BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
diketahui. Dengan kata lain siswa tidak menyadari manfaat yang diperolehnya dari
wacana yang dibacanya. Minat dan semangat siswa untuk aktif menggali informasi
yang terdapat dalam teks berfokus bukan pada tujuan tetapi kegiatan membaca yang
dilakukan siswa praktis hanya disebabkan oleh instruksi guru yang meminta
siswanya membaca dan kemudian menggali informasi (memahami) teks tersebut.
Menurut Standar Kompetensi membaca di tingkat SMA/MA kelas XI
semester 1 dinyatakan bahwa siswa diharapkan mampu memahami makna teks
fungsional pendek dan esei berbentuk report, narrative dan analytical exposition
dalam konteks kehidupan sehari-hari dan untuk mengakses ilmu pengetahuan. Dari
ketiga jenis teks yang terdapat di semester 1, peneliti menerapkan strategi PQRST
(preview, question, read, summarize and test) dalam upaya meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman (reading comprehension) pada teks analytical
exposition.
Materi teks Analytical Exposition mencakup 4 keterampilan berbahasa
(listening, speaking, reading dan writing), namun dalam penelitian ini peneliti hanya
memfokuskan pada keterampilan membaca khususnya keterampilan membaca
pemahaman. Terdapat beberapa indikator pembelajaran yang dikembangkan menjadi
15 tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini,
yaitu: (1) peserta didik dapat mengidentifikasi ide pokok dari teks analytical
exposition; (2) peserta didik dapat mengidentifikasi ide pokok paragraph dari teks
analytical exposition;(3) peserta didik dapat mengidentifikasi informasi tertentu yang
terdapat dalam teks analytical exposition;(4) peserta didik dapat mengidentifikasi
informasi rinci yang terdapat dalam teks analytical exposition;(5) peserta didik dapat
Ragam Data
Skor/Jumlah
11
15
67
90
35
16
42.3%
Dari data tabel 1.1 diatas, dapat diuraikan sebagai berikut. Banyak peserta
didik yang tuntas hanya 11 siswa dari 26 siswa sekitar 42,3% tergolong rendah ini
disebabkan minat belajar siswa rendah. Rata-rata nilai dari materi pokok naratif ini
adalah 67. Nilai ini sangat jauh dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 72. Melihat
nilai siswa pada ulangan harian tersebut, perlu upaya yang dilakukan oleh guru untuk
memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan skor tertinggi 90
dan skor terendah 35, menunjukkan rentang yang sangat jauh berbeda. Perlu
dilakukan tindakan agar rentang nilai siswa tidak terlalu jauh berbeda. Skor tertinggi
sebesar 90 diperoleh 1 orang siswa, yang memang pada saat pembelajaran siswa ini
menunjukkan partisipasi yang baik dalam pembelajaran. Sedangkan skor terendah
sebesar 35, skor terendah ini dimiliki oleh siswa yang memang kurang motivasi
dalam belajar dan jarang mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta sering duduk pada
tempat duduk yang paling pojok dari belakang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Inggris Kelas X SMA
Negeri 1 Toho (Yuliana Rosita, S. Pd) tanggal 21 Oktober 2016, yang mana guru
bersangkutan pernah mengajar siswa yang peneliti ajar pada kelas X, terungkap
beberapa hal. Pertama, sebagian besar siswa kelas XI IPA memiliki perbendaharaan
kosakata yang rendah. Kedua, sebagian besar siswa malas membawa kamus saat
pelajaran bahasa inggris. Ketiga, siswa malas untuk mencari jawaban sendiri dan
sangat ketergantungan dengan teman yang memiliki kemampuan bahasa inggris yang
baik. Keempat, siswa cepat putus asa ketika mendapati teks bacaan yang panjang
dan banyak menggunakan istilah-istilah ilmiah. Kelima, siswa tidak mengerti aspekaspek yang mendukung kegiatan membaca pemahaman sehingga siswa bingung
harus mulai dari mana dan apa tujuan yang harus mereka capai dalam melakukan
kegiatan membaca.
Sedangkan catatan jurnal guru selama satu bulan terakhir dalam proses
pembelajaran dikelas ditemukan beberapa hal berikut. Pertama, banyak siswa kurang
fokus dalam proses pembelajaran. Kedua, banyak diantara mereka sibuk sendiri,
bercanda dengan teman sebangku. Ketiga, keterlibatan dalam proses pembelajaran
kurang. Keempat, siswa terlalu tegang dan tidak berani untuk mengemukakan
pendapatnya. Ketidak beranian tersebut dapat terjadi dikarenakan takut jawaban yang
dikerjakan salah, sehingga ditafsirkan lain oleh temannya.
Dan yang terakhir dari supervisi kepala sekolah dan pengawas satuan
pendidikan pada semester lalu, guru/peneliti diberikan masukan bahwa masih kurang
terjadi interaksi antara guru dan siswa. Sedangkan siswa dengan siswa juga kurang
interaksi sehingga disarankan untuk membuat suatu model pembelajaran yang
melibatkan peran aktif siswa. Baik sesama siswa maupun keguru.
Memperhatikan
kondisi
pembelajaran
yang
telah
diungkapkan
guru/peneliti, dapat diungkapkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 tahun pelajaran
2016/2017 pada dua kali ulangan harian yang telah dilaksanakan tergolong rendah.
Ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) kurang motivasi siswa dalam
proses pembelajaran; (2) siswa tidak memahami apa yang harus mereka lakukan
ketika memahami bacaan; (3) proses pembelajaran yang dilakukan guru monoton
sehingga membosankan bagi siswa. Berdasarkan ketiga hal tersebut, perlu adanya
suatu inovasi atau perubahan dalam pembelajaran teks Bahasa Inggris dalam
menekankan siswa berpikir kritis untuk memahami teks bacaan dengan baik. Salah
satunya yaitu dengan menggunakan strategi PQRST (preview, question, read,
summarize dan test) pada pembelajaran teks. Dalam pembelajaran ini siswa diajak
untuk berpikir kritis untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dalam memahami
sebuah teks bacaan.
Salah satu teknik membaca adalah sistem PQRST. strategi ini pertama
kali diperkenalkan oleh Thomas, Ellen Lamar, Robinson, dan H. Alan dalam buku
berjudul Improving Reading In Every Class. Berikut adalah lima langkah yang
menjadi pokok teknik membaca PQRST yaitu: preview, question, read, summarize,
dan test.
Surastina dan Dedi (2010: 31) menjelaskan mengenai teknik PQRST
sebagai berikut; Pertama, Preview. Pada tahap preview meninjau bagian-bagian
utama dari keseluruhan tulisan. Tujuan utama proses ini adalah untuk mendapatkan
gambaran keseluruhan tentang isi penting pada tulisan itu; Kedua, Question. Pada
tahap question, pembaca mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin tentang isi
bacaan yang ada dalam pikiran; Ketiga, Read. Pada tahap read pembaca membaca
satu subbab ke satu subbab berikutnya untuk mencari jawaban pertanyaan yang telah
dibuat; Keempat, Summarize. Pada tahap ini pembaca mencatat fakta-fakta utama
bab atau bahan yang telah dibaca; Kelima, Test. Pada tahap test pembaca menguji
diri setelah membaca secara keseluruhan.
Strategi
meningkatkan prestasi hasil tes siswa karena merupakan cara yang efektif untuk
menganalisis dan mempelajari bahan yang dianggap sangat sulit bagi siswa (Vzquez
dan lvarez-Vaquero, 2007). Strategi PQRST merupakan pengembangan dari
strategi survey, read, recite, dan review (SQ3R) yang dikembangkan oleh Francis
Robinson tahun 1941 (Sudarman, 2009). Penerapan secara sistematis strategi PQRST
dapat meningkatkan pemahaman siswa dan asimilasi materi ajar. Pada penerapan
strategi ini, guru mempunyai tanggungjawab penuh dalam langkah preview dan read.
Pada langkah question, state dan test, interaksi antara guru dan murid semakin intens,
dan siswa berproses secara aktif (Vzquez dan lvarez-Vaquero, 2007).
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui proses kegiatan dan menganalisis setiap siklus dalam upaya
meningkatkan pemahaman bacaan menggunakan strategi PQRST pada materi
teks analytical exposition dikelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Toho.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis ada tidaknya peningkatan pemahaman
bacaan siswa pada materi teks analytical exposition menggunakan strategi
PQRST dikelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Toho.
E. Pemecahan Masalah
Dalam hal pemecahan masalah ini, peneliti akan melaksanakan proses
belajar mengajar yang efektif, sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
pada setiap siklus. Cara yang diambil peneliti adalah melaksanakan proses
pembelajaran menggunakan strategi PQRST untuk meningkatkan pemahaman
bacaan siswa pada materi teks analytical exposition dengan beberapa siklus. Adapun
10
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam setiap siklus adalah
sebagai berikut :
1. Mengorientasikan peserta didik untuk meninjau bagian-bagian utama dari
keseluruhan paragraph yang ada dalam teks bacaan. Peserta didik diharapkan
dapat mengidentifikasi ide pokok yang terkandung dalam teks bacaan.
2. Membimbing siswa untuk membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang isi
bacaan
3. Mengorganisasikan peserta didik mencari jawaban pertanyaan yang telah dibuat.
4. Membimbing peserta didik mencatat informasi atau fakta-fakta yang diperoleh
dari kegiatan membaca
5. Menganalisa atau menguji peserta didik secara lisan atau tertulis berkaitan
dengan apa yang telah diperoleh dari kegiatan sebelumnya.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk :
1. Bagi Siswa
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk dapat menumbuhkan sikap
percaya diri, berani mengemukakan pendapat, bertanggung jawab terhadap tugas
pembelajaran serta dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam kegiatan
membaca pemahaman teks Bahasa Inggris.
2. Bagi Guru
Untuk dapat menambah pengalaman
dalam
menerapkan
strategi
11
12
satu subbab ke satu subbab berikutnya untuk mencari jawaban pertanyaan yang telah
dibuat; Keempat, Summarize. Pada tahap ini pembaca mencatat fakta-fakta utama
bab atau bahan yang telah dibaca; Kelima, Test. Pada tahap test pembaca menguji
diri setelah membaca secara keseluruhan.
3. Analytical Exposition
a.
Definisi
Analytical Exposition Text merupakan jenis teks yang banyak kita jumpai
dalam bacaan sehari-hari walaupun tidak semua orang tahu bahwa yang kita baca itu
sebenarnya adalah jenis teks ini. Analyitical exposition text merupakan jenis teks
yang berisikan pendapat-pendapat mengenai sesuatu baik benda, tempat, atau
kejadian.
Rachmat Wahidi dalam bukunya yang berjudul Text Forms and Features:
A Resource for Intentional Teaching menjelaskan definisi teks Analytical exposition
yaitu:
Analytical exposition is a text that elaborates the writers idea about the
phenomenon surrounding. Its social function is to persuade the reader that
something is the case.
13
c.
14
umumnya tidak harus setiap teks analytical exposition memakai semua element
ciri berikut. Adapun language feature dari jenis analytical exposition text adalah:
1) Using relational process atau linking verb, Contohnya:
Be (is, am, are, was, were), feel, keep, indicate, become, weigh, Refer to, seem,
remain, stay, reflect, appear, turn, cost, portray, sound, grow, measure, function,
look, go, make, act, aste, run, realize, reveal, smell, come, denote, represent
2) Using internal and causal conjunction, Contohnya:
although, as a result, because, by, consequently, despite, due to, for that, reason,
in case, in order, in this way, otherwise, since, so, so as to, so, that, therefore,
though, thus, to that end, unless, until, yet.
3) Using general and abstract nouns.
Contohnya: car, policy dan lain-lain
4) Using technical verbs.
15
16
e.
mempengaruhi pembaca bahwa apa yang sedang dibaca tersebut adalah suatu kasus
yang perlu untuk dipikirkan. Penulis meyakinkan pembaca bahwa topik yang
dihadirkan adalah topik yang penting untuk dibahas atau mendapat perhatian dengan
cara pemberian argumen-argumen atau pendapat-pendapat yang mendukung ide
pokok atau topik tersebut.
f.
(Thesis)
Cars should be banned in the city. As we all know, cars create pollution, and cause a
lot of road deaths and other accidents.
(Argument 1)
Firstly, cars, as we all know, give contribution to the most of the pollution in the
world. Cars emit deadly gas that causes illness such as bronchitis, lung cancer, and
triggers off asthma. Some of these illnesses are so bad that people can die from
them.
17
(Argument 2)
Secondly, the city is very busy. Pedestrians wander everywhere and cars commonly
hit pedestrains in the city, which causes them to die. Cars today are our roads biggest
killers.
(Argument 3)
Thirdly, cars are very noisy. If you live in the city, you may find it hard to sleep at
night, or to concentrate on your homework, and especially when you talk to
someone.
(Reiteration)
In conclusion, cars should be benned from the city for the reason listed.