1. Teori Peran
Peran dapat digambarka secara sederhana sebagai bagian
dan orang-orang yang beinteraksi satu sama lain. Peranan social
menggambarkan hak atau kebenaran, tugas-tugas, kewajiban,
dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang posisi
tertentu dalam konteks social tertentu.
2. Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung
pada dua fakta. Pertama orang-orang bertindak secara teratur
dan dengan pola yang berulang. Kedua, orang-orang tidak
mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.
3. Budaya
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat
bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak
terdapat masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya tidak ada
diluar suatu masyarakat. Budaya memengaruhi pola teladan
perilaku manusia yang teratur karena budaya menggambarkan
perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu.
4. Komitmen Organisasi
Komitme organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana
seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
dan tujuan-tujuannya, serta niat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen
organisasi juga merupakan nilai personal, yang terkadang
mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada
perusahaan.
5. Konflik Peran
Secara umum, konflik dapat dibagi menjadi dua bagian utama. Yang pertama
adalah konflik peran dan kedua adalah konflik kepentingan. Menurut Wolfe
dan Smoke (1962), konflik peran timbul karena adanya dua perintah berbeda
yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah
saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain.
Perintah pertama berasal dari kode etik profesi. Sedangkan perintah kedua
berasal dari pengendalian yang berlaku diperusahaan.
6. Konflik Kepentingan
Max Weber (1864-1920) menjelaskan bahwa jika suatu organisasi ingin
mencapai tujuannya secara efektif, maka organisasi tersebut harus drancang
sedemikian rupa dengan birokrat dan karakteristik sebagai berikut :
(1) pembagian kerja,
(2) hierarki wewenang yang jelas,
(3) prosedur seleksi yang normal,
(4) peraturan yang rinci, dan
(5)hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi.
7. Pemberdayaan Karyawan
Mas’ud (2002) menuliskan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mendorong organisasi dalam melaksanakan
pemberdayaan. Beberapa diantara nya adalah tuntutan
pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk
maupun layanan, jaminan keamanan, perlindunga konsumen,
persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk, penggunaan
teknologi baru yang canggih, pertauran pemerintah, dan lain
sebagainya.
Kesimpulan
Pembahasan diatas telah dijelaskan mengenai ilmu keperilakuan.
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata focus pada pengukuran
pendapatan dan biaya, yang berusaha untuk mempelajari
pencapaian kinerja perusahaan dimasa lalu dalam rangka
memprediksikan masa depan. Ilmu pengetahuan keperilakuan
mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi mengenai
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan
antara keperilakuan manusia dan akuntansi.