PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Kuoki Coal Mining adalah perusahaan swasta nasional yang berfokus pada
penambangan batubara. Penambangan batubara yang di lakukan berlangsung di desa
supat Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. PT. Kuoki Coal Mining juga
bekerjasama dengan PT Berkawan Kontrindo sebagai kontraktor pada proyek kegiatan
pertambangan.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Kuoki Coal Mining adalah Sistem
Tambang Terbuka (Surface Mining) dengan metode Strip Mine kegiatan penambangan
yang dilakukan pada setiap wilayah kerja dimulai dari land clearing sampai stock pilling
batubara.
PT. Kuoki Coal Mining merupakan perusahaan yang berdiri pada 27 November
1995. .Kegiatan Penyelidikan Umum pada wilayah PKP2B PT. Kuoki Coal Mining
dilaksanakan pada areal 100.000 ha berdasarkan Surat Direktorat Batubara/Dirjen
Pertambangan Umum No. 595/21.02/DBR/1998 tanggal 6 April 1998 dengan
KW98PB0078 di Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan.
Permulaan tahap Kajian Kelayakan PT. Kuoki Coal Mining dilaksanakan pada
wilayah PKP2B seluas 39.480 ha dengan KW05PB0078. Setelah tahap permulaan
dilampaui maka hasilnya adalah dilakukan perpanjangan tahap Kajian Kelayakan yang
berakhir pada 4 Juli 2007 pada wilayah seluas 28.680 ha (KW06PB0078) dan penciutan
seluas 10.800 ha. Berdasarkan dokumen tersebut yang merupakan Kajian Kelayakan
PKP2B PT. Kuoki Coal Mining pada areal seluas 28.680 ha (KW06PB0078) yang
meliputi empat Blok, yaitu Blok Sirius, Blok Orion, Blok Lyra, dan Blok Orpheus.
Karena terbatas perijinan luas maksimal PKP2B 25.000 ha, maka luas
KW06PB0078 akan diciutkan menjadi 14.299 ha, maka Kajian Kelayakan dibatasi pada
blok yang lebih potensial yaitu hanya terkonsentrasi pada Blok Sirius dan Orion dengan
sumberdaya batubara terukur untuk masing masing bloknya : Blok Sirius sebanyak
4.006.244 ton dan Blok Orion sebanyak 20.594.080 ton.
B. Maksud dan Tujuan
1. Mendeskripsikan keadaan umum perusahaan yang akan melakukan penambangan
bahan galian batubara di daerah desa supat Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi
Banyuasin, yang meliputi kelayakan dalam segi perizinan serta tanggung jawab
terhadap lingkungan.
2. Mendeskripsikan keadaan umum daerah yang ingin di usahakan bahan galian
batubara yang meliputi lokasi, luas wilayah kuasa pertambangan, sarana, keadaan
daerah serta morfologi daerah tersebut.
3. dll
C. Ruang Lingkup dan Metoda Studi
Adapun ruang lingkup yang akan dijelaskan pada laporan studi kelayakan ini
meliputi:
1. Rencana penambangan yang akan dilakukan PT. Kuoki Coal Mining.
2. Rencana pengangkutan dan penimbunan yang akan dilakukan PT. Kuoki Coal Mining.
3. Dll
D.
Pelaksana Studi
Studi kelayakan perusahaan pertambangan PT. Kuoki Coal Mining ini dilakukan oleh
sekelompok mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya angkatan 2013, berikut
ini di lampirkan biodata pelaksana studi kelayakan PT. Kuoki Coal Mining dengan lokasi
daerah Muara Enim, Sumatera Selatan.
E.
8
9
10
Bulan ke1
2
A.
Lokasi
Lokasi daerah Kajian Kelayakan PKP2B PT. Sembarang Batubara KW06PB0078
setelah perubahan terakhir, secara administratif terletak di Kabupaten Muara Enim, Propinsi
Sumatera Selatan dengan koordinat geografis pada koordinat antara 3o45 4o00 Kuoking
Selatan (LS) dan antara 103o15 103o30 Bujur Timur (BT).
B.
Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan Oktober
sampai dengan bulan April. Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun
sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan dengan suhu udara
bervariasi minimum 21,37oC sampai dengan 32,39oC, bermuara kearah Timur.
Keadaan iklim di daerah penyelidikan dipengaruhi oleh iklim tropis basah seperti
halnya didaerah lain di Indonesia yang terletak di sekitar ekuator. Suhu udara berkisar antara
23C - 34C. Data curah hujan 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 - 2005, menunjukkan
musim kemarau mulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan September, sedangkan musim
penghujan mulai bulan Oktober sampai bulan April. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan
Maret tahun 2004 yaitu 459 mm selama 17 hari dan curah hujan terkecil pada bulan Juli
tahun 2001 - 2002 dengan tanpa ada hujan. Curahhujan rata-rata terbesarumumnya terjadi
pada bulanJanuari tahun 2004, sedang kancurah hujan rata - rata terendah umumnya pada
bulan Juli di tahun yang sama. Jumlah hari hujan terpanjang terjadi pada bulan Januari
tersebut yaitu 24 hari. Fluktuasi ketinggian muka air sungai antara musim kemarau dan
musim penghujan sekitar 0,5 hingga 3,0 meter. Intensitas curah hujan dan jumlah hari hujan
ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan pertambangan, karena sangat berpengaruh baik
pada kegiatan pengangkutan overburden dan batubara maupun pola penanganan air tambang.
D.
Morfologi Daerah
Secara umum Topografi di lokasi penambangan terdiri dari dataran rendah 0 - 100
meter dengan luas 17,28 % diats permukaan laut (dpl), dataran rendah >100 meter dengan
luas 28,77 % dpl, dataran tinggi >500 meter dengan luas 37,20 meter dan dataran tinggi
>1000 dpl dengan luas 16,74. Daerah yang memiliki ketinggian 25 - 100 meter di atas
permukaan laut berada di kecamatan Muara Enim. Untuk daerah lain rata-rata mempunyai
topografi berbukit dan bergelombang.
Sejarah Geologi
Berdasarkan hasil kajian Sumuyut dan Sarjito, 1989 dan S. Gafoer, dkk
(Puslitbang Geologi, 1986), secara regional wilayah kerja PKP2B PT. Kuoki Coal
Mining termasuk kedalam Peta Geologi Lembar Palembang yang wilayahnya secara
keseluruhan merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan (South Sumatra
Basin). Proses pengendapan sedimen di Cekungan ini berlangsung pada waktu
Tersier, diawali dengan diendapkannya Kelompok Telisa yang runtunan lithologinya
menunjukkan, bahwa kelompok ini merupakan satuan batuan yang terbentuk dalam
fase genang laut (transgression).
Sebaliknya, Kelompok Palembang yang merupakan satuan stratigrafi
berikutnya adalah batuan sedimen yang diendapkan pada fase susut laut
(regression).Kelompok Palembang (Palembang Group) ini terdiri dari Fm. Air
Benakat, Fm. Muara Enim, dan Fm. Kasai, di mana Fm. Muara Enim (Palembang
Tengah, Puslitbang Geologi , 1986) diyakini bertindak sebagai formasi pembawa
batubara (coal bearing zone) di wilayah ini.
E.
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
A.
Sejarah Geologi
Berdasarkan hasil kajian Sumuyut dan Sarjito, 1989 dan S. Gafoer, dkk (Puslitbang
Geologi, 1986), secara regional wilayah kerja PKP2B PT. Kuoki Coal Mining termasuk
kedalam Peta Geologi Lembar Palembang yang wilayahnya secara keseluruhan merupakan
bagian dari Cekungan Sumatera Selatan (South Sumatra Basin). Proses pengendapan sedimen
di Cekungan ini berlangsung pada waktu Tersier, diawali dengan diendapkannya Kelompok
Telisa yang runtunan lithologinya menunjukkan, bahwa kelompok ini merupakan satuan
batuan yang terbentuk dalam fase genang laut (transgression).
Sebaliknya, Kelompok Palembang yang merupakan satuan stratigrafi berikutnya
adalah batuan sedimen yang diendapkan pada fase susut laut (regression).Kelompok
Palembang (Palembang Group) ini terdiri dari Fm. Air Benakat, Fm. Muara Enim, dan Fm.
Kasai, di mana Fm. Muara Enim (Palembang Tengah, Puslitbang Geologi , 1986) diyakini
bertindak sebagai formasi pembawa batubara (coal bearing zone) di wilayah ini.
B.
Keadaan Endapan
Lapisan (seam) endapan batubara di daerah studi, secara umum tersingkap di
permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam rata - rata antara 100 - 290 ke arah
Barat Daya dengan ketebalan rata - rata berkisar antara 0,75 6,99 meter. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa lapisan endapan batubara yang akan ditambang, letaknya relatif
dekat dengan permukaan tanah dengan kemiringan relatif datar.
D.
Blok A
(Muara 10)
Blok B
(Sunda)
Blok C
(Permata)
TM(%, ar)
IM (%, adb)
TS (%,adb)
46
12,8-15
0,6-1,4
51,4
15,8
0,3
52,6-54
13,7-14,3
0,5-0,8
4,7-8,6
33-36,8
43,7-45,5
5300
58
4,6
36,1
42,5
5202
62
7,4-8,8
33,7-33,9
43,7-45,5
5140
62
E.
Cadangan
Cadangan batubara adalah bagian dari totalitas sumber daya ekonomis batubara (60%
- 90%, reserve bases) yang tergantung kondisi lokal dan layout penambangan yang diusulkan.
Dari totalitas sumber daya tersebut (reserve bases) melahirkan dua macam istilah, yaitu
cadangan terkira (probable) dan cadangan terbukti (proven). Adapun cadangan terkira
merupakan gabungan dari sumberdaya/cadangan klasifikasi terukur dan tertunjuk.
Sedangkan cadangan terbukti merupakan kuantitas cadangan dengan klasifikasi
terukur yang telah dikaji ke-ekonomiannya. Perubahan klasifikasi cadangan menunjukkan
adanya peningkatan dalam hal kelayakan ekonomi dan keyakinan geologinya, sehingga
akhirnya akan diperoleh suatu cadangan yang dapat ditambang secara ekonomis berdasarkan
studi kelayakannya seperti yang dapat di lihat pada tabel II.2
Mengacu kepada hasil perhitungan dengan metode BESR, ditetapkan bahwa nisbah
pengupasan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah 1 : 5. Secara ekonomi nilai
SR (Stripping Ratio) tersebut masih memberikan keuntungan pada kegiatan penambangan.
Oleh sebab itu, kegiatan penambangan di daerah studi, apabila dilakukan dengan cara
mengupas lapisan penutup, secara ekonomi masih dapat dilakukan.
CADANGAN
VOLUME
No. LOKASI BLOK PROBABLE
OB
PROVEN
(JUTA
BCM)
(JUTA TON) (JUTA TON)
1
2
3
4
Blok A
(Muara 10)
Blok B
(Sunda)
Blok C
(Permata)
TOTAL
STRIPPING
RATIO
1.00
8.40
42.0
5.0
0.60
4.20
21.0
5.0
1.80
13.2
66.0
5.0
3.40
25.62
129.0
15.0
BAB IV
RENCANA AKTIFITAS PENAMBANGAN
A.
Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang direncanakan adalah sistem surface mining (tambang
terbuka). Pengupasan lapisan penutup (stripping of overburden) meliputi beberapa tahap
sebagai berikut :
1.
Pembersihan Lahan (land clearing)
Pembersihan Lahan merupakan pekerjaan pembersihan tempat kerja dari semaksemak, pohon maupun pembersihan pohon yang sudah di tebang. Penebangan pohon-pohon
diusahakan seminimal mungkin, hanya yang benar-benar tidak dapat dihindari, seperti front
penambangan, bangunan pabrik pemurnian dan fasilitas penting lain.
2.
Proses Penambangan
Pemilihan metode penambangan didasarkan pada pertimbangan hal-hal sebagai
berikut : kedalaman lapisan (seam), ketebalan lapisan dan penyebarannya, kondisi lapisan
tanah penutup serta struktur geologinya. Secara ekonomis dipertimbangkan nisbah
pengupasan atau Stripping ratio, yaitu besarnya volume pengupasan tanah penutup untuk
mendapatkan setiap ton batubara.
Metode penambangan yang dipilih adalah metode tambang terbuka atau Open Pit
Mining, metode ini didasarkan pertimbangan factor-faktor teknis yang mencakup model
geologi, kondisi lapisan tanah penutup, kondisi lapisan batubara, serta pertimbangan jumlah
cadangan batubara. Metode penambangan ini menggunakan system kerja Konvensional
yang merupakan kombinasi antara excavator sebagai alat gali muat, truck sebagai alat angkut
dan Bulldozer sebagai alat bantu pengupasan.
C.
BAB V
RENCANA PENGOLAHAN DAN PENCUCIAN
PT. Kuoki Coal Mining melaksanakan pengolahan di lokasi Crushing Plant dimana
lokasi ini berada di lokasi penumpukan batubara dari tambang. Pengolahan batubara PT.
Kuoki Coal Mining bertujuan untuk mereduksi ukuran (size reduction) batubara produksi
operasi penambangan atau Run Of Mine (ROM) sehingga mencapai ukuran yang diinginkan.
Proses pencucian tidak akan dilakukan karena rata-rata kadar abu (8,99%) dan kadar belerang
(0,43%) di nilai cukup rendah. Berdasarkan pemeriksaan petrografi batubara, kandungan
mineral - mineral pengotor seperti pirit, clay dan shale juga cukup rendah.
Dalam rangka melakukan reduksi ukuran, maka akan dilakukan beberapa penanganan
terhadap batubara produksi penambangan (ROM), antara lain :
a.
Proses penghancuran/pemecahan batubara (coal breaking/coal crushing)
b.
Proses klasifikasi ukuran fraksi batubara (coal screening/coal classification)
c.
Proses penanganan pemindahan batubara antar lokasi (coal handling)
A.
Cara Pengolahan
Pengolahan batubara PT. Kuoki Coal Mining secara garis besar adalah proses
pereduksian ukuran batubara sampai ukuran - 50 mm. Proses Pengolahan Batubara, yaitu :
a.
Proses Reduksi Ukuran Batubara
Untuk gambaran proses reduksi ukuran batubara dapat dilihat diagram alir
(flow sheet) seperti terlihat pada Gambar 5.2. Dalam diagram alir tersebut
digambarkan urutan proses-proses yang berlangsung.
Umpan (feed) untuk proses pengolahan batubara yang di rencanakan adalah
batubara langsung dari produk kegiatan penambangan (ROM) atau yang telah tersedia
di raw coal stockpile. Fraksi batubara sebagai umpan direncanakan berukuran
maksimum 500 mm. Apabila dalam kondisi tertentu ada yang berukuran lebih dari
500 mm, maka terlebih dahulu harus diremukkan.
b.
c.
Recovery Pengolahan
Pada umumnya recovery pengolahan batubara antara 95,0 sampai 97,5 % yang
diakibatkan oleh hilangnya batubara halus (debu batubara). Debu batubara ini
ditampung dan disiram serta langsung dialirkan ke kolam pengendap didekat unit
pengolahan batubara untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan. Air dalam kolam
pengendap akan dinetralkan kembali dengan menggunakan batu gamping (limestone).
B.
Nama Alat
Primary Crusher
Secondary Crusher
Scalper Grizzly
Screen
Vibrating Screen
Deck I
Vibrating Screen
Deck II
Belt Conveyor I
Belt Conveyor II
Loading Conveyor
Wheel Loader
Spesifikasi
Single Roll Crusher, 600 t/jam, 35 KVA,
Diameter x panjang = (800 x 1.000) mm
Double Roll Crusher, 450 t/jam, 30 KVA,
Diameter x panjang = (615 x 615) mm
(800 x 800) mm, Steel-Iron Bar
(50 x 50) mm, 300 t/jam, 17 25 deg
downward-sloping, low magnitude
vibration, 700 RPM, 25 KVA
(25 x 25) mm, 300 t/jam, 17 25 deg
downward-sloping, low magnitude
vibration
300 t/jam, 800 mm, 0.5 m/s, max
conveying angle = 16 deg, 25 m-length, 35
KVA
300 t/jam, 650 mm, 0.5 m/s, max
conveying angle = 16 deg, 50 m-length, 25
KVA
600 t/jam, 650 mm, 0.5 m/s, max
conveying angle = 16 deg, 50 m-length, 25
KVA
KomatsuWA 500-3, Bucket Cap. 5 ton.
Unit
3
3
3
6
3
2
C.
Pengolahan Batubara
Proses pengolahan Batubara yang direncanakan oleh PT. Kuoki Coal Mining adalah
proses reduksi ukuran batubara produksi operasi penambangan sampai pada ukuran seragam
yang diinginkan sesuai dengan permintaan konsumen. Proses ini dilakukan dengan satu unit
Crusher.
Proses peremukkan Crushing batubara akan dilaksanakan dilokasi pelabuhan
khusus batubara yang ada ditepi sungai Muara Enim kecil yang berjarak kurang lebih 2 - 3
km dari penambangan.
D.
Kualitas Batubara
Batubara dilokasi rencana penambangan dapat diklasifikasikan sebagai batubara subbituminous atau steaming coal. Kisaran nilai rata - rata kualitas batubara dilokasi
penyelidikan hasil analisa dalam basis kering adalah sebagai berikut :
1)
Kandungan Air
: 2,50% - 4,22%
2)
Kadar Abu (Ash)
: 7,10% - 15,60%
3)
Kandungan Sulfur
: 0,54% - 2,61%
4)
Nilai Kalori
: 6129 - 7116 Kalori/kg
Atas dasar parameter tersebut diatas, maka pada lokasi rencana penambangan dibagi
menjadi 3 blok penambangan, yaitu Blok Muara 10, Blok Sunda, dan Blok Permata yang
secara geologi tambang layak untuk dilakukan penambangan secara terbuka.
Luasan lahan yang diajukan ke tahap eksploitasi adalah seluas 235 Ha, namun luasan
yang akan ditambangan kurang dari luasan tersebut. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
antara lain sisa luasan sebagai areal penimbunan tanah penutup (overburden) dan topsoil.
BAB VI
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
A.
B.
Dampak Lingkungan
Kegiatan penambangan batubara tersebut akan menimbulkan dampak, baik dampak
positif maupun dampak negatif terhadap komponen lingkungan. Dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan ini akan terjadi pada tahap persiapan, operasi, dan pasca tambang. Dampak
yang telah ditelaah akan dikonsentrasikan pada dampak penting yang dikaitkan dengan sebab
dan akibat dampak, sifat dan karakteristik dampak, serta luas dan pola penyebaran dampak.
BAB VIII
PEMASARAN
A. Harga Patok Penjualan Batubara Peraturan Menteri Energi DanSumber Daya
Penjualan
PT. Kuoki Coal Mining akan menjalankan strategi pemasaran yang meliputi
komitmen jaminan kualitas produk, pelayanan pelanggan, koordinasi dan implementasi
Supply Chain Management System. Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, PT. Kuoki
Coal Mining akan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email
maupun surat kepada pelanggan. Selama tahun 2011 PT. Kuoki Coal Mining menerima 2
(dua) kali pengaduan dan telah ditindak lanjuti oleh
PT. Kuoki Coal Mining melakukan penjualan batubara dalam bentuk kontrak
penjualan jangka panjang maupun melalui pasar spot dengan harga penjualan yang mengacu
pada harga pasar batubara thermal internasional. Trend rata-rata harga jual batubara
Perseroan dalam beberapa tahun terakhir cenderung meningkat.
BAB IX
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
A.
1.
Investasi
Modal Tetap
Modal tetap adalah biaya yang besarnya relatip tidak berubah atau tergantung pada
volume produksi atau tingkat aktifitas yang dilakukan.
Modal tetap terdiri dari:
a.
Biaya Pra-penambangan
Biaya pra-penambangan terdiri dari:
TABEL IX. 1
TABEL BIAYA PRA PENAMBANGAN
No
Uraian
Biaya (Rp.)
1
Biaya perijinan
630.000.000
2
Biaya kegiatan eksplorasi
577.500.000
3
Biaya UPL/UKL
210,000,000
4
Biaya jaminan reklamasi
262.500.000
Jumlah
1.680.000.000.00
B.
PP
7.739.507 .334
x :ta h un
8.180 .977 .109
Hasil
Layak
Tidak Layak
Aspek Pasar
dan
Pemasaran
LAYAK
Tidak menentukan
segmentasi pasar,
bauran dan strategi
pemasaran tidak
ditetapkan
Aspek
Teknis atau
operasi
LAYAK
Adanya penggunaan
teknologi, tersedianya tata
letak kantor, luas dan
wilayah produksi sudah
ditentukan
Aspek
manajemen
dan Sumber
Daya
Manusia
LAYAK
Tidak adanya
struktur organisasi
dan badan usaha
yang tidak terdaftar
ke Negara
Aspek
Hukum
LAYAK
Tidak terdaftarnya
TDP dan NPWP ke
pemerintahan
Aspek
Ekonomi
Sosial
LAYAK
Mengetahui keadaan
ekonomi social di daerah
yang akan dijadikan tempat
bisnis
Aspek
Dampak
Lingkungan
LAYAK
Adanya rencana
pemantauan dan
penanganan terhadap
dampak-dampak yang
timbul
Tidak adanya
penanganan dan
solusi atas masalah
dari dampak yang
timbul
Aspek
Keuangan
LAYAK
Oleh:
Rionaldi Alamsyah Kuoki
03021181320022
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
2016