Anda di halaman 1dari 27

CONTROLLERSHIP

PERILAKU DALAM ORGANISASI


OLEH:
Ayi Srie Yuniawati S.E ,. M.Ak
PERILAKU ORGANISASI

Sistem pengendalian manajemen memengaruhi perilaku


manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik
memengaruhi perilaku yang sedemikian rupa sehingga
memiliki tujuan yang selaras, artinya tindakan-tindakan
individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan
pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memiliki tujuan
bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Organisasi berbeda
dari sekedar sekumpulan orang karena mempunyai tujuan yang spesifik
dan memiliki struktur yang lebih formal, terbentuk bilamana beberapa
orang bergabung, menjalankan dan mengkoordinasikan tugas dan
tanggung jawab untuk tujuan tertentu. Dapat dikatakan pula bahwa
organisasi sebagai usaha mendapatkan sumber daya dan
memanfaatkannya, diharapkan dengan cara yang efisien, untuk
menghasilkan keluaran berupa barang dan jasa.
Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat atau
karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi.
Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi
berguna untuk mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu
organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang
cara – cara mengatasi masalah yang ada di lingkungan organisasi.
A.Organisasi
1. Teori Organisasi
a. Teori Organisasi yang Berorientasi ke Dalam

Teori ini mencakup baik struktur formal maupun informal. Struktur informal
memandang organisasi sebagai kumpulan orang yang terlibat pada kegiatan-kegiatan
informal terbuka dan partisitipasif untuk mencapai tujuan. Organisasi formal
berorientasi ke dalam menganggap bahwa dalam menghadapi manusia, manajemen
harus memperlakukan mereka sebagai elemen pasif yang harus diarahkan,
dimotivasi, diawasi, dan dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

b. Teori Organisasi yang Berorientasi ke Luar


Teori ini mengatakan bahwa dalam organisasi saling berhubungan dengan
lingkungannya. Organisasi yang berorientasi pada sistem seperti ini di antaranya,
Organisasi sistem umum didasarkan pada teori teori sistem umum. Teori ini
mengasumsikan adanya hubungan yang terus menerus antara lingkungan dan
organisasi.
2. Tujuan Organisasi
Meskipun kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-
tujuan perusahaan, suatu perusahaan tidak memunyai tujuan, pada hakikatnya
perusahaan adalah satuan artifisial yang tidak punya pikiran maupun kemampuan
mengambil keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan oleh pejabat utama
eksekutif (CEO) perusahaan yang bersangkutan. Pada banyak perusahaan, tujuan-
tujuan perusahaan biasanya dirancang oleh para pendirinya serta berlaku untuk
generasi-generasi selanjutnya.

a. Tujuan Organisasi Laba Profitabilitas


Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang
paling penting. “Profitabilitas” ini lebih mengacu pada laba dalam jangka panjang,
bukannya laba pada kuartal atau tahun.
b. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Pertama, istilah “memaksimalkan” artinya adalah selalu ada cara untuk mendapatkan
jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Kedua, meskipun
upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan utama, namun
ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi.
c. Resiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam
meraih laba sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk
mengambil resiko. Tingkat pengambilan resiko sangat bervariasi, disesuaikan
dengan masing-masing orang di jajaran manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas
maksimum, sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset perusahaan,
dimana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba hanya menjadi tujuan
sekunder.

d. Pendekatan Multiple Stakeholder


Sebuah perusahaan bertanggung jawab kepada multiple stakeholders ini, yaitu
para pemegang saham, konsumen, para pegawai, para pemasok, dan berbagai
komunitas. Secara ideal, sistem pengendalian manajemennya harus
mengidentifikasi tujuan-tujuan dari setiap kelompok ini dan mengembangkan
sistem penilaian untuk menilai performa mereka.
B. Perilaku dalam Organisasi

1. Pengertian Perilaku dalam Organisasi


Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli :
Joe.Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-sifat
organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
2. Teori Perilaku Organisasi
Untuk memenuhi keingintahuan tentang bagaimana orang berperilaku dalam organisasi
terdapat dua teori yang memaparkannya, yaitu :

a. Teori Jenjang Kebutuhan


Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan
selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat
membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut
berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat
kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-
tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit
yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Teori ini menyiratkan
bahwa Sistem Pengendalian Manajemen haruslah didasarkan pada keinginan manusia
untuk memuaskan, yang berbeda disetiap saat, untuk setiap keadaaan dan bagi orang
yang berbeda.
Gambar 1. Teori Jenjang Kebutuhan

1. Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan Keamanan

3. Kebutuhan Sosial (Kasih Sayang)

4. Kebutuhan Akan Penghargaan

5.Kebutuhan Aktualisasi Diri


b. Teori Motivasi Pencapaian
Teori ini mengenai perilaku manajer dalam organisasi mengatakan bahwa
seseorang dipengaruhi keinginannya untuk berhasil, berkuasa, dan kebutukan akan
pergaulan. Teori ini menyiratkan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen dalam
menggunakan struktur imbalan dan hukuman haruslah didasarkan pada motif-
motif ini.

Mc Clelland menyatakan ada 3 keperluan yang penting untuk motivasi kerja, yaitu :

Kebutuhan akan Prestasi (n-ACH)


Kebutuhan akan Kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)
3. Unsur Utama Perilaku Organisasi
Secara keseluruhan dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup 4 (empat) unsur
utama yaitu :

1. Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri sebagai hasil studi psikologi.

2. Pandangan Ekonomi. Uang misalnya merupakan salah satu faktor pertimbangan


mengapa seseorang memasuki organisasi.

3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh
bagaimana diatas dan siapa yang mengawasi mereka. Oleh sebab itu struktur
organisasi menyerap peranan penting dalam membahas perilaku organisasi.

4.Walaupun disadari akan adanya keunikan masing masing individu, perilaku organisasi
lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi
secara keseluruhan. Dengan demikian selalu diusahakan agar usaha masing masing
individu selaras dengan tujuan organisasi
4. Dimensi Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :

a. Dimensi Konsep
Sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan sebuah
organisasi, artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan dilaksanakan tetap mengacu
pada pedoman yang telah dibuat oleh seluruh atau sebagian anggota organisasi yang
mempunyai wewenang.

b. Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-
pendekatan matematis atau logika.

c. Dimensi Manusia
Dimensi manusia, adalah dimensi yang paling utama dalam sebuah organisasi karena
tanpa adanya dimensi manusia otomatis suatu organisasi tidak akan pernah ada karena
tidak ada yang membuat organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi dan tidak
ada penggerak yang melakukan suatu kegiatan organisasi tersebut.
TUJUAN ORGANISASI DAN KESELARASAN

• Keselarasan Tujuan ( Goal Congruence) Suatu proses pencapaian goal organisasi


yang diperoleh dari usaha anggota organisasi untuk mencapai goal individu yang
langsung membantu tercapainya goal organisasi secara keseluruhan.

• Faktor- faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan,terdapat 2 faktor


FAKTOR INFORMAL

Faktor Eksternal
Norma-norma yang tumbuh dan berkembang pada kehidupan
masyarakat, dimana perusahaan merupakan bagian dari
masyarakat itu sendiri. Hal ini biasa disebut dengan etos
kerja (work ethic), yang diwujudkan melalui loyalitas terhadap
organisasi perusahaan.

Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan
pengendalian manajemen Budaya ( kultur ) : Seperangkat
keyakinan, sikap, norma hubungan kerja dan asumsi baik eksplisit
atau emplisit yang diterima dari organisasi.
Menurut Marciariello, ada 3 jenis gaya
manajemen :

Internal Control Style atau Organisasi informal adalah adanya hubungan kerja
secara informal antara satu bagian dengan bagian lainnya,sehingga setiap
orang mengerti apa yang akan dituju perusahaan.

Eksternal Control Style atau Persepsi dan komunikasi adalah Seorang manajer
harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan bawahan sehingga mereka
mengerti apa yang seharusnya dilakukan.

Mix Control Style atau Kerja sama dan konflik adalah suatu organisasi
berusaha menjaga keseimbangan yang tepat antara kekuatan yang
menimbulkan konflik dan yang menimbulkan kerjasama.
FAKTOR FORMAL
Menunjukkan semua bentuk pengendalian dan instruksi-intruksi formal, termasuk instruksi
yang ada, praktik-praktik yang dilakukan, job deskripsi prosedur operasi standar, petunjuk
pelaksanaan ( manual ),dan kode etik.

Penjelasan sebagai berikut:


1. Pengendalian secara fisik ( Physical Control)
alat fisik yang bertugas mengawasi setiap orang, misal penjaga keamanan, password di
komputer, TV monitor.
Petunjuk pelaksanaan (manual)
aturan-aturan tertentu yang harus dijalankan, misal cara pengerjaan dan penggunaan
mesin.

2. Sistem pengamanan (safeguard system)


Berbagai bentuk pengawasan secara sistematis menjamin arus informasinya akurat dan
mencegah kesalahan atau kecurangan dengan pemisahan tugas dan tanggung jawab. Misal:
Cross-check bukti transaksi.

3.Sistem pengendalian tugas (Task Control System)


Proses yang menjamin tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Misal, melakukan pengecekan dan monitoring untuk meyakinkan bahwa setiap produk
sudah melalui uji kelayakan.
STRUKTUR ORGANISASI

1. Struktur fungsional
Membagi tugas sesuai dengan keahlian masing – masing (spesialisasi)
dan manajer bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Keuntungannnya :efisiensi( memiliki potensi untuk bekerja secara


efisien)dan dapat lebih efektif.

Kelemahannya:
Tidak ada cara yang tepat untuk perencanaan kerja dari masing-
masing fungsi yang terpisah pada level bawah dari suatu
organisasi( kesulitan mengukur efektivitas setiap fungsi).
Dalam organisasi fungsional perencanaan dibuat oleh pimpinan
puncak karena diperlukan koordinasi dari masing-masing fungsi yang
mengkontribusikan output lainnya.
2. Struktur Organisasi Unit Bisnis
Setiapunit bisnis bertanggung jawab pada kegiatan produksi dan pemasaran unit bisnisnya.

Keunggulannya:
Sarana pelatihan manajer
Lebih mampu menyesuaikan dengan lingkungan

Kelemahannya:
• Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit
bisnis
• Konflik antar bisnis
• Kurangnya kerjasama

3. Struktur Organisasi Matrix


Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit
bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu oleh
beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.
CORPORATE LEVEL STRATEGY
Terjadi pada bisnis campuran yang memfokuskan perhatian pada
dimana(where)dibanding bagaimana (how) cara bersaing.
Pokok-pokok dalam CORPORATE LEVEL STRATEGY,yaitu:

Pengetahuan perusahaan tentang bisnis dimana perusahaan berpartisipasi,


serta pembagian tenaga kerja, termasuk pengambilan keputusan tentang
penambahan bisnis, penggajian pegawai,dan pembebasan diri dari kepentingan-
kepentingan dagangnya.

Level ini membedakan perusahaan menjadi 3 kategori:

1. Perusahaan dengan industri tunggal (A Single Industry Firm)

Perusahaan yang beroperasi dengan satu jenis produk.


Misal, Exxon-Mobil hanya memproduksi minyak tanah.
2. Perusahaan dengan bermacam-macam produk yang tidak saling berhubungan
( An Unrelated Business)

Perusahaan yang beroperasi dengan memproduksi berbagai macam produk yang tidak
saling berkaitan.
Misal, Textron memproduksi alat-alat tulis, helikopter, mesin komponenpesawat dalam
satu merk dagang.

3. Perusahaan dengan berbagai macam indutri yang saling berkaitan


(A Related Divetsified)

Perusahaan yang beroperasi dengan memproduksi berbagai macam produk yang saling
berkaitan.
Misal, P & G memproduksi Pampers, Deterjen, Sabun, Pasta gigi dalam satu merk dagang.
Boston Consulting Group Model ( BCG Model)
Cash Source

high low
" QUESTION
Market Growth "STAR" MARK"
Rate high HOLD BUILD high Cash Use
" CASH COW" " DOG"
low HARVEST DIVEST low
high low
Relative Market Share
PENJELASAN :

 Membangun (Build), bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar serta


mendapatkan laba jangka pendek dan arus kas.
 Mempertahankan (Hold), memproteksi pangsa pasar unit usaha dan posisi
pesaing.
 Memanen (Harvest), memaksimumkan laba jangka pendek dan arus kas serta
pangsa pasar.
 Melepas (Divest),mengindikasikan keputusan untuk menarik dari perdagangan
apakah melalui likuidasi perlahan atau sekaligus.

1. General Electric Planning Model (GE)


Seorang controller tidak membuat atau menguatkan keputusan manajemen.
Seorang controller membuat keputusan. Controller memainkan peran yang
penting dalam menyiapkan rencana strategi dan anggaran.
2. Controller Unit Bisnis
Controller : seseorang yang bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen.

Fungsi Controller:
• Harus mempunyai kemampuan menjual ide.
• Merancang sistem informasi dan pengendalian.
• Menyajikan laporan dan pelaporan keuangan bagi pihak luar.
• Menyajikan, menganalisa, dan menginterpretasikan laporan kinerja.
• Melakukan supervisi internal audit dan prosedur pengendalian akuntan untuk
meyakinkan keabsahan informasi.
• Mengembangkan anggota organisasi controller.
Jenis-jenis Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya.
Pada gilirannya, jenis struktur akan memengaruhi rancangan sistem pengendalian
manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat
beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :

1). Struktur organisasi fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab


atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai
seseorang manajer yang memiliki pengetahuan khusus adalah untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer
umum kurang memiliki pengetahuan khusus. Manajer yang memiliki pengetahuan
khusus kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik
dibidangnya masing-masing dibandingkan dengan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas beberapa bidang sekaligus. Seorang spesialis lebih
melakukan supervisi dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan
dengan seorang manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari
struktur fungsional adalah efisiensi.
Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi fungsional, yaitu :

Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam


menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer
produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut sama-sama
memberikan kontribusi pada hasil akhir. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk
menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing fungsi.

Kedua, jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari
fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda
hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari
tingkatan organisasi yang lebih rendah.

Ketiga, struktur organisasi fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada


sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
Kelemahan ini bisa dikurangi dengan cara melengkapi struktur fungsional vertikal
yang ada dengan proses-proses lintas fungsi yang saling berhubungan seperti
rotasi bidang lintas fungsi dan penghargaan berdasarkan kerja sama tim.
2). Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian
independen dari perusahaan.

Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan


masalah-masalah yang terdapat pada struktur organisasi fungsional. Suatu unit
bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang
ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut
bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari
berbagai fungsi yang terpisah.
Meskipun manajemen unit bisnis menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap
unit-unitnya, kantor pusat tetap memiliki sejumlah hak prerogatif. Setidaknya kantor
pusat bertanggungjawab untuk memperoleh dana bagi perusahaan secara
keseluruhan dan mengalokasikannya ke berbagai unit bisnis sesuai dengan
pemanfaatannya secara maksimal.
3). Struktur organisasi matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki
tanggung jawab ganda.
Struktur organisasi ini merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional
dan unit bisnis, yang ditujukan untuk memanfaatkan keunggulan dari masing-
masing struktur organisasi. Struktur organisasi membentuk beberapa fungsi
organisasi yang bertanggung jawab untuk membantu beberapa unit bisnis yang
dilakukan. Sehingga struktur ini dapat memanfaatkan efisiensi setiap fungsi
organisasi dan keputusan setiap unit bisnis dapat dilakukan dengan sesuai dan
cepat oleh masing-masing unit bisnis.
Dalam organisasi matriks untuk melakukan suatu proyek, manajer suatu proyek
selain bertanggung jawab atas proyeknya juga bertanggung jawab terhadap unit
fungsional. Organisasi proyek merupakan organisasi sementara (dibentuk
kemudian dibubarkan jika selesai).
Jika para anggota tim proyek ditarik dari organisasi yang mensponsorinya, mereka
akan mempunyai 2 atasan yakni manajer proyek dan manajer departemen
fungsional tempat mereka bertugas. Namun loyalitasnya adalah tetap pada
departemen fungsional. Manajer proyek mempunyai wewenang yang lebih kecil
atas personelnya.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai