Dosen Pembimbing:
Defry Agatha Ardianta, S.T., M.T.
JURUSAN ARSITEKTUR
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016
DAFTAR ISI
BAB I Isu dan Obyek Arsitektural
1.1 Kajian Isu
BAB I
Objek dan Isu Arsitektural
1.1. Kajian Isu
Arsitektur merupakan buah pemikiran manusia dalam bentuk
fisik yang mencerminkan kehidupan dan pola-pola kebudayaan yang
terbentuk pada masa penciptaannya. Arsitektur dalam artian yang
luas mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan. Keberadaan sebuah lingkungan binaan memiliki pengaruh
yang tidak sedikit terhadap perilaku dan aktivitas manusia. Seperti
yang dikatakan Van Romondt bahwa arsitektur sebagai ruang tempat
hidup manusia dengan bahagia. Oleh karenanya, tujuan utama
arsitektur adalah tercapainya rasa aman, nyaman dan bahagia bagi
penghuninya. Arsitektur memiliki peranan penting dalam membantu
manusia dalam proses kegiatan yang harus dilakukannya. Peran
arsitektur adalah memfasilitasi dan mengupayakan kemudahan
proses tersebut.
Pola perilaku manusia sedikit banyak juga ditentukan oleh
keadaan lingkungan sekitarnya. Lingkungan memiliki peran penting
dalam membentuk karakter manusia. Sehingga kita dapat melihat
arsitektur
dengan
sudut
pandang
berbeda
bahwa
selain
yaitu
penggunanya.
berpengaruh
Perancangan
dan/atau
suatu
menentukan
lingkungan
adalah
perilaku
untuk
melainkan
terdapat
spesies
lainnya?
(baca:
hewan)
rehabilitasi
menggunakan
hewan,
pentas
pertunjukkan
penjelasan
Tom
Regan
berhak
untuk
mendapatkan
memiliki
kewajiban
tidak
theorist
Donna
Haraway
as
species-companionship.
dari
beberapa
publikasi
terkait,
terbukti
bahwa
berapa
: BIG
: 1.200.000 m2
menjadikannya
Architects greatest and most important task is to design manmade ecosystems - to ensure that our cities and buildings suit the
way we want to live. We must make sure that our cities offer a
generous
framework
for
different
people
from
different
dan
pentingnya
manusia
di
dalam
sama-sama
arsitektur
menjadi
tersebut.
subjek
Juga,
yang
sama
pertimbangan
karakteristik
dan
perilaku
hewan
untuk
menghasilkan desain yang cocok bagi mereka, serta dalam saat yang
sama, perilaku pengunjung dipengaruhi atau dibentuk oleh toleransi
interaksi yang dibuat sang arsitek dan diwujudkan dalam desain.
Preseden
Ajang : Animal
Architecture Award
2012
Nama : The Domino
Effect
Oleh
: Andrew Daley
hewan.
respon
kurangnya
interaksi
manusia
spesies
dengan
akuatik,
kebutuhan
urban
dan
masyarakat
akan
Domino
dari
relaksasi.
Effect
berdampingan
membiarkan
tetapi
spesies
berinteraksi
untuk
secara
tidak
fisik
hanya
dan
hidup
sesnsori,
dengan
juxtapositions
yang
jelas.
Semakin
ke
atas,
di
baik
pengunjung
dengan
hewan,
lain,
maupun
angin
didekat
kolam
rendam.
Volume
Kura-kura
menjaga
separasi
agar
masing-masing
dapat
Preseden
Jenis : Tesis
Judul : Tangible Space
Oleh
: Andri Verwey
tempat
dimana
hewan
disediakan
interaction
mendorong
dengan
hewan
tactile
maupun
bangunan
memainkan
peran
penting
dalam
arsitektur dengan alam, dan taman dengan kota. Ruang ini juga
melambangkan ruang yang ideal sebagai tempat pertemuan antara
hewan dan manusia.
Therapy
Ruang
Rooms:
ini
adalah
untuk
yang
paling
sedikit,
yaitu
terapis,
Meskipun
Ruangnya
bersifat
open
plan
dan
adaptif
untuk
dengan
kebutuhan latihan.
area
eksterior
yang
memungkinkan
untuk
Dari
desain
ruang-ruang
diatas
terlihat
bahwa
terjadi
dan
menginisiasi
resolusi
yang
mengeksplorasi
mencoba
mengexplore
sebuah
arsitektur
dimana
menjadi
subjek
yang
krusial
karena
terkait
dengan
dan
dan
Rett-
eating
disorders),
sebagai
terapi
Namun
dalam
tugas
akhir
ini
saya
hanya
akan
Tujuan
mengeksplorasi
utamanya
arsitektur
adalah
yang
untuk
merespon
merancang
terhadap
dan
kebutuhan
PERILAKU
MANUSIA
PERILAKU
LUMBALUMBA
dengan
metode
terapi
SPEKTRUM
AUTISME
yaitu
DESAIN
HABITAT
LUMBALUMBA
dengan
pertimbang
an
DAT
konsekuensi
tanggung
jawab
sesuai
perilaku
mengusung
konsep
healing
terhadap
Lumba-lumba
habitat/kolam/ekosistem
Lumba-lumba.
mereka,
dimana
architecture.
buatan
yaitu
arsitekturnya
Sedangkan
dengan
berdasarkan
respon
mendesain
etologi
perilaku
BAB II
Program Arsitektural
2.2 Kajian Lokasi
Berdasarkan respon arsitektural yang saya angkat, saya
menetapkan 3 kriteria utama, yaitu:
1.
2.
berada
dekat
dengan
laut
untuk
memudahkan
3.
banyak,
setelahnya
baru
pertimbangan
mengenai
kepadatan penduduknya.
Kepadatan penduduk yang tinggi
Menurut Nelwansyah, direktur eksekutif Rumah Autis, dari
data yang didapat, penyebaran anak Autis paling banyak terdapat
pada daerah dengan rasio kepadatan penduduk paling tinggi.
(Nelwansyah,
2015)
Oleh
karenanya,
kepadatan
penduduk
Lokasi/Kriteria
Dekat Laut
Pulau Peucang
Banten
Populasi Lumbalumba
Tinggi
Pantai Lovina
Bali
Teluk Kiluan
Lampung
Tinggi
Tinggi
Pulau Siladen
Sulawesi Utara
Sedang
Misool
Raja Ampat
Taman Nasional
Komodo
NTT
Kepulauan
Derawan
Kalimantan Timur
Sedang
Sedang
Sedang
Kepadatan
Penduduk
11.704.877 jiwa
(Banten, 2015, hal.
49)
4.152.800 jiwa
(Bali, 2015, hal. 81)
8.026.191 jiwa
(Lampung, 2015,
hal. 53)
2.386.604 jiwa
(Sulawesi, 2015,
hal. 47)
3.150.000 jiwa