Aspek Keprilakuan Pada Perspektif Akuntansi (Sap 2)
Aspek Keprilakuan Pada Perspektif Akuntansi (Sap 2)
pada perspektif
akuntansi
KELOMPOK 1
(1415351097)
(1415351100)
Pengalaman Akuntan
Masalah dan
Pemanipulasian
Tanggung Jawab
Akuntansi adalah
tentang manusia
Akuntansi adalah
tindakan
Berdasarkan
pemikiran
perilaku,
manusia
dan
faktor
sosial
sesungguhnya didesain secara jelas
dalam
aspek-aspek
operasional
utama dari seluruh sistem akuntansi.
Namun selama inibelum pernah ada
yang melihatnya dari sudut pandang
semacam itu dan para akuntan belum
pernah ada yang mengoperasikan
perilaku pada sesuatu yang vakum.
Mengumpulkan
Mengukur
Mencatat
Melaporkan
dapat
dibagi
TEORI PERAN
Peranan social menggambarkan hak atau kebenaran, tugas tugas,
kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan orang yang
memegang posisi tertentu dalam konteks social tertentu.
STRUKTUR SOSIAL
Studi keprilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua
fakta. Petama, orang orag bertindak secara teratur dan dengan
pola yang berulang. Kedua orang orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu sama lain.
BUDAYA
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat yang
bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Budaya
memengaruhi pola teladan perilaku manusia yang teratur karena
budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi
tertentu.
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan nilai personal mengacu pada
sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan.
Ada Beberapa ahli yang menjelaskan tentang komitmen
organisasi, antara lain:
-Cherrington
Konflik Peran
kecukupan
wewenang
kecukupan
komunikasi
kemampuan
adaptasi.
Konflik Kepentingan
Max Weber (1864-1920) menjelaskan bahwa jika suatu organisasi ingin mencapai
tujuannya secara efektif maka organisasi tersebut harus dirancang sedmikian rupa dengan
birokrasi dan karakteristik sebagai berikut:
1) pembagian kerja,
2) hierarki pemenang yang jelas,
3) prosedur seleksi yang normal,
4) peraturan yang rinci,
5) hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi.
Masud (2002) menjelaskan bahwa organisasi di barat dibangun berdasarkan prinsip depersonalisasi,
yang merupakan salah satu prinsip birokrasi
Taylor mengharapkan para pekerja mentaati peraturan dan tidak berfikir secara bebas. Filosofi
manajemen kuno adalah bahwa tanggung jawab diberikan kepada karyawan sementara filosofi
manajemen baru menganggap tanggungjawab diletakan kepada pemimpin.
Henry Fayol (1914) yakni kepentingan pribadi atau kelompok harus tunduk kepada kepentingan
organisasi secara keseluruhan.
Pemberdayaan Karyawan
Masud (2002) menuliskan bahwa terdapat beberapa factor yang
mendorong organisasi dalam melaksanakan pemberdayaan.
Beberapa di antaranya adalah tuntutan pelanggan yang semakin
tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan, jaminan
keamanan, perlindungan konssumen, persaingan dalam efisiensi
dan inovasi produk, penggunaan teknologi baru canggih,
peraturan pemerintah, dan sebagainya.
Sesi diskusi