Anda di halaman 1dari 14

A.

Silabus
1. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai Garis Besar, ringkasan ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus juga merupakan ancangan/persiapan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan
kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian
kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.
Selabus juga dapat diartikan sebagai seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian disusun secara sistematis memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi
dasar.
Menurut Kurikulum 2004 yang dimasud dengan silabus ialah:
1. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegitan pembelajaran, pengelolaan
kelas dan penilaian hasil belajar.
2. Komponen silabus menjawab :
a. komponen yang akan dikembangkan pada siswa?
b. Bagaimana cara mengembangkannya?
c. Bagaimana cara menegtahui bahwa kompetensi dasar menjadi perencanaan
belajar mengajar.
3. Tujuan dari pengembangan belajar ialah membantu guru dan tenaga kependidikan
lain dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar.
4. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran
disekolah/mandrasah guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana
yang di dalamnya mencakup rencana bahan ajar mata pelajaran, pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis.
2. Isi Silabus
Hubungan antara kurikulum dengan pengajaran lain ialah merupakan dokumen
kurikulum yang biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas darapada pedoman
kurikulum. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur :
a. Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan
b. Sasaran mata pelajaran
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran dengan baik

d. Urutan topik yang akan diajarkan


e. Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pembelajaran
f. Berbagai teknik evaluasi yang digunakan
Sedangkan silabus berisi uraian program yang mencamtukan, yaitu : 1. Bidang studi
yang diajarkan, 2. Tingkat sekolah/mandrasah, 3. Pengelompokkan kompetensi
dasar, 4. Materi pokok, 5. Indicator, 6. Strategi pembelajaran, 7. Alokasi waktu dan
8. Bahan/alat/media.
3. Manfaat Silabus
Dalam hal kita kita tau bahwa silabus sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan,
manfaat silabus merupakan pedoman dalam pengembangan pembelajaran seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian evaluasi. Dalam silabus juga
terdapat pokok penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana untuk satu standar
kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Manfaat silabus juga sebagai pedoaman untuk
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasik, kelompok kecil, pembelajaran
secara individualis, mengembangkan sistem penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kompetensi sistem penilaian.
4. Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pemebelajaran
yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari
pengembangan silabus antara lain
a. Ilmiah
Materi pembelajaran yang bersisikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran ini
yaitu dalam penyusunan silabus dilibatkan para pakar dibidang keilmuan masingmasing mata pelajaran.
b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus
di sesuaikan dengan tinggkat perekembangan fisik dan psikologis siswa
c. Sistematis

Silabus dianggap sebagai suatu sistem, sesuai konsep dan prinsip sistem,
penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan sistem
atau langkah-langkah pemecahan masalah. Sebagai sebuah sistem, silabus
merupakan satu kesatuan yang menpunyai tujuan teridiri dari komponen-komponen
yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen poko silabus terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.
d. Relevansi, konsistensi dan kecukupan
Dalam peyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian, keterkaitan, konsistensi,
dan kecukupan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
pembelajaran, pengalaman belajar siswa, sistem penilaian dan sumber bahan.
(Depdiknas, 2004:11)
5. Langkah-langkah pengembangan silabus
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh
langkah utama sebagaimana tercantum dalam buku pedoman umum pengembangan
silabus (Depdiksan, 2004) yaitu:
a. Penulisan identitas mata pelajaran
Pada bagian ini, identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas nama mata
pelajaran, jenjang sekolah/Madrasah, kelas dan semester.
b. Penentuan Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran dapati didefinisikan sebagai pernyataan
tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran
(Center For Civics Education, 1997). Standar kompetensi merupakan kerangka
yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang berstruktur.
c. Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
minimal harus dikuasai oleh peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah
menguasai standar kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi dasar dirumuskan
dengan menggunakan kata-kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang dapat
diamati

dan

diukur,

misalnya

membandingkan,

menghitung,

menyusun,

memproduksi. Cara mengurutkan kemampuan dasar sam dengan cara mengurutkan


standar kompetensi, yaitu menggunakan pendekatan procedural, pendekatan

hirarkis dari yang mudah ke yang sukar, dari kongkrit ke abstrak, pendekatan
spiral, pendekatan tematis, pendekatan terpadu.
TABEL
PENGAJARAN STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi
1. 1. Menerapkan Aqidah Islam dalam
kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar
1. 1. Beriman kepada Allah dan
memahami sifat-sifatnya.
2. 2. Memahami lima asmaAllah
(asmaul Husna)

d. Penentuan Materi Pokok


Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai
dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indicator
pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, materi pokok
tinggal disalin dari buku standar kompetensi mata pelajaran. Tugas para
pegembang silabus adalah memberikan jabaran atau materi pokok tersebut ke
dalam uraian materi pokok atau biasa disebut materi pembelajaran untuk
memudahkan

guru,

sekaligus

memberikan

arah

serta

cakupan

materi

pembelajarannya. Selanjutnya, materi pembelajaran atau pokok materi tersebut


perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan. Isi mata ajar memberikan
informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan.
Gagne mengemukakan dua pola dalam menyusun dan mengatur berbagai
fakta, Yaitu: 1). konsep menghubungkan fakta, objek atau kejadian yang memiliki
ciri yang sama dan mempunyai satu nama 2). Asas, kaidah, atau hukum.dari dua
pola tersebut terdapat dua kategori umum yang dipakai dalam membahas materi
ajar, yaitu:
a. Metode deduktif: mulai dengan pola atau rampatan (konsep atau asas) dan
berkembang ke fakta, kemudian ke pengamatan, penerapan dan
pemecahan masalah.

b. Metode induktif: mulai dengan fakta, rincian, dan pengamatan berkembang


ke perumusan konsep dan asas, dan akhirnya ke penerapan dan pemecahan
maslah
Menurut Reigeluth Mengklafikasi materi pelajaran menjadi 4 jenis yaitu:
1. Fakta: materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama-nama objek, nama
tempat, nama orang, lambang , peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen
suatu benda, dan lain sebagainya.
2. Konsep adalah sekelompok objek atau peristiwa atau symbol yang memiliki
karaktteristik umum yang sama dan diindetifikasikan dwngan nama yang sama,
misalnya konsep tentang manusia, hari akhir surga dan neraka. Materi konsep
berupa pengertian, defisini, hakikat inti isi.
3. Prinsip materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat, adagium, paradingma.
Prinsip ini adalah berhubungan sebab akibat antara konsep, misalnya hubungan
keji dan munkar.
4. Prodesur, materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu
secara urut, misalnya wudhu, salat, naik haji, langkah-langkah menelpon, caracara pembuatan bel listrik
Hal ini disebabkan, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan sistem penilaiannya yang berbeda-beda.

TABEL
KLASIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN
Fakta
Menyebutkan

Konsep
Definisi

Prosedur
Diagram alir

Prinsip
Peneragan dalil,

kapan, berapa,

identifikasi

(Flowchrt)

Hukum atau

nama, dan di mana

klasifikasi ciri-ciri

langkah-langkah

rumus; hipotesis

mengerjakan

Hubungan antara

secara urut

variabel

Untuk melaksanakan sebuah analisis materi pembelajaran, diperlukan informasi yang


benar dan rinci mengenai semua aspek.
TABEL
CONTOH PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR
MENJADI MATERI POKOK
Standar Kompetensi
1. Beriman kepada Allah dan

Materi Pokok
1. Iman kepada Allah

memahami sifat-sifatnya
2. Memahami lima asma Allah

2. Lima asmaul husna

(asmaul Husna)

e. Penentuan pengalaman Belajar siswa


pengalaman belajran adalah kegiatan fisik maupun mantal yang perlu
dilakukan oleh sisiwa dalam mencapai kompetensi dasar dan materi pelajaran.
Pengalaman belajar dapat diperoleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas
pengalaman belajar di dalam kelas dilaksanakan jalan mengadakan interaksi antara
siswa dengan sumber belajar. Bentuk pengalaman belajar di dalam kelas dapat
berupa telaah buku, telaah undang-undang, telaah hasil penelitian mengadakan
percobaan di laboratorium, mengukur tinggi benda mengunakan kilometer, kerja
prakter distudio, dan sebagainya. Sedangkan pengalaman belajar diluar kelas
dilakukan dengan mengunjugi objek studi yang berada diluar kelas. Misalnya,
mengamati jalannya sidang perkara di pidana di pengadilan, mengamati cara
pengambilan keputusan di DPRD bagi siswa yang sedang belajar PPKN;
melakukan ragam observasi tumbuhan pantai dibandingkan dengan ragam

tumbuhan di pengunungan bagi siswa yang inggin mempelajari keanekaragaman


makhuk hidup sesuai karakteristik habitatnya dalam mata pelajaran biolagi.
Strategi pengembangan pengalaman belajar, dibagi dalam beberapa bagian
yaitu:
a. Pengembangan pengalaman Belajar Ranah Kognitif, psikomotorik, dan afektif
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang inggin dicapai, pengalaman belajar
siswa meliputi pengalaman belajar, kongnitif, psikomotorik dan afektif.
Kompetensi ranah kongnitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mensitesakan, dan menilai pengalaman belajar yang relevan
dengan setiap tingkatan tersebut.
Berkenaan dengan ranah psikomotorik, kompetensi yang dicapai meliputi
tingkatan gerekan awal, semi rutin, gerakan rutin, dan untuk mencapai
kompetensi tersebut, maka pengalaman yang perlu dilakukan. Pengalaman
belajar yang umum dilakukan untuk mencapai tiga tinggkatan ini adalah berlatih
dengan

prekuensi

tinggi,

intensif

dan

drill

(latihan),

menirukan,

mensimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang inggin dikuasainya.


Berkenaan dengan ranah afektif, kompetensi yang ingin dicapai antara lain
meliputi tingkatan pemberian respon (responding), apresiasi (appreciating),
penilaian (valuing), dan internalisasi (international).
TABEL
CONTOH PENGALAMAN BELAJAR
Materi Pembelajaran
1. Jual beli

Pengalaman Belajar
Mengidentifikasi macam-macam jual beli
yang terjadi di masyarakat secara
berkelompok

b. Pengembangan kecakapan hidup (life skill)


Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas pokok-pokok pikiran
bahwa hasil proses pembelajaran selain berupa penguasaan siswa terhadap
kompetensi, kemampuan dasar, dan materi pembelajaran tertentu, juga berupa
kecakapan lain yang secara implisit diperoleh melalui pengalaman belajar.

Dalam mengembangkan pembelajaran perlu dipilih alternatif pengamatan


belajar yang semaksimal mungkin membantu siswa memiliki kecakapan hidup
yang

relevan

dengan

kebutuhan

siswa

untuk

mempertahankan,

dan

mengembangkan hidup dalam masyarakat. Secara khusus, dengan kecakapan


hidup yang diperoleh melalui pengalaman belajar diharapkan siswa baik sebagai
individu, maupun sebagai warga masyarakat dapat memecahkan masalahmasalah baru dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari.
Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkan melalui pengalaman
belajar antara lain meliputi;
1) Kecakapan diri (personal skill)
Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Motivasi berprestasi
Komitmen
Percaya diri
Mandiri
2) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill)
Berpikir kritis dan logis
Berpikir sistematis
Cakap menyusun rencana secara sistematis
Cakap memecahkan masalah secara sistematis
3) Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian
ilmiah
Kecakapan membuat karya tulis ilmiah
Kecakapan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk
memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk
4) Kecakapan akademik (academic skill)
Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian
ilmiah
Kecakapan membuat karya tulis ilmiah
Kecakapan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk
memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk
5) Kecakapan vokasional (vocational skill)
Kecakapan menemukan algoritma, model, prosedur untuk mengerjakan
suatu tugas
Kecakapan melakukan prosedur

Kecakapan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip,


bahan, dan alat yang telah dipelajari.
Pengalama belajar yang perlu dituliskan dalam silabus adalah alternatif
kegiatan atau pengalaman belajar yang spesifik sesuai dengan rumusan uraian
materi pembelajarannya sehingga diharapkan dapat menunjang penguasaan
kemampuan dasar yang telah ditentukan.
f. Penjabaran Kompetensi Dasar Menjadi Indikator
Indicator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan
ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indicator pencapaian
hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan
terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik.
g. Penjabaran Indicator ke dalam Instrumen Penilaian
Indicator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrument penilaian yang meliputi jenis
tagihan, bentuk instrument, dan contoh instrument. Setiap indicator dapat
dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian yang meliputi ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
Jenis tagihan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
1. Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip.
Kuis ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat
berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman
2. Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan
pemahaman.
3. Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodic diakhir pembelajaran
satu atau dua kompetensi dasar, tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya
mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
4. Ulangan Blok. Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir
yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi
5. Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu
dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat
berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.

6. Tugas kelompok. Digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk


instrument yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat
berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
7. Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya.
8. Laporan Kerja Praktek. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya. Bentuk instrumennya dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu tes dan nontes.
Beberapa instrument tes yang dapat digunakan, antara lain:
1. Pilihan Ganda. Mencakup banyak materi pelajaran, biasa dikoreksi dengan
mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai
tingkat sintesis dan analisis
2. Uraian Objektif. Lebih tepat digunakan untuk bidang MIPA. Hasil penilaian
terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang
yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang
tinggi
3. Uraian Nonobjektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya
jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria
penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang di
ukur bisa tinggi.
4. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak,
namun tingkat berpikir diukur cenderung rendah.
5. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta
dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang
terlibat cenderung rendah.
6. Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam
melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga atau perilaku yang
lain misalnya kemampuan menggunakan jangka dalam membuat gambar
geometri.
7. Portofolio. Untuk mengetahui perkembangan untuk kerja siswa, dengan
menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.

Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat


perkembangan kemampuan siswa.
h. Penentuan Alokasi Waktu
Waktu yang dimaksud adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari
materi yang telah ditentukan, bukan lamanya siswa mengerjakan tugas di lapangan
atau dalam kehidupan sehari-hari kelak. Alokasi waktu perlu diperhatikan pada
tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. Hal ini untuk
memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan.
Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah
tingkat kesukaran materi, ruang lingkup atau cakupan materi, frekuensi penggunaan
materi baik untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang
dipelajari. Dalam mengalokasikan waktu, guru perlu memperhatikan pula alokasi
waktu untuk setiap semester. Dalam satu semester diperkirakan akan diperoleh 20
minggu efektif. Jika satu mata pelajaran dialokasikan dalam kurikulum sebanyak 3
jam perminggu, berarti tersedia waktu 60 jam dalam satu semester.
i. Penentuan Sumber/Bahan Ajar
Untuk mensukseskan kurikulum 2004 berbagai cara dapat ditempuh.
Penentuan bahan ajar merupakan salah satu wujudnya. Sumber bahan adalah
rujukan, referensi atau literatural yang digunakan, baik untuk menyusun silabus
maupun buku yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Sumber bahan ini
diperlukan agar dalam menyusun silabus terhindar dari kesalahan konsep. Di
samping itu juga, dengan mencantumkan sumber bacaan, kita akan terhindar dari
perbuatan meniru/menjiplak karya orang lain.
Bagi guru, sumber utama penyusunan silabus adalah buku teks dan buku
kurikulum. Sumber-sumber lain seperti jurnal, hasil penelitian, penerbitan skala,
dokumen Negara, dan sebagainya. Selain itu juga ada sumber pembelajaran
(instructional sheet) dengan bermacam-macam nama misalnya; lembar tugas (job
sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information sheet).
Disamping itu juga terdapat istilah sumber belajar (learning resource).
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai

perwujudan dari kurikulum. Berdasarkan alasan ini, maka sumber belajar dapat
dikategorikan sebagai berikut;
1. Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku, maka tempat itu dapat dikategorikan
sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan,
pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan
sebagainya.
2. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah
laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
3. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik
dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar. Misalnya guru, polisi dan lain-lain
4. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik, misalnya; buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, dan
lain-lain
5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya: peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang dapat menjadikan peristiwa itu
fakta sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila
sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang
dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Yang dimaksud dengan bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup;
petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK), dan
evaluasi. Bahan tujuan disusun dengan tujuan yaitu;
1.
2.
3.
4.

Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu


Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
Agar kegiatan pembelajarn menjadi lebih menarik dan
Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.

Secara garis besar, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu;
1. Bahan ajar cetak (printed) yang meliputi: handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar
2. Bahan ajar gambar (audio), mencakup: kaset/piringan hitam/compact disk dan
radio broadcasting.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yang meliputi; video/film,
orang/narasumber
4. Bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang merupakan kombinasi dari dua atau
lebih media (audio, text, grafhics, images, animation, dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku
alami dari suatu presentasi.

B. Silabus dan Kisi-kisi Penilaian


Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi. Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa mendignosis kesulitan belajar, memberikan
umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
adalah valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka,
berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna. Langkah-langkah penyusunan
silabus dan sistem penilaian hampir sama urutannya dengan tahapan-tahapan
penyusunan silabus, yaitu identifikasi mata pelajaran, perumusan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, pemilihan pengalaman
belajar, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan pemilihan sumber/bahan/alat.

Anda mungkin juga menyukai