W DENGAN
KELUHAN UTAMA REMATIK DI DESA KOLAM KANAN KECAMATAN
WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA
DISUSUN OLEH :
Riyan
Reza
15149011283
Pratama ,S.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1
Konsep Lansia
1.1.1
Pengertian Lansia
Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75
tahun (Potter & Perry, 2005). Lansia (Lanjut Usia) adalah fase
menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang
normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania,
2013).
1.1.2
Proses Menua
Proses Menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan di alami
oleh setiap orang. Lansia atau lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas ( UU No. 13. Tahun 1998, BAB I
Pasal 1 ayat 2).
Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami
dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur
panjang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
d. Teori Neuroendokrin
Para ahli mengemukakan bahwa penuaan terjadi oleh
karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon
tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi
yang diatur oleh sistem saraf.
e. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan
misalnya karsinogen, cahaya matahari, trauma dan
infeksi dapat membawa perubahan dalam proses
penuaan. Walaupun dampak dari lingkungan diketahui
dapat mempercepat penuaan, namun dampak tersebut
merupakan dampak sekunder dan bukan faktor utama
dalam penuaan.
1.1.3.2 Teori Sosial
a. Teori Aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan social
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas.
Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
1. Kehilangan peran
2. Hambatan kontrol social
3. Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam
siklus kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman
hidup
seseorang
pada
usatu
saat
merupakan
apa
yang
harus
dipertahankan
atau
dihilangkan
2. Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3. Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara
adaptasi.
d. Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory).
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia
bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar
hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss
(1954),
interaksi
sosial
didasarkan
atas
hukum
interaksi
yang
dipertahankan olehnya.
ekonomis
saja
yang
dewasa
dan
meninggalkan
rumah
sukses
tergantung
dari
bagaimana
lansia
terhadap
pensiun
dan
penurunan
pendapatan
3. Menemukan makna kehidupan
4. Mempertahankan
pengaturan
hidup
yang
memuaskan
5. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
6. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal
dunia
7. Menerima dirinya sebagai calon lansia
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN
(1973) menekankan perlunya mempelajari psikologi
kepribadian
menyebutkan
aspek-aspek
perawatan
kesehatan
dan
gigi
yang
komprehensif
7) Memelihara kebersihan diri
8) Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan
keluarga dan teman
9) Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
10) Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang
meningkatkan status
11) Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
12) Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi
penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup
dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang
yang disayangi
13) Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan
kenyamanan dalam filosofi atau agama
1.1.5
Organisasi
Kesehatan
Dunia
WHO
dalam
Fase 1 subklinik
Fase 2 transisi
Fase 3 klinik
Peningkatan radikal
risiko
masalah
neurologis;
cedera
serebrovaskuler, parkinsonisme.
b. Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c. Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d. Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah
pendek, dan menekukke depan
e. Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala
1.1.7.3 Sistem Pendengaran.
Tanda :
a. Hilangnya neuron auditorius
serumen
dapat
menyebabkan
kehilangan
pendengaran.
1.1.7.4 Sistem Penglihatan
Tanda :
a. Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b. Penumpukan pigmen.
c. Penurunan kecepatan gerakan mata.
d. Atrofi otot silier.
e. Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f. Penurunan sekresi air mata.
Gejala :
a. Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan,
dan adaptasi terhadap terang/gelap.
b. Peningkatan
kepekaan
terhadap
cahaya
yang
menyilaukan
c. Peningkatan insiden glaucoma
d. Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan
kejadian jatuh
e. Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet
f. Peningkatan kekeringandan iritasi mata.
d.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin
yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini
gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang
belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit
degeneratif) yaitu :
1) Pemerikasaan hematologi rutin
2) Urin rutin
3) Glukosa
4) Profil lipid
5) Alkalin pospat
6) Fungsi hati
7) Fungsi ginjal
8) Fungsi tiroid
9) Pemeriksaan feses rutin
1.2
Pengkajian fisik
a. Stratus gizi
IMT = Kg BB
(TB)2
Perubahan fisiologis
a. Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem
Integumen
Warna kulit
Temuan Normal
Pigmentasi berbintik/bernoda
diarea yang terpajan sinar
matahari,
pucat
meskipun
Kelembaban
Suhu
tidak anemia
Kering, kondisi bersisik
Ektremitas
lebih
dingin,
Tekstur
penurunan perspirasi
Penurunan elastisitas, kerutan,
Distribusi
lemak
ekstremitas,
Rambut
Kuku
Kepala
jumlah diabdomen
Penipisan rambut
Penurunan laju pertumbuhan
Tulang nasal, wajah menajam,
dan Kepala
leher
Mata
& angular
Penurunan
penglihatan,
adaptasi
Telinga
peningkatan
ketajaman
akomodasi,
dalam
gelap,
Mulut, faring
Leher
Thorax
dan
pendengaran kurang
Penurunan pengecapan, aropi
papilla ujung lateral lidah
Kelenjar tiroid nodular
Peningkatan
diameter
paru
jalan nafas
Peningkatan
Vaskuler
sistolik,
Payudara
payudara,
kondisi
Sistem
pencernaan
saliva,
Sistem
Wanita
digestif, konstppasi
Penurunan estrogen, ukuran
Pria
reproduksi
peristatik,
enzim
Sistem
sperma, testis
Penurunan
filtrasi
perkemihan
inkontenensia
Inkontenensia
renal,
kemih,
urgensi
&
perineal
Sering berkemih dan retensi
Sistem
urine
Penurunan masa & kekuatan
muskoloskleta
pemendekan
fosa
karena
penyempitan
rongga
intravertebral,
penurunan
Sistem
Penurunan
Neurologis
penurunan
laju
reflek,
kemampuan
adanya
kerusakan
kognitif
yang
memerlukan
1.2.4
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi
yang tidak adekuat akibat anoreksia.
2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skleletal,, nyeri,
intoleransi aktifitas.
4. Nyeri b. d proses inflamasi, destruksi sendi.
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) b.d otot hilang kekuatannya,
rasa nyeri sendi.
1.2.5
menghindari
yang adekuat
malnutrisi
BB
laboratorium
nutrisi
pentingnya
penyedap
bersama
orang lain
f. Pertahankan
pemahaman
benar
memotivasi
untuk
akan
klien
masukan
kebersihan
e. Dengan
makan
psikologis
mengunyah makanan
meningkatakan selera
yang
kecil
tapi
sering
yang
makan
f. Situasi
bersih
h. Instruksikan
individu
mengalami
mulut
yang
meningkatkan
kenyamanan
g. Mengurangi perasaan
tegang pada lambung
h. Meningkatkan asupan
kering
c. Dengan
masukan
nutrinya
dan
yang
individu
menggunakan
adanya
makanan
terlalu
manis,
berminyak
Minum
sedikit-sdikit
melalui sedotan
Makan
dalam
porsi
mencegah
terjadinya
radang
b. Ajarkan tentang perlunya b. Mencegah
terjadinya
infeksi
dan lingkungan
akibatlingkungan
dan
kebersihan
diri
c. Tingkatkan
kemampuan
yangkurang sehat
penggunaan c. Meningkatkan
kadar
protein
sehingga
imunosupresi
meningkatkankemampu
an
dalamtubuh
kekebalan
dalam
tubuh
d. Menurunkan
resiko
terjadinya infeksi
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri
Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria
Mendemontrasikan
tehnik/perilaku
yang
inflamasi/rasa
sakit
b. Bantu
tergantung
dari
perkembangan /resolusi
dengan
rentang
gerak aktif/pasif
c. Ubah
aktifitas
posisi
dengan
pada
jaringan
dan
meningkatkan sirkulasi
d. Menghindari cedera
nyeri
Catat
dan
faktor
menentukan
managemen nyeri
penyakit
tanda nyeri
baring
dalam
tirah
diperlukan
berat
sangat
untuk
membatasi nyeri
meningkatkan
tidur
relaksasi
otot
dan
mobilitas, menurunkan
sendi.
d. Meningkatkan
pemberian
relaksasi/mengurangi
obat-obatan
seperti
ketegangan otot
aspirin,
naproksin,
piroksikam,
fenoprofen
dan
efek
analgesik
ringan
dalam
mengurangi kekakuan.
5. Resiko cedera b.d hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri
Tujuan : klien terhindar dari cedera
Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan
lingkungan yang nyaman
Intervensi :
a. Kaji tingkat kekuatan otot
b. Kaji tingkat pergerakan pasif
c. Beri alat bantu sesui kebutuhan
d. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa
dilakukan secara mandiri
1.3
Konsep Hipertensi
2.3.1
Definisi
Hipertensi menurut Caraspot merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1) Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik,
lingkungan,hiperaktifitas
saraf
simpatis
sistem
renin,
1.3.3
Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1.
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141149 mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau
sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection
and Treatment of Hipertension
1. Diastolik
a.
< 85 mmHg
b. 85 99
c.
: Hipertensi ringan
90 -104
d. 105 114
: Hipertensi sedang
e.
: Hipertensi berat
>115
b.
140 159
terisolasi
c.
> 160
pada
penderita
hipertensi,
yg
membutuhkan
dalam
beberapa
jam.
Penurunan
TD
harus
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
adrenal
mensekresi
epinefrin,
yang
menyebabkan
menyebabkan
pelepasan
rennin.
Renin
merangsang
dan
fungsional
pada
system
pembuluh
perifer
Pada
usia
lanjut perlu
diperhatikan kemungkinan
adanya
Pathway
1.3.6
Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan
dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
2)
3)
4)
5)
gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 %
dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20
25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
i.
meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
pasien
tentang
penyakit
hipertensi
dan
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji
hubungan
dari
sel-sel
terhadap
volume
cairan
hipertensi)
Kadar
dapat
Melitus
diakibatkan
ketokolamin
adalah
oleh
(meningkatkan
hipertensi).
Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan
adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek
mengindikasikan
pencetus
untuk/
adanya
mengkaji
hiperadrenalisme
EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat
adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan
koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
jantung.
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan
hasil pemeriksaan yang pertama ) :
IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi
1.4
Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
tindakan
bedah
Tanda :
b. Sirkulasi
Gejala :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas : perubahan warna kulit, suhu
dingin
1.4.2
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan
peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
kelemahan,
Rencana Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
shift di resiko penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria hasil :
Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat
yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal,
haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental
biasa.
Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia.
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja
miokardia.
Intervensi :
1) Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi,
keteraturan, amplitudo dan simetris.
2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat
adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
3) Pantau
tanda
vital
dan
kaji
keadekuatan
curah
jantung/perfusi jaringan.
4) Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi;
bradikardi; disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok
jantung
5) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi
aktivitas selama fase akut.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antar
suplai
oksigen,
kelemahan
umum,
tirah
baring
lama/imobilisasi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
shift di harapkan klien dapat bertoleransi dengan aktivitas
Tujuan/kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
Memenuhi perawatan diri sendiri.
Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat
diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan
kelelahan
Intervensi :
1) Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas,
khususnya bila klien menggunakan vasodilator, diuretic
dan penyekat beta.
2) Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat
takikardi, disritmia, dipsnea, berkeringat dan pucat.
3) Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.
4) Implementasi
program
rehabilitasi
jantung/aktivitas
(kolaborsi).
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan peningkatan
tekanan vaskuler serebral
Pengkajian
2.1.1
Identitas
a. Identitas klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Suku Bangsa
Alamat Rumah
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny.R
65 Tahun
Perempuan
Islam
SD
Tani
Jawa
Desa Kolam kanan RT. 11
2.1.2
: Tn. S
: Desa Kolam kanan RT. 11
: Anak
Keluhan utama
Nyeri kepala, sakit bahu.
2.1.3
2.1.4
2.1.5
: Laki-laki
: Ikatan pernikahan
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
2.1.6
Bertani
sawah.
Apabila istirahat dan tidak ada perkerjaan
Membaca buku
Pemeriksaan Fisik
2.2.1
Keadaan umum
Kesadaran
: composmentis
GCS
: E4 V5 M6
TTV
:
a. Tekanan darah : 160/90 mmHg
2.2.2
b. Nadi
: 92x/menit
c. Temperatur
: 36,4C
d. Respirasi
: 17x/menit
2.3.2
Pola Nutrisi
Klien mengatakan makan dan minum dengan baik, klien hanya
menghabiskan separo makanan dalam porsi sedang, klien
mengatakan
Pola eliminasi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan BAB dan BAK, klien
mengatakan BAK dalam sehari 2-4 kali dalam sehari, klien
mengatakan BAB nya normal 1 kali sehari.
2.3.4
Bathing
Dressing
(menaruh,
memakai
dan
mengambil,
Mandiri
menanggalkan
sepatu sendiri)
Toileting(pergi ke toilet, duduk
duduk)
Continence(dapat
mengontrol
BAB/BAK)
Feeding(mengambil makanan dari
piring
atau
yang
lainnya
dan
Di bantu
Total Mandiri
Kategori penilaian
1) Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
2) Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
3) Indeks Katz C : mandiri, kecuali bathing dan satu fungsi
lain
4) Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing, dressing dan 1
fungsi lain
5) Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing, dressing,
toileting dan satu fungsi lain
6) Indeks Katz F : mandiri, kecuali bathing, dressing,
toileting, transferring dan satu fungsi lain
7) Indeks Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6
aktivitas
Indeks Katz klien adalah A karena mandiri untuk ke 6
aktivitas.
2) Pola hubungan dan peran
Hubungan klien dengan anggota keluarga baik, hubungan klien
dengan tetangga dan masyarakat baik, klien tidak dapat
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga karena
penglihatan klien yang berkurang.
3) Pola sensori dan kognitif
Keluhan
kesehatan,gejala
yang
dirasakan klien dalam 3 bulan
No
terakhir berkaitan dengan fungsifungsi
1
Fungsi penglihatan
a. Penglihatan kabur
b. Mata berair
c. Nyeri pada mata
2
Fungsi pendengaran
a. Pendengaran berkurang
b. Telinga berdenging
Fungsi paru (pernafasan)
Selalu
Serin
g
Jaran
g
Tidak
pernah
a. Batuk lama
b. Sesak nafas
c. Berdahak/riak
4
Fungsi jantung
a. Jantung berdebar-debar
b. Cepat lelah
c. Pusing
d. Nyeri/pegal daerah tengkuk
Fungsi pencernaan
a. Mual/muntah
b. Nyeri ulu hati
c. Makan dan minum banyak
d. Perubahan kebiasaan BAB (diare
atau sembelit)
Fungsi pergerakkan
a. Nyeri kaki saat berjalan
b. Nyeri pinggang atau tulang belakang
c. Nyeri sendi/bengkak
Fungsi persarafan
a. Lumpuh/kelemahan kaki atau tangan
b. Kehilangan rasa
c. Gemeter
Fungsi saluran perkemihan
a. BAK banyak
b. Sering BAK malam hari
c. Tidak mampu mengontrol
malam hari
BAK
Kategori penilaian
a. Tidak pernah
:0
b. Jarang
:1
c. Sering
:2
d. Selalu
:3
Analisa data:
Nilai 24 : tidak ada masalah kesehatan kronis
s/d masalah keseahtan kronis ringan
(nilai 17)
Nilai 24 : masalah kesehatan kronis sedang s/d
berat
PERTAYAAN
Tanggal berapa hari ini
Hari apakah hari ini
Apakah nama tempat ini
Berapa no.tlpn rumah anda
Berapa usia anda
Kapan anda lahir (tgl/Bln/Thn)
Siapakah nama presiden sekarang
Siapakah nama presiden sebelumnya
Siapa nama ibu anda
5+6 adalah
KETERANGAN :
0-2 KESALAHAN
2-4 Kesalahan
5-7 Kesalahan
7-10 Kesalahan
YA
JAWABAN
TIDAK
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
: Baik
: Gangguan Ringan
: Gangguan sedang
: Gangguan berat
ia
akan
bermusyawarah
memilih
dengan
berdoa
anggota
dan
berdzikir
keluarga
agar
serta
dapat
2.4
No.
1
Analisa data
Data
DS :
Klien mengatakan nyeri kepala
4 hari.
Klien mengatakan pusing terasa
berat saat klien beraktifitas. terlalu
lama melakukan aktivitas, ada
sesuatu yang dipikirkan.
P : Saat berkerja
Q : tertekan benda berat
R : Di daerah kepala
S : 5 (dari 0-10)
T: Hilang timbul
Kemungkinan
Penyebab
Proses menua
Penurunan fungsi
organ tubuh
Proses penyakit
hipertensi
Nyeri
Masalah
Gangguan
Rasa
Nyaman Nyeri
DO :
TD :160/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 17x/menit
Klien menunjukan bagian tubuh
yang nyeri yaitu pada kepala dan
tekuk leher
Tampak klien memegang jarinya
yang kesemutan
Tampak klien menahan nyeri
kepala.
2
DS:
Klien mengatakan tidak mengerti
tentang
penyakit
hipertensi,
penyebab dan tanda gejala, serta
pengobatannya,
Klien juga menanyakan makanan
pantangan
bagi
penderita
hipertensi
DO:
Klien tampak bertanya tentang
hipertensi, makanan pantangan
dan cara pengobatan hipertensi,
2.5
Proses menua
Penurunan daya
ingat
Kurang terpapar
informasi
Kurang pengetahuan
tentang hipertensi
Kurang
pengetahuan
tentang hipertensi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
2. Kurang terpapar informasi mengenai penyakit berhubungan dengan
Kurang pengetahuan tentang penyakit hipertensi
2.6
Diagnosa keperawatan
Nyeri Akut berhubungan
dengan proses penyakit, di
tandai dengan:
DS :
Klien mengatakan nyeri
kepala 4 hari.
Klien mengatakan pusing
terasa berat saat klien
beraktifitas. terlalu lama
melakukan aktivitas, ada
sesuatu yang dipikirkan.
P : Saat berkerja
Q : tertekan benda berat
R : Di daerah kepala
S : 5 (dari 0-10)
T: Hilang timbul
DO :
TD :160/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 17x/menit
Klien
menunjukan
bagian tubuh yang nyeri
yaitu pada kepala dan
Tujuan
TUM :
Nyeri hilang dan
teatasi:
Kriteria hasil
Rencana keperawatan
Rasional
Membantu
dalam
menentukan kebutuhan
managemen nyeri dan
keefektifan program
Panas
meningkatkan
relaksasi
otot
dan
mobilitas, menurunkan
rasa sakit.
Meningkatkan relaksasi,
memberikan
rasa
kontrol dan mungkin
meningkatkan
kemampuan koping.
4. Anjurkan
klien
utnuk 4. Memudahkan
untuk
memeriksaa kesehatannya
ikut serta dalam terapi
ke puskesmas atau tenaga
dan
mengurangi
kesehatan lainnya agar
tegangan otot / spasme.
medapatkan
terapi
pengobatan yang tepat
tekuk leher
Tampak klien memegang
jarinya yang kesemutan
Tampak klien menahan
nyeri kepala.
TUM :
Pengetahuan
klien
tentang
hipertnsi
adekuat
TUK :
Pengetahuan
klien bertambah
2.7
No Hari/Tanggal
1
Sabtu,
03
DX
Implementasi
Evaluasi
2. TTV
TD :160/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 17x/menit
II
Oktober 2016
16.00 WITA
Senin,
05
Oktober 2016
16.10 WITA
II
Kamis,
08
Oktober 2016
16.35 WITA
II
4
Sabtu,
10
Oktober 2016
16.35 WITA
II
5
Senin,
11
hipertensi
1. Menganjurkan klien untuk beristirahat,
dan berdiskusi tentang kondisi kesehatan
klien
2. Mengukur tanda-tanda vital klien
1. Memberikan informasi tentang penyakit 1. Klien mengatakan mengerti tentang penyebab penyakit
hipertensi
hipertensi.
1. Menganjurkan klien utnuk memeriksa 1. Klien mengatakan ia ingin pergi kepuskesmas, tetapi
kesehatannya ke puskesmas atau tenaga
kendalanya tidak ada yang mengantar, klien mengatakan
kesehatan lainnya agar medapatkan terapi
kadang ia ke puskesmas di antar oleh anaknya.
pengobatan yang tepat
1. Menganjurkan klien untuk minum obat sesuai 1. Klien mengatakan mengerti tentang aturan meminum
anjuran dokter
obat.
II
Oktober 2016
15.00 WITA
Rabu,
12
Oktober 2016
15.00 WITA
Jumat,
14
Oktober 2016
14.10 WITA