Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, sosial, psikologi maupun spiritual yang saling berinteraksi satu sama
lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara
umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (http://translate.google.com,
diakses pada tanggal 13 Desember 2008). Pada hakekatnya menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa
anak, masa dewasa dan masa tua (Wahyudi Nugroho, 2000: 33). Memasuki masa tua
berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik
ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital,
sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah (Wahyudi Nugroho, 2000: 33).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah lansia mencapai 15,8% juta
jiwa atau 7,6%. Pada tahun 2005 meningkat mencapai 18,2 juta jiwa atau 8,2%.
Sedangkan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai urutan ke-4 terbanyak Negara
berpopulasi lansia setelah Cina, India dan Amerika (http://situs.kesrepro.info/aging,
diakses pada tanggal 13 Desember 2008).
Menurut Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Dr. Budiharja, dengan
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya
permasalahan kesehatan seperti masalah kesehatan indera pendengar dan penglihatan,

kesehatan jiwa dan sebagainya (http://www.itjen.depkes.go.id, diakss pada tanggal 17


November 2008).
Masalah-masalah kesehatan atau penyakit fisik dan atau kesehatan jiwa yang
sering timbul pada proses menua (lansia), menurut Stieglitz (1945) diantaranya
gangguan sirkulasi darah, gangguan metabolisme hormonal, gangguan pada
persendian dan berbagai macam neoplasma (Nugroho, 2000: 42). Setelah orang
memasuki masa lansia umumnya dihinggapi adanya kemunduran di berbagai aspek.
Kondisi fisik yang menurun misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin
keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh. Masalah sosial pada lansia antara lain
kaum lansia sering dianggap tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif dan
dikucilkan. Masalah psikologis diantaranya perasaan bosan, keletihan atau perasaan
depresi. Masalah spiritual, pada lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya,
hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehai-hari. Masalah dengan
pekerjaan pada lansia, karena pensiun diartikan sebagai kehilangan penghasilan,
kedudukan jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri (http://www.epsikologi.com, diakses pada tanggal 9 Februari 2009).
Dari penelitian bersama WHO-SEARO, dilaporan mengenai macam penyakit
dan kesehatan orang lanjut usia sebanyak 1203 orang meliputi, penyakit infeksi yang
paling tinggi yaitu 18,3%, masalah berkurangnya penglihatan lebih banyak dialami
oleh wanita 81,1% dan 30,2% penderita menggunakan kacamata, penurunan daya
dengar diderita oleh 20,7% dan 0,9% memiliki alat bantu dengar, demikian pula
masalah kesulitan mengunyah makan dialami oleh 18,8% pria dan 22,5% wanita.
Tetapi berhubung mahalnya alat bantu, hanya 11% yang menggunakan gigi palsu.

Hasil penelitian di daerah Jawa Tengah menunjukkan bahwa sebagian besar


mempunyai tingkat gizi yang cukup (Boedhi, Darmojo, 1999: 51-52).
Hasil evaluasi Activity of Daily Living (ADL) fisik menunjukkan bahwa lebih
dari 90% lansia dapat dan mampu menolong dirinya sendiri. Berdasarkan survei di
masyarakat AS, Tenetti (1992) mendapatkan sekitar 30% lansia umur lebih dari 65
tahun jatuh setiap tahunnya, separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang,
7% dari pria dan 12% pada wanita diatas usia 70 tahun mengalami peristiwa
incontinensia urin,

incontinensia alvi lebih jarang ditemukan dibandingkan

incontinensia urine, 30% wanita dengan fraktur menderita osteoporosis (Boedhi,


Darmojo, 1999: 189).
Menurut hasil penelitian Septin Wulandari (2007) tentang pengetahuan lansia
tentang pengetahuan proses menua dengan harga diri lansia didapatkan 83% lansia
mempunyai harga diri tinggi, sedangkan menurut hasil penelitian Khusnul Khotimah
(2006) tentang hubungan status mental dan depresi tehadap persepsi pada lansia
didapatkan 70% lansia tidak ada kerusakan kognitif, 61% lansia tidak ada yang
mengalami depresi dan 55% lansia memiliki persepsi positif.
Masalah-masalah kemunduran pada beberapa aspek kehidupan, bukan berarti
lansia tidak bisa menikmati kehidupannya. Lansia pasti memiliki potensi yang bisa
dimanfaatkan untuk mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang bermanfaat dan
menghibur (http://www.depsos.go.id, diakses 9 Februari 2009).
Dengan adanya permasalahan yang dihadapi maka perlu mekanisme koping.
Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan situasi yang

mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Terdapat dua (2) mekanisme
koping menurut penggolongannya yaitu mekanisme koping adaptif dan mekanisme
maladaptif (http://mustikanurse.blogspot.com, diakses pada tanggal 17 November
2008).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di posyandu lansia
ISMOYO Kelurahan Bendogerit pada tanggal 12 Januari sebanyak 10 orang lansia, 6
orang lansia mengatakan jika ada gangguan dengan giginya maka lansia makanmakanan yang lunak,4 orang lansia mengatakan jika mereka ingin buang air kecil
mereka tetap berusaha pergi ke kamar mandi, 4 orang lansia yang pernah jatuh
mengatakan jika berjalan mereka sekarang menggunakan tongkat, 4 orang lansia
mengatakan jika ada masalah dalam rumah tangganya memilih diam dan menghindar
dan 10 lansia mengatakan untuk menunjukkan rasa syukur mereka banyak berdoa.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui mengenai
gambaran koping lansia terhadap proses penuaan.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : bagaimanakah koping lansia terhadap perubahan proses penuaan.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1

Tujuan umum
Untuk mengetahui koping lansia terhadap perubahan proses penuaan.

1.3.2

Tujuan khusus

1)

Mengidentifikasi koping lansia terhadap perubahan fisik pada proses penuaan

2)

Mengidentifikasi koping lansia terhadap perubahan mental atau psikologis


pada proses penuaan

3)

Mengidentifikasi koping lansia terhadap perubahan sosial pada proses


penuaan

4)

Mengidentifikasi koping lansia terhadap perubahan spiritual pada proses


penuaan

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1

Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pelajaran yang lebih luas

lagi, seperti dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana mekanisme koping
setiap individu dalam menghadapi proses penuaan.
1.4.2

Bagi posyandu lansia


Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

anggota pengurus posyandu lansia untuk dapat meningkatkan koping lansia terhadap
perubahan proses penuaan
1.4.3

Bagi institusi kesehatan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan

program terkait koping lansia terhadap perubahan proses penuaan.

1.4.4

Bagi peneliti lain


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk melaksanakan

penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai

  • DEFINISI
    DEFINISI
    Dokumen5 halaman
    DEFINISI
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Cva Trombosis
    Leaflet Cva Trombosis
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Cva Trombosis
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen3 halaman
    A
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • DEFINISI
    DEFINISI
    Dokumen5 halaman
    DEFINISI
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Cephalgia New
    Cephalgia New
    Dokumen11 halaman
    Cephalgia New
    Erfin Wawe
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Meningitis
    Leaflet Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Meningitis
    Fyan Cuapz
    0% (2)
  • Diabetes Mellitus
    Diabetes Mellitus
    Dokumen24 halaman
    Diabetes Mellitus
    Yuni Eun Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
    Dokumen16 halaman
    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen3 halaman
    A
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • GERONTIK
    GERONTIK
    Dokumen18 halaman
    GERONTIK
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Gerontik Ny
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny
    Dokumen27 halaman
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 2-Rev Yg BLM
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Dokumen31 halaman
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • GERONTIK
    GERONTIK
    Dokumen18 halaman
    GERONTIK
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Askep Gerontik Windra
    Askep Gerontik Windra
    Dokumen26 halaman
    Askep Gerontik Windra
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1jumi New
    BAB 1jumi New
    Dokumen6 halaman
    BAB 1jumi New
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1jumi New
    BAB 1jumi New
    Dokumen6 halaman
    BAB 1jumi New
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Artikel
    Artikel
    Dokumen14 halaman
    Artikel
    Sumartini Rompas
    Belum ada peringkat
  • BAB 2-Jumi
    BAB 2-Jumi
    Dokumen31 halaman
    BAB 2-Jumi
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 2-Rev Yg BLM
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Dokumen31 halaman
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1jumi New
    BAB 1jumi New
    Dokumen6 halaman
    BAB 1jumi New
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 2-Rev Yg BLM
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Dokumen31 halaman
    BAB 2-Rev Yg BLM
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 3-Jumi
    BAB 3-Jumi
    Dokumen10 halaman
    BAB 3-Jumi
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1jumi New
    BAB 1jumi New
    Dokumen6 halaman
    BAB 1jumi New
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • BAB 3-Rev Yg BLM
    BAB 3-Rev Yg BLM
    Dokumen11 halaman
    BAB 3-Rev Yg BLM
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Askep Tumor Otak
    Askep Tumor Otak
    Dokumen20 halaman
    Askep Tumor Otak
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Askep Epilepsi
    Askep Epilepsi
    Dokumen18 halaman
    Askep Epilepsi
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Askep Epilepsi
    Askep Epilepsi
    Dokumen18 halaman
    Askep Epilepsi
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Cedera Kepala
    ASKEP Cedera Kepala
    Dokumen10 halaman
    ASKEP Cedera Kepala
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat
  • Askep CVA
    Askep CVA
    Dokumen22 halaman
    Askep CVA
    Fyan Cuapz
    Belum ada peringkat