan berat badan
signifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam, pengunaan diuretic,
distensi abdomen edema umum dll.
6. Hygiene: Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
7. Neurosensori: Kelemahan, pusing, letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
8. Nyeri / kenyamanan: Nyeri dada akut/kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
9. Pernafasan - keamanan: Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll.
Bunyi nafas, warna kulit
10. Interaksi sosial: Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GAGAL JANTUNG KONGESTIF
1. Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya takhikardi, hipertropi bilik jantung dan iskemia (jika
disebabkan oleh AMI).
3. Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil
hemodilusi darah dari adanya kelebihan retensi air.
DIAGNOSA KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
1.
Penurunan perfusi jaringan behubungan dengan menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis, dan kemungkinan thrombus atau emboli
Kerusakan pertukarann gas, Dapat dihubungkan oleh : Gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar-kapiler (atelektasis , kolaps jalan
nafas/alveolar, edema paru/efusi, sekresi berlebihan/perdarahan aktif).
2. Gelisah
3. Cyanosis
4. Perubahan GDA
5. Hipoksemia
2. Tujuan :
1. Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 > 45 mmHg
3. Kriteria Hasil :
1. Tidak sesak nafas, tidak gelisah, GDA dala batas Normal ( pa O2 <>2 > 45
mmHg
4. Tindakan :
1. Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu
pernafasan
2. Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas
dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronki dll.
3. Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas
misalnya: batuk, penghisapan lendir dll
4. Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
5. Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
6. Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler
3.
Faktor resiko meliputi : Penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial /
jaringan )
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan: Penurunan volume paru, hepatomegali, splenomigali
4. GDA Normal
3. Tindakan :
1. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada
2. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
3. Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
4. Kolaborasi pemberian Oksigen dan pemeriksaan GDA
5.
Luka Bakar merupakan luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan kalor atau zat-zat yang bersifat membakar.
DEFINISI Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh
panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metab
Askep
ASKEP ANAK
ASKEP BEDAH
ASKEP DALAM
ASKEP GERONTIK
ASKEP JIWA
ASKEP KOMUNITAS
ASKEP MATA
ASKEP MATERNITAS
Askep Paru
ASKEP SARAF
ASKEP THT
ASKEP TULANG
BIOKIMIA PERAWAT
CPNS
CPNS 2014
DOENGES
GAME
INFO
LEAFLET
MAKALAH KEPERAWATAN
MAKALAH KESEHATAN
PENYULUHAN
RUU Keperawatan
Site Map
Tips Blogspot
TIPS KESEHATAN
TOKOH PERAWAT
Tutorial Blogspot
Undang Undang
Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID
Privacy Police - Desclaimer - Askep Gagal Jantung Kongestive