Anda di halaman 1dari 21

Aspek keprilakuan

pada perspektif
akuntansi
KELOMPOK 1

KADEK DWI DHARMA PRADNYANA (1415351032)


PUTU DENDY PRATAMA YOGA
A.A NGR AGUNG WIRA GITA
A.A NGR. YOGA KRISNA ADITYA
(1415351119)

(1415351097)
(1415351100)

Mengapa Mempertimbangkan Aspek


Keperilakuan Pada Akuntasi

Pengalaman Akuntan

Masalah dan
Pemanipulasian

Tanggung Jawab

Akuntansi adalah
tentang manusia

Akuntansi adalah
tindakan

Berdasarkan
pemikiran
perilaku,
manusia
dan
faktor
sosial
sesungguhnya didesain secara jelas
dalam
aspek-aspek
operasional
utama dari seluruh sistem akuntansi.
Namun selama inibelum pernah ada
yang melihatnya dari sudut pandang
semacam itu dan para akuntan belum
pernah ada yang mengoperasikan
perilaku pada sesuatu yang vakum.

Dalam organisasi semua anggota


mempunyai
peran
yang
harus
dimainkan guna mencapai tujuan
organisasi. Peran tersebut bergantung
pada besarnya porsi tanggungjawab
dan rasa tanggungjawab anggota
tersebut terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan dalam
bentuk kuantitatif juga merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab
anggota organisasi dalam memenuhi
keinginannya untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi.

Dimensi Akuntansi Keperilakuan

Mengumpulkan

Mengukur

Mencatat

Melaporkan

Lingkup Akuntansi Keperilakuan


akuntansi
keperilakuan
menjadi tiga bidang besar.

dapat

Akuntansi Keperilakuan : Perluasan


Logis dari Peran Akuntansi Tradisional

dibagi

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan


desain, konstruksi, dan penggunaan system
akuntansi.
Bidang
dari
akuntansi
keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan
sikap
dan
filosofi
manajemen
yang
memengaruhi sifat dasar pengendalian
akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh system akuntansi terhadap
perilaku manusia. Bidang dari akuntansi
keperilakuan
ini
berkenaan
dengan
bagaimana
system
akauntansi
memengaruhi
motivasi,
produktivitas,
pengambilan keputusan , kepuasan kerja,
serta kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi
untuk mengubah perilaku manusia. Bidang
ketigadari akuntansi keperilakuan ini
mempunyai hubungan dengan cara system
akuntansi
digunakan
sehingga
memengaruhi perilaku.

Para akuntan yang berkualitas akan


memilih gejala keperilakuan untuk
melakukan
penyelidikan,
karena
mereka mengetahui bahwa data
keperilakuan sangat berarti untuk
melengkapi data keuangan.

Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu


Keperilakuan

Bernard Berelson dan G.A Stainer menjelaskan secara


singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu
riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan
perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti
dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku
manusia.

Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi


Keperilakuan; Persamaan dan Perbedaan

Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi


atas perilaku manusia. Akuntansi keperilakuan menekankan
pada hubungan antara perilaku manusia dengan akuntansi
itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari
ilmu social, akuntansi keperilakuan merupakan subset dari
keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.
Pekerjaan para akuntan keprilakuan dan ilmuwan keprilakuan
terapan saling tumpang tindih dalam beberapa bidang.
Kedua kelompok tersebut menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologis untuk menilai dan memecahkan permasalahan
organisasi

Perspektif pada Perilaku Manusia:


Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi
Sosial
Tiga bahasan pokok yang juga banyak berkontribusi
terhadap khasanah ilmu keperilakuan adalah psikologi,
sosiologi, dan psikologi social. Semua menggambarkan
dan menjelaskan mengenai perilaku manusia. Namun
ketiganya berbeda dari segi perspektif terhadap
perilaku manusia. Psikologi secara khusus membahas
bagaimana individu berperilaku, focus pada aksi
manusia itu sendiri sebagai respon untuk menstimuli
lingkungan mereka.

BEBERAPA HAL PENTING DALAM


PERILAKU ORGANISASI

Teori teori perilaku organisasional mencerminkan inti


yang ditangani oleh teori teori tersebut. Manusia
bersifat kompleks dan rumit, demikian pula dengan
teori teori yang dikembangkan untuk menjelaskan
tindakan tindakannya.

TEORI PERAN
Peranan social menggambarkan hak atau kebenaran, tugas tugas,
kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan orang yang
memegang posisi tertentu dalam konteks social tertentu.

STRUKTUR SOSIAL
Studi keprilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua
fakta. Petama, orang orag bertindak secara teratur dan dengan
pola yang berulang. Kedua orang orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu sama lain.

BUDAYA
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat yang
bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Budaya
memengaruhi pola teladan perilaku manusia yang teratur karena
budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi
tertentu.

Budaya dapat dipecah menjadi tiga faktor mendasar:


-Struktural
-Politis
-Emosional
Budaya organisasi adalah suatu persepsi yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi itu, dan persepsi ini yang menjadi
suatu sistem dan makna bersama diantara anggotanya (Robbin
1996).

Hofstede dalam Masud (2002), mendefinisikan budaya nasional sebagai


nilai-nilai, kepercayaan, dan asumsi yang dipelajari sejak masa anakanak, yang membedakan antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Ada empat dimensi budaya menurut Hofstede antara lain:
- Jarak Kekuasaan (power distance)
- Penghindaran ketidakpastian (uncertainly avoidance)
- Maskulintas dan feminisitas (masculinity and femininity)
- Individualisme dan kolektivisme (individualisme and collectivism)

Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan nilai personal mengacu pada
sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan.
Ada Beberapa ahli yang menjelaskan tentang komitmen
organisasi, antara lain:
-Cherrington

Tiga karakteristik komitmen organisasi

-Mowday, Porter dan Steers (1982) Tiga sikap komitmen


organisasi
-Mayer dan Allen (1991, 1997)
organisasi

Tiga komponen komitmen

Konflik Peran

Menurut Wolfe dan Snoke (1962)


konflik peran timbul karena adanya dua
perintah berbeda
yang diterima bersamaan dan pelaksanaan atas
salah satu
perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya
perintah
yang lain

Bamber, Snowball, dan Tubbs (1989)


koordinasi arus
kerja

kecukupan
wewenang

kecukupan
komunikasi

kemampuan
adaptasi.

Konflik Kepentingan
Max Weber (1864-1920) menjelaskan bahwa jika suatu organisasi ingin mencapai
tujuannya secara efektif maka organisasi tersebut harus dirancang sedmikian rupa dengan
birokrasi dan karakteristik sebagai berikut:
1) pembagian kerja,
2) hierarki pemenang yang jelas,
3) prosedur seleksi yang normal,
4) peraturan yang rinci,
5) hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi.

Masud (2002) menjelaskan bahwa organisasi di barat dibangun berdasarkan prinsip depersonalisasi,
yang merupakan salah satu prinsip birokrasi

Taylor mengharapkan para pekerja mentaati peraturan dan tidak berfikir secara bebas. Filosofi
manajemen kuno adalah bahwa tanggung jawab diberikan kepada karyawan sementara filosofi
manajemen baru menganggap tanggungjawab diletakan kepada pemimpin.

Henry Fayol (1914) yakni kepentingan pribadi atau kelompok harus tunduk kepada kepentingan
organisasi secara keseluruhan.

Pemberdayaan Karyawan
Masud (2002) menuliskan bahwa terdapat beberapa factor yang
mendorong organisasi dalam melaksanakan pemberdayaan.
Beberapa di antaranya adalah tuntutan pelanggan yang semakin
tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan, jaminan
keamanan, perlindungan konssumen, persaingan dalam efisiensi
dan inovasi produk, penggunaan teknologi baru canggih,
peraturan pemerintah, dan sebagainya.

Sesi diskusi

Anda mungkin juga menyukai