Anda di halaman 1dari 13

Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome

Maniere
Beranda Revenuehits Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere BerandaASKEP
DALAMMAKALAH KEPERAWATANMAKALAH KESEHATANAskep / Asuhan
Keperawatan Syndrome Maniere

Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere


ASKEP PENYAKIT MENIERE
A. Pengertian Penyakit Meniere
Penyakit Maniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan
mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran, tinnitus dan serangan vertigo
(Kapita Selekta Edisi 3).
Pengertian vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik
(pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.

Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun
tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu
sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di
ketahui penyebabnya
B. Etiologi Penyakit Meniere
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan :
1. Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin.
2. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
3. Reaksi alergi
4. Gangguan autoimun
Penyakit Maniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.
Namun, ada bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere
mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops
endolimfatikus, yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan
dalam sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala
Meniere.
C. Patofisiologi Penyakit Meniere.

Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis
terhambat.
D. Pathway Syndrome Maniere
1. Download Pathway Syndrome Maniere
E. Manifestasi Klinik Penyakit Meniere
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
1. Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Kehilangan pendengaan sensorineural progresif dan fluktuatif. Tinnitus bisa menetap atau
hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan vertigo.
2. Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya tekanan
di dalam telinga.
3. Tinitus atau suara berdenging.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15%
penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga
4. Veritgo
Gejalanya berupa serangan vertigo tak tertahankan episodik yang sering disertai mual
dan/atau muntah, yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara
perlahan
F. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Meniere
1. Tes gliserin :
Pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan
audiogram. Setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
2. Audiogram :
Tuli sensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.
Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta meminum zat penyebab
dehidrasi, seperti gliserol atau urea, yang secara teoritis dapat menurunkan jumlah
hidrops endolimfe.
3. Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit
meniere.
4. Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.
5. CT scan atau MRI Kepala

6. Elektroensefalografi
7. Stimulasi kalorik
G. Penatalaksanaan Penyakit Meniere
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan
1. Diet :
Banyak pasien dapat mengontrol gejala dengan mematuhi diet rendah garam (2000
mg/hari). Jumlah natrium merupaka salah satu faktor yang mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan ciran dapat memutuskan keseimbangan halus
antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga dalam.
Garam Natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
kemudian pada waktu memasak atau mengolah. Makanan berasal dari hewan biasanya
lebih banyak mengandung garam Natrium daripada makanan berasal dari tumbuhtumbuhan.
Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan : natrium
Chlorida atau garam dapur, Mono Sadium Glumat atau vetsin, Natrium Bikarbonat atau
soda kue, Natrium Benzoat atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti cornet beef.
Makanan yang diperbolehkan adalah :
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuh, seperti :
1. Beras, kentang, ubi, mie tawar, maezena, hunkwee, terigu, gula pasir.
2. Kacang-kacangan dan hasil oleh kacang-kacangan seperti kacang hijau,
kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
3. Minyak goreng, margarin tanpa garam
4. Sayuran dan buah-buahan
5. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, lombok, salam, sereh, cuka.
2. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas
3. Minuman seperti the, sirup, sari buah.
Makanan yang perlu dibatasi :
4. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam Natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti :

1. Roti biskuit, kraker, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur
dan atau soda.
2. Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan
pindang, sarden, ebi, udang kering, telur asing, telur pindang.
3. Keju, Keju kacang tanah (pindakas).
4. Margarin, mentega.
5. Acar, asinan sayuran dalam kaleng.
6. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
7. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, terasi, petis, taoco, tomato
ketcup.
5. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang mengandung lebih banyak natrium.
Sebaiknya bahan makanan ini dihindarkan.
6. Kafein dan nikotin merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindari kedua zat
tersebut dapat mengurangi gejala. Ada kepercayaan bahwa serangan vertigo
dipicu oleh reaksi alergi terhadap ragi dalam alkohol dan bukan karena
alkoholnya.
2. Farmakologis :
Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin (antivert),
yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan
pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak
digunakan sebagai pengobatan jangka panjang.
Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak hanya mengurangi mual dan
muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide atau
hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere dengan
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.
Pasien harus diingatkan untuk makan-makanan yang mengandung kalium, seperti pisang,
tomat, dan jeruk ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.
3. Penatalaksanaan Bedah :
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan
tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus
endolimfatikus melalui insisi postaurikuler.
Obat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada pasien
dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
Prosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid juga berhasil
sekitar 85% dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam juga
hancur.

Pemotongan nervus nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi sekitar 98% dalam
menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin (melali mekanisme
pendengaran) atau dengan cara yang dapat mempertahankan pendengaran (suboksipital
atau fosa kranialis medial), bergantung pada derajat hilangnya pendengaran. Pemotongan
saraf sebenarnya mencegah otak menerima masukan dari kanalis semisirkularis
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MENIERE.
1. Pengkajian
Fokus dari pengkajian keperawatan untuk pasien dengan penyakit meniere adalah diarahkan
kepada pengamatan terhadap makan makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya, riwayat
trauma, riwayat hipertensi, riwayat alergi, faktor stres, emosional sakit kepala yang hebat.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena gangguan cara
jalan dan vertigo.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek
ketidakmampuan vertigo.
3. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan kesulitan keseimbangan.
4. Kurang perawatan diri (makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting)
berhubungan dengan disfungsi labirin dan vertigo.
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahn mobilitas karena gangguan cara jalan
dan vertigo.
1. Tujuan : Tetap bebas dari cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan
dan/jatuh
2. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji vertigo yang meliputi riwayat, amitan, gambaran serangan, durasi,
frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran,
tinitus, rasa penuh di telinga.
Rasional : Riwayat memberikan dasar untuk intervensi selanjutnya.
2. Kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungannya dengan aktivitas hidup
sehari-hari.
Rasional : Luasnya ketidakmampuan menurunkan resiko jatuh.

3. Ajarkan atau tekankan terapi vestibular/keseimbangan sesuai ketentuan


Rasional : Latihan mempercepat kompensasi labirin yang dapat
mengurangi vertigo dan gangguan cara jalan.
4. Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo aaaaaadan atau obat
peneang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek
sampingnya.
Rasional : Menghilangkan gejala akut vertigo.
5. Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat
tidur dinaikkan.
Rasional : Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera.
6. Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan
Rasional : Gerakkan akan memperberat vertigo.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek
ketidakmampuan vertigo.
1. Tujuan : Mengurangi atau tidak mengalami ansietas.
2. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping
yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
Rasional : Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam
perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi
ansietas.
2. Beri informasi mengenai vertigo dan penanganannya.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas
3. Dorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai
serangan vertigo.
Rasional : Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara
tingkat antietas dan perilaku.
4. Ajarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan rujukan bila
perluh.
Rasional : Memperbaiki manajemen stress, mengurangi frekwensi dan
beratnya serangan fertigo.
5. Beri upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yang menyebebkan stress
Rasional : situasi penuh stress dapat memperberat gejala kondisi ini

6. Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan


Rasional : pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas.
3. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan kesulitan keseimbangan.
1. Tujuan : Mengurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rimah dan
dengan menggunakan alat rehabilitatif bila perlu.
2. Intervensi Keperawatan :
1. Lakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan /atau fertigo
dengan menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus,
romberg positif, dan ketidak mampuan melakukan romberg tandem.
Rasional : Kelainan vestibuler perifer menyebabkan gejala dan tanda ini.
2. Bantu ambulasi bila ada indikasi
Rasional : Cara jalan yang abnormal yang dapat membuat pasien tidak
bisa tegak dan jatuh
3. Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan dan defisit proprioseptif
Rasional : keseimbangan tergantung pada sistem visual, vestibuler dan
propriosep
4. Dorong peningkatan tingkat aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu
Rasional : peningkatan aktivitas dapat membantu mencapai kembali
sistem keseimbangan.
5. Bantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
Rasional : Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko
jatuh selama proses rehabilitasi.
4. Kurang perawatan diri, makan, mandi atau higienic, berpakaian atau berdandan, toileting
berhubungan dengan disfungsi labirin dan fertigo.
1. Tujuan : bergabung dalam aktivitas pengalih
2. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas
yang sesuai.
Rasional : Kebosanan dapat terlihat, begitu juga depresi, membantu
menentukan toleransi maupun kesukaan.
2. Diskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa dengan pasien. Berikan
kesempatan untuk melanjutkan aktivitas pengalih yang sangat berarti.

Rasional : Untuk menyediakan informasi mengenai stresor yang nyata


maupun yang dirasakan yang mempengaruhi tingkat aktivitas, mendukung
rasa harga diri dan produktifitas pasien.
4. Tindakan / Implementasi
1. Resiko tinggi cedera
1. Mengkaji vertigo yang meliputi riwayat, awitan, gambaran seragam, durasi,
frekwensi adanya gejala telinga yang terkait ( kehilangan pendengaran, tinitus,
rasa penuh ditelinga ).
2. Mengkaji luasnya ketidak mampuandalam hubungannya dengan aktivitas hidup
sehari-hari
3. Mengajarkan atau menekankan terapi vestibuler/keseimbangan yang sesuai
dengan ketentuan.
4. Memberikan atau mengajari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat
penenangvestibuler serta memberi petunjuk pada pasien mengenai efek
sampingnya.
5. Mendorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing, dengan pagar tempat tidur
dinaikan.
6. Meletakan bantal pada kedua sisi kepala untuk membatasi gerakan.
2. Ansietas
1. Mengkaji tingkat ansietas. Membantu pasien mengidentifikasi keterampilan
koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
2. Memberikan informasi mengenai vertigo dan penanganannya
3. Mendorong pasien mendiskusikan ansietas dan menggali keprihatinan mengenai
serangan vertigo
4. Mengajarkan pasien teknik penatalaksanaanstress atau melakukan rujukan bila
perlu.
5. Memberikan upaya kenyamanan dan mungkin dari aktivitas yang menyebabkan
stres.
6. Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan.
3. Resiko terhadap trauma

1. Melakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan atau vertigo dengan


menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus, romberg positif, dan
ketidakmampuan melakukan romberg tandem.
2. Membantu ambulasi bila ada indikasi
3. Melakukan pengkajian ketajaman penglihatan devisit proprioseptif
4. Mendorong peningkatan aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
5. Membantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
4. Kurang perawatan diri, makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting
1. Mengkaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas yang
sesuai
2. Mendiskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa dengan pasien. Memberikan
kesempatan untuk melanjutkan aktivitas pengalih yang sangat berarti
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Memperlihatkan adanya pengurangan resiko cedera :
1. Klien mengerti dan mampu mengikuti terapi vestibular
2. Klien tahu dan mengerti cara meminum obat yang benar dan efek samping obat
3. Dan mempertahankan tirah baring bila merasa pusing.
2. Memperlihatkan penurunan ansietas atau tidak mengalami ansietas :
1. Melaporkan atau mendiskusikan ansietas
2. Mengikuti teknik penatalaksanan stress
3. Memperlihatkan kenyamanan
4. Menghindari aktivitas yang menyebabkan stress
3. Memperlihatkan adanya pengurangan resiko terhadap trauma :
1. Memperlihatkan peningkatan aktivitas tanpa menggunakan alat bantu

2. Mampu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah


4. Memperlihatkan perubahan atau peningkatan personal hygiene :
1. Melakukan aktivitas yang sesuai dengan jenis aktivitas pengalih
2. Melaporkan pola aktivitas pengalih
3. Mampu melanjutkan aktivitas pengalih.
FacebookTweetGoogle+
Related Post : Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere

Askep Jiwa Depresi

kapukonline.com Up-date Askep | Asuhan Keperawatan Jiwa Depresi - ASKEP JIWA.


Posting berkaitan dengan ( Baca : Askep | Asuhan Keperawatan Jiwa Harga

Askep Jantung Angina Pectoris

PENGERTIAN ANGINA PECTORIS Angina pektoris adalah nyeri dada yang


ditimbulkan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-da

Makalah Caries Dentis

Makalah Caries Dentis PENGERTIAN CARIES DENTISKaries adalah suatu penyakit


jaringan keras gigi (email, dentin dzn sementum) yang bersifat kronik progr

Patofisiologi Leptospirosis

PATOFISIOLOGI LEPTOSPIROSISPosting ini kelanjutan dari posting sebelumnya


tentang ( Baca : Laporan Pendahuluan Leptospirosis )Transmisi Leptospira ter

Laporan Pendahuluan (LP) Leptospirosis

LAPORAN PENDAHULUAN LEPTOSPIROSISLeptospirosis merupakan penyakit


demam akut dengan manifestasi klinis bervariasi, disebabkan oleh Leptospira. Leptosp
Newer PostHomeOlder Post

Askep

ASKEP ANAK

ASKEP BEDAH

ASKEP DALAM

ASKEP GADAR (Gawat Darurat)

ASKEP GERONTIK

ASKEP JIWA

ASKEP KOMUNITAS

ASKEP MATA

ASKEP MATERNITAS

Askep Paru

ASKEP SARAF

ASKEP THT

ASKEP TULANG

BIOKIMIA PERAWAT

CPNS

CPNS 2014

DOENGES

GAME

INFO

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

Kebutuhan Dasar Manusia KDM

LEAFLET

MAKALAH KEPERAWATAN

MAKALAH KESEHATAN

PENYULUHAN

PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN

RUU Keperawatan

Site Map

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Tips Blogspot

TIPS KESEHATAN

TOKOH PERAWAT

Tutorial Blogspot

Undang Undang

Undang Undang Keperawatan

Undang Undang Kesehatan

Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID
Privacy Police - Desclaimer - Askep / Asuhan Keperawatan Syndrome Maniere

Anda mungkin juga menyukai