Anda di halaman 1dari 39

Dalam kehidupan sehari-hati sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang

memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin. Sebutan orang yang
memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap
aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan
orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati
peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal),
pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan
dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku
sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan
siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma,
peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin
sekolah refers to students complying with a code of behavior often known as the school
rules. Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang
standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika
belajar/kerja.
Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi
dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan
fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological
maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam
bukunya Dangerous School (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa
tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa
memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal
yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Sementara itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan: School
discipline has two main goals: (1) ensure the safety of staff and students, and (2) create
an environment conducive to learning. Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan

bahwa the goals of discipline, once the need for it is determined, should be to help
students accept personal responsibility for their actions, understand why a behavior
change is necessary, and commit themselves to change. Hal senada dikemukakan oleh
Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan
lingkungan belajar yang nyamanterutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak
mampumenerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan
memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai
prestasi belajar siswa.
Keith Devis mengatakan, Discipline is management action to enforce organization
standartsdanoleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif,
yakni upaya menggerakkan siswa mengikutidan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu
pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif,
yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi
sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti
aturan yang ada.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif
siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah
sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor
dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan
diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun
pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang
merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti :
kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan
perilaku lainnya.
Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di
sinilah arti penting disiplin sekolah.

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/

Ditulis oleh Abu Samman Lubis


1. Latar Belakang

Pada era globalisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber keunggulan
kompetitif dan elemen kunci yang penting untuk meraih kesuksesan dalam bersaing untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia bagi organisasi hal
yang penting bagi pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Siagian (2000) Organisasi masa kini harus menyesuaikan dengan lingkungan
global, internal, maupun organisasional dengan memperhatikan dinamika yang terus
berkembang dan berubah agar mampu menerapkan strategi yang tepat.
Perubahan yang terjadi di lingkungan kementerian keuangan melalui reformasi
birokrasi mulai Tahun 2007 (sebelumnya sudah dilaksanakan walaupun namanya bukan
reformasi), mempunyai program utama reformasi birokrasi yaitu: (1) penataan organisasi;
melalui: modernisasi, pemisahan fungsi, penggabungan fungsi, dan penajaman fungsi; (2)
peningkatan sumber daya manusia, melalui: diklat berbasis kompetensi,
pembangunan assessment center, penyusunan pola mutasi, peningkatan disiplin, dan
integrasi sistem informasi manajemen kepegawaian; (3) penyempurnaan tata laksana
(business process), melalui analisis dan evaluasi jabatan, analisis beban kerja, dan
penyusunan standar prosedur operasi; dan (4) perbaikan struktur remunerasi, melalui:
tunjangan khusus pembinaan keuangan negara, sistem remunerasi berbasis kinerja,
ditetapkan berdasarkan job grade (total 27 grade), dan kompetitif terhadapgeneral market.
Reformasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), pada penataan
bidang organisasi, antara lain adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 66 Tahun 2009 tentang struktur organisasi Balai Diklat keuangan, dengan
penambahan tiga balai diklat yang sebelumnya sudah terbentuk delapan balai diklat. Ketiga
balai diklat tersebut adalah Balai Diklat Keuangan Pekanbaru, Denpasar, dan Pontianak.
Untuk melaksanakan keputusan menteri keuangan tersebut agar dapat berjalan dengan
baik harus didukung oleh manusia sebagai penggerak dalam penyelenggaraan organisasi,
pendanaan bagi tulang punggung terselenggaranya aktivitas pemerintahan, peralatan bagi
terselenggaranya kegiatan, serta organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien
sehingga mempercepat terwujudnya pelayanan kepada masyarakat.
Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya, sumber
daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya,
apakah itu sumber daya alam atau teknologi. Hal ini merupakan suatu penandasan kembali
terhadap falsafahMan behind the gun. Roda organisasi sangat tergantung pada perilakuperilaku manusia yang bekerja di dalamnya.
Yang tidak kalah pentingnya dari reformasi birokrasi kementerian keuangan adalah
peningkatan disiplin. Disiplin merupakan sikap dan perilaku. Artinya, sikap dan perilaku
untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya. Niat untuk mentaati
peraturan merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa didasari unsur ketaatan, tujuan
organisasi tidak akan tercapai.

Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan
untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan. Sikap dan perilaku dalam disiplin
kerja ditandai dengan berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan.
Artinya, orang yang dikatakan mempunyai disiplin tinggi tidak semata-mata patuh dan taat
terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak (niat) untuk
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi.
Dengan perubahan perilaku melalui peningkatan disiplin diri akan dapat beradaptasi
dengan arus perubahan, karena nasib dan eksistensi negara-bangsa saat ini maupun pada
masa depan tampaknya juga sangat ditentukan oleh kesanggupan mengelola perubahan agar
tidak mudah tergelincir dan terempas.
Kita dapat melihat misalnya negara komunis seperti Uni Soviet, ambruk dan
hilang dari panggung sejarah karena tidak mampu melakukan adaptasi terhadap arus
perubahan. Dan sebaliknya, kita dapat melihat negara RRC bisa maju sedangkan
masih menganut pahamkomunisme (identik dengan keterbelakangan), antara lain
karena disiplin dan kerja keras, serta dapat menyesuaikan dengan perubahan.
2. Disiplin

2. 1 Pengertian
Sudah merupakan suatu kelaziman di dalam bahasan ilmu pengetahuan bahwa
setiap kajian selalu diawali dengan memberikan batasan tentang suatu konsep dimaksud,
dan demikian pula dengan kata disiplin, Tujuan memberikan definisi adalah agar mudah di
dalam menarik suatu kesimpulan. Hal ini juga berlaku bagi konsep disiplin itu sendiri.
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi.
Secara etimologis, kata disiplin berasal dari kata Latin deciplina yang berarti latihan
atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moekijat, 1987).
Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito, 1988, yang mengartikan
disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Nitisemito, 1988 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan
pimpinan, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum,
ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.
Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi
dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang
berlaku di dalam oranisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan
yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta

keadaan-keadaan baik lainnya. Atau juga dapat disimpulkan juga, bahwa disiplin kerja
merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan
organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan
organisasi.
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih dan sarana serta prasarana yang
diikat pada satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Berkaitan
dengan organisasi, maka tujuan dari organisasi BPPK adalah (1) menghasilkan SDM
pengelola keuangan dan kekayaan negara yang amanah, profesional, berintegrasi tinggi
dan bertanggungjawab melalui pendidikan dan pelatihan, dan (2) menjadi lembaga
pendidikan dan pelatihan dengan tata kelola yang baik.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik indikatorindikator disiplin kerja sebagai berikut:
1) Disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya
datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri-curi
waktu;
2) Upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut, atau terpaksa;
3) Komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap dalam bekerja.
Apakah karyawan serius atau tidak; loyal atau tidak? Apakah pegawai dalam bekerja tidak
pernah mengeluh, tidak berpura-pura sakit, tidak bekerja dengan semangat tinggi.

Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau melanggar


peraturan terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan
makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi,
berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja yang berlebihan, merokok pada waktu terlarang
dan perilaku yang menunjukkan semangat kerja yang rendah.
2.2. Faktor Lingkungan dan Kepribadian

Disipilin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses
belajar yang terus-menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang
merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil bersikap
positif, dan terbuka.
Disipilin kerja dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (bagaimana budaya
disiplin dalam organisasi tersebut) juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepribadian.
Ketidakdisiplinan yang dipengaruhi oleh salah satu faktor akan menyebabkan pelanggaran
aturan. Jika salah satu karyawan melanggar aturan, maka perlu dilakukan upaya-upaya
tindakan pendisiplinan agar prinsip-prinsip disiplin dapat dipertahankan.

Berdasarkan PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bahwa


Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin, yaitu: (1) hukuman disiplin ringan, yaitu: (i) teguran
lisan, (ii) teguran tertulis, dan (iii) pernyataan; (2) hukuman disiplin sedang, yaitu: (i)
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dan (ii) penundaan kenaikan
pangkat selama 1 (satu) tahun, dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1
(satu) tahun; dan (3) hukuman berat, yaitu: (i) penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun, (ii) pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah, dan (iii) pembebasan dari jabatan.
Sanksi tidak disiplin (indisipliner) dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki
perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disipliner hanya dilakukan pada
pegawaiyang tidak dapat mendisiplikan diri, menentang/tidak dapat mematuhi
peraturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral
pegawai maupun pelayanan kepada stakeholders, dan akan mempengaruhi kemajuan
organisasi. Oleh karena itu, tindakankoreksi dan pencegahan terhadap melemahnya
peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.
Selanjutnya, kedisiplinan merupakan hal yang diperlukan dalam pencapaian suatu
tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu kedisiplinan yang tinggi maka pencapaian tujuan akan
sulit terjadi bahkan bisa jadi akan menutup kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkansebelumnya.
3. Pelaksaan Disiplin
3.1. Pengalaman di Negara yang Sudah Maju

Bercermin pada negara-negara yang sudah maju atau mendekati negara maju,
maka budaya disiplin telah melekat pada masyarakatnya terutama pada pemimpinpemimpin bangsa yang menjadi panutan rakyat. Umpamanya kita bisa melihat
pemimpin dari negeri jiran Singapura kala itu, Lee Kuan Yew, yang dikenal
perfeksionis dan pekerja keras. Ia menjadi perdana menteri ketika usianya masih 35
tahun. Dalam biografinya Kuan Yew berarti cahaya yang bersinar terang dan luas.
Lee Kuan Yew adalah sosok seorang intelektual. Didikan orang tuanya membuat ia
mempunyai pribadi yang kuat, tegas dan disiplin, dan menghantarkan Singapura
sebagai industri maju di kawasan Asia Tenggara dan para industriawannya merambah
ke berbagai negara termasuk membeli saham mayoritas (waktu itu) PT Indosat contoh
lain seperti jasa penerbangan Singapura SIA (Singapura Internasional Airlines) dengan

pelayanan yang paripurna. Tentu, menjadi contoh bagi semua negara sedang
berkembang baik di Asia maupun di belahan dunia lain.
Begitu juga negeri jiran Malaysia, yang waktu itu dinakhodai oleh Mahatir
Muammad juga mempunyai pribadi yang kuat, tegas, dan disiplin menghantarkan
rakyat kepada kemakmuran dan para industriawannya telah merambah ke berbagai
negara termasuk membeli saham mayoritas PT Bank Niaga yang sekarang menjadi
Cimb Niaga.
Negara yang berpaham komunis, seperti China juga berhasil memajukan
negerinya, bukan hanya ekonomi yang perkembangannya pesat, tapi juga bidang oleh
raga menjuarai berbagai ajang olah raga kelas dunia. Puncaknya, China bertengger di
puncak perolehanmedali pada olimpiade Beijing 2008. Semua itu diperoleh melalui
kerja keras dan disiplin tinggi.
3.2. Pengalaman di Negara Sedang Berkembang

Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa Indonesia yang dianggap sebagai negara


berkembang, telah mengalami kemerosotan kepribadian yang luar biasa, dibandingkan
dengan masa pergerakan. Krisis karakter membuat korupsi merajalela,
hipokritis/munafik, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, serta
punya watak yang lemah.
Menurut Mochtar Lubis, yang disampaikan pada pidato kebudayaan 6 April
1977 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, orasi yang dibukukan dengan judul Manusia
Indonesia, secara blak-blakan mengupas karakter manusia Indonesia. Dia membuka
semua topeng manusia Indonesia, dimaksudkan agar orang Indonesia dapat melihat
diri pribadi sendiri di depan kaca katanya memberi alasan.
Menurut Muchtar, ciri manusia Indonesai itu adalah (1) manusia Indonesia
adalah hipokritis atau munafik, (2) segan dan enggan bertanggung jawab atas
perbuatannya, (3) berjiwa feodal, (4) manusia Indonesia masih percaya takhayul.
Manusia Indonesia percaya gunung, pantai, pohon, patung, dan keris mempunyai
kekuatan ghaib, (5) manusia Indonesia artistik. Karena dekat dengan alam, manusia
Indonesia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaan sensualnya, dan
semuanya ini mengembangkan daya artistik yang dituangkan dalam ciptaan serta
kerajinan artistik yang indah, dan (6) manusia Indonesia tidak hemat, boros, serta
senang berpakaian bagus dan berpesta. Dia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali
terpaksa, gampang senang dan bangga pada hal-hal yang hampa, serta cenderung
bermalas-malas akibat alam kita yang murah hati.
Selain membuka hal-hal yang buruk, pendiri harian Indonesia Raya itu tak lupa
mengemukakan sifat yang baik. Misalnya, masih kuatnya ikatan saling tolong

menolong. Manusia Indonesia pada dasarnya berhati lembut, suka damai, punya rasa
humor, serta dapat tertawa dalam penderitaan. Manusia Indonesia juga cepat belajar
dan punya otak encer serta mudah dilatih keterampilan. Selain itu, punya ikatan
kekeluargaan yang mesra serta manusia penyabar.
Dari uraian Muchtar tersebut terdapat nilai-nilai positif dan negatifnya. Nilai
negatifnya hendaknya kita hindari, dan positif dapat kita pedomani.
3.3. Kementerian Keuangan

Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan telah dilaksanakan sebelum


tahun 2007, walaupun waktu itu belum dinamakan reformasi. Perubahan yang terjadi
di lingkungan kementerian keuangan melalui reformasi birokrasi telah berjalan lancar.
Namun demikian, pada bahasan ini perlu diungkapkan kembali bahwa betapa
pentingnya peningkatan disiplin dalam memajukan organisasi kementerian keuangan,
sebagai kementerian yang sangat strategis yaitu mengurusi bidang keuangan dan
kekayaan negara.
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pencapaian suatu
tujuan tertentu. Sebagaimana diketahui telah banyak negara berhasil memakmurkan
rakyatnya, karena para pemimpin, para pelayan mempunyai karakter yang kuat,
disiplin dan kerja keras. Oleh karena itu kita sebagai unit terkecil dapat memulai antara
lain melalui disiplin anggaran, dan disiplin kepegawaian.
Disiplin dalam Bidang Anggaran,
Disiplin dalam pengelolaan anggaran dapat kita kelompokkan dalam tiga
kelompok, yaitu: Pertama, Disiplin dalam perencanaan APBN, seperti disiplin dalam
penyelesaian dan kualitas penyusunan RKA-KL. Penyusunan anggaran yang baik akan
mengurangi terjadinya revisi. Tetapi masih sering ditemui DIPA masih perlu dilakukan
revisi, seperti jenis belanjatidak sesuai, volume kegiatan berubah;
Kedua, Disipilin dalam tahap pelaksanaan APBN, yang dialokasikan dalam
DIPA,seperti disiplin dalam pengajuan UP, GUP, dan LS sesuai Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan No. 66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban APBN, dan peraturan terkait, seperti Peraturan Menteri
Keuangan No. 170/MPK.05/2010 tentang Percepatan Tagihan Atas Beban APBN. Kita
tahu bahwa salah satu sumber utama penggerak perekonomian adalah belanja
pemerintah (government spending) atau governmentconsumption. Apabila kita tidak
mengikuti disiplin pelaksanaan anggaran, dapat berimplikasi rendahnya realisasi
anggaran belanja pemerintah, dan akan menyebabkan total pembentukan modal atau

investasi sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi berkurang. Sebagaimana


para pakar mengatakan rendahnya realisasi anggaran belanja pemerintah menyebabkan
pertumbuhan investasi pemerintah rendah. Ini artinya peluang penyediaan tenaga kerja
dapat terhambat; dan
Ketiga, Disiplin dalam membuat pertanggungjawaban APBN, berupa:
penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, antara lain realisasi
APBN, arus kas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, satuan
kerja (satker) sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) wajib
membuat Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca serta Arsip Data Komputer (ADK)
kepada Menteri Keuangan secara berjenjang dan kepada KPPN setempat, yang disusun
secara tepat waktu serta mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima
secara umum.
Disiplin dalam Bidang Kepegawaian
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS
menetapkan diantaranya mengenai kewajiban dan larangan bagi PNS. Kewajiban dan
larangan tersebut menjadi acuan PNS dalam melaksanakan tugas yang menjadi
kewajibannya dan menjauhi larangan-larangan tersebut.
Pegawai-pegawai dalam bidang kepegawaian atau yang terkait dengan
kepegawaian harus disiplin dalam melakukan tugas pokoknya, seperti dalam hal terjadi
usulan kenaikan pangkat, atau kenaikan gaji berkala harus diperhatikan jangan sampai
terlambat. Daftar Penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pegawai negeri sipil agar
secara objektif dan berhati-hati untuk penilaian DP3-nya, dan pembuatan laporan
kepegawaian, yaitu semua jenis laporan tentang kepegawaian pada satker disampaikan
ke Sekretariat BPPK yang dibuat secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran dan
tahunan) serta disusun menurut bentuk yang telah ditetapkan. Penyampaian laporan itu
secara benar, lengkap dan mutakhir dalam rangka penjaga data kepegawaian agar up to
date.
4. Penutup

Sudah menjadi tuntutan zaman bahwa kita harus mampu dan siap menghadapi
globalisasi, mampu beradaptasi dengan arus perubahan. Untuk menghadapi arus
perubahan kita harus melihat kemampuan diri sebagai akar budaya yang menjamin
kedisiplinan, kerja keras, dan menghargai pendidikan. Hal ini sangat berperan dalam

memacu kelancaran tugas-tugas yang diberikan organisasi. Tuntutan perubahan yang


semakin meningkat sehubungan dengan tantangan zaman, yang memungkinkan kita
tidak bisa lagi berdiam diri. Organisasi akan tergilas mana kala menghindari arus
perubahan. Segalanya akan terus mengalir dan mengalir. Siapa yang tidak mau dan
siap berubah akan ketinggalan zaman, Organisasi yang tidak siap menghadapi
perubahan akan tersingkir.
Oleh karena itu sikap mental perilaku kita kuatkan agar kita bisa menghadapi
tantangan zaman. Kita mempunyai peluang untuk menjangkau masa depan. Masa
depan akan semakin mantap jika kita mampu mengembangkan budaya yang
menekankan kerja keras, disiplin, dan menghargai pendidikan. Dan, dengan demikian,
apabila semua unit-unit satker terkecil sampai tingkat pusat mendisiplinkan diri,
kemajuan akan dapat tercapai, seperti halnya negara-negara yang sudah meraih
kemakmuran rakyatnya.
Referensi:
Buku:
Mochtar Lubis, 1986. Manusia Indonesia: Sebuah Pertanggungjawaban. Jakarta: Inti Idayu
Press.
Moekijat, 1987. Manajemen Kepegawaian. Jakarta: Alumni.
Nitisemito, Alex. S. 1991. Manajemen Personalia. Cetakan ke-8. Jakarta: Chalia Indonesia.
Siagian, S.P., 2000. Teori Pengembangan Organisasasi. Cetakan Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara.
Dokumen:
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi.
Bulletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Desember 1996, Edisi khusus Ulang Tahun XXXII
Kompas, 2009, Tuntutan Perubahan Perilaku. Koran Kompas, Edisi, Jumat, 26 Juni 2009,
Jakarta: PT Gramedia.
_______, 2007, Depkeu Jadi Percontohan Reformasi Birokrasi, Edisi,Senin, 9 Juli 2007,
Jakarta: PT Gramedia.

Disampaikan Oleh Abu Samman Lubis pada kegiatan Capacity Building,


Jumat, 25 Februari 2011 di BDK Pontianak

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/13422disiplin-adalah-bagian-dari-kemajuan

Mencegah Korupsi Dengan Membangun Budaya Kejujuran dan


Etika
Dibuat: Kamis, 14 Juli 2016 09:11
Ditulis oleh cyndi
Ringkasan: Pemimpin memiliki kapasitas dan peran penting dalam mencegah korupsi. Salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah dengan membangun budaya kejujuran dan etika pada organisasi yang
dipimpinnya. Dalam membangun budaya kejujuran dan etika tersebut pemimpin memerlukan enam
komponen budaya yaitu memberikan contoh, menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendapatkan
dan mempromosikan pegawai yang sesuai, melakukan pelatihan, melakukan konfirmasi, dan
menegakkan disiplin anti korupsi. Penulis: Daniel Pangaribuan, Widyaiswara Madya Pusdiklat PSDM.

Mencegah Korupsi Dengan Membangun Budaya Kejujuran dan Etika


Oleh: Daniel Pangaribuan
(Widyaiswara Madya Pusdiklat PSDM)

Abstrak
Pemimpin memiliki kapasitas dan peran penting dalam mencegah korupsi. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan membangun budaya kejujuran dan etika pada organisasi yang dipimpinnya.
Dalam membangun budaya kejujuran dan etika tersebut pemimpin memerlukan enam komponen budaya
yaitu memberikan contoh, menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendapatkan dan mempromosikan
pegawai yang sesuai, melakukan pelatihan, melakukan konfirmasi, dan menegakkan disiplin anti korupsi.
Kata Kunci: kejujuran, etika, korupsi, contoh, lingkungan, promosi, pelatihan, konfirmasi, dan disiplin.

Pendahuluan
Korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang yang diperoleh berdasarkan kepercayaan dari
pemberi kewenangan. Kewenangan tersebut seharusnya dikelola dan dipertanggungjawabkan dan bukan
digunakan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain. Penyalahgunaan kewenangan merupakan
bentuk ketidakjujuran dalam melaksanakan tanggung jawab.
Menurut Arens et al (2012:356), korupsi adalah salah satu jenis fraud. Fraud adalah penipuan yang
disengaja dengan maksud mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Fraud terdiri dari kecurangan
laporan keuangan dan penggelapan aset. Korupsi dikategorikan sebagai penggelapan aset.
American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dalam Arens et al.(2012:366) telah
menyusun pedoman untuk mencegah dan mendeteksi adanya fraud, yaitu:
1.

Budaya kejujuran dan etika.

2.

Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko fraud.

3.

Komite audit.

4.

Memberikan contoh atau tone of the top.

5.

Menciptakan lingkungan kerja yang positif.

6.

Mendapatkan dan mempromosikan pegawai yang sesuai.

7.

Memberikan pelatihan.

8.

Melakukan konfirmasi.

9.

Membangun disiplin.
Makalah ini hanya akan membahas peran dari budaya kejujuran dan etika. Budaya kejujuran dapat

mencegah berbagai penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang termasuk korupsi. Dalam hal ini
budaya diartikan sebagai nilai yang sudah diterima oleh masyarakat umum. Budaya kejujuran berarti
kejujuran diterima dan dipraktekkan sebagai kebiasaan. Untuk membangun budaya kejujuran dalam
sebuah organisasi perlu dimulai dari pemimpinnya. Selanjutnya perlu disusun kode perilaku sebagai
standar bagi seluruh anggota organisasi.

Menurut Arens et al. (2012:366-368), terdapat enam elemen yang harus dibangun untuk menciptakan
budaya kejujuran dan etika yang bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi terjadinya korupsi.
Keenam elemen tersebut terdiri dari:
Masing masing elemen tersebut selanjutnya akan dibahas pada penjelasan di bawah ini.
Pemimpin yang Memberikan Contoh atau Tone at The Top
Salah satu fungsi kepemimpinan adalah memberikan motivasi. Pemberian motivasi yang efektif dapat
dilakukan dengan cara memberikan contoh.
Contoh atau tone at the top atau nada/sinyal atau pesan dari pimpinan tentang kejujuran atau bersih
dari korupsi tersebut harus bisa ditangkap oleh para pejabat dan pegawai di bawahnya. Sinyal kejujuran
tersebut akan lebih efektif apabila pimpinan dan para pejabat serta pegawai lainnya memiliki frekuensi
yang sama.
Salah satu bentuk contoh yang dapat diberikan pimpinan adalah dengan hidup sederhana. Misalnya,
pimpinan tinggal di rumah yang tidak mewah, menggunakan kendaraan dan pakaian yang tidak mewah,
berbicara dengan nada yang sederhana. Tentunya pesan yang disampaikan harus didasari kejujuran.
Dengan cara yang sama para Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga dapat menyampaikan pesan kepada
masyarakat bahwa dirinya tidak korupsi dengan berpenampilan sederhana.
Kejujuran dan integritas yang sudah dicontohkan oleh pimpinan tersebut menjadi dasar dari
penyusunan kode perilaku bagi seluruh anggota organisasi. Contoh unsur kode perilaku adalah sebagai
berikut:

Unsur-Unsur Kode
Perilaku

Kode perilaku organisasi

Penjelasan

Organisasi dan pegawai selalu mematuhi hukum dan peraturan. Semua


bisnis dioperasikan diatas standar yang ditetapkan undang-undang.

Perilaku pegawai yang

Organisasi mengharapkan pegawai berperilaku sesuai dengan kebiasaan

umum

pegawai yang baik dan tidak beperilaku tidak profesional seperti minum

alkohol dan berjudi pada saat kerja.

Organisasi mengharapkan para pegawainya untuk melaksanakan tugasnya


Konflik kepentingan

dengan kesadaran, kejujuran dan untuk kepentingan organisasi dan tidak


menggunakan posisi dan pengetahuannya untuk kepentingan pribadi.

Kegiatan diluar,

Semua pegawai bertanggung jawab menjalin hubungan yang baik dengan

pekerjaan dan jabatan

masyarakat. Pegawai mencegah kegiatan di luar organisasi yang

direktur

menghabiskan waktunya atau menimbulkan konflik kepentingan.

Hubungan dengan klien

Pegawai harus menghindari investasi pada organisasi lain yang memiliki

dan pemasok

hubungan kontrak dengan organisasi.

Hadiah, hiburan, dan


kebaikan hati

Pegawai tidak menerima hadiah, fasilitas hiburan, atau kebaikan hati yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dari perusahaan lain yang
berbisnis dengan organisasi.

Kickbacks dan komisi

Pegawai tidak akan menerima kompensasi dalam bentuk apapun, kecuali

rahasia

yang diperbolehkan dalam kebijakan remunerasi.

Dana organisasi dan

Pegawai yang memiliki akses pada dana organisasi harus mengikuti prosedur

aset lainnya

pencatatan, pengelolaan, dan perlindungan uang.

Catatan dan komunikasi

Pegawai yang bertanggung jawab tentang akuntansi dan pencatatan tidak

organisasi

boleh salah mencatat dan melaporkan pada pihak internal atau ekstenal.

Berhubungan dengan

Pegawai harus menjaga dan memisahkan peranan pribadi dari posisinya

orang dan organisasi

dalam organisasi ketika berkomunikasi tentang yang tidak berkaitan dengan

luar

bisnis organisasi.

Semua pegawai harus mengusahakan komunikasi yang lengkap, akurat dan


Komunikasi yang cepat

tepat waktu kepada pelanggan, supplier, pemerintah, publik, dan lainnya


dalam perusahaan.

Jika menangani informasi keuangan dan pribadi pelanggan dan lainnya yang
Privasi dan kerahasiaan

berkaitan dengan perusahaan, pegawai hanya menjaga informasi yang


penting bagi perusahaan. Akses internal untuk mendapatkan informasi
tersebut dibatasi pada orang yang berkepentingan.

Sumber: CPAs Handbook of Fraud and Commercial Crime Prevention, dalam Arens et al., 2012:367.
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Kejahatan biasanya muncul bila didukung oleh kondisi yang kurang baik. Sebaliknya kondisi atau
persepsi yang baik tentang lingkungan di sekitarnya akan menghasilkan perbuatan yang baik juga. Seorang
pegawai yang mempersepsikan lingkungan kerjanya baik, cenderung akan berperilaku baik dan mendorong
kinerja yang baik pula. Kinerja yang baik selanjutnya akan mendapatkan remunerasi yang lebih baik.
Lingkungan kerja yang positif menjadi kebutuhan bagi pejabat dan pegawai untuk mendukung
pekerjaan dan kebutuhan pribadi. Dalam satu hari, delapan jam lebih waktu pegawai ada di kantor. Jam
kantor tersebut merupakan bagian waktu terpenting dari dua puluh empat jam dalam satu hari kehidupan
manusia.
Lingkungan kerja yang positif antara lain dapat berupa lingkungan fisik kantor seperti penataan
ruangan dan pencahayaan. Lingkungan lainnya adalah hubungan yang saling mendukung sesama
pegawai. Hubungan formal dapat ditingkatkan kualitasnya melalui komunikasi informal seperti melakukan
olah raga bersama atau wisata bersama.
Lingkungan kerja yang positif ini akan mempermudah pimpinan menerapkan kode perilaku, termasuk
perilaku anti korupsi. Contoh anti korupsi yang diberikan oleh pimpinan dan didukung oleh lingkungan kerja
yang positif akan memudahkan pegawai untuk berperilaku anti korupsi pada organisasi.
Mendapatkan dan Mempromosikan Pegawai yang Sesuai

Salah satu prinsip penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah The right man on the right
place. Untuk mendapatkan pejabat dan pegawai yang bebas dari korupsi perlu adanya kebijakan skrining
(screening)

pegawai.

Tujuan

dari

skrining

ini

adalah

mengurangi

kemungkinan

organisasi

mendapatkan/mengangkat atau mempromosikan pejabat atau pegawai yang memiliki tingkat kejujuran yang
rendah terutama untuk menduduki posisi yang penting. Kebijakan tersebut dapat meliputi kebijakan tentang
penilaian terhadap latar belakang pendidikan, pengalaman, karakter, dan integritas. Setelah pejabat/pegawai
tersebut diterima, evalusi dilakukan terhadap kesesuaian antara perilaku dengan nilai organisasi dan
ketaatan terhadap kode perilaku.
Sehubungan dengan kondisi korupsi dan akibatnya yang meluas di Indonesia, perlu adanya kebijakan
yang lebih tegas dalam penerimaan PNS yang berpihak kepada calon pegawai yang anti korupsi. Seleksi
harus mendahulukan calon PNS yang lebih jujur dari pada yang lebih pandai tetapi kurang jujur.
Dalam hubungannya dengan promosi menjadi pejabat, proses seleksi dilakukan lebih ketat lagi karena
semakin tinggi jabatan seseorang kewenangan yang dimiliknya juga semakin besar.
Besar kecilnya korupsi dalam suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinan tertinggi pada lembaga
tersebut. Pimpinan yang anti korupsi akan memilih para pejabat di bawahnya yang anti korupsi juga. Dengan
demikian pembentukan organisasi yang bebas korupsi akan lebih mudah.
Untuk jabatan Pimpinan Tinggi, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
pasal19 ayat (3) mengatakan bahwa untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain
yang dibutuhkan.
Beberapa kementerian dan lembaga termasuk pemerintah daerah yang berniat menciptakan organisasi
yang bebas korupsi, sudah melakukan pelelangan jabatan untuk mendapatkan pejabat yang kompeten dan
anti korupsi.

Pelatihan
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Pelatihan dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu hard skill dan soft skill. Jenis pelatihan yang sesuai untuk
pencegahan korupsi adalah soft skill. Bentuk pelatihan lainnya adalah on the job training, coaching, and
mentoring.

Sehubungan dengan pencegahan korupsi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
(PPSDM) Kementerian Keuangan telah menyelenggarakan pelatihan prajabatan dengan pendekatan soft
skill. Pelatihan ini bertujuan menyiapkan calon PNS menjadi pegawai yang akuntabel dan anti korupsi yaitu
yang memiliki kemauan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan dapat mengerjakannya
dengan lebih baik, memiliki etika dalam menjalankan tugas, memiliki jiwa nasionalisme dan anti korupsi.
Pelatihan ini dilanjutkan dengan aktualisasi di tempat kerjanya dengan bimbingan coachdan mentor.
Pelatihan ini perlu dilanjutkan untuk para pejabat dan pegawai yang belum mendapatkannya sehingga
pegawai baru dan pegawai lama memiliki persepsi yang sama tentang organisasi yang bebas korupsi.
Konfirmasi
Setelah pejabat dan pegawai bekerja, secara periodik perlu dilakukan konfirmasi untuk mengingatkan
dan menguatkan kembali tentang tanggung jawabnya untuk mematuhi kode perilaku yang sudah ditetapkan.
Dalam hal pencegahan korupsi, para pejabat dan pegawai dikonfirmasi tentang pemahaman dan
keberhasilan aktualisasi anti korupsi pada tempat mereka bekerja.
Disiplin
Organisasi perlu meningkatkan disiplin dalam menerapkan kode perilaku. Para pejabat dan pegawai
harus memahami tanggung jawab mereka apabila mereka gagal menerapkan kode perilaku. Dalam
menegakkan disiplin ini para pejabat dan pegawai perlu diingatkan pentingnya penerapan kode perilaku
dengan sungguh-sungguh. Salah satu bagian penting adalah kedisiplinan dalam menerapkan perilaku anti
korupsi. Dalam menegakkan disiplin anti korupsi ini, setiap individu pejabat atau pegawai yang terindikasi
korupsi harus diinventigasi sampai diketahui pihak yang bertanggung jawab dan disusul dengan pemberian
sanksi yang setimpal. Pemberian sanksi ini perlu untuk menunjukkan kesungguhan pimpinan dalam
menerapkan budaya kejujuran dan etika untuk mencegah korupsi dalam organisasi.
Simpulan
Dalam menciptakan organisasi yang bebas dari korupsi, pemimpin terlebih dahulu memberikan contoh.
Langkah selanjutnya adalah membangun suasana yang kondusif yang nyaman bagi seluruh pejabat dan
pegawai. Pemilihan pejabat dibawahnya yang anti korupsi sangat penting, karena sebagian dari kewenangan
pemimpin tersebut akan didelegasikan kepada mereka. Dengan adanya pejabat pendukung yang anti
korupsi, tugas pemimpin semakin mudah. Untuk mempercepat terciptanya organisasi bebas korupsi, semua
pejabat dan pegawai hendaknya memperoleh pelatihan yang cukup tentang anti korupsi. Kondisi yang sudah
dibangun tersebut selanjutnya dipelihara dengan konfirmasi dan dijaga dengan disiplin.

Daftar Pustaka
Arens Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2012. Auditing and Assurance Services Fourteenth Edition.
Pearson Education Limited. England.
Schermerhorn, John R.,Jr. 2012. Introduction to Management. Twelfth Edition. John Wiley & Sons.
------------ Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/22871mencegah-korupsi-dengan-membangun-budaya-kejujuran-dan-etika

Pendidikan dan Kejujuran


PENDIDIKAN
Oleh

DAN

KEJUJURAN

Fauzan

Saleh

Pemberitaan media massa di Ibu Kota selama dua minggu terakhir bulan Februari 2010
didominasi oleh masalah plagiarisme, atau penjiplakan karya ilmiah, baik yang dilakukan
mahasiswa, guru, dosen, bahkan oleh sebagian guru besar. Sungguh sangat menyedihkan.
Mengapa plagiarisme marak di dunia pendidikan kita? Sepertinya banyak alasan untuk
melakukan hal itu. Ada yang menganggap hal itu dilakukan karena terpaksa, sebagai sesuatu
yang tak dapat dihindari, atau tidak perlu dipermasalahkan. Benarkah alasan itu? Sungguh
sangat
naif
jika
ada
akademisi
menempuh
jalan
fikiran
seperti
itu.
Ada ungkapan klasik bahwa bersalah dalam mengungkap kebenaran ilmu, karena berbagai
keterbatasan, masih bisa diterima. Harapannya kelak kekeliruan itu akan dikoreksi dengan
adanya teori baru atau data yang lebih akurat. Tetapi jika orang sengaja berbohong dalam
bidang ilmu (seperti memanipulasi data atau mendistori faktademi sebuah kepentingan
subyektif) maka tindakan itu akan menjadi dosa dan aib tak terampunkan. Kredibilitas orang itu
pun akan tercoreng selamanya dan, bahkan, temuan-temuannya mungkin akan dicibirkan.
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mengutip pemikiran orang lain dalam sebuah
karya ilmiah tanpa menyebut sumbernya itu sebagai hal yang biasa. Anggapan seperti itu jelas
menyesatkan. Jika pandangan tersebut dibiarkan terus, maka, mengutip pendapat seorang
pengamat, akan berkembang budaya tidak menghargai kreatifitas intelektual orang lain. Masih
menurut pengamat tadi, membiarkan tindakan seperti itu sama saja dengan melegalkan
pencurian dan pembohongan dalam dunia akademik, suatu hal yang amat tabu dan tercela.
Prinsip-prinsip utama dalam pengembangan ilmu seperti rasional, obyektif, logis dan sistimatis
akan jadi hilang maknanya jika kebohongan dan ketidak-jujuran dibiarkan terus berkembang.
Salah satu gejala yang menjadi sorotan utama dalam kasus plagiarisme belakangan ialah
menjamurnya biro jasa bantuan penyusunan karya ilmiah dengan tarif sesuai dengan gelar
kesarjanaan yang diminta. Ini sungguh merupakan malapetaka amat dahsyat dalam dunia
pendidikan kita. Kemampuan menyusun karya ilmiah secara mandiri dan penuh tanggungjawab
adalah sebuah tuntutan yang tak boleh diabaikan oleh seseorang yang ingin menyandang gelar
akademik,
pada
level
apa
pun.

Di dalam penyusunan karya ilmiah itu seorang calon sarjana dituntut untuk dapat
membuktikan tingkat kemampuan mengakumulasi ilmu-ilmu teoritis yang digelutinya selama
sekian semester di bangku kuliah. Orang tidak akan mampu menyusun sebuah karya ilmiah jika
ia belum cukup matang di dalam membekali dirinya dengan berbagai ketrampilan ilmiah yang
dibutuhkan
untuk
menjadi
seorang
sarjana.
Ada seloroh dari seorang teman saat bercerita apa bedanya seorang doktor by research dan
doktor by training. Doktor by research diperoleh tanpa mengikuti kuliah sekian semester pada
program doktor, tetapi cukup melakukan riset untuk menyusun disertasi dan mendapat gelar
doktor. Dengan proses seperti itu bisa saja ia tidak memenuhi standar keilmuan seorang doktor
yang matang. Secara formal, dia hanya memiliki modal dasar ilmu dari pendidikan yang ia
tempuh di Strata 1. Kata teman tadi, terlepas orang setuju atau tidak, ilmunya ya tetap ilmu
Strata 1, meskipun ia bergelar doktor. Terus, bagaimana kalau dia diminta mengajar di Program
Pascasarjana?
Justru
di
sini
letak
permasalahannya.
Tentu ada alasan mengapa teman tadi beranggapan demikian. Orang yang meraih gelar doktor
by training harus banting tulang menempa diri melakukan pelatihan akademik yang berat
selama bertahun-tahun. Ia ditempa agar dapat memiliki mental akademik dan kapasitas
intelektual yang matang, di samping, memiliki kecakapan teknis-keilmuan yang sebenarnya.
Pada ujung dari proses itu seorang kandidat doktor dituntut untuk dapat membuktikn diri
mampu bukan saja mengaplikasikan metodologi dan teori-teori keilmuan yang digelutinya,
tetapi juga dapat menunjukkan kejujurannya bahwa seluruh proses itu telah dijalani dengan
penuh
tanggungjawab.
Ujung itu berupa proses penyelesaian disertasinya. Dia harus dapat menjamin bahwa tidak ada
sepotong pemikiran atau selembar tulisan pun yang ia masukkan ke dalam disertasinya secara
haram. Jika ada unsur haram yang masuk dalam disertasinya maka itu akan menjadi cacat
bawaan, bukan saja pada produk karyanya, tetapi juga cacat seumur hidup yang menodai
kredibilitas
penyandang
gelar
doktor
itu.
Pada suatu pertemuan dengan para dosen di kampus penulis pernah menegaskan bahwa
menempuh program doktor itu seumur hidup cukup sekali saja. Tetapi yang sekali itu harus
benar-benar merupakan pergulatan amat serius untuk mampu membuahkan karya ilmiah yang
monumental. Ketika orang berproses dengan pergulatan amat berat dalam meraih predikat
doktor itulah sebenarnya ia dilatih agar dapat memenuhi suatu standar kredibilitas akademik
tertinggi.
Kecermatan, akurasi data, kebenaran alur berfikir, obyektifitas, kemampuan metodologis dan
teknis penulisan serta penggunaan bahasa yang bagus, menjadi ciri utama yang harus melekat
pada karakter pribadinya. Oleh karena itu sungguh amat disayangkan jika pergulatan berat
penuh romantisme semacam itu tidak bisa dinikmatinya secara tulus, tetapi justru disiasiakan. Dia malah memilih jalan pintas, memborongkan pekerjaan monumental itu pada
tukang penyedia jasa penyusunan karya ilmiah. Ini suatu pembohongan dan cermin ketidakpedulian pada prinsip-prinsip kejujuran dalam dunia akademik.

http://fasleh2010.blogspot.co.id/2010/08/pendidikan-dan-kejujuran.html

Tanggungjawab seorang siswa


OKTOBER 24, 2008 12 KOMENTAR

Tanggungjawab mungkin bisa diartikan sebagai konsekuensi yang harus diterima atau dijalankan terhadap

apa yang sudah dilakukan atau dijalani. Kita sering mendengar kata lepas tanggungjawab artinya tidak mau
mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan (lempar batu sembunyi tangan). Ada tihal penting yang harus
dipahami dan dijalankan oleh seorang siswa atau pelajar berkenaan dengan tanggungjawab.
1. Tanggungjawab sebagai seorang pelajar/siswa
Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing. tanggungjawab siswa sebagai
pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam
menjalani tata tertib sekolah. Artinya setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggungjawab tersebut tanpa
terkecuali. Tap kenyataannya banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar.
siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu, kumpul
dengan teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya. sementara tugas sejatinya untuk belajar dan menimba ilmu
sudah bukan lagi menjadi pokok. tapi ini realita dan potret siswa masa kini. selalu menginginkan sesuatu tanpa
bersusah payah. menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.
2. Tanggungjawab sebagai seorang anak
Banyak siswa tidak menyadari atau menyadari tapi tidak mau melakukan penyadaran diri, bahwa orangtua tidak
menginginkan banyak hal pada dirinya. hanya satu yang diinginkan oleh orangtua yaitu anak saya bisa bersekolah,
belajar dengan baik dan kelak lulus mempunyai kehidupan lebih baik dari orangtuanya. sekali lagi, hanya itu wahai
para siswa tercinta. Tidak kah kita pernah membayangkan, bagaimana orangtua membanting tulang mencari biaya
untuk kita bersekolah. tidak pernah terbersit sedikit-pun dalam benak mereka agar kalian mengganti apa yang sudah
diberikan. Tidak kah pernah kita pikirkan, bagaimana orangtua kita memutar otak untuk kita, tapi apa balasan yang
kita berikan. semuanya kita balas dengan kemalasan dan kebohongan. kita malas bersekolah, berbohong ke
sekolah tapi tidak sampai. sekali lagi inilah potret siswa masa kini (walaupun tidak semua)
3. Tanggungjawab sebagai seorang hamba
Sudahkah kita menjalankan kewajiban kita sebagai orang yang beragama. Banyak diantara kita yang mampu secara
akademis, tercukupi dari segi materi tapi jiwanya kosong karena tidak tersentuh oleh nilai-nilai ibadah. Untukmu para
siswa, jalankan kewajiban sebagai umat, jangan banyak meminta tapi mengabaikan tugasmu sebagai seorang
hamba. Kita mendekatkan diri pada-Nya manakala kita berada pada kondisi terjepit dalam kehidupan. Bayangkan
betapa indahnya hidup kita seandainya ketiga tanggungjawab ini seiring sejalan atau saling terintegrasi. Insya Allah
akan terbentuk siswa-siswa yang cerdas akademik dan pribadi yang sholeh sehingga pada akhirnya akan lahir
generasi penerus yang membanggakan.

https://hlasrinkosgorobogor.wordpress.com/2008/10/24/tanggungjawab-seorang-siswa/

18 Karakter yang Harus DikembangkanPada


Peserta Didik
http://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/02/26/18-karakter-yang-harus-dikembangkan-padapeserta-didik/siswa yang ada di lingkungan sekolah sehingga sikap dan perilaku pun
banyak yangmengalami perubahan seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, berandalan motor
dan penggunaan obat-obatan terlarang. Dengan fenomena ini maka kitamemerlukan
Energi
yang saat ini sangat dibutuhkan yaitu pembentukan karakter sebagai
dasar kepribadian
, Karena apabila tidak memiliki karakter dan budaya dalamkehidupan berbangsa dan bernegara bisa
membawa kemunduran peradaban bangsa. Padahal,kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan
budaya yang kuat akan semakinmemperkuat eksistensi suatu negara. Sekolah sebagai lingkungan kedua
setelah keluarga berperan penting untuk membangun sebuah karakter yang harus diwujudkan dalam
perilakuserta kegiatan belajar di sekolah agar dapat terinternalisasi dalam setiap jiwa siswa,
untuk menerapkan pendidikan karakter seluruh sekolah harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai
karakter yang akan dikembangkan di sekolahnya. Unsur-unsur pengembangan karakter itu pun harus
diintegrasikan di semua mata pelajaran
.Secara bahasa karakter dapat diterjemahkan sebagai :
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, danbertindak.
(Puskur,Balitbang Kemendiknas, 2010).Dengan demikian definisi di atas dapat diartikan secara teknis :
SEBAGAI PROSES I N T E R N A L I S A S I S E R T
P E N G H AYATAN
N I L A I - N I L A I B U D AYA D A N K A R A K T E R BANGSA YANG
DILAKUKAN
PESERTA
DIDIK
SECARA
AKTIF
D I B AWAH B I M B I N G A N
G U R U , K E P A L A S E K O L A H D A N
T E N A G A
K E P E N D I D I K A N
S E RTAD I W U J U D K A N
D A L A M K E H I D U PAN N Y A
D I K E L A S , S E K O L A H ,
D A N M A S YAR A K AT.
Tujuan pendidikan karakter adalah :1.
Mengembangkan
potensi afektif
peserta didik sebagai manusia dan warganegarayang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.2.
Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku
terpuji dan sejalan dengan nilai-nilaiuniversal, dan tradisi budaya bangsa INDONESIA yang
religius.Menanamkan
jiwa KEPAHLAWANAN, kepemimpinan dan tanggungjawab
peserta didik sebagai penerus bangsa.1.
Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif,berwawasan kebangsaan.

2.
Mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah
sebagai lingkungan belajar yangaman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yangtinggi dan penuh kekuatan (
dignity)
.Adapun 18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa sebagai berikut.1.
Religius
: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yangdianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.2.
Jujur
: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yangselalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.3.
Toleransi
: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.4.
Disiplin
: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagaiketentuan dan peraturan5.
Kerja Keras
: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya.6.
Kreatif
: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil barudari sesuatu yang telah
dimiliki.7.
Mandiri
: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalammenyelesaikan tugas-tugas8.
Demokratis
: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dankewajiban dirinya dan orang lain9.
Rasa Ingin Tahu
: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebihmendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.10.
Semangat Kebangsaan
: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dankelompoknya11.
Cinta Tanah Air

: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.12.
Menghargai Prestasi
: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, sertamenghormati keberhasilan orang lain.13.
Bersahabat/Komunikatif
: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.14.
Cinta Damai
: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasasenang dan aman atas kehadiran
dirinya.15.
Gemar Membaca
: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaanyang memberikan kebajikan bagi
dirinya.16.
Peduli Lingkungan
: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi17.
Peduli Sosial
: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada oranglain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18.
Tanggung-jawab
: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.Butir-butir karakter di atas dapat difasilitasi dengan kegiatan Bimbingan dan Konselingdengan
4 bidang layanan
sehinggan siswa dapat mengenali pribadi dan karakter secaralangsung melalui guru Bimbingan dan
Konseling,
yaitu
:a) Bimbingan Pribadi. b) Bimbingan
Sosial.c) Bimbingan Belajar.d) Bimbingan Karir.Bidang layanan bimbingan dan konseling tersebut dapat
dilakukan dengan
strategi
:a)
Layanan dasar bimbingan
, untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan
hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik SMP. b)
Layanan Responsif,
untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan
ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif.c)
Layanan Perencanaan Individu
, bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir, sosial, pribadi.d)
Dukungan Sistem
, kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan,memelihara, dan meningkatkan
program bimbingan dan berkonsultasi dengan guru, staf ahli,dan sebagainya.Demikianlah pembahasan

tentang karakter ini, semoga dapat terwujud di lingkungansekolah kita sehingga dapat terbentuk
kepribadian siswa yang lebih baik dan tetap memegangetika dan bersikap santun namun tetap memiliki
kompetensi/keahlian yang dapatdipertanggungjawabkan di kemudian har
Sugi yanto, M.Pd Koordinator BK/BP SMP Ne geri 15 Bandung
http://www.academia.edu/4125090/18_karakter_yg_harus_dikembangkan

Cara Menjadi Orang yang


Bertanggung Jawab
2 Bagian:Mengembangkan Keterampilan agar Bisa Bertanggung JawabMembentuk Kebiasaan agar Bisa Bertanggung
Jawab

Hampir setiap orang ingin hidup bahagia tanpa harus banyak berusaha. Pada
kenyataannya, sikap bertanggung jawab akan membuat hidup Anda lebih berarti dan
menjadi kesempatan untuk mengembangkan karakter, menjalin hubungan yang
bermakna, dan mencapai keberhasilan dalam bekerja. Jangan biarkan hewan
peliharaan Anda mati kelaparan karena beberapa hari lupa diberi makan. Lakukan
beberapa langkah berikut agar bisa menjadi orang yang bertanggung jawab.

Langkah
1.

1
Ketahuilah bahwa tanggung jawab berhubungan dengan kewajiban, bukan
hak. Jika seseorang merasa ragu saat ingin memberikan tanggung jawab yang lebih
besar kepada Anda, mungkin karena selama ini Anda kurang peduli dalam memenuhi
kewajiban yang menjadi tanggung jawab Anda. Mungkin Anda berpikir, Tanggung
jawab saya saat ini sangat kecil/membosankan/sepele/dll. Jika tanggung jawab saya
lebih menantang, pasti saya akan lebih bersungguh-sungguh. Ini adalah karakter

orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mau melakukan hal-hal baru
selama masih cukup menantang dan menyenangkan. Setelah itu, mereka akan patah
semangat karena kehilangan minat.
2.

2
Buktikan bahwa Anda bisa melakukan hal-hal kecil dengan baik sehingga pantas
menerima tanggung jawab yang lebih besar, baik di tempat kerja, di sekolah, atau
saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3.

3
Hentikan kebiasaan mencari-cari alasan. Dalam situasi apa pun, selalu ada hal-hal
yang tidak bisa kita kendalikan. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab mudah
sekali mempersalahkan hal tersebut dan menjadikannya sebagai alasan. Setiap kali
Anda mulai mencari alasan, misalnya, Saya tidak bertanggung jawab atas hal ini
karena, Anda sebenarnya sedang menyatakan Saya tidak bertanggung jawab.
Perhatikan baik-baik cara Anda berpikir dan berbicara: apakah Anda sadar bahwa Anda
sedang mencari alasan? Walaupun bentuknya bisa bermacam-macam, alasan yang
paling umum adalah Saya ingin/seharusnya sudah melakukan, tetapi.
Ubahlah kata-kata yang Anda ucapkan begitu tersadar bahwa Anda

sedang mencari alasan. Akuilah mengapa Anda gagal mencapai sesuatu. Apakah
karena terlalu malas, sangat lelah, atau karena ingin melakukan kegiatan lain yang lebih
menyenangkan? Tidak apa-apa mengakui kegagalan. Malahan, akan lebih baik jika
Anda mengakui penyebab kegagalan yang sebenarnya sebelum melakukan yang
seharusnya.

4
Akuilah kesalahan Anda. Memperbaiki kesalahan adalah cara yang lebih baik untuk
bertanggung jawab. Cara ini bisa membantu Anda memanfaatkan waktu sebagai
pengalaman belajar yang sangat berharga untuk mengubah diri sendiri. Selain itu, masa
depan Anda tidak akan sia-sia dengan memastikan bahwa Anda tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama. Salah satu aspek penting dalam menerima tanggung jawab
adalah kemampuan untuk mengatakan, Saya sudah berbuat salah dan tidak akan
melakukannya lagi.
Jika Anda mengalami situasi yang sama, ingatlah kesalahan yang pernah

Anda lakukan dan jangan memilih cara yang sama.

5
Jangan menyalahkan orang lain saat menghadapi masalah. Cara lain untuk
menerima tanggung jawab adalah dengan berhenti menyalahkan orang lain. Katakan
kepada diri sendiri bahwa Anda gagal dalam tes matematika karena tidak belajar, bukan
karena dibenci guru; Anda berselingkuh karena keputusan Anda sendiri, bukan karena
kekasih yang kurang perhatian; Anda terlambat masuk kantor karena terlambat
berangkat, bukan karena kemacetan lalu lintas. Kehidupan terkadang terasa tidak adil
dan sebagian orang menjalani hidup yang lebih keras ketimbang Anda. Boleh saja Anda
menyalahkan orang tua karena kurang memberikan kasih sayang dan bimbingan
sehingga Anda salah jalan, tetapi kehidupan Anda tidak bisa berubah sampai Anda
mengambil tindakan untuk mengubahnya.

6
Berhentilah mengeluh. Mengeluh adalah perbuatan sia-sia yang biasa dilakukan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jika Anda hanya bisa mengeluh tentang
atasan, cuaca, atau mahalnya harga secangkir kopi di hotel bintang lima, kehidupan
Anda sulit berkembang. Mengeluh adalah cara lain untuk menyalahkan kehidupan
karena masalah yang Anda alami, alih-alih mengambil inisiatif untuk mencari tahu apa
yang bisa Anda ubah. Mungkin Anda tidak bisa mengubah harga secangkir kopi di hotel
bintang lima, tetapi Anda bisa membeli mesin penyeduh kopi dan meraciknya sendiri
supaya harganya lebih murah.
Setiap kali mulai mengeluh, ingatkan diri sendiri agar segera berhenti dan

mengatakan hal yang positif. Anda akan terkagum-kagum betapa besarnya pengaruh
kebiasaan ini dalam mengubah pola pikir.

7
Jangan menganggap diri Anda sebagai korban. Kehidupan ini diciptakan bukan
supaya Anda susah. Jika ingin menjadi orang yang bertanggung jawab, jangan lagi
berpikir bahwa semua orang ingin agar Anda gagal atau terlihat buruk. Polisi menilang
Anda bukan karena ia bertugas menghukum Anda, tetapi karena Anda melanggar
aturan lalu lintas. Atasan menunda kenaikan gaji bukan karena ingin melihat Anda
kecewa, tetapi karena performa kerja Anda kurang baik atau perusahaan tidak mampu
membayar.

Terimalah hal-hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Sama halnya dengan menyadari
pentingnya bertanggung jawab atas setiap tindakan, Anda juga harus memahami
bahwa ada beberapa hal dalam kehidupan ini yang tidak bisa Anda kendalikan. Anda
tidak bisa bertanggung jawab atas masalah teman Anda yang kecanduan alkohol, Anda
tidak bisa bertanggung jawab atas kegagalan perusahaan kecuali hal ini terjadi sematamata karena kesalahan Anda, masalah teman sekamar yang terlambat membayar sewa
juga bukan tanggung jawab Anda. Berfokuslah pada apa yang bisa Anda kendalikan
dan jangan berusaha memperbaiki semua masalah yang terjadi sehari-hari agar tidak
sakit kepala.

Bagian 1 dari 2: Mengembangkan Keterampilan agar Bisa


Bertanggung Jawab
1.

1
Biasakan mendisiplinkan diri sendiri. Anda harus bisa mendisiplinkan diri sendiri
agar bisa menjadi orang yang bertanggung jawab. Jangan berpikir bahwa Anda harus
memiliki etos kerja seperti seorang ilmuwan ternama atau menjalankan rutinitas harian
seperti seorang calon tentara. Anda harus mampu memahami bagaimana
menyelesaikan pekerjaan dan kapan pekerjaan Anda bisa dikatakan selesai, bukan
sekadar merasa hebat karena sedang melakukan tugas penting, namun hanya untuk
bersenang-senang. Menjadi orang yang mampu mendisiplinkan diri sendiri berarti
mampu menentukan target dan mencapainya tanpa teralihkan. Buatlah daftar berisi
tugas yang harus Anda lakukan setiap hari lalu selesaikan sebanyak mungkin.
o

Berikan hadiah untuk diri sendiri setelah berhasil menyelesaikan tugas


berat dengan melakukan hal-hal menyenangkan. Jangan sampai Anda lupa bersenangsenang hanya karena ingin menjadi orang yang disiplin.

2
Ingatlah apa tujuan akhir yang ingin Anda capai agar tetap termotivasi. Belajar
untuk tes biologi mungkin bukan hal yang menyenangkan, tetapi cobalah
membayangkan betapa senangnya mendapatkan nilai A untuk pelajaran ini dan
betapa besarnya manfaat belajar dalam meraih tujuan Anda menjadi dokter.

3
Belajarlah menghadapi kesulitan. Jika benar-benar ingin bertanggung jawab, Anda
perlu memahami cara menghadapi semua tantangan hidup, bukan hanya sekadar
berusaha agar bisa lulus ujian matematika. Ini bisa juga berarti memahami cara
bersikap jika terjadi kemalangan atau kesulitan. Anda harus siap bertanggung jawab
saat menghadapi kabar buruk, tetap tenang, dan mampu memberikan dukungan
kepada orang lain yang membutuhkan. Bahkan jika situasinya tidak terlalu buruk, tetapi
membuat Anda stres, misalnya proyek kerja yang gagal, Anda harus memahami cara
memperbaikinya dalam situasi sulit.
Berlatihlah menghadapi kesulitan. Saat pertama kali menghadapi

kesulitan, mungkin Anda belum bisa menghadapinya dengan baik. Namun, sebagai
pribadi yang terus berkembang, Anda akan memahami cara menenangkan diri dan
mampu berpikir rasional saat menghadapi krisis.

Biasakan bekerja paralel. Keterampilan penting lainnya dalam bertanggung jawab


adalah kemampuan melakukan beberapa tugas sekaligus. Caranya adalah dengan
mengatur semua kegiatan agar bisa berjalan baik pada saat yang sama. Orang yang
bertanggung jawab berarti mampu mengurus anak dengan baik, berhasil di tempat
kerja, dan membayar tagihan tepat waktu di hari yang sama. Walaupun tidak harus
selesai secara serentak, Anda bisa menunda tugas tertentu agar tugas yang lain bisa
selesai dengan baik.
Saat harus bekerja paralel, Anda harus mampu menentukan prioritas.

Ingatkan diri sendiri, lebih penting membayar tagihan rutin ketimbang pergi ke salon
untuk merawat rambut.

5
Belajarlah berkomitmen. Jangan membuat komitmen yang membuat Anda terikat
harus melakukan sesuatu atau dengan orang tertentu sehingga takut berkomitmen
karena hanya bisa berlatih yoga sekali sebulan sampai Anda tidak tahan lagi.
Berkomitmen melakukan hal tertentu, entah mengerjakan buletin sekolah atau menjalin
hubungan baru yang sehat, bisa menjadi kesempatan untuk memperhatikan hal-hal di
luar diri sendiri, membentuk kebiasaan baik, dan membangun rutinitas melalui
kebiasaan. Contohnya:
Penelitian telah membuktikan bahwa para siswa SMA yang menjadi atlet

biasanya lebih berhasil dalam pelajaran. Komitmen berolahraga membuat mereka


mampu bertanggung jawab melakukan kegiatan rutin sehari-hari sehingga bisa berjalan
baik.

6
Belajarlah mengatur uang. Kemampuan mengatur uang adalah ciri-ciri penting lainnya
dari orang yang bertanggung jawab. Jika Anda terbiasa hidup mengandalkan gaji
bulanan atau bertanya-tanya untuk apa saja uang Anda setiap bulan, catatlah semua
pengeluaran dan cari tahu apa saja yang tidak perlu Anda beli. Bertanggung jawab
dalam hal keuangan bisa membantu Anda merencanakan masa depan, belajar hidup
hemat, dan mencegah perilaku impulsif.
Buatlah anggaran bulanan untuk bersenang-senang. Kita umpamakan

Anda bisa mengeluarkan uang Rp350.000 setiap bulan untuk bersenang-senang.


Jadikan angka ini sebagai pegangan setiap kali Anda makan di restoran, membeli tiket
bioskop, atau berkumpul dengan teman-teman. Jika di akhir bulan uang ini ternyata
masih kurang, sebaiknya Anda membuat rencana lain untuk sementara waktu.
Bertanyalah kepada diri sendiri apa yang benar-benar Anda butuhkan dan

apa yang Anda inginkan. Apakah Anda memang membutuhkan baju baru setiap kali
pergi ke acara tertentu atau mengganti oli mobil?

7
Bersikaplah konsisten. Tanggung jawab akan kurang berarti jika gagal Anda penuhi.
Jika ingin bertanggung jawab, buatlah jadwal rutin sesuai kebutuhan dan laksanakan
dengan baik. Jangan belajar sepuluh jam sekaligus lalu berhenti tiga minggu. Alih-alih,
mulailah belajar satu atau dua jam sehari untuk menghafalkan materi yang baru
diajarkan. Jangan langsung menelepon balik teman yang membutuhkan Anda lalu
melupakannya beberapa minggu. Alih-alih, teleponlah dalam satu atau hari, jika sangat
diperlukan.
o

Konsistensi bisa membantu Anda membentuk rutinitas dalam


menyelesaikan berbagai hal.

8
Keterandalan adalah salah satu aspek dalam bertanggung jawab yang membuat
orang lain membutuhkan kepada Anda. Jika orang-orang tidak pernah minta
tumpangan kendaraan, bertanya tentang pelajaran sepulang sekolah, atau minta
bantuan di tempat kerja, mungkin mereka sudah tahu kalau Anda biasa mengabaikan
mereka, mula-mula Anda bilang mau membantu lalu lupa, atau karena Anda kurang
bisa dipercaya, bahkan untuk tugas-tugas kecil. Jika keadaannya seperti ini, mungkin
Anda adalah orang yang bermasalah. Peganglah kata-kata yang sudah Anda ucapkan
dan jadilah orang yang bisa diandalkan.
Jika Anda ingin orang lain menanggapi Anda secara serius dan

memandang Anda sebagai orang yang bertanggung jawab, berikan tumpangan jika
Anda sudah mengatakan boleh, datanglah jika Anda sudah berjanji akan datang, dan
buatlah orang lain melihat Anda sebagai orang dengan tindakan dan ucapan yang
selaras.

9
Tanggapi umpan balik dengan sungguh-sungguh. Salah satu aspek agar bisa
menjadi orang yang bertanggung jawab adalah bersikap terbuka terhadap kritik dan
siap menerima jika seseorang memberikan umpan balik untuk perbaikan. Jika ingin
bertanggung jawab dalam belajar, dengarkan guru Anda saat ia memberikan saran
perbaikan. Jika ingin bertanggung jawab dalam pekerjaan, dengarkan atasan Anda saat
ia mengatakan apa yang perlu Anda perbaiki dalam bekerja. Jika teman Anda
mengatakan dengan sopan tentang kekurangan Anda, jangan mengabaikannya karena
merasa bisa menutupi semuanya.

Umpan balik bisa membantu Anda menjadi orang yang lebih bertanggung

jawab dan lebih baik mengatur kegiatan sehari-hari.

Bagian 2 dari 2: Membentuk Kebiasaan agar Bisa Bertanggung


Jawab
1.

1
Mulailah dari hal-hal kecil. Sama halnya seperti tugas yang lain, Anda bisa memenuhi
tanggung jawab dengan baik seiring waktu. Jika setumpuk tanggung jawab membuat
Anda tidak berdaya, mulailah dari hal-hal kecil atau tugas yang mudah dahulu. Saat
Anda bisa mencoret daftar yang berisi sederetan tanggung jawab, rasanya seperti
terbebas dari beban berat sehingga Anda akan lebih bersemangat untuk mengambil
tanggung jawab yang lebih besar. Selain itu, bertanggung jawab juga membuat hidup
Anda terasa menyenangkan dan semakin berharga.

2.

2
Buatlah daftar berisi hal-hal yang menuntut tanggung jawab, misalnya menjadi
teman yang lebih baik, merawat mobil lebih baik, menjadi murid yang lebih baik,
merawat ikan mas lebih baik. Mulailah dari yang paling mudah dahulu baru lakukan
yang lain.

3.

3
Bantulah orang lain. Cara terbaik membentuk kebiasaan orang yang bertanggung
jawab adalah dengan membantu orang lain, entah agar ia bisa mencapai tujuan atau
membuatnya merasa lebih baik. Setelah Anda mampu bertanggung jawab kepada diri
sendiri, buatlah rencana untuk menolong kakek dan nenek Anda, anggota keluarga
yang lebih tua, teman-teman, atau orang-orang di dalam komunitas yang perlu dibantu.
Membentuk rutinitas mingguan dengan melakukan kegiatan tersebut membantu Anda
menjadi orang yang bisa diandalkan dan mempunyai jadwal yang sanggup Anda
jalankan. Memperhatikan orang lain adalah salah satu cara menjadi orang yang
bertanggung jawab.
Ingatlah bahwa membantu orang lain boleh Anda lakukan setelah semua

tanggung jawab Anda sendiri terpenuhi. Jangan terburu-buru ingin menjadi sukarelawan
jika PR dan tugas-tugas Anda belum selesai.

4
Jangan suka mengulur-ulur waktu. Ini adalah ciri-ciri utama dari orang yang tidak
bertanggung jawab yang harus Anda hindari. Jika satu minggu lagi ada ujian, siapkan
diri dalam seminggu ini atau bahkan mulai membaca ulang pelajaran beberapa minggu
sebelumnya. Jangan memaksakan diri belajar sehari sebelumnya sampai larut malam,
minum minuman penambah tenaga berlebihan sampai berhalusinasi. Buatlah rencana
untuk mencapai tujuan sedini mungkin dan capailah sedikit demi sedikit sesuai jadwal
yang sudah Anda tentukan.
o

Lakukan cara ini mulai dari hal-hal kecil sampai yang besar. Jika Anda
tidak suka menjemput adik selesai kursus atau menelepon balik teman, orang yang
bertanggung jawab tetap melakukan apa yang sudah ia katakan sebab ia sudah
bersedia melakukannya. Titik. Jika Anda ingin terlihat lebih bertanggung jawab, pikirkan

tanggung jawab yang sudah ada dan jalankan dengan sungguh-sungguh, walaupun
terlihat sangat sepele. Anggaplah ini sebagai cara memenuhi kewajiban.

5
Ambillah inisiatif. Jika ada hal tertentu yang harus dilakukan atau perlu diubah, jangan
menunggu sampai orang lain melakukannya. Jadilah orang yang membuat perubahan
positif. Mengambil tanggung jawab membuat Anda merasa berdaya. Perasaan ini akan
mengalir dan memperbaiki berbagai aspek dalam kehidupan Anda. Jangan langsung
melakukan hal-hal yang melebihi kemampuan, tetapi mulailah dari apa yang sanggup
Anda lakukan, bukan hanya karena tidak orang lain yang bersedia. Kebiasaan menjadi
lebih baik ini akan membawa keberhasilan dalam pekerjaan dan belajar.
Jika teman sekamar tidak mau melakukan tugas-tugas di rumah, jangan

terus menunggu. Lakukan saja sendiri lalu ajaklah ia bicara.

6
Jadilah orang yang mampu menentukan tujuan. Tentukan tujuan yang ingin Anda
capai. Tujuan ini mungkin baru bisa dicapai dalam jangka panjang, misalnya menjadi
dokter, tujuan yang abstrak, misalnya menjadi teman yang lebih baik, atau tujuan jangka
pendek, misalnya merapikan tempat tidur setiap pagi atau mampu berlari 5 km dalam
satu bulan. Apa pun tujuan Anda, tulislah dan buatlah rencana yang tepat untuk
mencapainya. Ini adalah kebiasaan yang sangat baik agar Anda selalu terfokus hasil
dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Anda tidak akan termotivasi, bahkan untuk
melakukan hal-hal kecil jika tidak punya tujuan.

Tulislah rencana Anda di kertas kecil lalu simpanlah di dalam dompet atau

gantunglah di meja kerja agar bisa menjadi sumber inspirasi, alih-alih membuat Anda
merasa tertekan.
Tentukan tujuan yang realistis dan jangan membuat rencana bahwa Anda

ingin menjadi presiden dalam empat tahun mendatang.

7
Buatlah jadwal rutinitas harian. Orang yang bertanggung jawab memiliki rutinitas
harian yang terjadwal. Biasakan bangun di waktu yang sama setiap pagi dan pergi tidur
di waktu yang sama setiap malam. Biasakan makan dengan jadwal yang sama setiap
hari. Tentukan jadwal olahraga pada hari tertentu, alih-alih berlari beberapa hari
berturut-turut karena merasa sangat bugar lalu bermalas-malasan beberapa minggu.
Tentukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, membalas surel,
membaca, dan mengerjakan tugas-tugas di rumah. Pekerjaan akan terasa lebih
membebani dan lebih lama selesai jika Anda bekerja secara serampangan.
Jadwal rutinitas harian bisa membantu Anda mengatur pekerjaan,

melakukannya dengan lebih baik, dan mencapai yang terbaik.


Jangan memaksakan diri harus melakukan jadwal rutin dengan taat jika

tiba-tiba ada hal yang sangat mendesak, tetapi berusahalah melaksanakannya secara
teratur.

8
Bertanggungjawablah atas apa yang Anda miliki. Ini adalah ciri-ciri lain dari orang
yang bertanggung jawab. Pastikan Anda sudah mengunci mobil, bensin terisi penuh,
dan ingat baik-baik tempat Anda memarkirnya. Tulislah nama di semua buku catatan

dan simpanlah di dalam lemari. Simpan baik-baik semua kunci menggunakan


gantungan kunci yang kokoh. Siapkan kotak untuk menyimpan kacamata dan katakan
kepada diri sendiri, jika kacamata ini sampai hilang, Anda baru boleh menggantinya
enam bulan lagi agar bisa belajar dari kesalahan. Sulit rasanya bisa menjadi orang yang
bertanggung jawab jika harus mengganti laptop, ponsel, dan kebutuhan yang lain setiap
enam bulan.
Jauhkan komputer dari minuman panas dan jangan membawa laptop

keluar masuk kafe. Gunakan di dalam rumah agar lebih aman.


Gunakan aplikasi Find my iPhone dan pastikan Anda bisa mengunci atau

mengatur ulang gawai Apple Anda jika dicuri.

9
Berusahalah datang lebih awal di mana saja. Akan sangat baik jika Anda sudah
datang 5 menit lebih awal.
Mabuk di depan umum membuat orang lain memandang Anda sebagai

orang yang tidak bisa diandalkan, tidak layak dihargai, dan tidak mampu bertanggung
jawab.
Seseorang yang selalu bertanggung jawab selalu berada di posisi paling

atas di lingkungannya. Hal ini membuat Anda terkesan sebagai orang yang mampu
melakukan banyak tugas secara bersamaan dan selalu bertindak sesuai perkataan.

Tips

Pikirkan konsekuensi yang akan terjadi karena tidak bertanggung jawab. Apakah
Anda akan kehilangan gelar atau jabatan? Apakah Anda akan kehilangan peluang yang
datang hanya sekali seumur hidup? Konsekuensi ini akan membuat Anda tetap
bertanggung jawab.

Pastikan Anda bisa mengatur semuanya dengan baik.

Perhatikan diri sendiri dan jangan mencampuri urusan orang lain. Jangan
mencari masalah dan berfokuslah dalam belajar. Bertanggungjawablah dalam
memahami pelajaran dengan mengerjakan PR dan belajar untuk tes atau kuis.

Bicaralah jika ada yang tidak benar atau jika Anda harus menyampaikan
pendapat yang bisa memperbaiki keadaan.

Tanggung jawab bukan berarti tidak boleh bersenang-senang, tetapi sebagai


cara lain untuk mengatakan bahwa kesenangan bisa menunggu atau tidak baik.

Jika Anda sedang pergi dengan teman-teman di malam hari, tentukan batas
waktu kapan harus pulang. Pulanglah sedikit lebih awal dari jam malam.

Para pengangguran cenderung tidak mampu bertanggung jawab. Orang-orang


yang melakukan kegiatan sehari-hari akan lebih mampu bertanggung jawab ketimbang
orang-orang yang sepanjang hari tidak produktif. Mulailah menyadari dan melibatkan
diri dalam kegiatan yang berlangsung di rumah atau di tempat kerja agar Anda menjadi
orang yang lebih bertanggung jawab dengan sendirinya.

Jangan bekerja sampai terlalu lelah. Jika Anda baru mulai menghadapi
tantangan hidup, mungkin akan terasa sangat melelahkan jika Anda terlalu
memaksakan diri. Gunakan kondisi ini sebagai dasar untuk memutuskan langkah
selanjutnya. Sesuaikan kecepatan kerja dan arahkan pandangan Anda pada tujuan
jangka panjang.

Jika ibu meminta Anda melakukan beberapa tugas di rumah, bukan berarti Anda
harus menyelesaikan semuanya sekaligus.

Bersikaplah sopan dan baik kepada semua orang termasuk orang-orang yang
kurang menyenangkan. Ingatlah bahwa Anda adalah orang penting!!

Peringatan

Ingatlah bahwa kehidupan ini terkadang terasa tidak adil. Jika Anda dianiaya
atau direndahkan karena ras, kelas, keyakinan, tempat tinggal, dll. mungkin Anda tidak

mampu memperbaiki situasi, tetapi jangan pernah menyerah karena merasa kurang
beruntung. Selalu ada pilihan. Anda bebas menentukan apa yang benar dan apa yang
salah, tetapi ingatlah bahwa selalu ada kekuatan dan harga diri yang layak Anda miliki,
jika mau berusaha. Jangan berhenti menjadi diri sendiri atau mengejar mimpi. Semua
mimpi Anda adalah milik Anda sendiri dan tidak ada seorang pun yang bisa
mengambilnya. Mungkin Anda memulainya dari kondisi yang buruk dan akan
melakukan kesalahan, tetapi Anda sendiri bukanlah sebuah kesalahan. Maafkan diri
sendiri, raihlah kepercayaan dan kehormatan sebab kehidupan Anda akan membaik
sedikit demi sedikit jika Anda mau memperbaikinya. Membantu dan menjadi
sukarelawan dalam komunitas juga bisa sangat bermanfaat.
http://id.wikihow.com/Menjadi-Orang-yang-Bertanggung-Jawab

Anda mungkin juga menyukai