Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN TERHADAP ILMU

KEPRILAKUAN DAALM PERSPEKTIF


AKUNTANSI
BAIQ TITIN FITRIANI
Pentingnya Aspek Keperilakuan pada
Akuntansi
1. Akuntansi Adalah Tentang Manusia
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa
asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang
termotivasi, bagaimana mereka menginterprestasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem
akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan
memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan
efektivitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka
juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat
kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dalam realitas
perusahaan.
2. Akuntansi Adalah Tindakan
Dalam berorganisasi, semua anggota harus mempunyai
peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Peran itu tergantung pada seberapa besar tanggung jawab dan
rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif
juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota
organisasi dalam memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi.
Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi biasa nya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan.
Namun dalam beberapa decade terakhir, para manajer dan akuntan
professional mulai mengetahui kebutuhan akan tambahan informasi
ekonomi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Oleh karena itu, informasi
ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data
keuangan saja, tetapi juga menambahkan data-data non-keuangan yang
terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi perusahaan.

1. Ruang Lingkup Akutansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang
berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi
keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku
manusia dan juga dengan desain, kontruksi serta penggunaan suatu sistem
informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan
mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi, mencerminkan dimensi social dan budaya manusia dalam suatu
organisasi.
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sangat luas, yaitu meliputi :
(1) aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan
kontruksi sistem akuntansi,
(2) studi reaksi manusia terhadap format da nisi laporan
akuntansi,
(3) cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam
pengambilan keputusan,
(4) pengembangan teknik pelaporan yang dapat
mengkomunikasikan perilaku para pemakai data, dan
(5) pengembangan strategi untuk memotivasi dan memengaruhi
perilaku, cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan
organisasi.
Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu
Keperilakuan
Pada masa lalu, paran akuntan semata-mata focus pada
pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari
pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna
memprediksikan masa depan. Mereka mengabaikan fakta
bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku
manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu
faktor yang akan memengaruhi perilaku dimasa depan.

Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara


penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi
dan mengendalikan perilaku, tujuan serta cita-cita individu yang
saling berhubungan dalam organisasi.
Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan
dan Akuntansi Keperilakuan

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan


prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan
menghubungkan antara keperilakuan dengan akuntansi.
Sementara itu, ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu
social, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari
ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan.
Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia :
Psikologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan terkadang untuk mengubah perilaku manusia.
Psikolog industry atau organisasi awal memerhatikan masalah
kelemahan, kebosanan dan faktor-faktor lain yang relevan dengan
kondisi kerja yang dapat menghalangi kinerja yang diharapkan.
Sedangkan sosiolog mempelajari orang-orang dalam
hubungannya dengan sesama manusia.
Psikolog social adalah suatu bidang kajian dalam psikologi, tetapi
memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi.
Psikologi social memfokuskan pada pengaruh satu-satu terhadap
orang lain. Salah satu bidang utama adalah bagaimana
melaksanakan pengaruh tersebut dan bagaimana mengurangi
hambatan terhadap penerimaannya.
Hal Penting Dalam Perilaku Organisasi

1. Teori Peran
Peran dapat digambarka secara sederhana sebagai bagian
dan orang-orang yang beinteraksi satu sama lain. Peranan social
menggambarkan hak atau kebenaran, tugas-tugas, kewajiban,
dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang posisi
tertentu dalam konteks social tertentu.

2. Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung
pada dua fakta. Pertama orang-orang bertindak secara teratur
dan dengan pola yang berulang. Kedua, orang-orang tidak
mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.
3. Budaya
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat
bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak
terdapat masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya tidak ada
diluar suatu masyarakat. Budaya memengaruhi pola teladan
perilaku manusia yang teratur karena budaya menggambarkan
perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu.

4. Komitmen Organisasi
Komitme organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana
seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
dan tujuan-tujuannya, serta niat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen
organisasi juga merupakan nilai personal, yang terkadang
mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada
perusahaan.
5. Konflik Peran
Secara umum, konflik dapat dibagi menjadi dua bagian utama. Yang pertama
adalah konflik peran dan kedua adalah konflik kepentingan. Menurut Wolfe
dan Smoke (1962), konflik peran timbul karena adanya dua perintah berbeda
yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah
saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain.
Perintah pertama berasal dari kode etik profesi. Sedangkan perintah kedua
berasal dari pengendalian yang berlaku diperusahaan.

6. Konflik Kepentingan
Max Weber (1864-1920) menjelaskan bahwa jika suatu organisasi ingin
mencapai tujuannya secara efektif, maka organisasi tersebut harus drancang
sedemikian rupa dengan birokrat dan karakteristik sebagai berikut :
(1) pembagian kerja,
(2) hierarki wewenang yang jelas,
(3) prosedur seleksi yang normal,
(4) peraturan yang rinci, dan
(5)hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi.
7. Pemberdayaan Karyawan
Mas’ud (2002) menuliskan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mendorong organisasi dalam melaksanakan
pemberdayaan. Beberapa diantara nya adalah tuntutan
pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk
maupun layanan, jaminan keamanan, perlindunga konsumen,
persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk, penggunaan
teknologi baru yang canggih, pertauran pemerintah, dan lain
sebagainya.
Kesimpulan
Pembahasan diatas telah dijelaskan mengenai ilmu keperilakuan.
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata focus pada pengukuran
pendapatan dan biaya, yang berusaha untuk mempelajari
pencapaian kinerja perusahaan dimasa lalu dalam rangka
memprediksikan masa depan. Ilmu pengetahuan keperilakuan
mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi mengenai
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan
antara keperilakuan manusia dan akuntansi.

Sementara itu, ilmu pengetahuan keperilakuan merupakan bagian


dari ilmu social, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari
ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Oleh karena itu,
ilmuan keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek-aspek,
teori motivasi, kepuasaan social, maupun bentuk sikap.

Anda mungkin juga menyukai