Anda di halaman 1dari 34

Jihan

Amalia
Syahidah
DARI
CEMOOHAN
MENJADI KEBANGGAAN

14010115410009
(ANALISIS
PEMEKARAN DAERAH YANG BERHASIL
: STUDI KASUS PEMEKARAN DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI
RIAU)

Magister Ilmu Politik Universitas


Diponegoro

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi yang dianut dengan UndangUndang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dibentuk daerahdaerah
otonom dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sejalan dengan
ketentuan pasal 18 ayat (1),(2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Fenomena keinginan masyarakat pada berbagai wilayah untuk membentuk daerah
otonom baru (baik daerah Provinsi, daerah Kabupaten, maupun daerah Kota) yang terpisah
dari induknya akhir akhir ini banyak muncul seiring dengan dinamika masyarakat pada
era reformasi.
Dinamika keinginan masyarakat di suatu wilayah untuk menjadikan daerahnya
menjadi daerah otonom pada dasarnya tidak bertentangan dengan konsep otonomi daerah.
Undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang disempurnakan menjadi menjadi Undangundang 23 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepenringan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Selanjutnya dinyatakan yang dimaksud dengan daerah otonom yang selanjutnya
disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meningkatnya jumlah daerah baru tidak terlepas dari
semangat otonomi serta terbitnya PP. No. 78 Tahun 2007 tentang Persyaratan
Pembentukan, dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah.
Keinginan yang kuat dari daerah terkait pelaksanaan kebijakan otonomi dan peluang yang

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

ada, mengakibatkan banyak daerah melakukan usulan pemekaran dibandingkan


penghapusan maupun penggabungan daerah. Pada Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun
2007 tentang Persyaratan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
Disebutkan bahwa pembentukan, pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peningkatan pelayanan kepada masyarakat


Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi
Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah
Percepatan pengelolaan daerah
Peningkatan keamanan dan ketertiban dan
Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
Saat ini daerah-daerah di Indonesia cenderung melakukan pemekaran daerah

dibandingkan dengan penghapusan ataupun penggabungan daerah. J.Kaloh mengatakan


bahwa dalam konteks pemekaran daerah / wilayah tersebut yang lebih dikenal dengan
pembentukan daerah otonom baru, bahwa daerah otonom tersebut diharapkan mampu
memanfaatkan peluang yang lebih besar dalam mengurus dirinya sendiri, terutama
berkaitan dengan pengelolaan sumber sumber pendapatan asli daerah, sumber daya
alam, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat
setempat yang lebih baik. 1Adapun pengertian dari pemekaran daerah adalah sesuatu
bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa
bagian yang berdiri sendiri. (Poerwadarminta, 2005).
Pemekaran bila dilihat dalam perundang-undangan yakni Peraturan Pemerintah
No. 78 Tahun 2007 dengan terpenuhi syarat teknis yaitu kemampuan ekonomi, potensi
daerah, sosial budaya, sosial politik; jumlah penduduk, luas daerah, pertahanan keamanan,
pertimbangan kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan rentang
kendali pelaksanaan pemerintahan daerah.
Pemekaran sebenarnya adalah wujud dari proses dinamika sosial, ekonomi, politik,
budaya, kesejahteraan yang terjadi di masyarakat daerah setempat. Ini adalah cermin dari
dinamika perubahan/reformasi dan pembaharuan yang dilakukan oleh semua tingkatan
masyarakat yang berusaha untuk mendapatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik,
penerapan dari welfarestate dalam konsep kenegaraan Indonesia. Pemekaran Wilayah pada
dasarnya bertujuan untuk peningkatan pelayanan (service delivery) Pemerintah Daerah
(local government) kepada masyarakat, agar lebih efisien dan efektif terhadap potensi,
kebutuhan maupun karakteristik di masing-masing daerah. Dengan demikian adanya
1 J.Kaloh. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah . Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, hlm.194.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

pemekaran wilayah seharusnya akan membuat suatu daerah menjadi semakin terbuka,
jalur pengembangannya lebih luas, tersebar ke seluruh wilayah.
Menurut Taufiq C. Dawood (2007) ada dua alasan mengapa pemekaran banyak
diusulkan oleh daerah. Pertama, desentralisasi memberikan dana yang lebih besar untuk
dapat dikelola oleh setiap pemerintah daerah (khususnya Dana Alokasi Umum). Kedua,
semangat Otonomi Daerah telah meningkatkan wewenang pemerintah daerah untuk
mengangkat dan memberhentikan pejabat daerah tanpa perlu memperoleh persetujuan
Pemerintah di atasnya. Disamping dua alasan tersebut kiranya upaya pemekaran daerah
dipandang sebagai terobosan untuk mempercepat pembangunan melalui peningkatan
kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat.2
Salah satu daerah yang melakukan pemekaran adalah Kabupaten Kepualauan
Meranti Provinsi Riau. Pembentukan Kabupaten Meranti merupakan pemekaran dari
kabupaten Bengkalis dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008, Dasar hukum berdirinya
kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16
Januari 2009. Tuntutan pemekaran kabupaten Kepulauan Meranti sudah diperjuangkan
oleh masyarakat Meranti sejak tahun 1957. Seruan pemekaran kembali diembuskan oleh
masyarakat pada tahun 1970 dan 1990-an hingga tahun 2008, yang merupakan satusatunya kawedanan di Riau yang belum dimekarkan saat itu.

Setelah dilakukan

pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai kelayakan pembentukan daerah


dan berkesimpulan maka tanggal 19 Desember 2008 Pemerintah memutuskan dan
menetapkan terbentuk Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Setelah
dilakukannya

pemekaran

kabupaten

kepulauan

Meranti

menetapkan

ibukota

administratifnya yaitu Selatpanjang, Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Meranti


terdiri dari 9 kecamatan dan 98 desa/kelurahan dimana lima dari kecamatan tersebut
berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Bengkalis. yang terdiri atas cakupan wilayah:

2 Indonesian Institute of Sciences (LIPI). 2009. Implikasi Pemekaran Daerah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat. Jakarta : LiPI Press. Hlm 3.
3 Kabupaten Kepulauan Meranti dalam http://merantikab.go.id/informasi-umum/sejarah/. Diakses
pada hari Sabtu, 29 November 2016 pukul 23.15 WIB.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Tabel Wilayah Administratif Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau


Jumlah

Luas Wilayah

Persentase

Desa/Kelurahan

(ha)

Luas (%)

Alai

14

58,733

15.81

Tebing Tinggi

Selatpanjang

4 kelurahan, 5 desa

8,100

2.18

Tebing Tinggi Timur

Sungai Tohor

10

76,800

20.68

Rangsang

Tanjung Samak

14

41,112

11.07

Rangsang Pesisir

Sonde

11

37,114

9.99

Rangsang Barat

Bantar

12

12,820

3.45

Merbau

Teluk Belitung

1 kelurahan, 9 desa

43,600

11.74

Pulau Merbau

Renak Dungun

11

38,040

10.24

Putri Puyu

Bandul

10

55,100

14.83

101

371,419

100.00

Kecamatan

Ibukota

Tebing Tinggi Barat

Jumlah

Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Angka, 2013.

Sejak di mekarkan hingga saat ini kabupaten Merantai sudah berunmur delapan
tahun, jika dulu hanya menjadi cemoohan karena merupakan kabupaten termiskin di
provinsi Riau dan dipandang sebelah mata saat mengajukan diri untuk dimekarkan, kini
Kepulauan Meranti mampu menjadi salah satu daerah terbaik di Provinsi Riau. Banyak
Prestasi yang sudah diraih Kepulauan Meranti sejak menjadi sebuah kabupaten. Bahkan
bukan hanya pejabat di Riau saja yang kagum kepada Kepulauan Meranti, tapi juga
pejabat di pusat. Hal ini tentu tidak terjadi dengan cara instan namun dengan berbagai
proses yang membutuhkan waktu lama, namun dengan kesungguhan pemerintah
kabupaten Meranti yang ingin menjadikan kabupaten Meranti menjadi salah satu daerah
yang berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjadikan indeks kesejahteraan
masyarakatnya baik, akserasi dan penetrasi pembangunan yang telah dijalankan selama ini
ternyata membuahkan hasil. Hasil tersebut berupa penilaian dari Direktorat Penataan
Daerah, Otsus dan DPOD Kementerian Dalam Negeri bahwa Kabupaten Kepulauan
Meranti menjadi Kabupaten pemekaran Terbaik ke-2 se- Indonesia Tahun 2014. Dalam

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

evaluasi itu, dari 32 kabupaten/kota hasil pemekaran tahun 2008 sampai dengan 2009,
Kepulauan Meranti mendapatkan poin 80,4 dimana hanya terpaut 0,01 poin dengan Kota
Tanggerang Selatan di tempat pertama yang meraih poin 80,5. Ini menjadi bukti bahwa,
menjalankan roda pembangunan yang berorientasi pada inklusifitas atau berkeadilan untuk
semua bidang memberikan dampak yang besar bagi pengelolaan manajemen tata kelola
pemerintahan yang baik dan benar yang tak lain untuk kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Kepulauan Meranti mampu membuktikan kepada seluruh daerah di
Indonesia bahwa pemekaran daerah tidak selamanya menimbulkan permasalahpermasalahan baru yang menjadikan daerah hasil pemekaran justu tidak dapat berkembang
dengan baik dan justru cenderung gagal dalam menjalankan pemerintahan di daerahnya.
Selain itu kabupaten kepulauan Meranti dapat dijadikan salah satu contoh best practice
pemekaran daerah karena sejuta prestasi dan terbentuknya good governance serta
perbaikan pelayanan publik yang pro terhadap masyarakat setelah di mekarkan dari
Kabupaten Bengkalis.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis lebih
mendalam mengenai pemekaran daerah di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan judul
Dari Cemoohan Menjadi Kebanggaan (Analisis Pemekaran Daerah yang Berhasil:
Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau).
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan dan penjelasan singkat diatas, penulis merumuskan dua masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan proses pemekaran daerah di Kabupaten Kepulauan Meranti
Provinsi Riau?
2. Bagaimana bentuk kesuksesan Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau setelah di
mekarkan dari Kabupaten Bengkalis dengan daerah pemekaran lain di Indonesia?
3. Bagaimana perbandingan kondisi saat ini antara Kabupaten Bengkalis sebagai Daerah
Induk dengan Kabupaten Kepulauan Meranti Sebagai Daerah Otonom Baru (DOB)?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan proses pemekaran daerah di Kabupaten
Kepulauan Meranti Provinsi Riau dengan melihat sejarah pemekaran, tujuan
pemekaran dan keuntungan setelah dilakukan pemekaran.
2. Untuk melihat kesuksesan Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau setelah di
mekarkan dari Kabupaten Bengkalis jika dibandingkan dengan daerah lain di
Indonesia dengan melihat kondisi keuangan pemerintah, pelayanan publik, kinerja
ekonomi, aparat pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

3. Untuk melihat perbandingan antara Kabupaten Bengkalis sebagai Daerah Induk


dengan Kabupaten Kepulauan Meranti Sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) dengan
melihat faktor-faktor pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, perekenomian
dan pelayanan publik serta keungan daerah. Dan melakukan analis terkait dengan
apakah Kabupaten Kepulauan Bengkalis yang merupakan Daerah Otonom Baru
(DOB) memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Bangkalis
yang merupakan daerah induk.
D. Landasan Teori
1. Teori Otonomi Daerah
Menurut UU Nomor Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.. Menurut
Saragih (2003) kata autonomy berasal dari bahasa Yunani (Greek), yakni dari kata
autonomia, yang artinya : The quality or state being independent, free, and self
directing. Atau The degree of self determination or political control possed by a
minoritygroup, territorial division or political unit in its relations to the state or
political community of which it forms a part and extending from local to full
independenc. Sedangkan menurut Encyclopedia of Social Science dalam Ahmad Yani
(2002) pengertiannya yang orisinil, otonomi adalah The legal self suffiency of social
body and its actual independence.
Sesuai dengan Undang-Undang No.33 pasal 4, 5, dan 6 sumber pendanaan
Pemerintah Daerah Kebupaten dan Kota untuk memenuhi kebutuhan belanja
pemerintah daerahnya dalam pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dapat memperoleh dana dari sumbersumber
yang dikategorikan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b. Memperoleh transfer dana dari APBN yang dialokasikan dalam bentuk dana
perimbangan yang terdiri dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, DAU dan
DAK. Pengalokasian dana perimbangan ini selain ditujukan untuk memberikan
kepastian sumber pendanaan APBD, juga bertujuan untuk mengurangi/
memperkecil perbedaan kapasitas fiskalantar daerah.
c. Daerah memperoleh penerimaan dari sumber lainnya seperti bantuan dana
kontijensi dan bantuan dana darurat.
d. Menerima pinjaman dari dalam dan luar negeri.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

2. Teori Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah


Kinerja (Performance) diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas
selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan (Kamus
Akuntansi Manajemen Kontemporer, 1994). Pengukuran kinerja merupakan wujud
akuntabilitas, dimana penilaian yang lebih tinggi menjadi tuntunan yang harus
dipenuhi, data pengukuran kinerja dapat menjadi peningkatan program selanjutnya.
Menurut Sedarmayanti (2003 : 64) Kinerja (performance) diartikan sebagai hasil
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan,
dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur dengan dibandingkan dengan standar
yang telah ditentukan. Faktor kemampuan sumber daya aparatur pemerintah terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan ability (knowledge + skill), sedangkan
faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sumber daya aparatur pemerintah dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan sumber
daya aparatur pemerintah dengan terarah untuk mencapai tujuan pemerintah, yaitu
good governance. Menurut Mardiasmo (2002 : 121) Sistem pengukuraan kinerja
sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Dalam makalah ini, yang dimaksudkan sebagai Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah, yang meliputi anggaran dan realisasi PAD dengan menggunakan indikator
keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan
selama satu periode anggaran.
Selain berdasarkan anggaran dan realisasi dengan indikator keuangan,
pengukuran daerah yang berhasil dalam menyelenggarakan pemerinahan daerah dapat
dilihat melalui beberapa faktor. Adapun faktor yang akan digunakan untuk melihat
kesuksesan pemerintah kabupaten kepulauan Meranti adalah:
a) Perekonomian daerah;
b) Keuangan daerah;
c) Pelayanan publik; serta
d) Aparatur pemerintah daerah.
e) Kesejahteraan Masyarakat
3. Teori Pemekaran Daerah
Menurut Tarigan (2005) bahwa wilayah dapat dibedakan berdasarkan cara
pandang terkait dengan kondisinya atau berdasarkan fungsinya, yaitu :

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

1) Wilayah subjektif, yakni wilayah merupakan alat untuk mengidentifikasi suatu


lokasi yang berdasarkan suatu lokasi dengan kriteria tertentu dan tujuan tertentu.
2) Wilayah objektif, maksudnya wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dari
ciri-ciri atau gejala alam di setiap wilayah.
Blair (1991) menyebutkan bahwa dalam menganalisis wilayah dikenal 3 tipe,
yakni :
1) Wilayah fungsional, yaitu adanya saling interaksi antara komponen-komponen
didalam dan diluar wilayahnya. Wujud wilayah sering disebut wilayah nodal yang
didasari oleh susunan dari suatu hubungan di antara simpul-simpul perdagangan.
2) Wilayah homogen, artinya adanya relatif kemiripan dalam suatu wilayah.
3) Wilayah administratif, artinya wilayah ini dibentuk untuk kepentingan wilayah
pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain.
Sementara itu, tujuan wilayah menurut Sihotang (1997) adalah sebagai suatu
usaha untuk menentukan batas-batas daerah yang biasanya lebih besar daripada daerah
struktur pemerintahan lokal, dengan maksud lebih mengefektifkan dan mengefisienkan
pemerintah beserta perencanaan lokal dan nasionalnya. 4
Secara umum, pemekaran wilayah merupakan suatu proses pembagian wilayah
menjadi lebih dari satu wilayah, dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan
mempercepat pembangunan. Terdapat beberapa alasan mengapa pemekaran wilayah
sekarang menjadi salah satu pendekatan yang cukup diminati dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatan pelayanan publik, yaitu:
1. Keinginan untuk menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dalam wilayah
kewenangan yang terbatas/terukur. Pendekatan pelayanan melalui pemerintahan
daerah yang baru diasumsikan akan lebih dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik dibandingkan dengan pelayanan melalui pemerintahan daerah induk dengan
cakupan wilayah pelayanan yang lebih luas (Hermanislame 2005 dalam Arif
2008). Melalui proses perencanaan pembangunan daerah pada skala yang lebih
terbatas, maka pelayanan publik sesuai kebutuhan lokal akan lebih tersedia.
2. Mempercepat pertumbuhan ekonomi penduduk setempat melalui perbaikan
kerangka

pengembangan

ekonomi

daerah

berbasiskan

potensi

lokal

(Hermanislamet 2005 dalam Arif 2008). Dengan dikembangkannya daerah baru


4 Tarigan, R., 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.
Hlm 15

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

yang otonom, maka akan memberikan peluang untuk menggali berbagai potensi
ekonomi daerah baru yang selama ini tidak tergali.
3. Penyerapan tenaga kerja secara lebih luas di sektor pemerintah dan bagi-bagi
kekuasaan di bidang politik dan pemerintahan. Kenyataan politik seperti ini juga
mendapat dukungan yang besar dari masyarakat sipil dan dunia usaha, karena
berbagai peluang ekonomi baru baik secara formal maupun informal menjadi
lebih tersedia sebagai dampak ikutan pemekaran wilayah.
Dari sisi pemerintah pusat, proses pembahasan pemekaran wilayah yang datang
dari berbagai daerah melalui dua tahapan besar yaitu proses teknokratis (kajian
kelayakan teknis dan administratif), serta proses politik karena selain harus memenuhi
persyaratan teknokratis yang telah diatur dalam UU dan Peraturan Pemerintah, proposal
pemekaran harus didukung secara politis oleh DPR. Berikut akan digambarkan tentang
skema proses pengusulan pemekaran di tingkat daerah.

Gambar Proses Penyusunan Wilayah Pemekaran di Tingkat Daerah

Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, 2007.

Dari gambar diatas dijelaskan bahwa persiapan dalam pemekaran wilayah


dimulai dari wilayah yang mengusulkan. Usulan-usulan tersebut berbentuk proposal
yang sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan di dalamnya dan kajian-kajian
ilmiah, sehingga ketika proposal rencana pemekaran wilayah tersebut diajukan ke
DPRD kabupaten/ kota dan kemudian ke propinsi, dapat dipertanggungjawabkan
dengan berlandaskan peraturan-peraturan yang berlaku.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

4. Teori Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


UNDP

(United

Nation

Development

Programme)

mendefenisikan

pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan yang


dimiliki oleh manusia. Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai tujuan
akhir (the ultimated end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana
(principal means) untuk mencapai tujuan itu.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok
yang

perlu

diperhatikan

adalah

produktivitas,

pemerataan,

kesinambungan,

pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan
berpartisipasi

penuh

dalam

proses

penciptaan

pendapatan

dan

nafkah.

Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model


pembangunan manusia.
2) Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan
akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambata yang
memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus,
sehingga mereka dapat mengambil menfaat dari kesempatan yang ada dan
berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
3) Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya
untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan
lingkungan selalu diperbaharui.
4) Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan
menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan
mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi, dan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merupakan ukuran agregat dari dimensi dasar pembangunan.
Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting,
diantaranya:

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

1) Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan


perluasan kebebasan memilih.
2) Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana.
3) Membentuk satu indeks komposit daripada menggunakan sejumlah indeks dasar.
4) Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.
Beberapa alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup baik sebagai
ukuran pembangunan manusia, adalah:
1) IPM menerjemahkan secara sederhana konsep yang cukup kompleks kedalam tiga
dimensi dasar yang terukur.
2) IPM membantu dalam pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan
yang hanya terfokus pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia.
3) IPM berfokus pada kapabilitas yang releven, baik untuk negara maju dan
berkembang, sehingga menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal.
4) IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan manusia.
5) IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk berkompetisi secara sehat
dengan negara/wilayah lain melalui keterbandingan angka IPM.

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Gambaran umum wilayah merupakan penjelasan mengenai kondisi umumKabupaten

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Kepulauan

Meranti

yang

mencakup

kondisi

geografis,

administratif,

fisik

kota,

kependudukan, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan sosial
budaya masyarakat, sampai dengan struktur pemerintaha Kabupaten Kepulauan Meranti.
Masing-masing gambaran umum ini akan diuraikan kedalam beberapa sub bab yang lebih
rinci.
A. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Kepulauan Meranti
Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti berupa kepulauan di sebelah Timur Pulau
Sumatera antara 1025'36 Lintang Utara -0040' Lintang Utara dan 102010'40- 103014
Bujur Timur. Batas Kabupaten Kepulauan Meranti:
Sebelah Utara : Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Selatan
: Kabupaten Kepulauan Meranti.
Sebelah Barat
: Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Timur
: Selat Malaka.
Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 1 3.714,19 km2, , terdiri dari
pulau-pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 4 pulau utama disamping pulau-pulau kecil
lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Jika dirinci luas wilayah
menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Kepulauan Meranti,
Kecamatan Tebing Tinggi Timur merupakan kecamatan yang terluas yaitu 768 km2
(20,68%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan luas 81
km2 (2,18%).Jarak terjauh antara ibukotakecamatan dengan ibukota Kabupaten
Kepulauan Meranti adalah ibukota Kecamatan Putri Puyu yaitu Desa Bandul dengan
jarak lurus 59 km. Dan jarak terdekat selain Kecamatan Tebing Tinggi adalah ibukota
Kecamatan Rangsang Barat, yaitu desa Bantar dengan jarak lurus 6 km.
Jumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 9
kecamatan yang terdiridari 101 desa/kelurahan. Kecamatan yang memiliki jumlah
desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Rangsang dan Tebing Tinggi Barat dengan
14 desa/kelurahan dan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terkecil adalah
Kecamatan Tebing Tinggi dengan 9 desa/ kelurahan.
Adapun gambaran adminitratif secara kewilayahan dapat dilihat pada Peta
Adminitratif Kabupaten Kepulauan Meranti:

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Peta Administratif Kabupaten Kepulauan Meranti


B. Kondisi Fisik Alamiah Kabupaten Kepulauan Meranti
Penjelasan mengenai kondisi fisik Kabupaten Kepulauan Meranti akan meliputi
kondisi topografi, geologi, iklim dan hidrologi. Penjelasan singkat dari masing-masing
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Topografi Wilayah
Wilayah fisik Kabupaten Kepualauan Meranti merupakan wilayah kepulauan
yang terdiri dari 3 pulau utama yaitu Pulau Rangsang, Pulau Tebing Tinggi, Pulau
Padang, Pulau Merbau dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil lainnya yaitu Pulau
Merbau, Pulau Jadi, Pulau Topang, Pulau Panjang, Pulau Menggung, Pulau Setahun
dan Pulau Dedap. Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan
wilayah di Pesisir Timur Pulau Sumatera yang merupakan dataran rendah dengan
kondisi topografi yang sebagian besar relatif datar dengan kemiringan lereng berkisar
antara 0-2% dan ketinggian 5 - 7 meter dari permukaan laut. Wilayah datar ini
sebagian besar terdiri dari rawa gambut dan rawa lebak sedangkan sebagian lagi
upland dengan lereng berkisar 0 - 25. Jenis tanah berdasarkan bentuk dan ukuran
butirannya, dibedakan atas 3 (tiga) bagian, yaitu tekstur halus yang dapat dijumpai
pada hampir semua kecamatan, tekstur sedang (lumpur) dan tekstur kasar (pasir).
2. Kondisi Geologi

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Berdasarkan struktur dan jenis tanahnya dataran daerah wilayah Kabupaten


Kepulauan Meranti didominasi oleh endapan permukaan tua yang terdiri dari
lempung, lanal, kerikil lempungan, sisasisa tumbuhan dan pasir granit. Pada beberapa
daerah didominasi oleh endapan permukaan muda berbentuk rawa gambut berwarna
abu-abu kecoklatan yang terdapat pada keadaan basah, sangat lunak, plastis, rekah
kerut tinggi, mengandung bahan organik, tekanan unconfined strength kurang dari 0,5
kg per cm2 dan memiliki sifat kurang teguh, daya dukung rendah, dan mudah terjadi
amblesan maupun tererosi. Batuan dasar terdapat pada kedalaman lebih

dari 60

meter. Pengikisan terjadi di semua daerah tepian selat, sungai dan parit sebagai akibat
hantaman oleh gelombang dan pasang surut. Pengikisan terutama disebabkan oleh
buruknya sifat tanah yang bersifat lunak, sehingga menyebabkan garis pantai semakin
landai dan mundur. Keadaan ini juga merusak tumbuhan bakau. Sedangkan lumpur
hasil pengikisan juga menyebabkan pedangkalan setempat, sehingga mengganggu
jalur lalu lintas air.
3. Kondisi Hidrologi
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak sungai besar dan sungai kecil.
Kecamatan yang banyak banyak memiliki sungai adalah kecamatan Pulau Merbau
yaitu sebanyak 26 sungai dan kecamatan yang paling sedikit memiliki sungai adalah
kecamatan Tebing Tinggi yaitu sebanyak 1 sungai.
C. Demografi
Saat ini jumlah penduduk Kepulauan Meranti berjumlah 218 ribu jiwa, meningkat
45 ribu jiwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal itu disebabkan tingginya Angka
kelahiran total (TFR) wanita subur usia 15-19 tahun hingga 2.53 persen, diatas angka
TFR Nasional 2.37 persen. Selama periode 2009 2014, rata-rata pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti meningkat sebesar 1,06% per tahun. 5
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti jauh lebih rendah
sebesar 1,06% per tahun jauh lebih rendah dibanding laju pertumbuhan penduduk
Provinsi Riau yaitu 3.96% per tahun. Relatif rendahnya pertumbuhan penduduk
Kepulauan Meranti karena pertumbuhan penduduk yang ada merupakan pertumbuhan
penduduk alami.
BAB III
5 Pokja PPSP Kabupaten Kepulauan Meranti. 2013. Buku Putih Sanitasi : Gambaran Umum Wilayah.
Provinsi Riau : Kabupaten Kepulauan Meranti.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

PEMBAHASAN

Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau sebelum dilakukan pemekaran pada


19 Desember 2008 merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bengkalis. Keterkaitan antar
wilayah induk (Kabupaten Bengkalis) dengan wilayah baru (Kabupaten Kepulauan Meranti)
walau secara administrasi telah terpisah, namun dalam melaksanakan pembangunan daerah
memiliki keterkaitan sosial kultural. Kaitan hubungan antara wilayah Kabupaten Kepulauan
Meranti (sebagai daerah hasil pemekaran/baru) dengan Kabupaten Bengkalis (sebagai daerah
induk) tidak terlepas dari hubungan sosial kemasyarakatan yang telah terbentuk sejak lama.
Selain itu proses pembangunan yang berjalan di wilayah Provinsi Riau secara umum
(Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bengkalis serta daerah lainnya) sangat
dipengaruhi oleh letak wilayah.
3.1 Sejarah dan Proses Pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau
Tuntutan pemekaran kabupaten Kepulauan Meranti sudah diperjuangkan oleh
masyarakat Meranti sejak tahun 1957 oleh tokoh-tokoh masyarakat meranti terdahulu agar
memisahkan diri dari kabupaten induk, yakni kabupaten Bengkalis. Hal ini tentu
membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang cukup panjang yang dialami oleh
masyarakat Meranti di masa itu aaapalagi sistim masa pemerintah orde lama pada tahun
1957 silam, gejolak perpolitikan dan sistem administrasi sulit untuk dijangkau dalam
mengajukan pembentukan kabupaten muda. Wacana pembentukan kabupaten Meranti ini
pun masih terus mengemuka, mulai tahun 1957 hingga 1965 silam hingga ke akhir masa
pemerintahan orde baru 1998 lalu. Namun pembentukan kabupaten Meranti kala itu
seakan menemui beberapa jalan buntu yang panjang dan tak kunjung terwujudkan.
Sehingga sebagian tokoh pejuang dan penggagasan lainnya pun hamper putus asa dideru
ketidakpastian. Meski demikian, semangat tokoh-tokoh pejuang seperti Burhanuddin,
Syofyan Zaenal, Zulkhairil, Jahlelawaty Jaafar SH, dan Ir. Abdi H, yang berangkat ke
DPR RI Senayan pada tanggal 25 November 2005, guna menyampaikan aspirasi
masyarakat Meranti ke komisi II DPR RI merupakan babak baru perjuangan pembentukan
Kabupaten Kepulauan Meranti atau lebih dikenal dengan pejuang Pembentukan
Kabupaten Kepulauan meranti jilid III.
Lapisan masyarakat Kepulauan Meranti masih terus menggebu dan berkorban,
untuk terus berjuang, membentuk Kabupaten Kepulauan Meranti. Karena mereka
mempunyai cita-cita dan harapan yang cukup tinggi untuk memajukan kabupaten meranti

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

kearah lebih baik kelak. Secara nasional, keinginan pembentukan kabupaten baru ini
ternyata menjadi isu yang krusial masa itu, banyak daerah lain yang juga ingin
memisahkan diri dari kabupaten induk, baik level provinsi maupun tingkat kabupaten.
Akibat banyaknya tuntutan daerah tersebut, pemerintah pusat pun ternyata mulai
menanggapi aspirasi ini secara arif dan bijaksana. Sehingga pada tahun 1999 terlahirlah
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, peluang ini pun tentukan
membawa sinar harapan baru bagi masyarakat, tokoh pejuang dan penggagas Kepulauan
Meranti. Secara bersama peluang pembentukan kabupaten baru ini pun mendapatkan
angin segar bagi kabupaten lainnya termasuk kabupaten Siak. Dimana kala itu Adzaly
Djohan, SH sempat ditunjuk sebagai ketua tim pemakaran kabupaten Siak pada tahun
1999 silam. Meskipun masyarakat pembentukan kabupaten siak terlebih dahulu, sehingga
impian pembentukan kabupaten meranti pun kembali tertunda dan seakan diabaikan oleh
pemerintah.
Meski demikian, semangat juang para tokoh masyarakat meranti pun tampaknya
semakin tidak tinggal dian atas sikap pemerintah yang dinilai mengabaikan aspirasi
daerah. Maka pada tahun 2001 terbentuk lah kembali tim penggagas perjuangan
pembentukan kabupaten kepulauan meranti yang di pimpin oleh Drs H.T Arifin Achmad,
Burhanuddin Abal, Ir Edi Rab, Djoni Ali, Tengku Heldi , WM Junaidi, Erwin Shod dan
beberapa tokoh lainnya. Secara serentak pada tahun 2002 lalu, tim ini mendatangi komisi
A DPRD Riau untuk meminta persetujuan pembentukan kabupaten meranti yang saat itu
di pimpin oleh HM Mastar, SH (alm). Lantas DPRD Riau pun menyarankan agar tokoh
pejuang dan lapisan masyarakat meranti bersabar untuk mendesak pemerintah provinsi
mengeluarkan surat rekomendasi persetujuan pembentukan kabupaten meranti.
Syamsurizal selaku bupati Bengkalis pada masa itu sendiri pun sempat
menyarankan kepada tokoh perjuangan masyarakat meranti ,agar tidak terus menggesa
pembentukan kabupaten baru, setelah sebelumnya terjadi pemekaran kabupaten Siak dari
kabupaten induk Bengkalis akan berupaya memaksimalkan pemerataan pembangunan di
meranti. Namun janji-janji sang bupati tak kunjung tak terealisi sesuai harapan masyarakat
Meranti. Maka serentak tokoh pejuang dan masyarakat Meranti kembali merapatkan
barisan untuk melakukan pembentukan kabupaten meranti, termasuk membuat tim
penggagas dan tim perumus pembentukan untuk melakukan tingkat loby di daerah
maupun di pusat pada tahun 2005 lalu. Masa itu, terbentuklah Panitia Persiapan

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Pembentukan

Kabupaten Kepulauan Meranti (P3K2M) yang diketuai oleh DR

Agusnimar, Msc, Burhanuddin Abal (Panglima) selaku sekretaris. P3K2M berhasil


membentuk Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Meranti (BP2KM) yang di ketuai
oleh DR Yoehanas Oemar sebagai wadah resmi pembentukan kabupaten Meranti pada
tahun tanggal 25 Juli 2005. Tim BP2KM ini terdiri dari tokoh masyarakat Meranti yang
berdomisili di Meranti , Pekanbaru dan di Jakarta. Antara lain, DR Agusnimar, Jahlelawaty
Jaafar, SH, Ir Abdi, Drs.Irwan Nasir (saat ini jadi bupati), bersama Penghurus Meranti
Center Jakarta diantara nya Firdaus, Ramlan , Jauhari Dagang (alm), Burhanuddin, Sofyan
Jaenal , Zulkhairil. Begitu juga dengan mantan anggita DPRD provinsi periode 19992008, Hairul Zainal Asral Rahcman, DR M Ikhsan, DR yusmar Yusuf, Said Saqlul Amri,
dan tokoh masyarakat Meranti yang berdomisili di provinsi Kepri dan lainnya.
Munculnya tokoh-tokoh masyarakat asal Meranti ini pun, sebagian tidak
sepenuhnya benar-benar berjuang untuk mendobrak pintu-pintu yang tertutup. Maka
dengan bermodalkan semangat juang dan kegigihan tokoh masyarakat Meranti sebanyak
enam orang dari Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Meranti (B2PKM)
mendatangi Komisi II DPR di Gedung DPR/MPR,Senayan, Jakarta, Kamis (24/11/2005)
silam. Enam delegasi yang dipimpin oleh Jauhari Dagang (pejuang senior 3 generasi),
Burhanuddin, Sofyan Zaenal, Zulkhairil, Jahlelawaty Jaafar SH, dan Ir. Abdi Haro,
meminta dukungan dan berkonsultasi yang diterima oleh Wakil Ketua Komisi II Fahruddin
S dan beberapa anggota komisi II lain seperti Chaidir Wafa dan Mudjid Rahmat.
Dukungan juga datang dari beberapa anggota DPRD II Bengkalis dan DPRD I
Riau. Ketua Komisi II DPR Fahrudin S dalam tanggapannya meminta BP2KM
mengajukan tuntutan pemekaran wilayah ini secara prosedural sesuai ketentuan hukum
yang

berlaku.

Sementara

Chaidir

Wafa

menyatakan

akan

memperjuangkan

pembahasannya di DPR-RI pada 2006 untuk mewujudkan kabupaten Kepulauan Meranti.


Penantian panjang akhirnya berakhir, sidang paripurna ke 17 tahun 2008
memastikan RUU Meranti disahkan menjadi UU Meranti. Kegembiraan meluap diantara
lama dan peliknya perjuangan. Kepastian muncul dan akhirnya tanggal 16 Januari 2009
disahkan UU nomor 12 tahun 2009 dan resmi berdiri Kabupaten Kepulauan Meranti.
Perjuangan kemudian begulir untuk membangun kabupaten yang memiliki luas 3.707.84
km2 jumlah penduduk 204.579 (2007) jumlah jiwa 55 jiwa/km2, terdiri dari 5 kecamatan,

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

5 kelurahan dan 72 desa. Awalnya tarik ulur siapa yang memimpin Meranti berikutnya
menjadi nuansa politis berbeda masa itu.
3.2 Perkembangan Kabupaten Kepulauan Meranti Pasca Pemekaran
Setelah di mekarkan pada tahun 2008 kini telah delapan tahun Kabupaten
Kepulauan Meranti menjadi daerah kabupaten baru dengan perjuangan, usaha dan tekad
keras baik dari tingkat birokrat hingga masyarakat kini Kabupaten Kepulauan Meranti
terbukti bisa menjadi kabupaten yang memiliki kemandirian tinggi. Bukan hanya itu
Kabupaten Kepulauan Meranti dapat membuktikan kepada seluruh daerah di Indonesia
pada umumnya dan daerah di Provinsi Riau pada khususnya bahwa dulu Kabupaten
Kepulauan Meranti merupakan daerah termiskin, bahkan kemiskinan masyarakat
Kepulauan Meranti digadang-gadangkan menjadi yang terbesar di Provinsi Riau.
Bagaimana tidak dari sekitar 238 ribu jiwa penduduk saat itu, sebanyak 43 persennya
hidup dibawah garis kemiskinan. Artinya sekitar 90 ribu lebih jiwa masyarakat di
Kepulauan Meranti belum sejahtera. Namun hal ini tidak membuat Kabupaten Kepulauan
Meranti berkecil hati, kabupaten ini kemudian berhasil bangkit dan bahkan mendapatkan
penghargaan sebagai Best Practice Penyelenggaran Pemekaran Daerah di Indonesia dan
menduduki peringkat kedua setelah kota Tangerang Selatan pada tahun 2014 dan
didasarkan penilaian dari Direktorat Penataan Daerah Otsus dan DPOD Kementerian
dalam negeri dengan indikator akserasi dan penetrasi pembangunan yang telah dijalankan
sejak mekar.. Kepulauan Meranti mendapatkan poin 80,4 di mana hanya terpaut 0,01 poin
dengan Kota Tanggerang Selatan di tempat pertama yang meraih poin 80,5. Ini menjadi
bukti bahwa, menjalankan roda pembangunan yang berorientasi pada inklusifitas atau
berkeadilan untuk semua bidang memberikan dampak yang besar bagi pengelolaan
manajemen tata kelola pemerintahan yang baik dan benar yang tak lain untuk
kesejahteraan masyarakat.
Hal yang menjadi pertanyaan adalah Kenapa Kepulauan Meranti lebih spesial dari
daerah pemekaran lainnya, bahkan dari Kota Tangerang Selatan yang dinobatkan menjadi
yang terbaik?, Dirjent Otda menilai secara letak geografisnya Kepulauan Meranti yang
terdiri dari pulau-pulau itu perlu diakui sangat sulit untuk menjalankan pemerintahan dan
melakukan pembangunan. Namun Pemkab Meranti mampu melaksanakannya dengan
baik, bahkan terus menunjukkan grafik yang terus menanjak tajam.
Ada beberapa hal yang menjadikan Kabupaten Kepulauan Meranti lebih unggul
dibandingkan dengan daerah lain dalam ini penulis menggunakan empat faktor analisis

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

untuk memaparkan yaitu perekonomian daerah, keuangan daerah, pelayanan publik dan
pemerintahan serta juga melihat kesejahteraan masyarakat. Adapun penjelasannya adalah:
1. Pertumbuhan Ekonomi Sampai Meningkatnya Investasi (Perekonomian Daerah
dan Keuangan Daerah) Kabupaten Kepulauan Meranti.
Secara makro kondisi fiskal dan capaian pelaksanaan pembangunan oleh
pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan implementasi dari arah
pembangunan nasional, selama kurun waktu 4 tahun terakhir menunjukkan bukti bahwa
Kepulauan Meranti telah berhasil mengejar ketertinggalannya. Selain terus mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan, makin banyaknya investasi yang masuk
menjadi catatan bahwa Kepulauan Meranti sangat berhasil untuk mandiri sebagai
Kabupaten.
Pada Tahun 2009, sebagai awal operasional Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Meranti hanya memperoleh Alokasi APBD dari Hibah Kabupaten Bengkalis dan
Provinsi Riau sebesar Rp 90 Miliar, Sehingga pada awal tahun 2010 pemerintah
mengalami devisit anggaran yang mengakibatkan keterlambatan pembayaran gaji
pegawai dan keterlambatan pelaksanaan pembangunan. Namun secara perlahan kondisi
ini dapat diatasi, sejalan dengan dapat difungsikannya APBD tahun 2010 sebesas Rp
473 Miliar lebih.
Selanjutnya Pada Tahun 2011 APBD Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami
peningkatan yang sangat spektakuler yakni Sebesar Rp 1,06 Triliun lebih, dengan
kenaikan 100 persen Lebih dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 APBD Kabupaten
Kepulauan Meranti sebesar Rp 1,09 Triliun dengan Rincian 61 persen dialokasikan
untuk belanja publik dan 39 persen dialokasikan untuk belanja pegawai. Pada tahun
2013 APBD Kabupaten Kepulauan Meranti melejit naik mencapai Rp 1,4 Triliun lebih.
Pada tahun 2014 lalu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan
Meranti mencapai Rp 1,6 Triliun lebih dengan komposisi belanja publik mencapai 65
persen. Dan untuk APBD Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2015 ini mencapai Rp
1,67 Triliun lebih dan telah disahkan oleh DRPD Kabupaten Kepulauan Meranti pada
tanggal 28 November 2014 yang lalu. Realita ini memperlihatkan trend bahwa APBD
Kabupaten Kepulauan Meranti terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun serta
pengalokasian anggaran yang berpihak kepada kepentingan publik. Selanjutnya
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti juga terus mengalami
peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti selama
Periode 2010 -2013 rata-rata menunjukkan kenaikan yang sangat baik. Pertumbuhan

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Ekonomi tahun 2010 sebesar 7,45 persen, pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan
8,45 persen, tahun 2012 mengalami sedikit menurunan 8,19 persen dikarenakan
stabilitas ekonomi global yang terkoreksi, dan di tahun 2013 kembali meningkat
menjadi 8,22 persen.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Meranti berada di atas rata-rata
provinsi dan nasional. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Meranti dalam
kurun waktu tiga tahun terakhir menempati urutan tiga besar di Provinsi Riau, setelah
Pekanbaru dan Dumai. Hal ini disebabkan oleh tingginya aktifitas perekonomian
sektoral di Kabupaten Kepulauan Meranti dan iklim investasi yang dibangun oleh
pemerintah daerah serta peran serta masyarakat membuat geliat ekonomi menjadi baik.
Pada Tahun 2011 hingga 2013 sektor bangunan menyumbang sebesar 17,59
persen. Kemudian diikuti oleh sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan, listrik, gas
dan air bersih yang mencapai pertumbuhan sebesar 11,39 persen. PDRB perkapita
pertahun juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 PDRB perkapita Kabupaten
Kepulauan Meranti atas dasar harga berlaku sebesar Rp 34,04 juta dan meningkat pada
tahun 2011 menjadi Rp 40,33 Juta. Selanjutnya terjadi peningkatan PDRB per kapita
tahun 2012 menjadi Rp 47,54 juta dan tahun 2013 kembali naik mencapai Rp 57,67
juta. Sementara untuk PDRB per kapita atas harga konstan tahun 2010 sebesar Rp 8,05
juta dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi Rp 8,43 juta. Pada tahun
2012 kembali naik mencapai Rp 9,09 juta dan pada tahun 2013 mencapai Rp 10,08 juta.
Dari dominasi sektor penopang PRDB di Kabupaten Kepulauan Meranti, selama
beberapa tahun ini tetap didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu sektor pertanian,
pertambangan, penggalian, dan industri pengolahan. Namun di tahun 2013, sektor
pertambangan dan penggalian mulai terkoreksi oleh sektor perdagangan, hotel, dan
restoran. Kontribusi sektor pertanian sebesar 26,64 persen, sektor industri pengolahan
dengan kontribusinya sebesar 26,01 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
dengan kontribusinya sebesar 19,08 persen. Sedangkan sektor pertambangan dan
penggalian mengalami penurunan kontribusi, yaitu sebesar 18,23 persen. Sementara itu,
sektor lainnya hanya memberikan share yang sangat kecil terhadap pembentukan
PDRB dengan migas.
Bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti mulai mengalami pergeseran struktur
perekonomian yang mana dominasi sektor pertambangan dan penggalian yang mulai
berkurang. Keadaan ini diperkirakan akan tetap terjadi di masa mendatang, mengingat
sektor pertambangan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Arus

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

investasi asing yang masuk ke Kabupaten Kepulauan Meranti sepanjang 2010 hingga
2013 mencatatkan US $ 21.885 Ribu dan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
sebesar Rp 739 Miliar dengan akmulasi penyerapan tenaga kerja lokal sebanyak 800
lebih tenaga kerja lokal. Perusahaan Penanaman Modal Asing yang berinvestasi di
Kabupaten Kepulauan Meranti lebih banyak menggarap industri komoditi dan
pertambangan.
Potensi dan peluang investasi di Kabupaten Kepulauan Meranti masih terbuka
lebar untuk para investor masuk menggarap sumber-sumber berbasis ekonomi yang
memberikan keuntungan. Iklim investasi yang kondusif dan regulasi perizinan yang
dimudahkan, membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Kabupaten
Kepulauan Meranti.
2. Pelayanan Publik di Kabupaten Kepulauan Meranti
1) Pelayanan Air Bersih
Untuk pengadaan air bersih masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, telah
dilaksanakan program pengembangan air bersih di perdesaan, dengan memberikan
bantuan Penampungan Air Hujan (PAH) bagi masyarakat berpenghasilan rendah
yang berada pada kawasan-kawasan krisis air bersih. Selain itu, pada tahun ini
telah dilakukan MoU antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan
Investor Singapura untuk mengkaji mutu air baku dan suplai air bersih pipanisasi
dengan memanfaatkan asset PDAM yang berada di Kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Meranti.
2) Bidang Kelistrikan dan Elektrifikasi
Rasio Elektrifikasi Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2010 hanya
sebesar 24 persen. Dengan program peningkatan dan pembangunan bidang
kelistrikan yang baik, maka pada tahun 2014 ini, rasio elektrifikasi di Kabupaten
Kepulauan Meranti sudah mencapai 70,89 persen. Terdapat peningkatan 46,89
persen selama kurun waktu empat tahun ini, dimana rasio elektrifikasi Provinsi
Riau saat ini 71 persen. Pada tahun 2015 tingkat penerangan yang mampu
mengaliri listrik hingga ke pelosok desa di Kabupaten Kepulauan Meranti
mencapai 85 persen. Program pemerataan listrik di Kabupaten Kepulauan Meranti
konsisten dilakukan dengan penambahan jaringan listrik baik melalui Jaringan
Tegangan Menengah maupun Jaringan Tegangan Rendah yang bersumber dari
PLTD Desa maupun PLN. Termasuk juga penambahan kapasitas pembangkit di

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

PLTD milik PLN agar dapat menjangkau pemenuhan kebutuhan listrik di desadesa.
3) Bidang Pendidikan
Pembangunan Bidang Pendidikan Dititikberatkan pada Peningkatan Kualitas
Pendidikan masyarakat yang beorientasi pada ketersediaan dan keterjangkauan
mutu dan relevansi serta tata kelola dan pencitraan pendidikan serta menyediakan
fasilitas pendidikan formal dan non formal. Salah satu terobosan yang monumental
dalam bidang pendidikan nonformal dengan dibangunnya Pusat Pendidikan dan
Pelatihan bagi Komunitas Adat Terpencil sebagai salah satu pilot project
pengembangan KAT di Provisnsi Riau. Beberapa capaian lain dalam bidang
pendidikan antara lain:
a) Meningkatkan kemampuan SDM pendidik dan tenaga Kependidikan dalam
rangka meningkatkan mutu Lulusan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
b) Dilaksanakannya rehabilitasi pada sekolah yang rusak berat dan penambahan
Ruang Kelas Baru (RKB) pada sekolah yang kemampuan tampungnya rendah
dalam rangka meningkatkan rata-rata tamat sekolah (Mean Year Schooling).
c) Pemberian bantuan kepada siswa dalam bentuk bantuan siswa berprestasi
terutama pada masyarakat yang kurang mampu. Dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir ini, sebanyak 110 putra putri terbaik di Kabupaten Kepulauan Meranti
mendapatkan program bea siswa kerja sama perguruan tinggi terbaik di
Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.
4) Bidang Kesehatan
Program

kegiatan

pembangunan

bidang

kesehatan

difokuskan

pada

Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat. Ada tiga faktor determinan yang


sangat menentukan kualitas kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku dan
pelayanan kesehatan. Secara esensial pelayanan kesehatan harus kita tingkatkan
pada aspek aksesibilitas dan mutu pelayanan. Program/kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai berikut, Pembangunan pusat-pusat kesehatan masyarakat
sampai ke tingkat Desa (Pustu/Puskesdes), Penambahan jumlah tenaga medis dan
paramedis untuk meningkatkan pelayanan sampai ke tingkat desa, meningkatkan
jangkauan transportasi bagi orang sakit dengan menyediakan ambulan laut.
Selanjutnya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar sampai ke front line
Kabupaten Kepulauan Meranti telah memiliki 52 unit Puskesmas Pembantu, 19
unit Poskesdes dan 9 unit Puskesmas ditambah 1 unit Rumah Sakit.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Sedangkan untuk meningkatkan layanan kesehatan Pemerintah telah


memberikan jaminan Kesehatan Masyrakat Daerah melalui program Jamkesda
yang pada tahun 2011 telah dianggarkan sebesar Rp 2 Miliar dan pada tahun 2012
sebesar Rp. 2 Miliar, Tahun 2013 Rp.2,1 miliar, pada tahun 2014 sebesar Rp. 4
Miliar dan pada tahun 2015 telah dianggarkan sebesar 4,7 Miliar. Mendatang akan
direncanakan Program Jaminan Kesehatan bagi pekerja mandiri (perorangan) yang
belum tertampung dalam program-program jaminan kesehatan yang sudah ada saat
ini.
5) Swasembada Beras
Pembangunan Pertanian di Kabupaten Kepulauan Meranti ini merupakan
tulang punggung dalam rangka penanggulangan pengentasan kemiskinan, sejalan
dengan Misi Kabupaten Kepulauan Meranti. Kunci keberhasilan pembangunan
bisa mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan IPTEK dalam rangka menciptakan produk-produk unggulan pertanian
yang mempunyai daya saing, dengan membentuk kawasan-kawasan sentra
pertanian, sehingga pelaku usaha denngan mmudah mencari hasil-hasil produk
pertanian

unggulan,

sehingga

mempercepat

pertumbuhan

ekonomi

diperdesaan.Oleh karena itu upaya memaksimalkan lahan tidur dengan menjadikan


sentra pertanian padi terus dilakukan. Sehingga melalui gerakan ini dapat
meningkatkan produksi beras khususnya untuk memenuhi kebutuhan daerah dan ke
depannya dapat mewujudkan swasembada pangan sesuai dengan program nasional.
Pada tahun 2012 luasan tanaman padi kita 2.250 hektar, pada tahun 2013
bertambah menjadi 3.250 hektare, dan pada tahun 2014 mencapai 4.200 hektar.
Dan pada tahun 2015 bisa terus bertambah sekitar 1000 hektar lagi menjadi total
5000 hektar lebih nantinya. Dari tanaman padi yang berhasil panen sehingga
menjadi beras sebanyak 12000 ton selama setahun. Dengan angka tersebut dirasa
masih belum bisa memenuhi untuk seluruh kebutuhan masyarakat di Kepulauan
Meranti.
6) Tingkat Kesejahteraan di Kabupaten Kepulauan Meranti
Angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti pada saat baru
pemekaran mencapai 42,57 persen. Dengan akselerasi program penanggulangan
kemiskinan yang terarah maka tahun 2013 angka kemiskinan di Kabupaten
Kepulauan Meranti dapat ditekan sebesar 35,74 persen. Dengan kondisi geografis
di Kabupaten Kepulauan Meranti yang berpulau-pulau, ditambah dengan

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

infrastruktur dasar yang belum terjangkau ke seluruh pelosok, termasuk juga


instabilitas harga bahan makanan dan non makanan yang dipasok dari luar daerah
membuat pengeluaran masyarakat menjadi besar, serta bencana kebakaran lahan
dan hutan yang melanda perkebunan masyarakat membuat permasalahan
kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi kompleks. Namun
demikian, pemerintah telah menyiapkan jangkar penanggulangan kemiskinan yang
dengan menggunakan basis data terpadu dengan memberikan stimulus dari
kompensasi kenaikan harga BBM dengan memberikan Kartu Perlindungan Sosial
sebanyak 100 ribu jiwa lebih masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti untuk
dapat mendapat social protections dalam hal Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu
Simpanan Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
Ditambah lagi program penanggulangan kemiskinan yang didanai APBD
Kabupaten Kepulauan Meranti yang meng-cover masyarakat miskin dengan
berbagai program kegiatan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan,
memberikan bea siswa untuk siswa yang kurang mampu, bedah rumah,
pembangunan sanitasi layak, pengembangan sektor pertanian dan perkebunan
masyarakat, peningkatan daya saingan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur
desa, air bersih dan instalasi listrik hingga ke desa-desa. Program tersebut dengan
konsisten berjalan selama lebih kurang lima tahun ini.
Dalam konteks memperbaiki kinerja pembangunan Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti terus melakukan pembenahan dan juga melakukan pergeseran
paradigma (paradigm shift) dari membangun daerah ke daerah membangun.
Konsepsi ini sangat selaras dengan strategi pembangunan yang berbasis pada
penguatan dan pemberdayaan desa dengan pendekatan partisipatif dari seluruh
masyarakat pada tataran akar rumput.
Sementara Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) pada tahun 2013 mencapai
93,01 persen. Indikator ini menunjukkan bahwa sebesar 93,01 persen angkatan
kerja di Kabupaten Kepulauan Meranti berpotensi secara riil untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan ekonomi. Sementara itu, bila dilihat dari sisi beban tenaga kerja
bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2013 tercatat sebesar 6,99
persen dari seluruh penduduk angkatan kerja. Menyadari hal tersebut, Pemerintah
Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti selama hampir lima tahun terakhir ini
sangat memahami kondisi tersebut dengan berupaya melakukan intervensi melalui
peningkatan belanja modal sehingga dapat meciptakan pertumbuhan yang

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

berkelanjutan yang bermuara pada penyerapan tenaga kerja, meningkatkan


transaksi jasa serta peningkatan pendapatan masyarakat yang akhirnya menurunkan
angka kemiskinan.
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Kepulauan Meranti dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, meski kenaikannya tidak terlalu signifikan. Mulai
tahun 2010, IPM di Kabupaten Kepulauan Meranti 70,62, tahun 2011 naik ke level
71,08, pada tahun 2012 kembali meningkat IPM di Kepulauan Meranti menjadi
71,47 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 71,80. Dan IPM Meranti di tahun
2015 mencapai angka 7,2 poin. Meski masih relatif jauh dari capaian yang
selayaknya dicapai, namun indikator capaian angka harapan hidup, angka melek
huruf, rata-rata lama bersekolah dan pengeluaran per kapita di Kabupaten
Kepulauan Meranti menjadi harapan bersama ke depan agar program kegiatan
sektor pendidikan, kesehatan, sektor ekonomi dan sosial menjadi cakupan yang
rasional dalam menterjemahkan visi misi pembanguan Kabupaten Kepulauan
Meranti.
7) Aparat Pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau
Mengapa Kepulauan Meranti lebih spesial dari daerah Pemekaran lainnya,
bahkan dari Kota Tangerang Selatan yang dinobatkan menjadi yang terbaik, Dirjent
Otda menilai secara letak geografisnya Kepulauan Meranti yang terdiri dari pulaupulau itu perlu diakui sangat sulit untuk melanjalankan pemerintahan dan
melakukan pembangunan. Namun PemkabMeranti mampu melaksanakannya
dengan baik, bahkan terus menunjukkan grafik yang terus menanjak tajam. 'Secara
geografis, Kepulauan Meranti memang sangat sulit untuk menjalankan
pemerintahan dan melakukan pembangunan. Namun menghadapi itu, Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Meranti sangat bisa menjalankan dan melaksanakannya
dengan baik dan maksimal.
Keberhasilan kabupaten kepulauan Meranti bisa terwujud atas kerja keras dari
Bupati dan jajarannya serta pihak DPRD. Namun pemerintah kabupaten kepulauan
Meranti tidak boleh puas sampai disitu berbagai upaya atas Pembangunan yang
dilakukan oleh Pemkab Meranti dapat terus dilanjutkan dan diteruskan. Sehingga
nantinya kesejahteraan masyarakat dapat tercipta.
Dengan

pengalaman empirik

dan

konsepsi analisis yang kuat dan

diselaraskan dengan konteks dan kondisi awal Kabupaten Kepulauan Meranti,


maka disusunlah visi dan misi pembangunan yakni "Mewujudkan Kabupaten

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Kepulauan Meranti Sebagai Kawasan Niaga yang Maju dan Unggul Dalam
Tatanan Masyarakat yang Madani,". Visi inilah yang menjadi titik capaian
(ultimate goal) dan titik tuju (point of arrival) dari seluruh rangkaian proses
pembangunan oleh Pemerintahan Defenitif perdana di Kepulauan Meranti sekitar
lima tahun lalu. Merangkai gagasan, menterjemahkannya menjadi kinerja,
membangun irama

kebersamaan dan kemitraan, melakukan adaptasi dan

revitalisasi birokrasi serta meramu strategi dalam mengatasi kebijakan fiskal adalah
sekelumit tantangan pada saat awal memulai pemerintahan pada tahun 2010 yang
lalu. Dalam lebih kurang selama delapa tahun perjalanan pemerintahan dan
pembangunan di Kepulauan Meranti telah banyak mengalami kemajuan yang
substansial. Walau memang harus kita akui

masih banyak

kondisi dan

permasalahan yang muncul baik secara langsung maupun tidak langsung


berpengaruh terhadap dinamika tatanan kehidupan masyarakat di Kabupaten yang
satusatunya memiliki wilayah Kepulauan di Provinsi Riau. Pemerintah meyakini
apa yang telah ditetapkan dalam visi dan misi pemerintahan yang selanjutnya
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah telah berjalan
pada arah yang benar (on the right track).
Keberhasilan aparat pemerintahan kabupaten kecamatan Meranti dalam hal
pemekaran daerah dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diraih, yang
paling membanggakan adalah mengenai penghargaan best practice pemekaran
daerah terbaik kedua setelah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2014. Selain
prestasi ini ada beberapa prestasi yang terus datang silih berganti mewarnai
penyelenggaraan pemerintahan di kabupaten kepulauan meranti. Beberapa prestasi
tersebut diantaranya:
1. Government Award dari Sindo Weekly Magazine
2. Penghargaan dari PT PLN atas Kontribusi Pemerintah Daerah Dalam
Elektrifikasi di Kabupaten Kepulauan Meranti.
3. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Menteri Keuangan RI dua
tahun berturut-turut yakni tahun 2012 dan tahun 2013.
4. Achievement Award dan Penghargaan Wajar Tanpa Pengeculian.
5. Pengahragaan Terbaik Satu Bidang Kreasi dan Inovasi dalam Apkasi
International Trade an Investment Summit.
6. Penghargaan Terbaik ke-3 Riau Invesment Award Tahun 2011 sebagai
Kabupaten/Kota Terbaik di Provinsi Riau dalam Upaya Penciptaan Iklim
Investasi yang Kondusif.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

7. Special Achievement Riau Invesment Award Tahun 2011 Kategori Komitmen


dan Kebijakan Investasi.
8. Juara II Otonomi Expo dan Forum 2012 JCC Kategori Edukatif
9. Juara I The 8th International Indonesia Sumatra Indonesia Expo di Mega Mall
Batam Kategori Produk Terbaik.
10. Juara I Kategori Promosi Infrastruktur AITIS 2013.
11. Juara Umum The 9th International Indonesia Sumatra Indonesia Expo di Mega
Mall Batam Tahun 2013.
12. Peringkat Terbaik II pada Riau Investment Award Tahun 2013.
13. Peringkat Terbaik II pada Riau Investment Award Tahun 2013.
14. Special Achievement Award Bidang Pengamanan Investasi pada Riau
Investment Award Tahun 2013.
15. Peringkat UMKM terbaik pada Riau Investment Award Tahun 2013.
16. Penghargaan Program Keluarga Harapan Award Tahun 2014.
17. Riau Investment Award Tahun 2014 untuk kategori Daerah Dengan Iklim
Investasi Terbaik Riau.
18. Varietas Sagu Selat Panjang Meranti Tahun 2013, sebagai upaya Pemerintah
Daerah untuk memberikan Hak Paten atas varietas sagu Meranti.
19. Raih Juara Kedua 3rd AITIS 2015 di JIEXPO.
Berbagai capaian yang telah diperoleh untuk kemajuan Kabupaten Kepulauan
Meranti selama kurun waktu hampir enam tahun ini menjadi refleksi bagi kita
semua, bahwa sebuah capaian kemajuan tidak ada artinya tanpa peran serta
masyarakat secara keseluruhan.
3.3 Perbandingan kondisi saat ini antara Kabupaten Bengkalis sebagai Daerah Induk
dengan Kabupaten Kepulauan Meranti Sebagai Daerah Otonom Baru (DOB).
Pemekaran daerah yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan
daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau menjadikan adanya
formasi antara daerah induk yaitu Kabupaten Bengkalis dan Daerah Otonomi Baru
(DOB) Kabupaten Kepulauan Meranti. Dalam hal pemekaran ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya diantaranya adalah adanya keinginan daerah yang bersangkutan
untuk memperbaiki keadaan daerahnya yaitu dengan memaksimalkan potensi daerah
atau sumber daya alam yang ada dan didikung oleh sumber daya manusia yang
kompeten. Alasan utama Kabupaten Kepulauan Meranti meminta di mekarkan adalah
karena Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan daerah di Kabupaten Bengkalis yang
memiliki tingkat kemiskinan tertinggi padahal sumber daya alam yang dimilikinya
sangat melimpah, hal ini yang mendorong para tokoh masyarakat untuk
memperjuangkan Kabupaten Kepulauan Bengkalis untuk dimekarkan. Perjuangan para
tokoh akhirnya menemukan titik terang sehingga pada tanggal 19 Desember 2008

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Kabupaten Kepulauan Meranti resmi dimekarkan dan berdiri menjadi sebuah


Kabupaten.
Dalam menjalankan sebuah pemerintahan yang baru Kabupaten Kepulauan
Meranti terus melakukan pembaharuan dalam sistem pemerintahannya. Hal ini
dilakukan karena banyaknya permasalahan yang harus segera di selesaikan agar
Kabupaten Kepulauan Meranti dapat bertahan sebagai sebuah kabupaten yang mandiri
dan sejahtera. Permasalahan yang datang setelah kabupatan ini di mekarkan datang silih
berganti, bahkan pada awal masa pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti
mendapatkan predikat daerah pemekaran termisikin. Namun dengan usaha dan tekad
kuat maka kabuparen Kepulauan Meranti nyatanya dapat mengejar ketertinggalannya
dengan daerah pemekaran lain.
Seperti sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa berdasarkan analisis lima
faktor yaitu Pendapatan daerah, keuangan daerah, pelayanan publik, aparat
pemerintahan

dan

kesejahteraan

masyarakat

selama

beberpa

tahun

terakhir

menunjukkkan kemajuan yang sangat pesat dimana Kabupaten Kepulauan Meranti


menunjukkan grafik yang meningkat setiap tahunnya, namun ternyata hasil ini masih
tertinggal jauh jika dibandingkan dengan daerah induknya yaitu kabupaten Bengkalis.
Hal ini di perkuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lieke Telung tentang
Evaluasi Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, dimana dalam penelitian
tersebut di peroleh hasil bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti baru ternyata tidak
berada dalam kondisi awal yang lebih baik dibandingkan daerah induk (Kabupaten
Bengkalis). Dari aspek kinerja perekonomian daerah ditemukan dua masalah utama
yang dapat diidentifikasi yaitu: pembagian potensi ekonomi yang tidak merata, dan
beban penduduk miskin yang lebih tinggi. Di sisi keuangan daerah disimpulkan bahwa
daerah Kabupaten Kepulauan Meranti yang terbentuk melalui kebijakan Pemerintahan
Daerah menunjukkan kinerja yang relatif kurang optimal dibandingkan daerah Induk
(Kabupaten Bengkalis). Hal ini terutama disebabkan oleh beberapa permasalahan
dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu ketergantungan fiskal yang lebih besar di
daerah pemekaran berhubungan dengan besarnya alokasi belanja modal di daerah
pemekaran; optimalisasi pendapatan dan kontribusi ekonomi yang rendah; dan porsi
alokasi belanja modal dari pemerintah daerah yang rendah. Semua ini mengindikasikan
belum efektifnya kebijaka n keuangan daerah Kepulauan Meranti dalam menggerakkan
aktivitas ekonomi di daerah baik yang bersifat konsumtif maupun investasi. Mengenai
aspek kinerja pelayanan publik diidentifikasi bahwa pelayanan publik di daerah

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Kabupaten Kepulauan Meranti belum berjalan optimal, disebabkan oleh beberapa


permasalahan, antara lain tidak efektifnya penggunaan dana; tidak tersedianya tenaga
layanan publik; dan belum optimalnya pemanfaatan pelayanan publik. Dari aspek
kinerja aparatur pemerintah daerah diidentifikasi bebe rapa permasalahan, yaitu
ketidaksesuaian antara aparatur yang dibutuhkan dengan yang tersedia; kualitas
aparatur yang umumnya rendah; dan aparatur daerah bekerja dalam kondisi
underemployment.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bengkalis (daerah induk) relatif stabil
dan meningkat. Diketahui bahwa daerah pemekaran telah melakukan upaya perbaikan
kinerja perekonomian, namun karena masa transisi membutuhkan proses maka belum
semua potensi ekonomi dapat digerakkan. Dari sisi pengentasan kemiskinan,
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah Kabupaten Kepulauan Meranti belum
dapat mengejar ketertinggalan daerah Kabupaten Bengkalis. Dari sisi ekonomi,
ketertinggala n daerah Kabupaten Kepulauan Meranti terhadap daerah induk
(Kabupaten Bengkalis) disebabkan keterbatasan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang tersedia, selain dukungan pemerintah yang belum maksimal dalam
mendukung bergeraknya perekonomian melalui investasi publik. Di sisi keuangan
daerah disimpulkan bahwa peran anggaran pemerintah daerah Kepulauan Meranti
dalam mendorong perekonomian, relatif kurang optimal dibandingkan daerah
Kabupaten Bengkalis. Di sisi pelayanan publik, kinerja Kabupaten Kepula uan Meranti
masih berada di bawah daerah induk (Kabupaten Bengkalis). Kinerja aparatur
pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti dan daerah induk menunjukkan
fluktuasi meskipun dalam dua tahun terakhir posisi daerah induk (Kabupaten
Bengkalis) sudah lebih baik. Jumlah aparatur cenderung meningkat selama tiga tahun
pelaksanaan kebijakan pemekaran, namun acap kali ditemukan masih rendahnya
kualitas aparatur di daerah Kabupaten Kepulauan Meranti. Pemekaran daerah harus
disikapi dengan sangat hati-hati dan memerlukan persiapan yang memadai bagi calon
daerah otonom baru dimana persiapan tersebut harus melihat kondisi nyata di lapangan.
Masa persiapan sampai dengan 10 tahun dapat difasilitasi untuk menyiapkan
pengalihan aparatur yang sesuai kapasitasnya, penyiapan infrastruktur perekonomian
beserta fasilitas pemerintahan, dan infrastruktur penunjang bagi aparatur. Pembagian
sumber daya meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia dan infrastruktur
penunjang lainnya antara daerah induk dan DOB perlu diatur dengan baik.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Perekonomian daerah DOB sebaiknya diarahkan untuk mendukung sektor utama, yaitu
pertanian dalam arti luas, baik ketersediaan infrastruktur penunjang maupun tenagatenaga penyuluh di lapangan. 6
Oleh karena itu dalam menjalankan pemerintahannya kabupaten Kepulauan
Meranti harus bekerja ekstra keras untuk melakukan suatu upaya agar daerahnya
mampu berkembang dan terus berinovasi agar dapat mengejar ketertinggalannya
dengan Kabupaten Bengkalis yang merupakan daerah induk dan daerah lain.
Pembenahan dalam berbagai sektor perlu dilakukan dengan adanya kerjasama antara
stakeholders di Kabupaten Kepulauan Meranti. Meskipun saat ini kondisi Kabupaten
Kepulauan Meranti sudah menunjukkan perkembangan di segala bidang namun
kabupaten ini tidak boleh berpuas diri karena masih banyak pekerjaan rumah yang
harus diselesaikan agar kedepannya Kabupaten Kepulauan Meranti dapat menjadi
Kabupaten yang mandiri dan sejahtera serta dapat menyeimbangi bahkan melampaui
daerah induknya yaitu Kabupaten Bengkalis.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Kepulauan
Meranti merupakan salah satu daerah hasil pemekaran di Indonesia. Kabupaten Meranti
merupakan pemekaran dari kabupaten Bengkalis dibentuk pada tanggal 19 Desember
6 Tielung Lieke. 2012. Evaluasi Pemekaran Daerah Kabupaten Kepuluan Meranti. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada,.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

2008, Dasar hukum berdirinya kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang-undang


nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009. Tuntutan pemekaran kabupaten Kepulauan
Meranti sudah diperjuangkan oleh masyarakat Meranti sejak tahun 1957. Seruan
pemekaran kembali diembuskan oleh masyarakat pada tahun 1970 dan 1990-an hingga
tahun 2008. Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat tersebut maka dituangkan dalam
Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor
05/KPTS/P/DPRD/1999/2000 tanggal 17 Juni 1999 tentang Persetujuan Terhadap
Pemekaran Wilayah Kabupaten Bengkalis, Surat Bupati Bengkalis Nomor 135/TP/876
tanggal 17 Juni 1999, Perihal dukungan terhadap pembentukan Kabupaten Kepulauan
Meranti, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau Nomor
16/KPTS/DPRD/2008 tanggal 11 Juli 2008, Surat Gubernur Provinsi Riau Nomor
100/PH/21.16.a tanggal 9 Juni 2008 Perihal Dukungan terhadap Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Meranti, Surat Gubernur Provinsi Riau Nomor 100/PH/58.24 tanggal 8
September 2008 perihal Rekomendasi Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti,
Keputusan Gubernur Riau Nomor 1396/IX/2008 tanggal 19 September 2008 tentang
Persetujuan Pemerintah Provinsi Riau terhadap Pembentukan Kabupaten Kepulauan
Meranti, dan Keputusan Gubernur Provinsi Riau Nomor 100/PH/58.32 tanggal 18
Desember 2008 tentang Persetujuan Pemerintah Provinsi Riau terhadap Pembentukan
Kabupaten Kepulauan Meranti.
Hal yang menjadi menarik kemudian adalah bahwa dengan letak geografisnya
Kepulauan Meranti yang terdiri dari pulau-pulau itu perlu diakui sangat sulit untuk
melanjalankan pemerintahan dan melakukan pembangunan justru membuktikan kiprahnya
dengan memperoleh penghargaan best practice daerah pemekaran terbaik kedua setelah
kota Tangerang Selatan. Berbagai prestasi silih berganti seiring dengan pelaksanaan
pemerintahan kabupaten kepualauan Meranti. Selain itu kesuksesan kabupaten hasil
pemekaran ini dapat terlihat dari lima faktor analisis yaitu perekonomian daerah, keuangan
daerah, pelayanan publik, pemerintahan dan kesejahteraan masyarkat. Setelah melakukan
analisis berdasarkan data menunjukkan bahwa kelima aspek tersebut dapat diterapkan
dengan baik di kabupaten kepulauan Meranti. Misalnya dari segi perekonomian dan
keungan daerah yang setiap tahun menunjukkan peningkatan, selain itu pelayanan publik
juga di sediakan sedemikian rupa sehingga semakin lama tingkat kesejahteraan
masyarakat kabupaten kepulauan Meranti dapat tercapai.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

B. Saran
Bukan hal yang mudah untuk menjalankan daerah hasil dari pemekaran. Banyak
tantangan yang harus dihadapi, permasalahan yang silih berganti pasti akan terjadi dalam
proses pelaksanaan pemerintahan. Di Kabupaten Kepulauan Meranti pemekaran daerah di
jadikan peluang untuk memperbaiki kondisi wilayahnya. Ketika elemen pemerintahan dan
masyarakat bersatu dan bersinergi maka kesejahteraan masyarakat di daerah dapat
terlaksana dengan baik, namun bukan berarti pemerintah daerah kabupaten kepuluan
Meranti puas hanya sampai disitu, Meningkatnya kewenangan yang dimiliki perlu
dibarengi dengan kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah, sehingga akan responsif dan
tanggap terhadap tuntutan masyarakat. Selain itu Penetapan standar pelayanan minimum
menjadi penting bagi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam mengimplementasikan
kebijakan pembangunan agar tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu
penetapan standar pelayanan dapat dijadikan ukuran kinerja aparatur yang berguna untuk
mengevaluasi capaian pelaksanaan kegiatan yang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Indonesian Institute of Sciences (LIPI). 2009. Implikasi Pemekaran Daerah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta : LiPI Press.
J.Kaloh. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah . Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Ratnawati, Tri. 2009. Pemekaran Daerah : Politik Lokal dan Beberapa Isu Terseleksi,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Kuncoro, M., 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi
dan Peluang. Jakarta: Erlangga.
Makagansa, H.R. 2008. Tantangan Pemekaran Daerah. Yogyakarta : FusPad.
Pokja PPSP Kabupaten Kepulauan Meranti. 2013. Buku Putih Sanitasi : Gambaran Umum
Wilayah. Provinsi Riau : Kabupaten Kepulauan Meranti.
Saile, Said. 2009. Pemekaran Wilayah : Sebagai Buah Demokrasi di Indonesia. Jakarta:
Restu Agung.
Tarigan, R., 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.
Tielung Lieke. 2012. Evaluasi Pemekaran Daerah Kabupaten Kepuluan Meranti.
Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.
Sumber Internet:
Daerah Pemekaran Terbaik Kedua di Indonesia dalam http://www.riaupos.co/73448-beritadaerah-pemekaran-terbaik-kedua-di-indonesia.html#.WBbSMFedbIV
Dirjen Otoda : Meranti Berhasil Menjadi Sebagai Kabupaten Pemekaran dalam
http://m.utusanriau.co/index.php?/detail/11/10005.
Kabupaten Kepulauan Meranti dalam http://merantikab.go.id/informasi-umum/sejarah/.
Mengenang Kisah Perjuangan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti dalam
http://www.riaulive.com/mengenang-kisah-perjuangan-pembentukan-kepulauanmeranti.html
Sumber Perundangan:
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah
Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Meranti di Provinsi Riau.
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2007 tentang Persyaratan Kriteria Pemekaran,
Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.

s Pemekaran Daerah yang Berhasil : Studi Kasus Pemekaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Prov. RiauPage 3

Anda mungkin juga menyukai