Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi

Metode kliring seperti ini hanya dibedakan pada penggunaan teknologi yang lebih canggih saja.
Untuk penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet
saldo kliring dilakukan secara otomasi (untuk kliring otomasi) dan didasarkan pada Data
Keuangan Elektronik (DKE), untuk warkat yang digunakan relatif sama dengan sistem kliring
manual.
Dalam kliring elektronik dan otomasi haruslah didukung oleh Sistem Pusat Komputer Kliring
Elektronik (SPKE), Terminal Peserta Kliring (TPK), dan Jaringan Komunikasi Data (JDK).
Dalam kliring elektroknik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan sebagai alat bantu
dalam proses perhitungan kliring, diantaranya :
a. Bukti Penyerahan Warkat Debet Kliring Penyerahan (BPWD) yang digunakan sebagai
tanda bukti penyerahan warkat debet umtuk setiap bundel warkat dari petugas kliring
kepada penyelenggara pada kegiatan kliring penyerahan
b. Bukti Penyerahan Wrkat Kredit Kliring Penyerahan (BPWK) digunakan sebagai tanda
buki penyerahan warkat kredit untuk setiap bundel warkat dari pertugas kliring kepada
penyelenggara pada kegiatan kliring penyerahan.
c. Lembar Substitusi digunakan dlama kliring penyerahan sebagai tempat menempelkan
bukti penjumlahan nominal warkat yang diserahkan kepada penyelenggara.
d. Kartu Batch merupakan sarana untuk mengetahui jumlah bundel warkat dari masingmasing peserta dan sebagai sarana kontrol dalam proses kliring
e. Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian (BPRWKP)
MICR code line dan jenis angka harus diperhatikan pada saat pngisian warkat atau dokumen
kliring. MICR code line pada warkat yang wajib dicantukan dalam clear band terdiri dari :
a. Nomer Warkat : untuk keperluan nomer warkat disediakan 6 digit angka. Pencantuman
nomer warkat yang kurang dari 6 digit, harus diawali dengan angka 0.

b. Sandi Peserta : untuk keperluan sandi peserta disediakan 7 digit angka yang terdiri dari 3
digit pertama untuk sandi bank, 3 digit berikut untuk sandi kantor peserta, 1 digit terakhir
untuk angka penguji.
c. Nomer Rekening : untuk nomer rekening nasabah pada peserta penerima paling banyak
10 digit. Dalam hal nomer rekening menggunakan karakter spesial (non numeric) maka
pengisian MICR dilakukan dengan angka 0000000001 dan khusus pada nota kredit
diisi secara lengkap nama serta nomer rekening penerima pada warkat dimaksud.
d. Sandi Transaksi : sandi transaksi dibuat sebagai berikut
1) Disediakan 2 digit angka pada sandi transaksi dengan pengaturan :
00 09 untuk cek, 10 19 untuk bilyet giro, 20 29 untuk WBUT, 30 39 untuk
SBPT, 40 49 untuk nota debet (ketentuan nota debet, dimana sandi transaksi 40
49 kecuali sandi transaksi 45, untuk transaksi kliring dengan nilai nominal
paling tinggi Rp 10.000.000) dan (sandi transaksi 45, untuk transaksi kliring nilai
nominal di atas Rp 10.000.000), 50 59 untuk nota kredit dengan pengaturan
( sandi transaksi 50 untuk transaksi antar bank untuk keuntungan nasabah, untuk
transaksi antar bank selain transaksi PUAB;PUAS;transaksi valuta asing; dan
transaksi SWBI atau SBPU), (sandi transaksi 53 untuk transaksi valuta asing antar
bank), dan (sandi transaksi 55 untuk transaksi SBI).
e. Nilai Nominal, tidak dicetak secara preprinted. Pencantumannya dilakukan oleh peeserta
yang memperhitungkan warkat, dengan menggunakan peralatan khusus yang disebut
MICRencoder atau reader-encoder.
Akuntansi Kliring Elektronik dan Otomasi
Perlakuan akuntansi tidak berbeda dengan sistem kliring manual. Yang membedakan hanya
proses penyelesaian kliring.
Jenis Biaya Kliring
Secara umum biaya kliring terdiri dari biaya administrasi dan biaya proses warkat kliring. Biayabiaya ini akan dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro BI yang dimiliki oleh peserta
kliring.

Definisi Giro
Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat pemindahbukuan yang
lain. Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dapat dikelompokkan sebagai sumber dana
jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Bank biasanya memberikan jasa giro relatif lebih
rendah dibndingakan deposito dan tabungan.
Setiap bank dapat menerapkan jasa giro yang berbeda antara bank yang satu dengan bank yang
lainnya. Ada beberapa bank yang menerapkan sistem bunga harian, bunga terendah, dan yang
paling familiar sistem bunga berjenjang. Bunga berjenjang merupakan tingkat bunga yang
semakin menaik untuk posisi saldo tertentu.
Contoh :
Saldo (Rp)

Bunga Giro (%)

0-5.000.000

0%

5.000.000-25.000.000

8%

25.000.000-100.000.000

12%

100.000.000-tak terhingga

14%

Jenis Rekening Giro :


a. Giro Swasta yaitu giro yang dimiliki perseorangan, kelompok, instansi swasta,yayasan
sosial, dan badan non pemerintah lainnya
b. Giro Pemerintah yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro
kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan, dan lain sebagainya

Akuntansi Giro
Pada saat pembukaan giran diberikan ketentuan saldo minimal, setoran perdana, cara
penarikan/penyetoran, jasa giro, penutupan giro, dan biaya yang menjadi beban giran. Transaksi

giro dicatat sebesa nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank terhadap nasabah
giran.
Pada saat posisi normal, giro akan selalu bersaldo kredit. Namun tidak menutup kemungkinan
giran yang melakukan transaksi bisnis berupa penarikan cek atau bilyet giro melebihi saldo giro
yang dimilikinya.
Dalam hal mutasi giro, bisa dijadikan indikasi giro tersebut tergolong aktif atau pasif. Giro
dianggap pasif apabila selama 6 bulan berturut-turut tidak mengalami mutasi dn bersaldo di
bawah saldo minimal.

Anda mungkin juga menyukai