Anda di halaman 1dari 12

[NEFROPATI DIABETIK]

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang
kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, orang lazim
menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis. Sebelum menjelaskan
lebih lanjut soal penyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada
baiknya kita simak dulu definisi mengenai diabetes melitus itu sendiri. DM
adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Dimana salah satu komplikasi DM adalah Nefropati (Hendromartono, 2007).
Nefropati diabetik didefinisikan sebagai proteinuria (albuminuria) yang
menetap (>300 mg/24 jam) secara klinis pada minimal dua kali pemeriksaan
dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah dan penurunan LFG (laju filtrat glomerulus), telah dilaporkan
terjadi pada 25-40% orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Orang dengan
diabetes, khusunya yang terlibat dengan ginjal juga terjadi peningkatan
mortalitas dan morbiditas oleh kardiovaskular. Oleh karena itu, identifikasi awal
pada yang orang yang berisiko tinggi dan dibutuhkan pengobatan awal untuk
melindungi ginjal dan kardiovaskular sangat penting (Hendromartono. ,2007).
Diperkirakan satu pertiga pasien dengan DM tipe 1 dan satu perenam
pasien dengan DM tipe 2 akan berkembang menjadi nefropati diabetik. Ketika
nefropati diabetik telah terjadi, interval menuju end stage renal disease (ESRD)
bervariasi dari 4 tahun pertama pada penelitian awal hingga lebih dari 10 tahun
pada penelitian baru-baru ini dan terjadi kemiripan antara DM tipe 1 dan tipe 2.
Meskipun DM tipe 2 merupakan penyebab ESRD yang umum terjadi di negara
Barat, orang dengan penyakit ginjal dan DM tipe 2 tidak mencapai ESRD karena
mortalitas kardiovaskular meningkat dua kali lipat-empat kali lipat pada adanya
masing-masing mikroalbuminuria atau nefropati (Hendromartono, 2007).

B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan definisi Nefropati Diabetik
2. Mengidentifikasi Etiologi Nefropati Diabetik
3. Menjelaskan Manifestasi Klinis Nefropati Diabetik
Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

4.
5.
6.
7.
8.

Menjelaskan Patofisiologi dari Nefropati Diabetik


Menjelaskan Penatalaksanaan Nefropati Diabetik
Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Nefropati Diabetik
Menjelaskan Komplikasi pada Nefropati Diabetik
Menjelaskan Asuhan Keperawatan Nefropati Diabetik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Nefrofatik diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran
selaput penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit
penyaring (glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki membran selaput
penyaring. Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput
penyaring ini (Hendromartono, 2007).
Nefropati diabetik adalah kelainan ginjal yang dapat muncul sebagai
akibat dari komplikasi diabetes mellitus (DM) baik tipe 1 maupun 2. Nefropati

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

diabetik dapat menyebabkan gagal ginjal hingga tahap akhir (GGT = Gagal
Ginjal Terminal). Oleh karenanya penanganan kasus ini harus dilakukan secara
optimal agar dapat mencegah perusakan ginjal ke tahap yang lebih buruk
(Hendromartono, 2007).
Ada 5 tahapan nefropati diabetik, yaitu (Hendromartono, 2007) :
a. Tahap 1
Terjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi pada saat diagnosis ditegakkan. Laju filtrasi
glomerolus dan laju ekskresi albumin dalam urin meningkat.
b. Tahap 2
Secara klinis belum tampak kelainan yang berarti, laju filtrasi glomerolus
tetap meningkat, ekskresi albumin dalam urin dan tekanan darah normal.
Terdapat perubahan histologis awal berupa penebalan membrana basalis yang
tidak spesifik. Terdapat pula peningkatan mesangium fraksional.
c. Tahap 3
Pada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria. Laju filtrasi glomerulus
meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal. Laju ekskresi albumin
dalam urin adalah 30-300 mg/24 jam. Tekanan darah mulai meningkat. Secara
histologis, didapatkan peningkatan ketebalan membrana basalis dan volume
mesangium fraksional dalam glomerulus.

d. Tahap 4
Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. Perubahan histologis lebih
jelas, juga timbul hipertensi pada sebagian besar pasien. Sindroma nefrotik
sering ditemukan pada tahap ini. Laju filtrasi glomerulus menurun, sekitar 10
ml/menit/tahun dan kecepatan penurunan ini berhubungan dengan tingginya
tekanan darah.
e. Tahap 5
Timbulnya gagal ginjal terminal.
B. Etiologi

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

Penyebab pasti dari diabetes nefropati tidak diketahui, tetapi diyakini


bahwa gula darah tinggi yang tidak terkendali mengarah pada pengembangan
kerusakan ginjal. Dalam beberapa kasus, gen atau sejarah keluarga dapat juga
berperan. Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari
penyakit DM dipercaya paling banyak menyebabkan secara langsung terjadinya
Nefropati Diabetika. Hipertensi yang tak terkontrol dapat meningkatkan
progresifitas untuk mencapai fase Nefropati Diabetika yang lebih tinggi (Shaw
KM, Cummings MH. 2005).
C. Manifestasi Klinis
Ada beberapa gejala-gejala khas maupun tidak khas dari gejala penyakit
diabetes. Gejala khas berupa poliuri, polidipsi, polipagi, penurunan berat badan.
Gejala tidak khas berupa: kesemutan, luka sukar sembuh, gatal-gatal pada kulit,
ginekomastia, impotens (Shaw KM, Cummings MH. 2005).
Awal nefropati diabetes tidak memiliki gejala. Seiring waktu,
kemampuan ginjal untuk berfungsi mulai menurun. Gejala penyakit ini sering
muncul terlambat dan mencakup (Shaw KM, Cummings MH. 2005) :
1. Kelelahan
2. Gambaran urine yang berbusa atau berlebihan
3. Sering cegukan
4. Rasa tidak enak badan
5. Gatal pada seluruh tubuh
6. Sakit kepala
7. Mual dan muntah
8. Kurang nafsu makan
D. Patofisiologi
Insulin tidak cukup mengikat
Glukosa untuk di metabolis sel

Respon tubuh ()

Glikogenesis ()

Glukolisis

Respon tubuh
() Glukoneogenesis

Hiperglikemia

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

TD ()

Osmolaritas darah ()

Penekanan pembuluh
darah pada ginjal

Retensi Na+air

(Hiperfiltrasi)

() Tekanan onkotik

Mekanisme filtasi ginjal


mengalami stress

Cairan berpindah dari


membran vaskular
ke ekstrasel

Edema Ekstemitas

Filtrasi glomerulus

Kematian sel
ginjal

Kebocoran protein
darah dalam urine
Hipoalbumin

Phatway
Difisiensi Insulin
Sel pankreas rusak
Produksi Insulin
Glukagon ()
Hiperglikemi

Lipolisi ()
Glukosa Intrasel ()

Asam lemak

(60>140 mg/dl)

Bebas ()
Proses Pembentukan

Ketogenesis

ATP (energi terganggu)


Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

Asam lemak
Teroksidasi
5

[NEFROPATI DIABETIK]

Glukosuri
Dx. Kelelahan

Ketonemia

Diuresi Osmotik
Poliuria

() pH

Dehidrasi

Dx. Mual

Ketonuria
Asidosis Metabolisme

Hemokonsentrasi
Dx. Kekurangan
Volume Cairan

Dx. Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan

Trombosit

Makrovaskuler

Mikrovaskuler

1. Jantung
2. Serebral
3. Ekstremitas

Ginjal (Nefropati)

Dx. Gangguan
Rasa Nyaman

Gagal Ginjal

E. Penatalaksanaan
Ada pun penatalaksanaan pada nefropati diabetik yaitu (Doctherman Mc
Closkey Joanne, 2008) :
1. Pengendalian hipertensi dengan ACE inhibitor, seperti captropil untuk
mengendalikan hipertensi dapat pula mengurangi proteinuria dini
2. Pencegahan atau terapi yang intensif terhadap infeksi trakus urinarus
3. Tindakan menghindari zat-zat nefro toksik
4. Penyesuaian obat-obat yang digunakan setelah terjadi perubahan fungsi renal.
5. Diet rendah natrium dan diet rendah protein
G. Pemeriksaan Penunjang
Pada nefropati diabetik pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu
(Doctherman Mc Closkey Joanne, 2008) :
1. Pemeriksaan proteinuria yang persisten selama 2 kali pemeriksaan dengan
interval 2 minggu tanpa ditemukan penyebab proteinuria yang lain atau
proteinuria satu kali pemeriksaan plus kadar kreatinin serum > 2,5 mg/dl.

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

2. Penyuntikan zat warna khusus yang tidak mudah dibersihkan oleh ginjal yang
rusak.
3. Pemriksaan dengan distrip test (kertas celup) secara konsisten menunjukan
hasil yang positif untuk albumin dalm jumlah yang siknifikan maka harus
menjalani pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum darah.
G. Komplikasi
Komplikasi yang kemungkinan terjadi pada nefropati diabetik yaitu (Moorhead
Sue, 2008) :
a. Hipoglikemia (dari penurunan ekskresi insulin)
b. Cepat maju gagal ginjal kronis
c. Stadium akhir penyakit ginjal
d. Hiperkalemia
e. Parah hipertensi
f. Komplikasi dari hemodialisis dan transplantasi ginjal
g. Koeksistensi komplikasi diabetes lainnya
i. Peritonitis (jika dialisis peritoneal digunakan)
BAB III
ASUHAN KEPERWATAN
A.

Pengkajian
Pengkajian Pola Fungsional Gordon
1. Pola Penatalaksanaan Kesehatan / Persepsi Sehat : 2. Pola Nurtrisi dan Metabolik : Penurunan berat badan
3. Pola Eliminasi : Pasien mengatakan sering buang air kecil
4. Pola Latihan dan Aktivitas : 5. Pola Istirahat Tidur : 6. Pola Kognitif : 7. Pola Persepsi Konsep Diri : 8. Pola Peran dan Tanggung Jawab : 9. Pola Seksual Reproduksi : 10. Pola Koping dan Toleransi Stress : 11. Pola Keyakinan dan Nilai : -

B.

Analisis Data
1. DS : Pasien mengatakan sering kencing
DO : DS : DO : Pasien mengalami penurunan berat badan
DS : Pasien mengatakan mengalami mual
DO : DS : Pasien mengatakan mengalami kelelahan
DO : -

2.
3.
4.

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

5.

C.

DS : Pasien mengatakan merasakan gatal-gatal

Diagnosa Keperawatan
Ada lima diagnosa yang muncul pada Nefropati Diabetik yaitu Moorhead Sue,
2008 :
1. Kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme regulasi.
NOC : - Fluid Balance
- Nutritional Status : Food and Fluid intake
Kriteria Hasil :
1. Pengeluaran Urin terkontrol.
2. Pemasukan cairan sesuai kebutuhan.
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus berlebihan.
4. TTV normal
NIC : - Fluid managemen
1. Kolaborasikan pemberian cairan intravena.
2. Monitor masukan cairan
3. Lakukan pemeriksaan TTV
4. Monitor dehidrasi
5. Monitor output urine
6. Dorong masukan oral
2. Ketidak-seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d biologis.
NOC : - Nutritional Intake : Nutrient Intake
- Weight Control
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
3. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

NIC : Nutrition Managemen


1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
3. Yakinkan diet yang di makan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi.
Nutrition monitoring
1. BB pasien dalam batas normal.
2. Monitor lingkungan selama makan.
3. Monitor mual dan muntah
3. Mual b/d penyakit pankreas
NOC : Nausea
Kriteria Hasil :
1. Pasien menyatakan penyebab mual dan muntah.
2. Pasien mengistesi gizi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan.
3. Pasien mengambil langkah untuk meyakinkan nutrisi yang adekuat saat
mual reda.
NIC : Nausea Management
1. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang menusuk hidung dan
berbau tidak sedap.
2. Ajarkan teknik relaksasi dan bantu pasien untuk menggunakan teknik
tersebut selama makan.
3. Pada saat mual reda anjurkan untuk makan makanan yang berlebih.
4. Berikan obat anti mual sesuai yang di resepkan.
4. Keletihan b/d Status penyakit.
NOC : - Energy Conservation
-

Nutritional Status : Energy

Kriteria Hasil :
1. Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik.
Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

[NEFROPATI DIABETIK]

2. Kualitas hidup meningkat.


3. Istirahat cukup.
NIC: Energy Management
1. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan.
2. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
3. Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas (tingkatkan periode
istirahat).
4. Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang
berenergi tinggi.
5. Gangguan rasa nyaman b/d gejala tekait penyakit.
NOC : Comfort, Readines for Enchanced
Kriteria Hasil :
1. Status lingkungan yang nyaman.
2. Status kenyamanan meningkat.
3. Kontrol gejala.
NIC : Environtmen Management
1. Gunakan pakaian dan peralatan yang bersih.
2. Mengidentifikasi hal hal yang dapat membuat rasa gatal bertambah atau
muncul.
3. Menghindari hal hal yang menjadi penyebab.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

10

[NEFROPATI DIABETIK]

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang


melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
Diabetes mellitus digolongkan sebagai penyakit endoktrin atau hormonal karena
gambaran produksi atau penggunaan insulin.
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran
selaput penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit
penyaring (glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki membran selaput
penyaring. Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput

1.
2.
3.
4.
5.

penyaring ini.
Asuhan keperawatan yang muncul pada nefropati diabetik yaitu :
Kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme regulasi.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d biologis.
Mual b/d penyakit pancreas.
Keletihan b/d Status penyakit.
Gangguan rasa nyaman b/d gejala tekait penyakit.

B. Saran
Sebagai S1 keperawatan diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
keperawatan terhadap penderita nefropati diabetik. Perawat juga harus mampu
berperan sebagai pendidik yang profesonal. Dalam hal ini agar memahami dan
dapat mengetahui dalam penyakit tersebut. Serta menyimpulkan beberapa asfek
dalam ilmu keperawatan baik dari anamnesa pengkajian sampai terciptanya
asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hendromartono. 2007. Nefropati Diabetik: dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2. Shaw KM, Cummings MH. Diabetes Chronic Complications. 2nd edition. 2005.
West Sussex: John Wiley and Sons, Ltd.
3. Mitchell RN, Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2006. Buku Saku Dasar Patologis
Penyakit Robbins & Cotran. Ed 7. Jakarta: EGC.

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

11

[NEFROPATI DIABETIK]

4. Doctherman Mc Closkey Joanne, Bulecheck .N Gloria. 2008. Nursing


interventions Classification (NIC). United states of America : Mosby.
5. Moorhead Sue , Jonson Marion , L.Mass dkk. 2008 Nursing Outcomes
Classification (NOC). United states of America : Mosby.
6. T. Heather. Herdman. 2012-2014. Diagnosis keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Prodi Ilmu Keperawatan FK UNLAM

12

Anda mungkin juga menyukai