Anda di halaman 1dari 13

Soal :

1.
2.
3.
4.

Mengapa kita harus bernegara ?


Apa yang dimaksud Negara ?
Apa tugas Negara ?
Gambarkan perkembangan Negara !

Jawab :
1. Secara terminologi, negara adalah organisasi tertinggi di antara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di wilayah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan dari definisi oleh Roger H.
Soltau, negara tersebut bersama dengan alat atau wewenang yang mengatur persoalan
bersama atas nama rakyat. Oleh sebab itu bernegara dengan baik menjadi sangat
urgen atau mendesak bagi setiap warga negara.
Manusia sebagai makluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan bantuan
untuk dapat memenuhi kebutuhannya, baik materi atau non-materi. Manusia yang
sudah begitu banyak jumlahnya, tak bisa dikendalikan lagi laju perkembangannya,
secara tidak langsung menuntut adanya aturan yang disepakati dan ditaati serta
seorang pemimpin. Begitu pula pembagian tugas sepaya tidak ada tumpang tindih satu
sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang yang memiliki otoritas
guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu dengan mereka. Dia juga harus
sekaligus mampu menjadi penengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang
mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara.
Dari sudut pandang psikologis alamiah, manusia sebagai makhluk social,
kecenderungan jiwanya untuk selalu hidup bermasyarakat. Dari sudut pandang
geografis, seluruh permukaan planet bumi yang layak dihuni sudah terkapling habis
oleh wilayah Negara, sehingga sulit dicari tempat untuk hidup terpisah di luar wilayah
Negara. Sedangkan dari sudut pandang agama, hidup berorganisasi adalah perintah
dari Tuhan dan Rasulnya. Kesimpulannya adalah bahwa manusia tidak dapat hidup
dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada
hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.
2. Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan
untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta
memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Negara sendiri memiliki beberapa unsur, yaitu :
a. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga memiliki
kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah pribumi atau penduduk asli
Indonesia dan penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia untuk tujuan
tertentu.
b. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara yang paling utama.
Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga laut*.
c. Pemerintah

Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda


pemerintahan.
d. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara.
Sedangkan pengertian Negara dari beberapa ahli diantaranya:

John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil
dari perjanjian masyarakat.
Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu.
Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu wilayah, rakyat,
dan pemerintahan.
Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang
mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas
nama masyarakat.
Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan,
sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah
organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuantujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang
menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah,
yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam).

3. Fungsi atau tugas negara adalah untuk mengatur kehidupan yang ada dalam negara
untuk mencapai tujuan negara. Fungsi negara, antara lain menjaga ketertiban
masyarakat, mengusahakan kesejahteraan rakyat, membentuk pertahanan, dan
menegakkan keadilan.
Tujuan negara Indonesia telah jelas tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu :

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Menjaga ketertiban masyarakat adalah tugas seluruh rakyat bersama aparatur
negara dalam hal ini adalah POLRI,TNI ,BIN dan lain lain.

Pengelompokkan tugas Negara berdasarkan fungsinya :


a. Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari segala
ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari internal atau
eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan negara

b. Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan
tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa
melihat kedudukan dan jabatan.
c. Fungsi Pengaturan dan Keadilan
Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan kebijakan
dengan ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsan dan juga bernegara.
d. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
4. Menurut Rostow sebuah negara mengalami 5 tahapan perkembangan yaitu
a) Masyarakat Tradisional
Merupakan tahapan awal perkembangan sebuah negara. Sektor utama pada masa ini
adalah pertanian dimana teknologi belum begitu aktif berperan. Masyarakat masih
memegang teguh adat istiadat dan lebih percaya kepada hal-hal gaib. Sistem ekonomi
yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara bertani
yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan
tahapan pertumbuhan berikutnya dan hanya bersifat memenuhi kebutuhan rumah
tangga sendiri (subsisten farming).
Adapun ciri-ciri tahap perekonomian tradisional sebagai berikut.
Tingkat produksi dan produktivitas per pekerja masih sangat rendah, karena belum
mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian.
Struktur sosial masih bersifat hierarkis.
Hubungan keluarga masih sangat erat dan kekuasaan dipegang oleh mereka yang
mempunyai tanah luas.
Masyarakat pada masa ini cenderung statis, sehingga kemajuan yang dicapai
sangat lambat.
b) Pra Kondisi Lepas Landas
Keadaan dimana masyarakat sudah mulai memiliki pola pikir yang lebih maju.
Keadaan ini merupakan bagian dari dampak adanya revolusi industri. Masyarakat
sudah mengenal tabungan dalam rumah tangga. Sektor pertanian dikelola dengan cara
yang lebih modern baik dari segi teknis maupun tujuannya. Selama tahapan ini,
tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang
dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasil revolusi industri. Konsekuensi
perubahan ini, yang mencakup juga pada perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja
pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal
landas adalah revolusi industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
Masyarakat tradisional meskipun sangat lambat namun terus bergerak, dan pada suatu
titik mencapai prakondisi untuk lepas landas. Keadaan ini biasanya terjadi karena
adanya campur tangan dari luar, yaitu dari masyarakat yang lebih maju. Tahap ini
merupakan masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan diri untuk mencapai

tahap lepas landas. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk dapat lepas landas adalah
adanya perubahan-perubahan yang cukup mendasar di bidang ekonomi, politik, sosial
budaya, dan sistem nilai. Pada masa transisi ini merupakan masa yang penting supaya
berhasil pada tahap lepas landas.
Adapun ciri-cirinya :
terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi,
budaya, dan politiknya;
sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga
keuangan
kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.
c) Tahap Lepas Landas (Take Off)
Merupakan tahap di mana perekonomian mampu tumbuh dan berkembang dengan
kekuatan mandiri. Pada tahap ini penerapan teknologi dan manajemen modern makin
luas dan intensif. Selain itu, terjadi perubahan drastis di bidang sosial maupun politik,
serta terciptanya kemajuan ekonomi yang pesat karena inovasi-inovasi dan
terbukanya pasar-pasar baru. Semua itu dapat meningkatkan investasi yang
selanjutnya mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional di atas tingkat
pertambahan penduduk. Pada tahap ini keadaan dimana pertumbuhan ekonomi suatu
negara bergerak dengan cepat. Investasi di berbagai bidang industri mulai mendorong
peningkatan pendapatan nasional. Tahap ini merupakan tahap kritis pada masa
perkembangan suatu negara karena banyak terjadi kasus kesenjangan antar lapisan
masyarakat.
Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik
utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang
berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di
Inggris, beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum tinggal
landas terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah
berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Ciri-ciri negara yang sudah lepas landas adalah:
meningkatkan jumlah investasi dari 5% menjadi 10% dari Produk Nasional
Neto,
laju pertumbuhan beberapa sektor industri yang tinggi, sehingga dapat memacu
sektor-sektor lain,
terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan lembagalembaga yang
menyebabkan pertumbuhan dapat berlangsung terus didukung dengan penggunaan
sumber modal dalam negeri, serta
masa lepas landas biasanya berlangsung dalam kisaran waktu 20 tahun.
d) Tahap Kedewasaan (Maturity)
Tahap ini merupakan suatu periode di mana masyarakat sudah secara efektif
menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan
alamnya. Pada masa ini sektor-sektor ekonomi berkembang pesat dan leading
industri mengalami kemunduran tetapi digantikan oleh sektor lainnya. Walaupun

pertumbuhan ekonomi tidak setinggi tahap lepas landas, namun diimbangi


pertumbuhan hal-hal kualitatif sehingga perekonomian makin kuat dan mandiri.
Setelah lepas landas, kemajuan akan terus bergerak walaupun kadang terjadi pasang
surut. Industri berkembang dengan pesat dan mulai memproduksi barang-barang yang
tadinya diimpor.
Pada tahap ini keadaan masyarakat dimana investasi terus meningkat antra 40%
sampai 60%. Teknologi baru mulai bermunculan seiring peradaban manusia yang
terus maju. Tahapan ini dimulai sekitar 60 tahunan setelah kondisi lepas landas. Di
Eropa, fase ini berlangsung sekitar tahun 1900. Barang yang diproduksi mulai
beranekaragam mulai dari barang konsumsi hingga barang berbentuk modal.
Pada tahap ini terjadi tiga perubahan penting, yaitu:
tenaga kerja menjadi lebih terdidik
watak pekerja berubah dari pekerja kasar menjadi manajer yang efisien dan
berwatak halus serta sopan
masyarakat mulai jenuh dengan kemajuan industri dan mulai menginginkan
sesuatu yang baru.
e) Tahap Konsumsi Massa Tingkat Tinggi (High Mass Consumption)
Ini merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada
tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang hidup di
masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keseragaman sekaligus. Menurut Rostow,
saat ini masyarakat yang sedang berada dalam tahapan ini adalah masyarakat Barat
atau Utara.
Pada tahap ini, tingkat konsumsi masyarakat sudah sangat tinggi, terutama konsumsi
energi. fase dimana kondisi masyarakat secara umum sudah dikatakan makmur.
Tingkat konsumsi masyarakat sudah sangat tinggi dikarenakan arus perdagangan
lintas negara dan kebijakan-kebijakan pasar yang mendorong kemudahan transaksi
ekonomi Hal ini dapat dilihat pada kehidupan masyarakat Eropa Barat, Amerika
Utara, dan Jepang.
Ciri-ciri tahap ini adalah:
angkatan kerja memiliki jaminan yang lebih baik,
tersedianya konsumsi bagi rakyat yang semakin memadai,
negara mencari perluasan kekuatan di mata dunia.
Karena pendapatan masyarakat yang meningkat, konsumsi tidak lagi terbatas pada
kebutuhan pokok, tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Pada tahap ini
merupakan ciri-ciri dari sebuah massa yang ideal di mana masyarakat hidup nyaman,
sehingga terdapat kecenderungan untuk menambah jumlah keluarga sehingga jumlah
penduduk akan meningkat.
Sejarah Perkembanggan Negara Indonesia :
Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa Pleistocene
ketika masih terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut
yang diketahui adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu. Kepulauan

Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah
berakhirnya Zaman Es.
Era pra kolonial
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa
Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara
menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah
mencapai wilayah tersebut. Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah
mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar
yaitu Majapahit di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra sedangkan pulau Jawa bagian barat
mewarisi peradaban dari kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda.
Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak
Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda
sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha
Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi
ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya
menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga
menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir
seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi
hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Kerajaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun
sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu
sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka
yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani
umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir
perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman
Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada
institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya
Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin
Abdul Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa
menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: Dari Raja di Raja yang adalah
keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang
binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang
mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang
semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak
menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar
Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan
dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri
dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para
mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli,
hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya,
karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama

mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra


Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara
Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan
Kesultanan Tidore di Maluku di timur.
Kolonisasi Belanda
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini
adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil
yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah
Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi
provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama
hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari
Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa
penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda
mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di
dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena
wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati
kebangkrutannya.
VOC
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh
pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia
Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di
Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania
yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih
kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil
ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem
tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai
diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil
perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika
(bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam
pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah
gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang
kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu
mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan
kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo].
Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah
penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari
profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda.
Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden
Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. HindiaBelanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang
ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan
persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan
Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra
menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan
Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Era Jepang
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye
publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap
kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi
oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan
pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan
individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa
negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis
Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Pada 9 Agustus 1945
Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang
menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24
Agustus.
Era kemerdekaan
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat
keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan Proklamasi pada hari
berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran
sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air
(PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman
Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik
Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan
menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian
dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara
hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru
pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi:
Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa
Tenggara.
Perang kemerdekaan
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha
kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda
tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk
membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah
kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia,
akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27
Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan
dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah
Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari
sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab
kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan
sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil
susah dicapai. Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih
memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok
Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah
bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau
lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan
konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika
Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang
bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak
menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label Demokrasi Terpimpin. Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negaranegara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok
Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun
1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan
Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negaranegara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri.
Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China,
dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai
komunis seperti di negara-negara lainnya.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal
tersebut adalah sebuah rencana neo-kolonial untuk mempermudah rencana
komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi
Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara
Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia
untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk
mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab Dewan
Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara
Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan
Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai

tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan
pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).
Nasib Irian Barat Konflik Papua Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap
belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju
pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan
Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18
Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan
Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar
setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan
Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan
terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.
Gerakan 30 September / G30 S PKI
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk
Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari
Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk Angkatan Kelima dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh
dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada
PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto,
menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan
situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang
dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai
setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB,
dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun
setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai
presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973,
1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai Orde Baru dalam
dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan
dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde
Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer
namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa
pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam
secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak
merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar
pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan
rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.

Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan Act of
Free Choice (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil
kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa
Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia.
Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan
kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan
aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah
perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998,
pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari
Indonesia telah muncul.
Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor
yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh
Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak
mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin,
sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham
Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk
aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang
mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang
disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur
mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang
strategis.
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari
Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99%
penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera
setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan
pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang menintegrasikan Timor
Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih
tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai
pada Mei 2002.
Krisis ekonomi
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk
lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun
terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh.
Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para
demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri
Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa
yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998,
tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian
memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
Era reformasi Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya
adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan
komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga
membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan
berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pemerintahan Wahid
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan
pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada
pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai
Soeharto sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya)
memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai
Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober
1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai
wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya,
Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle
kabinetnya pada Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan
ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang
terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar
agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang
ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan
yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalahmasalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan
menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik
yang meluap-luap.
Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan
laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu
MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya
dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen
dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang
memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati.
Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.
Pemerintahan Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang
Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal
masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa
bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian
dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah
Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik
berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.
Referensi :
http://anggunroslin.blogspot.com/2013/09/tahap-perkembangan-negara-berdasarkan.html
(diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 08.22)

http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/09/pengertian-negara-unsurfungsi-tujuan.html (diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 08.30)


http://anjarpriyasmoro.blogspot.com/2013/11/tugas-utama-negara-dan-warga-negara.html
(diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 08.36)
http://agusnurul.blogspot.com/2011/04/perkembangan-bangsa-indonesia.html
(diakses
pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 08.50)

Anda mungkin juga menyukai