Maniere
Beranda Revenuehits Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere BerandaASKEP
DALAMMAKALAH KEPERAWATANMAKALAH KESEHATANAskep / Asuhan
Keperawatan Syndrome Maniere
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun
tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu
sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di
ketahui penyebabnya
B. Etiologi Penyakit Meniere
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan :
1. Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin.
2. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
3. Reaksi alergi
4. Gangguan autoimun
Penyakit Maniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.
Namun, ada bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere
mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops
endolimfatikus, yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan
dalam sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala
Meniere.
C. Patofisiologi Penyakit Meniere.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis
terhambat.
D. Pathway Syndrome Maniere
1. Download Pathway Syndrome Maniere
E. Manifestasi Klinik Penyakit Meniere
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
1. Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Kehilangan pendengaan sensorineural progresif dan fluktuatif. Tinnitus bisa menetap atau
hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan vertigo.
2. Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya tekanan
di dalam telinga.
3. Tinitus atau suara berdenging.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15%
penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga
4. Veritgo
Gejalanya berupa serangan vertigo tak tertahankan episodik yang sering disertai mual
dan/atau muntah, yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara
perlahan
F. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Meniere
1. Tes gliserin :
Pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan
audiogram. Setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
2. Audiogram :
Tuli sensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.
Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta meminum zat penyebab
dehidrasi, seperti gliserol atau urea, yang secara teoritis dapat menurunkan jumlah
hidrops endolimfe.
3. Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit
meniere.
4. Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.
5. CT scan atau MRI Kepala
6. Elektroensefalografi
7. Stimulasi kalorik
G. Penatalaksanaan Penyakit Meniere
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan
1. Diet :
Banyak pasien dapat mengontrol gejala dengan mematuhi diet rendah garam (2000
mg/hari). Jumlah natrium merupaka salah satu faktor yang mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan ciran dapat memutuskan keseimbangan halus
antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga dalam.
Garam Natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
kemudian pada waktu memasak atau mengolah. Makanan berasal dari hewan biasanya
lebih banyak mengandung garam Natrium daripada makanan berasal dari tumbuhtumbuhan.
Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan : natrium
Chlorida atau garam dapur, Mono Sadium Glumat atau vetsin, Natrium Bikarbonat atau
soda kue, Natrium Benzoat atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti cornet beef.
Makanan yang diperbolehkan adalah :
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuh, seperti :
1. Beras, kentang, ubi, mie tawar, maezena, hunkwee, terigu, gula pasir.
2. Kacang-kacangan dan hasil oleh kacang-kacangan seperti kacang hijau,
kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
3. Minyak goreng, margarin tanpa garam
4. Sayuran dan buah-buahan
5. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, lombok, salam, sereh, cuka.
2. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas
3. Minuman seperti the, sirup, sari buah.
Makanan yang perlu dibatasi :
4. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam Natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti :
1. Roti biskuit, kraker, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur
dan atau soda.
2. Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan
pindang, sarden, ebi, udang kering, telur asing, telur pindang.
3. Keju, Keju kacang tanah (pindakas).
4. Margarin, mentega.
5. Acar, asinan sayuran dalam kaleng.
6. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
7. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, terasi, petis, taoco, tomato
ketcup.
5. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang mengandung lebih banyak natrium.
Sebaiknya bahan makanan ini dihindarkan.
6. Kafein dan nikotin merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindari kedua zat
tersebut dapat mengurangi gejala. Ada kepercayaan bahwa serangan vertigo
dipicu oleh reaksi alergi terhadap ragi dalam alkohol dan bukan karena
alkoholnya.
2. Farmakologis :
Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin (antivert),
yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan
pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak
digunakan sebagai pengobatan jangka panjang.
Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak hanya mengurangi mual dan
muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide atau
hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere dengan
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.
Pasien harus diingatkan untuk makan-makanan yang mengandung kalium, seperti pisang,
tomat, dan jeruk ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.
3. Penatalaksanaan Bedah :
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan
tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus
endolimfatikus melalui insisi postaurikuler.
Obat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada pasien
dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
Prosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid juga berhasil
sekitar 85% dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam juga
hancur.
Pemotongan nervus nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi sekitar 98% dalam
menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin (melali mekanisme
pendengaran) atau dengan cara yang dapat mempertahankan pendengaran (suboksipital
atau fosa kranialis medial), bergantung pada derajat hilangnya pendengaran. Pemotongan
saraf sebenarnya mencegah otak menerima masukan dari kanalis semisirkularis
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MENIERE.
1. Pengkajian
Fokus dari pengkajian keperawatan untuk pasien dengan penyakit meniere adalah diarahkan
kepada pengamatan terhadap makan makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya, riwayat
trauma, riwayat hipertensi, riwayat alergi, faktor stres, emosional sakit kepala yang hebat.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena gangguan cara
jalan dan vertigo.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek
ketidakmampuan vertigo.
3. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan kesulitan keseimbangan.
4. Kurang perawatan diri (makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting)
berhubungan dengan disfungsi labirin dan vertigo.
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahn mobilitas karena gangguan cara jalan
dan vertigo.
1. Tujuan : Tetap bebas dari cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan
dan/jatuh
2. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji vertigo yang meliputi riwayat, amitan, gambaran serangan, durasi,
frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran,
tinitus, rasa penuh di telinga.
Rasional : Riwayat memberikan dasar untuk intervensi selanjutnya.
2. Kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungannya dengan aktivitas hidup
sehari-hari.
Rasional : Luasnya ketidakmampuan menurunkan resiko jatuh.
Patofisiologi Leptospirosis
Askep
ASKEP ANAK
ASKEP BEDAH
ASKEP DALAM
ASKEP GERONTIK
ASKEP JIWA
ASKEP KOMUNITAS
ASKEP MATA
ASKEP MATERNITAS
Askep Paru
ASKEP SARAF
ASKEP THT
ASKEP TULANG
BIOKIMIA PERAWAT
CPNS
CPNS 2014
DOENGES
GAME
INFO
LEAFLET
MAKALAH KEPERAWATAN
MAKALAH KESEHATAN
PENYULUHAN
RUU Keperawatan
Site Map
Tips Blogspot
TIPS KESEHATAN
TOKOH PERAWAT
Tutorial Blogspot
Undang Undang
Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID
Privacy Police - Desclaimer - Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere